Anda di halaman 1dari 33

Pencegahan HIV/AIDS

Ns. Rahmi Muthia, M.Kep


Transmisi HIV
• HIV masuk ke dalam tubuh
dengan 2 cara :
o Penetrasi permukaan mukosa
o Inokulasi langsung melalui darah

• Masuk sebagai virus bebas atau


sel yg terinfeksi HIV

• HIV dapat ditranmisikan dari


virus ke sel atau sel ke sel
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?
Ada 3 cara penularan :

1. Hubungan seksual tidak aman


- Hubungan seks tidak aman melalui vagina/dubur atr laki & wanita
- Hubungan seksual tidak aman melalui dubur atr laki
- Hubungan seks melalui mulut/oral ( risiko lebih rendah)

2. Suntikan atau transfusi darah yang terinfeksi/tercemar HIV


- Menggunakan jarum suntik bersama
- menggunakan jarum /alat tusuk tercemar HIV

3. Penularan dari ibu kepada bayinya


Selama hamil, selama melahirkan dan selama menyusui
Metode penularan
Beberapa metode penularan HIV :
 Kontak seksual
 Darah atau komponen darah
 Penularan maternal-fetal
 Penularan pada petugas kesehatan

4
Pencegahan HIV
• Prime : pencegahan oleh yang belum terkena
penyakit / gangguan fungsi
• Sekunder : pencegahan oleh individu dengan
resiko suatu penyakit, atau seorang yang sudah
mengalami gangguan/ penyakit agar tidak
berkomplikasi
• Tersier : pencegahan oleh penderita suatu
penyakit agar tidak mengalami komplikasi dan
penurunan sampai kematian.
Four ways to protect yourself?

• Abstinence
• Monogamous Relationship
• Protected Sex
• Sterile needles
Resiko penularan

HIV/AIDS TREATMENT AND CARE CLINICAL PROTOCOLS FOR THE WHO EUROPEAN REGION 2007 7
Profilaksis paska pajanan
• Sebaiknya diberikan dalam waktu kurang dari 4 jam
sampai 48-72 jam paska pajanan
• Rekomendasi AZT+ 3TC+EFV
• Selama 1 bulan
• Sebelumnya diperiksakan HIV, bila negatif baru
diberikan profilaksis paska pajanan

8
Testing Options for HIV

Anonymous Testing 23659874515

• No name is used Anonymous

• Unique identifying number


• Results issued only to test recipient

Confidential Testing
 Person’s name is recorded along with HIV results
Name and positive results are reported to the State Department
and the Centers for Disease Control and Prevention
 Results issued only to test recipient
Counseling
Pre-test Counseling
• Transmission
• Prevention
• Risk Factors
• Voluntary & Confidential
• Reportability of Positive Test Results

Post-test Counseling
Clarifies test results
Need for additional testing
Promotion of safe behavior
Release of results
Diagnosa HIV
• Generasi awal (generasi 1 dan generasi 2)
Tes immunoassai mencari IgG anti HIV

• Generasi baru (generasi 3 dan generasi 4)


Generasi 3, tes immunoassai mencari IgG dan IgM anti
HIV
Generasi 4, tes immunoassai mencari IgG dan IgM anti
HIV serta antibody terhadap antigen protein kapsid dari
HIV (p24)

11
Perbandingan pemeriksaan HIV
tiap generasi

12
Diagnostik HIV

• Hati-hati pada window period infeksi HIV, bisa


belum terdeteksi Ag ataupun Antibodi HIV nya.
• Pada pemeriksaan dengan EIA, hati-hati false
positif (pada infeksi viral lain, autoantibodi,
penyakit hati)
• Pemeriksaan gold standardnya adalah test asam
nukleat virus dengan PCR

13
Diagnosis HIV presumtif pada anak < 18 bln
Alur Diagnosis HIV Pemeriksaan PCR HIV

pada bayi dan anak


< 18 bln

<24 bulan: Mulai


ARV dan ulangi
PCR HIV untuk
konfirmasi infeksi

PCR HIV tidak tersedia

PCR HIVtersedia

Mulai ARV dan ulangi PCR HIV


untuk konfirmasi infeksi
Alur pemeriksaan Diagnosis HIV

Bersedia di tes HIV

Alur diagnosis HIV pada Tes Antibodi HIV


A1
anak > 18 bulan, remaja
Nonreaktif Reaktif
dan dewasa
Tes Antibodi HIV
A2

Nonreaktif Reaktif

Ulang tes HIV


A1 dan A2
Yang dimaksud berisiko adalah :
Keduanya
• kelompok populasi kunci (PS, penasun, Hasil Reaktif
Tes antibodi HIV
pengulangan
LSL, waria) dan Keduanya Salah satu A3
• kelompok khusus: Nonreaktif Reaktif

 ODHA hepatitis,
 ibu hamil, Nonreaktif Reaktif

 pasangan serodiskordan,
 ODHA TB, A1 Hasil
Pengulangan A1 (R) A1 (NR) A1 (NR) A1 (+) A1 (+) A1 (+)
non A2 (NR) A2 (+) A2 (-) A2 (+) A2 (+)
 ODHA IMS, dan A1 (NR) A2 (R)
reaktif A2 (NR) A3 (NR) A3 (NR) A3 (+)
A3 (+) A3 (-) A3 (+)
 Warga Bina Permasyarakatan Laporan laboratorium

(WBP).
Berisiko
HIV Negatif Indeterminate HIV Positif
Tidak Ya

Keputusan klinis
Kriteria interpretasi tes anti-HIV dan tindak lanjutnya
Tujuan Terapi ARV
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progresi penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yg lain
Penggunaan cotrimoksasol

19
Prinsip pengobatan pencegahan
dengan INH (PP INH)

 Mencegah ODHA menderita sakit TB.


 Tujuan pemberian adalah untuk menurunkan
beban
TB pada ODHA
 Sasaran semua ODHA yang berkunjung ke
fasyankes
Algoritma IPT
POSITIVE PREVENTION
• Untuk ODHA dan OHIDA
• Untuk meningkatkan harga diri dan
kepercayaan diri dan kemampuan orang
dengan HIV Positif .
• Diimplementasikan dalam suatu kerangka etis
yang menghargai hak dan kebutuhan akan
hubungan seksual serta pilihan kesehatan
reproduksi .
• Didukung oleh peraturan yang
melindungi hak hak orang yang
terinfeksi .
Tiga pesan kunci program Pencegahan Positif
dalam komunikasi perubahan perilaku

• Mencegah terjadinya penularan HIV kepada


pasangan atau orang lain

• Mencegah penularan ulang HIV dan penularan


infeksi lain pada Odha

• Meningkatkan Kualitas hidup terkait rencana


masa depan (termasuk berkeluarga dan KB)
Kegiatan Pencegahan Positif
Pencegahan Penularan HIVkepada orang lain ;
abstinen, program jarum suntik steril, program rumatan ,
kondom, pembukaan status pada pasangan, PMTCT, Informasi
dan edukasi

Mencegah Infeksi ulang HIV, IMS, dan IO lainnya;


Konseling adherence, pilihan pecegahan HIV, profilaksis
cotrimoksasol

Meningkatkan kualitas hidup ;


ART, KB, Konseling adherence, nutrisi, pola hidup sehat, IPT,
Pemeriksaan kesehatan secara rutin, KDS, konseling psikososial
Peran Konselor dalam Pencegahan Positif

• Konseling perubahan perilaku


• Bentuk fasilitasi tidak berbeda dengan klien Non
reaktif
• Komponen yang membedakan lebih pada peran
konselor dalam memahami perjalanan orang dengan
HIV menuju AIDS
• Konselor memfasilitasi klien untuk dapat membangun
kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang
bijak dan realistik
• Menuntun perilaku mereka dan mampu menerima
konsekuensi dari pilihan yang diambil
• Selalu dapat memberikan informasi terkini
Implementasi program pencegahan Positif

Tema pencegahan Positif :

a. Promosi Kesehatan dan dukungan individu

b. Akses dan peningkatan layanan

c. Mobilisasi masyarakat

d. Advokasi perubahan
Strategi pencegahan Positif :

1. Informasi, pendidikan, pengurangan risiko,


konseling lanjutan, disclosure
2. Konseling dan tes HIV, Perawatan dan terapi, suplay
pengadaan komoditas pencegahan, pengembangan
jejaring dan rujukan
3. Pengembangan dukungan sebaya, Pelatihan Pendidik dan
konselor sebaya, Penguatan pencegahan
4. Pelibatan Odha dalam komponen sistem layanan dan
dukunganHIV serta advokasi
pencegahan, memciptakan lingkungan mendukung dalam
bentuk peraturan dan kebijakan pecengahan positif
Pencegahan Penularan HIV
1. Pencegahan penularan HIV pada pasangan
serodiskordan
a. Terapi ARV pada penderita HIV yang mempunyai pasangan
seksual non-HIV (pasangan serodiskordan) bertujuan
mengurangi resiko penularan pada pasangan
b. Treatment as prevention (TasP) yaitu upaya pencegahan dgn
pemberian ARV pada penderita HIV dengan pasangan
serodiskordan, dimana kadar CD4 > 350 sel/mm3.
c. Positive prevention yaitu Penggunaan ARV harus disertai
dengan penurunan perilaku beresiko, penggunaan ARV
secara konsisten dan tepat, penggunaan kondom secara
konsisten, perilaku seks dan NAPZA yang aman. pengobatan
IMS konsisten
Pencegahan Penularan HIV
2. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
– Prong 1: pencegahan primer agar perempuan pada usia reproduksi tidak tertular HIV.
– Prong 2: pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV.
– Prong 3: pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya.
– Prong 4: pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV
beserta anak dan keluarganya.
a. Pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV
• ARV segera dimulai setelah didiagnosis HIV
• ARV yang diberikan sebelum kehamilan, diteruskan setelah melahirkan dan seterusnya tanpa perlu
diganti.
• CD4 dilakukan untuk memantau terapi bukan indikasi memulai terapi
b. Persalinan yang aman
• Persalinan per vaginam dapat dipilih bila ibu sudah mendapat terapi ARV teratur setidaknya enam
bulan dan/ atau viral load < 1000 kopi/mm3 pada minggu ke 36.
c. Pemberian ARV pencegahan pada bayi
• Diberikan Zidovudin dalam 12 jam pertama selama enam minggu baik yang diberi ASI eksklusif atau
susu formula (sesuai tabel)
d. Pemberian nutrisi yang aman pada bayi
• Pilih antara ASI saja atau susu formula saja (bukan mixed feeding)
• syarat susu formula AFASS (affordable, feasible, acceptable, sustainable, safe
Pencegahan Penularan HIV

3. Pencegahan paska pajanan HIV (PPP)


a. diberikan sesegera mungkin dalam 72 jam setelah
paparan, selama 28-30 hari.
12 Program Pengurangan Dampak Buruk
pada Penasun
1. KIE
2. Kegiatan penjangkauan
3. Pendidikan sebaya
4. Konseling pengurangan risiko
5. Voluntary counseling testing
6. Pencegahan infeksi
7. Program layanan jarum suntik steril
8. Pembuangan alat suntik bekas
9. Terapi substitusi oral (medicated assisted therapy)
10.Terapi ketergantungan napza
11.Perawatan pengobatan dasar
12.Perawatan pengobatan AIDS
Alur
pelayanan
ODHA
TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai