Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA
GANGGUAN
ANSIETAS
PENDAHULUAN

Ansietas merupakan salah satu kondisi yang


sering luput dari perhatian perawat di puskesmas. Pasien
sering datang ke puskesmas dengan keluhan fisik yang
berulang dan menyatakan tanpa ada perbaikan. Kondisi
ini apabila tidak ditangani dengan baik dapat menganggu
aktifitas pasien sehari-hari. Oleh karena itu, asuhan
keperawatan ansietas perlu diketahui oleh perawat
puskesmas agar dapat membantu pasien dan keluarga
dalam mengatasi ansietas.
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM (TPU)
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada
gangguan ansietas.

TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS (TPK)
1. Menjelaskan konsep asuhan
keperawatan pada gangguan Ansietas 
2. Melakukan langkah – langkah asuhan
keperawatan pada gangguan Ansietas
 
 
POKOK BAHASAN

A. KONSEP ASUHAN
1. Pengertian Ansietas
2. Proses terjadinya Ansietas
3. Tanda dan Gejala Ansietas
4. Proses keperawatan Ansietas

B. Langkah – langkah asuhan keperawatan


pada gangguan ansietas
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN ANSIETAS
1. PENGERTIAN

Ansietas adalah
perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman
seakan akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai
ancaman
TINGKATAN ANSIETAS Kehilangan
kendali diri
 Aktifitas
motorik
 Pusat perhatian
meningkat
yg lebih  Persepsi dan
selektif/penting pikiran
 Dapat
irrasional
melakukan
sesuatu dgn
arahan
 Persepsi sangat
menyempit.
 Fokus pada satu
hal
 Perlu banyak
arahan untuk
 Masalah – masalah hal yang lain
sehari-hari
 Waspada
 Persepsi meningkat
2. PROSES TERJADINYA
ANSIETAS
FAKTOR FAKTOR
PREDISPOSISI PRESIPITASI
 Riwayat keluarga
 Penyakit
BIOLOGIS dengan ansietas
 Kehilangan cinta &
perhatian masa kanak-  ancaman identitas,
kanak harga diri,
PSIKOLOGI  HDR integritas diri,
S  Trauma masa  ancaman
pertumbuhan kehilangan orang
(perpisahan, yang berarti
kehilangan)  Perceraian
 Tidak adekuatnya
hubungan  perubahan status
SOSIAL interpersonal pada
BUDAYA pekerjaan, fungsi
masa bayi
 Kemampuan dan peran,
komunikasi rendah lingkungan, sosial.
Faktor Predisposisi
1. Biologis
• Sistem Gamma-aminobtyric Acid (GABA)
Merupakan inhibitor neurotransmitter di otak. Penurunan
reseptor GABA membuat seseorang menjadi lebih sensitif
terhadap kecemasan
• Sistem Noreephineprin
Menengahi respon fight or flight, berhubungan dengan jalur
neurotransmiter di bagian otak yang terkait kecemasan,
seperti amigdala, hipocampus, dan korteks cerebral
(pemikiran, interpretasi, dan perencanaan)
• Sistem serotonin
Hipersensitif reseptor serotonin (5-HT), dapat berperan
dalam etiologi kecemasan
• Kesehatan umum
Pengaruh toksik, defisiensi makanan, berkurangnya suplai
darah, perubahan hormonal, dan penyebab fisik lainnya
dapat mempengaruhi kecemasan (Strine et.al, 2008)
• Sistem serotonin
Hipersensitif reseptor serotonin (5-HT), dapat berperan
dalam etiologi kecemasan
• Kesehatan umum
Pengaruh toksik, defisiensi makanan, berkurangnya suplai
darah, perubahan hormonal, dan penyebab fisik lainnya
dapat mempengaruhi kecemasan (Strine et.al, 2008)
• Keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit jiwa tiga kali
menimbulkan gangguan stress post traumatic kronis
(PTSD). Koping orang tua dalam berespon dapat ditiru
anak dalam belajar metode penanganan yang
konstruktif
• Tingkat self-esteem seseorang
Tingkat self-esteem rendah lebih rentan terhadap
kecemasan
Faktor Presipitasi
1. Ancaman terhadap integritas fisik
• Eksternal (mis :virus, bakteri, bahaya keamanan, luka
traumatis, dll)
• Internal (mis : kegagalan sistem tubuh seperti jantung,
regulasi suhu, dll)
2. Ancaman terhadap self system (harga diri,
identitas diri, dan fungsi sosial)
• Eksternal (mis : perceraian, kematian orang yang
berharga, prubahan status pekerjaan, tekanan kelompok
sosial, dll)
• Internal (mis : masalah interpersonal saat ada peran baru
seperti menjadi orangtua, siswa, karyawan, dll)
Penilaian Stressor
Pemahaman yang benar akan kecemasan, membutuhkan
integrasi pengetahuan dari berbagai sudut pandang
Sumber Koping
Seseorang dapat mengatasi stres dan kecemasan dengan
memobilisasi sumber daya yang ditemukan di internal dan
lingkungan. Misal : aset keuangan, kemampuan memecahkan
masalah
dukungan sosial, dan kepercayaan budaya
4. TANDA DAN GEJALA
SUBJEKTIF
khawatir, cemas. Was-was, takut akan terjadi sesuatu
 

OBJEKTIF
Kognitif
Emosi Perilaku

Fisik Sosial
TANDA DAN GEJALA
18

1. PIKIRAN
a. Perhatian kurang
b. Konsentrasi kurang
c. Penilaian salah
d. Daya ingat terganggu (pelupa)
e. Blocking
f. Lapang persepsi menurun
g. Khawatir/cemas yang berlebih
(Bingung)
h. Banyak bertanya
Tanda dan Gejala
19

2. Emosi
a. Mudah tersinggung
b. Tidak sabar
c. Gelisah
d. Tegang
e. Takut
f. Frustasi
Tanda dan Gejala
20

3. Fisik
a. Nafsu makan menurun
b. Jantung Berdebar-debar
c. Pernafasan cepat
d. Berkeringat dingin
e. Kesulitan untuk tidur
Tanda dan Gejala
21
4. Tingkah Laku
a. Gelisah
b. Ketegangan fisik
c. Tremor
d. Gugup
e. Bicara Cepat
f. Kurang Koordinasi
Tanda dan
22
Gejala

5. Sosial
 Kadang-kadang menghindari kontak dengan
orang lain/sosial
 Aktivitas sosial menurun
 Kadang-kadang menunjukkan sikap bermusuhan
4. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

Tida
YA
PENKES k Berat/ RUJUK
PASIEN DAN panik
KELUARGA RSUD/RS
J
PULANG
BEROBAT
JALAN
4. PROSES KEPERAWATAN
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

ANSIETAS
4. PROSES KEPERAWATAN
C. TINDAKAN KEPERAWATAN

Pasien akan :
1. Mengenal ansietas
2. Melaksanakan cara-cara mengatasi ansietas :
a. Cara distraksi verbal, auditori dan perilaku
b. Relaksasi nafas dalam
c. Hipnotis lima jari
d. Cara spiritual
e. Patuh minum obat
PROSES KEPERAWATAN .......

1. Bina hubungan saling percaya


2. Bantu Pasien mengenal ansietas
Dengan cara :
a. Bantu pasien mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaan
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang
menimbulkan ansietas
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
TINDAKAN UNTUK PASIEN…

3.a. Latih Cara mengatasi ansietas


dengan teknik distraksi:
a. Melihat pemandangan alam daerah pantai
atau pegunungan
b. Mendengar suara alam seperti bunyi air
mengalir, suara burung berkicau, musik
instrumental atau musik lembut
c. Melakukan kegiatan menonton film seperti
komedi, kartun, membaca novel, membaca
kata-kata dengan huruf terbalik,
mengunyah permen karet, melihat benda-
benda sekitar, mendekatkan dua jari
sedekat mungkin berulang-ulang
TINDAKAN UNTUK PASIEN…
2. Latih cara mengatasi ansietas : relaksasi nafas
dalam
a. Posisi duduk di lantai atau kursi dengan
tubuh rileks dan tidak ada tekanan pada
otot yang menghambat aliran darah
b. Tarik nafas melalui hidung dengan
sangat perlahan
c. Tiup melalui mulut dengan sangat
perlahan.
d. Tiup sambil mengempeskan perut
e. Lakukan berulang kali
f. Mata boleh dibuka atau dipejamkan
3. Latih cara mengatasi ansietas :
HIPNOTIS LIMA JARI
a. Posisi duduk atau berbaring dengan mata ditutup
dan tubuh rileks. Pikiran dikosongkan.
b. Sentuhkan ibu jari dengan telunjuk. Mulai
membayangkan sedang berolah raga dan memiliki
tubuh yang sehat
c. Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah. Mulai
membayangkan sedang bertemu dengan orang
yang disukai dan memiliki hubungan yang akrab
d. Sentuhkan ibu jari dengan jari manis. Mulai
membayangkan saat mendapat pujian dan
memiliki kemampuan yang dibanggakan
e. Sentuhkan ibu jari dengan kelingking. Mulai
membayangkan pemandangan alam yang indah
dan sedang berada disana
HIPNOTIS 5 JARI
2. kenangan manis
1. Kenang semua
dengan orang yang
keadaan fisik yang
dicintai
menyenangkan

3. kenang
semua
keberhasilan
dan prestasi

4. Kenang semua
tempat terindah
yang pernah
dikunjungi,
bayangkan Anda
di sana beberapa
saat.
4. Spiritual

• Diskusikan tentang keyakinan yang dianut oleh


pasien
• Latih cara mengontrol ansietas sesuai
keyakinan pasien
• Motivasi pasien untuk melakukannya
5. Patuh Minum Obat

• Jelaskan tentang prinsip 5 benar minum obat


• Jelaskan manfaat obat
• Jelaskan pentingnya minum obat teratur
• Jelaskan tentang pentingnya kontunitas minum obat
Intervensi ansietas ringan
• Perhatikan tanda peningkatan ansietas.
• Bantu klien menyalurkan energi secara konstruktif
• Dorong pemecahan masalah.
• Berikan informasi akurat dan fuktual.
• Sadari penggunaan mekanisme pertahanan.
• Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang
berhasil.
• Pertahankan cara yang tenang dan tidak terburu.
• Ajarkan latihan dan tehnik relaksasi
Intervensi Ansietas Sedang
• Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa, tenang bila
berurusan dengan pasien.
• Bicara dengan sikap tenang, tegas meyakinkan.
• Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana.
• Hindari menjadi cemas, marah, dan melawan.
• Dengarkan pasien.
• Berikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan tangan
pasien.
• Anjurkan pasien menggunakan tehnik relaksasi.
• Ajak pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
• Bantu pasien mengenali dan menemani ansietasnya
Intervensi Ansietas Berat
• Tempatkan pasien dalam lingkungan yang aman dan
tenang.
• Berikan perawatan, kontak sering sampai konstan.
• Berikan obat-obatan pasien
• Observasi adanya tanda-tanda peningkatan agitasi.
• Jangan menyentuh pasien tanpa permisi.
• Yakinkan pasien bahwa dia aman.
• Kaji keamanan dalam lingkungan sekitarnya
Intervensi Panik
• Tetap bersama pasien : minta bantuan.
• Jika mungkin hilangkan beberapa stressor fisik dan
psikologisdari lingkungan.
• Bicara dengan tenang, sikap meyakinkan, menggunakan
nada suara yang rendah.
• Katakan pada pasien bahwa anda (staf) tidak akan
membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
• Isolasikan pasien pada daerah yang aman dan nyaman
4. PROSES KEPERAWATAN
C. TINDAKAN KEPERAWATAN

Keluarga akan :
1. Mengenal masalah ansietas
2. Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien ansietas
3. Merawat pasien ansietas
4. Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman.
5. Memantau dan membimbing pasien dalam mengatasi
ansietas
6. Melakukan follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur
TINDAKAN UNTUK KELUARGA
1. Bina hubungan saling percara
2. Diskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat
pasien
3. Jelaskan tentang ansietas: pengertian, tanda dan gejala, akibat jika
tidak diatasi
4. Diskusikan cara merawat pasien :
a. Anjurkan Keluarga untuk mendampingi Pasien
b. Beri penjelasan kegiatan apa yang dapat dilakukan keluarga pada
Pasien : tidak menambah masalah Pasien (stress) dengan sikap
positif, memotivasi cara relaksasi yang telah dilatih pada Pasien
5. Latih cara merawat pasien ansietas
6. Diskusikan perilaku pasien yang perlu dirujuk dan cara merujuk
lapangan presepsi menyempit, tidak mampu menerima
informasi gelisah, tidak dapat tidur)
D. EVALUASI
39

1. Pasien :
a. Kecemasan berkurang
b. Melakukan cara – cara mengurangi
kecemasan

2. Keluarga dapat :
a. Memahami proses terjadi kecemasan
b. Merawat Pasien dengan kecemasan
c. Kontrol Pasien ke Puskesmas
LANGKAH - LANGKAH ASUHAN
KEPERAWATAN PADA GANGGUAN
ANSIETAS
ILUSTRASI KASUS
Ny. Susi, usia 30 tahun, seorang ibu rumah tangga dengan seorang anak usia 3
tahun. Ny. Susi sering datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala dan sakit
lambung yang tidak kunjung pulih. Ini adalah kunjungannya yang keempat
kalinya. Menurut Ny. Susi ia telah mengikuti saran perawat puskesmas untuk
minum obat dan memperhatikan kebiasaan makan. Ia juga sudah memeriksakan
dirinya ke dokter spesialis penyakit dalam dan melakukan pemeriksaan USG,
namun menurut dokter penyakit dalam ia tidak mengalami penyakit lambung yang
kronis. Ia merasa bingung dan khawatir dengan penyakitnya dan 2 minggu ini ia
mengalami kesulitan untuk memulai tidur, sakit kepala dan lambungnya yang
sering kambuh bila ia memikirkan penyakitnya.
 
Diskusikanlah dalam kelompok anda :
1.Apa masalah utama yang dialami oleh Ny. Susi ?
2.Data apa sajakah yang harus diperoleh saat anda melakukan pengkajian ?
3.Apakah diagnosis keperawatan Ny. Susi ?
4.Tindakan keperawatan apa sajakah yang dapat anda berikan kepada Ny. Susi
untuk mengatasi masalahnya ?
TUGAS BERMAIN PERAN
Untuk lebih memahami pokok bahasan, diberikan tugas
bermain peran. Peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4 orang.
Tiap kelompok diminta untuk membaca kasus yang telah
dipersiapkan dan menentukan siapa yang akan berperan
menjadi klien dan keluarga, perawat, dan pengamat.
Kelompok kemudian melakukan kegiatan bermain peran
selama 15 menit. Setelah selesai, peserta yang berperan,
baik sebagai klien maupun perawat, diminta untuk
menceritakan perasaannya saat bermain peran. Peserta
yang bertugas menjadi pengamat memberikan
pendapatnya mengenai peran yang dilakukan oleh
masing-masing peserta. Peserta kemudian membagi
pengalamannya saat pleno.
SKENARIO
Ny. Tuti, usia 26 tahun, seorang ibu rumah tangga dengan seorang
anak usia 3 Bulan. Ny. Tuti datang ke puskesmas bersama ibunya,
karena suaminya bekerja di luar kota dan pulang hanya 1 minggu
sekali. Ny. Tuti sering mengeluh sakit kepala, jantung berdebar-
debar, badannya sering sakit, sakit pada lambung dan sulit memulai
tidur. Keluhan ini mulai dirasakannya sejak suaminya bekerja di luar
kota. Saat ini adalah kunjungan yang ke tiganya. Perawat
sebelumnya telah memberinya obat namun menurut Ny. Tuti tidak
ada perbaikan. Ekspresi wajah Ny Tuti tanpak khawatir, beberapa
kali merubah posisi duduknya, matanya tanpak lelah, TD 150/90
mmhg, nadi 88 x/m, pernafasan 20 x/m, Saat ini ia khawatir karena
sudah 2 minggu suaminya tidak pulang dan saat dihubungi menurut
suaminya ia lembur. Ny. Tuti khawatir bila suaminya menikah lagi.
Perawat melatih NY. Tuti nafas dalam dan hipnotis lima jari
 
DAFTAR TILIK
Petunjuk :
Berilah tanda ceklist (√) dari hasil observasi anda
N Langkah Pemeriksaan Dilakuk Tidak
o an Dilakukan
A Orientasi
1 Salam
2 Memperkenalkan nama dan nama penggilan,
menanyakan nama dan nama panggilan
klien
3 Melakukan evaluasi/validasi:
a.Menanyakan keluhan utama klien
a. Mendengarkan secara aktif, bersikap
empati
a. Melakukan pengkajian :
b. Mengukur tekanan darah
a. Melakukan wawancara untuk
mendapatkan data subjektif
a. Melakukan observasi untuk mendapatkan
DAFTAR TILIK
Petunjuk :
Berilah tanda ceklist (√) dari hasil observasi anda
N Langkah Pemeriksaan Dilakuk Tidak
o an Dilakukan
5 Melakukan validasi masalah kepada klien
6 Melakukan kontrak/inform consent dengan
klien :
a.Topik
a. Waktu
a. Tempat
7 Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan
keperawatan
B Kerja :
8 Memberikan penjelasan cara tarik nafas
dalam :
a. Posisi duduk rileks
a. Tarik nafas melalui hidung secara
perlahan
46

Disampaikan dalam Pelatihan Peningkatan Keterampilan Tentang


Penatalaksanaan Masalah Kesehatan Jiw88a Bagi Perawat Di Rs Umum

Anda mungkin juga menyukai