Sarden Dastek Kel 5
Sarden Dastek Kel 5
Setelah di thawing dilakukan pem Pada proses ini kepala dan ekor
bongkaran dan penimbangan pada i dipotong dan dipisahkan di keranjan
kan beku, sedangkan pada ikan seg g yang berbeda, proses ini juga d
ar yang langsung diproduksi dibomg iikuti proses penyiangan dengan me
kar dan ditimbang, hal ini dimaksudk misahkan usus ikan dan diletakkan d
an untuk mengetahui remenden prod i keranjang yang terpisah juga.
uk.
5.Pencucian 6.Penimbangan kedua
Ikan diisi ke kaleng dan ditaburi o Menimbang kembali ikan dan diik
leh es untuk menunggu proses pem uti oleh pembuangan air yang masuk
asakan agar tetap segar, dan disedia ke kaleng.
kan rongga udara sedikit pada kalen
g.
9.Pemasakan awal (precooking) 10.Penirisan
Ikan ditiriskan lalu mengalami pro Proses pembuangan air yang kel
ses pemasakan pada suhu 110 C da uar dari tubuh ikan selama proses p
n suhu ikan mencapai 70 C emasakan
11.Pengisian medium saus 12.Penutupan kaleng
2.Kadar gizi pada makanan kaleng menurun karena pemanasan suhu yang terlalu tinggi.
3.Tekstur makanan dalam kaleng berubah karena bahan makanan kehilangan sifat segar.
4.Makanan kaleng meninggalkan aroma seperti basi, sehingga konsumen merasa tidak nyaman.
5.Makanan dalam kaleng ditambahkan dengan gula dan garam yang dapat mengganggu kesehatan apabila dikons
umsi secara berlebihan.
6.Makanan kaleng bahan kimia berupa BPA. Kandungan tersebut bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes,
penyakit jantung, hingga kelainan pada fungsi seksual bagi pria.
7.Makanan kaleng dapat menimbulkan bakteri yang cukup membahayakan tubuh jika tidak diproses dengan baik.
8.Makanan kaleng sangat tidak disarankan bagi Anda yang menderita sakit jantung atau darah tinggi. Pasalnya, ka
ndungan garam dan gula pada makanan kaleng dapat memicu kenaikan tekanan darah. Keseimbangan elektrolit d
alam tubuh juga dapat terganggu.
Kelebihan Produk
1.Makanan di dalam kaleng terhindar dari paparan serangga, mikroba, dan bahan-baha
n asing lainnya. Hal ini membuat makanan dalam kaleng tetap terjaga cita-rasanya.
3.Menjaga bahan pangan dari penyerapan oksigen, bau-bauan, gas-gas lain, dan partik
el radioaktif yang ada di atmosfer.
4.Makanan kaleng tetap memiliki gizi seperti makanan umumnya. Misalnya mengandun
g karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral yang dapat larut pada lemak.
5.Kadar gizi yang ada di dalam makanan kaleng lebih tinggi dibandingkan makanan bia
sa. Terutama jagung dan tomat yang mempunyai antioksidan lebih tinggi setelah proses
pemanasan.
Kajian- Kajian atau Penelitian
1.Pelaksanaan pengawasan produk makanan kaleng oleh BBPOM masih belum mera
ta keseluruh sarana-sarana makanan dan minuman, hal ini menyebabkan masih adan
ya sarana makanan dan minuman yang lepas dari pengawasan BBPOM.
3. Dalam melakukan penilaian kesarana- sarana makanan dan minuman BBPOM Kot
a Pekanbaru telah mengikuti ketentuan yang berlaku, namun BBPOM jarang menjelas
kan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada pemilik sarana yang seharusnya dilakuk
an pihak BBPOM karena menganggap pemilki sarana sudah mengetahuinya.
4. Pembinaan yang dilakukan BBPOM kepada pelaku usaha dan masyarakat belum terlaksana dengan ba
ik, hal ini terbukti dari adanya pelaku usaha yangbelum pernah mendapat pembinaan dari BBPOM dan m
asih banyaknya masyarakat yang tidak membaca public warning produk-produk makanan kaleng yang dik
eluarkan oleh BPOM RI dan tidak mengetahui bahwa pada situs BPOM RI dapat memastikan keaslian izin
edar atau memastikan produk makanan kaleng sudah terdaftar atau belum di BPOM RI
5. Tindakan Hukum yang dilakukan BBPOM terhadap pelaku usaha yang melakukan pelanggaran masih b
elum berjalan dengan baik. BBPOM hanya menyerahkan kasus tersebut kekejaksaan tanpa ikut berperan
dengan meningkatkan penyidikan yang dapat menguatkan tuntutan hukum yang akan diberikan pihak keja
ksaan kepada pelaku usaha tersebut. Hal inilah yang menyebabkan ringannya hukuman pidana kepada y
ang diberikan pelaku-pelaku usaha tersebut.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan peredaran produk pangan (makanan kaleng) oleh BBP
OM adalah sumber daya manusia, kendaraan operasional dan partisipasi masyarakat. Hal ini dikarenakan
ketiga faktor ini sangat berpengaruh terhadap proses berjalannnya pengawasan produk makanan kaleng.