Anda di halaman 1dari 63

SURVEILANS COVID-19

Direktorat Surveilan dan


Karantina Kesehatan
Ditjen P2P Kemenkes
1.Pengertian dan Tujuan Surveilans
Covid-19
Pokok 2.Situasi Covid-19 di Indonesia
Bahasan 3.Definisi Opresional Kasus dan
Kontak Erat Covid-19
4.Deteksi Dini & Respon Covid-19
5.Peran Petugas Puskesmas dan
Dinkes Kab/Kota dalam
Surveilans Covid-19
SITUASI NASIONAL COVID-19
NO Siituasi (s/d 21 April 2020) Jumlah

1 Jumlah pemeriksa 46 Laboratorium


2 Jumlah Spesimen yang diperiksa 86.985 spesimen

3 Jumlah kasus yang diperiksa 67.784 orang


lab(PCR)
4 Hasil Positif Covid-19 9.771 orang
5 Hasil Negatif Covid-19 58.013 orang
6 Kasus sembuh 1.398 orang
7 Kasus meninggal 784 orang
8 Provinsi terdampak 34 prov
9 Kabupaten/Kota terdampak 297 kab/kota
10 Jumlah Orang Dalam 221.750 orang
Pemantauan (ODP)
11 Jumlah Pasien Dalam 21.653 orang
Pengawasan (PDP)
Pemantauan terus menerus
terhadap kejadian Covid-19 di
Apa itu suatu wilayah, dilakukan
Surveilans secara sistematik
(pengumpulan data,
Covid-19? pengolahan dan analisis serta
diseminasi informasi)
1. Mengetahui gambaran epidemiologi
kejadian Covid-19 di suatu wilayah
Tujuan berdasarkan variabel epidemiologi
Surveilans (waktu, tempat dan orang)
2. Melakukan deteksi dini dan pemantauan
Covid-19 terhadap kasus covid-19 (ODP, PDP,
konfirmasi)
3. Mengidentifikasi faktor risiko COVID-
19
4. Mengidentifikasi daerah yang berisiko
terinfeksi COVID-19
DEFINISI OPERASIONAL

PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP) ORANG DALAM PEMANTAUAN (ODP)

1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu 1. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat
demam (≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu demam; atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti
gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab
nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN
berat# DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di melaporkan transmisi lokal*.
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal*. 2. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem
pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN
2. Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat** yang KASUS KONFIRMASI


membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan
meyakinkan. tes positif melalui pemeriksaan PCR.
Kontak Erat
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi
DEFINISI COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi
OPERASIONAL
COVID-19.

Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus PDP atau konfirmasi)
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.

Termasuk kontak erat adalah:


a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan
ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus (termasuk
tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.
Kontak Erat
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan pasien dalam
pengawasan, atau kasus konfirmasi). Termasuk kontak erat adalah:
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan
APD sesuai standar
b. Orang yang berada dalam satu ruangan dengan kasus (rumah, kantor,
asrama, kelas, acara besar, dll) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
hingga 14 hari setelah timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah timbul gejala.
RINGKASAN DETEKSI DAN RESPON BERDASARKAN
KRITERIA KASUS
ALUR DETEKSI DINI DAN RESPON

pintu masuk negara wilayah


• Rujukan kasus

Index • Penyelidikan Identifikasi: - Orang Tidak Bergejala (OTG)


Epidemiologi - Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Case - Pasien dalam Pengawasan (PDP)
Penelurusan Kontak
• Kontak Erat OTG ODP PDP
(anggota keluarga) • Karantina rumah 14 hari • Isolasi mandiri 14 • Gejala ringan:
• Kontak Dekat • RT-PCR 2 kali yaitu hari hari Isolasi diri 14
(tetangga, teman 1 dan hari ke 14. Jika • RT-PCR 2 kali hari
tidak memungkinkan berturut-turut • Gejala Sedang:
kantor, sekolahan,
dilakukan pemeriksaan • Hasil negatif Isolasi di RS
dll)
BAGAN • Kontak Sosial
kedua, tidak perlu dinyatakan selesai Darurat
dilakukan jika OTG tidak pemantauan • Gejala Berat:
RESPON (pesta, transportasi timbul gejala dalam 14 Isolasi RS
umum, dll) Rujukan
KASUS hari isolasi
• Hasil negatif, dinyatakan
COVID-19 selesai pemantauan

PEMANTAUAN:
- Kesehatan
- Kebutuhan hidup PEMANTAUAN OLEH PUSKESMAS DAN DINKES KAB/KOTA
- Keamanan BERKOORDINASI DENGAN
- Sosial KECAMATAN/KELURAHAN/RT/RW
ODP PDP
ODP/PDP 1. Demam/gejala 1. ISPA DAN Riwayat dari negara/wilayah
pernapasan DAN transmisi lokal
Riwayat 2. Demam atau ISPA DAN Riwayat kontak
perjalanan/tinggal di dengan pasien konfirmasi COVID-19

 
Rapid test negara/wilayah transmisi 3. a. GEJALA RINGAN: isolasi mandiri
PCR/TCM
lokal b. GEJALA SEDANG: rawat di RS darurat

 
2. Gejala pernapasan DAN c. GEJALA BERAT: rawat di RS rujukan
Riwayat kontak dengan
 

Negatif Dilakukan
Dilakukan
Positif pasien konfirmasi
pengambilan
pengambilan
  spesimen
COVID-19
spesimen untuk
untuk 3. Isolasi mandiri
Ulang Rapid tes pemeriksaan
pemeriksaan PCR
PCR
10 hari kemudian hari ke-1 dan ke-2
hari ke-1 dan ke-2

RINGKASAN ALUR
 

 
Negatif Positif Negatif Positif
      PEMERIKSAAN DAN
Bukan Bukan
COVID-19 COVID-19 KASUS SURVEILANS
    KONFIRMASI
 
STATUS: STATUS:
Discarded Discarded
    GEJALA RINGAN: isolasi mandiri
GEJALA SEDANG: rawat di RS darurat
Masa isolasi berakhir Masa isolasi berakhir GEJALA BERAT: rawat di RS rujukan
KASUS TIDAK BERGEJALA/GEJALA RINGAN: isolasi mandiri
GEJALA SEDANG: rawat di RS darurat
KONFIRMASI GEJALA BERAT: rawat di RS rujukan

Follow up
pemeriksaan lab
RINGKASAN ALUR
 
PEMERIKSAAN DAN
TIDAK BERGEJALA:
Dilakukan pemeriksaan PCR
BERGEJALA:
Jika menunjukkan perbaikan klinis,
SURVEILANS
pada hari ke-14 dan ke-15 dilakukan pemeriksaan PCR
2 hari berturut-turut
 

NEGATIF
 
POSITIF  pemeriksaan ulang PCR 2 kali
Negatif Positif berturut2 sampai hasil negatif
   

 
 Pasien dapat keluar dari ruang isolasi
SEMBUH • Lanjutkan   di RS
karantina mandiri SEMBUH
selama 14 hari
• Lakukan  
pemeriksaan PCR Pasien karantina rumah
kembali 2 kali selama 14 hari
berturut-turut,
apabila NEGATIF
berarti SEMBUH
PELAKU
PERJALANAN

 
DARI NEGARA/WILAYAH NON DARI NEGARA/WILAYAH
TRANSMISI LOKAL TRANSMISI LOKAL

   

 Monitoring mandiri
 Karantina mandiri di rumah
terhadap munculnya gejala PER
selama 14 hari sejak
selama 14 hari sejak AN
kepulangan
kedatangan DIN PUSK
 Mengurangi aktivitas yang
 Selama karantina UN KES K ESMA
TUK A S
tidak pelu dan physical
menghindari kontak dengan BER ME B/KO DAN
DEN K M TA
GA OORD ANTA
anggota keluarga lainnya
distancing NK INA U
SET E L SI
EM URAH
PAT AN

DAFTAR NEGARA/WILAYAH TRANSMISI LOKAL DAPAT DILIHAT DI


https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
KLASIFIKASI GEJALA
GEJALA RINGAN GEJALA SEDANG GEJALA BERAT
Demam >380C Demam >380C - Demam >380C yang menetap
Batuk Sesak napas, batuk menetap dan sakit - ISPA berat/ pneumonia berat:
Nyeri Tenggorokan tenggorokan. Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam
Hidung Tersumbat Pada anak: batuk dan takipneu pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu dari:
Malaise Anak dengan pneumonia ringan frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat, atau
(tanpa pneumonia, tanpa mengalami batuk atau kesulitan saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar.
komorbid) bernapas + napas cepat: frekuensi Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah
napas: <2 bulan, ≥60x/menit; 2–11 setidaknya satu dari berikut ini:
bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun,  sianosis sentral atau SpO2 <90%;
≥40x/menit dan tidak ada tanda  distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan
pneumonia berat. dinding dada yang berat);
 tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui atau
minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
Dalam pemeriksanan darah:
Leukopenia, peningkatan monosit, dan peningkatan limfosit
atipik

Isolasi diri di rumah Rawat di RS Darurat Rawat di RS Rujukan

Pasien dengan gejala ringan, rawat inap tidak diperlukan kecuali ada kekhawatiran untuk perburukan yang
cepat sesuai dengan pertimbangan medis. Pertimbangkan COVID-19 sebagai etiologi ISPA berat. Semua
pasien yang pulang ke rumah harus memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami perburukan.
TRANSMISI
LOKAL

Adalah wilayah yang melaporkan kasus


konfirmasi yang penularannya diketahui
secara lokal di wilayahnya atau penularan
telah terjadi pada generasi 2 dan 3 (lihat
gambar)
KEGIATAN DETEKSI DI PUSKESMAS
Deteksi Dini

Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap


pelaku perjalanan dari wilayah/negara terjangkit selama 14
hari sejak kedatangan ke wilayah berdasarkan informasi dari
Dinkes setempat
Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat
maupun petugas kesehatan
Melakukan pemantauan terhadap kasus dan kontak erat
selama 14 hari. Pencatatan pemantauan kontak
KEGIATAN DETEKSI DI DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
Deteksi Dini
Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)
Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait
dengan kasus 2019-nCoV di masyarakat melalui media atau sumber
informasi lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut
Memonitor pelaksanaan surveilans 2019-nCoV yang
dilakukan oleh puskesmas
Melakukan surveilans aktif 2019- nCoV rumah sakit untuk penemuan
kasus
MEKANISME KERJA
Laboratory SISTEM KEWASPADAAN DINI & RESPONS
(SKDR)
Feedback

Verifikasi/ Validasi

Kabupaten

Kabupaten
SMS/Web

Penyelidikan alert
Epidemiologi
Ke Field
Provinsi

alert Provinsi
SMS/Web
Pusat/Surveilans

alert

Feedba
ck
Server SKDR WAG es 3
program
Kemkes terkait
KEGIATAN DETEKSI
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI
Deteksi Dini
Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SKDR
Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengan kasus
COVID-19 di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnya dan
melakukan verifikasi terhadap berita tersebut

Meneruskan notifikasi laporan dalam pengawasan COVID-19 dari KKP ke Dinkes


yang bersangkutan

Melakukan penilaian risiko

Membuat Surat Kewaspadaan yang ditujukan bagi Kab/Kota


KEGIATAN DETEKSI & RESPON
DI RUMAH SAKIT
Deteksi Dini
Meningkatkan surveilans ISPA berat
Mendeteksi kasus dengan demam dan gangguan pernafasan serta
memiliki riwayat bepergian ke wilayah/negara terjangkit dalam waktu
14 hari
sebelum sakit (menunjukkan HAC)
Melakukan pemantauan kontak erat yang berasal dari keluarga pasien,
pengunjung, petugas kesehatan
Identifikasi kasus kontak jika terdapat kasus positif COVID-19 seperti
keluarga dekat, petugas kesehatan, petugas security, dll
PENCATATAN DAN PELAPORAN
EOC

PHEOC:
Telp. 0877-7759-1097
Whatsapp 0878-0678-3906
Email: poskoklb@yahoo.com

Setiap penemuan kasus baik di pintu masuk negara maupun wilayah harus melakukan pencatatan sesuai dengan formulir
(terlampir) dan menyampaikan laporan. Selain formulir untuk kasus, formulir pemantauan kontak erat juga harus dilengkapi.
Laporan hasil orang dalam pemantauan, pemantauan kontak erat, dan pemantauan orang dalam karantina dilaporkan
setiap hari oleh petugas surveilans Dinkes setempat secara berjenjang hingga sampai kepada Dirjen P2P cq. PHEOC.
DAFTAR KASUS COVID-19 (PDP-ODP-OTG-KONFIRMASI)
FORM PENCATATAN
DINKES KAB/KOTA : KASUS COVID-19
PROVINSI
  STATUS  
NO NAMA UMUR JNS KELAMIN ALAMAT LENGKAP KAB/KOTA PROV RUMAH SAKIT TGL MULAI SAKIT
PDP ODP OTG KONFIRMASI

                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
FORM PENCATATAN KASUS COVID-19
(LANJUTAN)
GEJALA LABORATORIUM
KOMOR LAB PEMERIKSA
SAKIT BID TGL JENIS HASIL LAB I HASIL LAB TERAKHIR DAN
DEMAM BATUK PILEK SESAK PENGAMBILAN 1 SPESIMEN
TENGGOROK DAN TANGGAL TANGGAL
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
FORM PENCATATAN KASUS COVID-19
(LANJUTAN) STATUS
RIWAYAT PERJALANAN
(menghadiri RIWAYAT KONTAK DENGAN PDP/CONFIRM KETERANGAN (Dpt diisi dengan nama kontak di
DIRAWAT TGL SEMBUH MENINGGAL rumah)
seminar/pertemuan, dll)

           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
PENGOLAHAN DATA

1.Kurva epidemik Kasus Covid-19 berdasarkan onset


2.Distribusi Kasus berdasarkan waktu
3.Distribusi Kasus berdasarkan tempat
4.Distribusi Kasus berdasarkan orang (umur, jenis
kelamin, pekerjaan, dll)
5.Peta sebaran kasus
6.Distirbusi Kematian menurut tempat,orang dan waktu
GAMBARAN SITUSI COVID-19 DI INDONESIA
UPDATE 28 APRIL 2020
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
PELAPORAN COVID-19
TUJUAN PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

Tujuan Umum:
• Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan tujuan mengetahui besar masalah
KLB dan mencegah penyebaran yang lebih luas.
Tujuan Khusus:
• Mengetahui gambaran epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang.
• Mengidentifikasi faktor risiko
• Mengidentifikasi kasus tambahan
• Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan
TAHAPAN PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

1 3
Konfirmasi awal 2 Persiapan
Kasus Pelaporan segera
penyelidikan

6 Penyusunan 5 4
Laporan Pengolahan Penyelidikan
Penyelidikan dan Analisa epidemiologi
Epidemiologi Data
1. KONFIRMASI AWAL KLB
• Petugas Surveilans Dinkes Kab/Kota memastikan keberadaan kasus
PDP/konfirmasi apakah di rumah atau di RS
• Memastikan kesesuaian identitas kasus yg dilaporkan
• Memastikan lokasi PE, jarak tempuh, waktu, transportasi yg digunakan
• Memastikan siapa yg akan mendampingi tim PE saat wawancara
• Memastikan apakah PE dilakukan melalui wawanacra tatap muka atau melalui
telpon
• Memastikan apakah saat PE tidak terdapat gangguan dari warga ataupun keluarga
yg tidak berkepentingan
2. PELAPORAN SEGERA

• Pelaporan segera dapat dilakukan melalui telpon dan juga


menggunakan format W1 dalam waktu < 24 jam,
• Pelaporan segera seharusnya dapat dilakukan secara
berjenjang dari Faskes ke DKK ke DKP dan Kemkes
(PHEOC).
3. PERSIAPAN PENYELIDIKAN(1):
1. Persiapan Tim Penyelidikan (jumlah seperlunya) terdiri dari:
• Petugas surveilans (boleh 1 orang atau lebih sesuai kebutuhan)
• Analis yang terlatih untuk pengambilan sampel
• Ptugas medis dan atau paramedis bila kasus berada di rumahnya
• Pastikan petugas dalam keadaan sehat

2. Persiapan formulir
• Formulir penyelidikan epidemiologi
• Formulir pelacakan kontak erat
3. PERSIAPAN PENYELIDIKAN(2):
3. Persiapan Logistik
• APD (alat pelindung diri),  APD lengkap untuk kasus konfirmasi
APD sederhana (masker, handscoon)  untuk kasus PDP
Perlu membawa APD lebih sebagai cadangan maupun untuk kasus atau keluarganya
yang tdk menggunakan masker.
• Hand sanitizer maupun obat-obatan yang diperlukan.
• bahan untuk pengambilan sampel (Sample Kit). Biasanya saat penyelidikan kasus positif
kita melakukan contact tracing, identifikasi close contact dan mengambil sampel
3. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
a. Gunakan APD
b. Jaga jarak > 1.5 meter
c. Lakukan di luar rumah spt di teras rumah.
d. Jangan memegang perabotan rumah apapun, gunakan hand sanitizer
e. Pastikan kasus dan klg nya menggunakan masker
f. Sebelum wawancara jelaskan tujuan PE
g. Jelaskan bahwa data dan informasi kasus akan dijaga kerahasiaannya
h. Gunakan Form PE sesuai buku pedoman
i. Isilah semua variabel yg ada dalam form PE
CONTACT TRACING (PELACAKAN
KONTAK)
• Adalah kegiatan yang dilakukan untuk identifikasi close contact (orang
yang kontak erat) dengan kasus positif Covid19 atau PDP
• Pelacakan kontak dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi terhadap
kasus positif Covid19/ PDP
• Tiga langkah dalam Pelacakan Kontak yaitu: (1) Identifikasi kontak
(contact identification), (2) pencatatan detil kontak (contact listing) dan (3)
tindak lanjut kontak (contact follow up)
IDENTIFIKASI KONTAK ERAT

1. Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan kasus (rekan kerja,
satu rumah, sekolah, pertemuan)
2. Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah ataupun saat berada di
fasilitas layanan kesehatan
3. Semua tempat dan orang yang dikunjungi oleh kasus seperti kerabat, spa dll.
4. Semua fasilitas layanan kesehatan yang dikunjungi kasus termasuk seluruh petugas
kesehatan yang berkontak dengan kasus tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang standar.
5. Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian sampai dengan
penguburan.
6. Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/kendaraan (kereta,
angkutan umum, taxi, mobil pribadi, dan sebagainya)
PENDATAAN KONTAK ERAT

1. Dalam pendataan kontak erat harus menggunakan formulir pelacakan kontak


erat (lampiran 13) dan harus diisi lengkap
2. Hal yang harus disampaikan kepada kontak erat:  (1) Maksud dari upaya
pelacakan kontak ini, (2) Rencana monitoring harian yang akan dilakukan, (3)
Informasi untuk segera menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika
muncul gejala dan bagaimana tindakan awal untuk mencegah penularan.
3. Memberikan saran: (1) membatasi diri untuk tidak bepergian semaksimal
mungkin atau kontak dengan orang lain, (2) Laporkan sesegera mungkin jika
muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui
kontak tim monitoring. Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka
akan semakin cepat mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
TINDAK LANJUT KONTAK ERAT (1):

• Petugas surveilans yang telah melakukan kegiatan identifikasi kontak dan


pendataan kontak akan mengumpulkan tim baik dari petugas puskesmas
setempat, kader, relawan dari PMI dan pihak-pihak lain terkait. Pastikan petugas
yang memantau dalam kondisi fit dan tidak memiliki penyakit komorbid.
Alokasikan satu hari untuk menjelaskan cara melakukan monitoring, mengenali
gejala, tindakan observasi rumah, penggunaan APD (lampiran 11) dan tindakan
pencegahan penularan penyakit lain serta promosi kesehatan untuk masyarakat
di lingkungan.
ALAT YG DIBUTUHKAN DALAM MONITORING
KONTAK ERAT (OBSERVASI)
• Formulir pendataan kontak (lampiran 14)
• Formulir monitoring harian kontak (lampiran 2)
• Pulpen
• Termometer (menggunakan thermometer tanpa sentuh jika tersedia)
• Hand sanitizer (cairan untuk cuci tangan berbasis alkohol)
• Informasi KIE tentang Covid-19
• Panduan pencegahan penularan di lingkungan rumah
• Panduan alat pelindung diri (APD) untuk kunjungan rumah
• Daftar nomer-nomer penting
• Sarung tangan
• Masker medis
• Identitas diri maupun surat tugas
• Alat komunikasi (grup Whatsapp dll)
TERIMA KASIH
DEFINISI
KATEGORI POLA TRANSMISI
Definisi
Tidak terdapat Kasus Area yg tidak ditemukan kasus
Kasus Sporadik Area yg mempunyai satu atau lebih kasus baik kasus
import maupun kasus lokal
Kasus Kluster Area experiencing cases, cluster in time, geographic
location and/or by common exposures

Community Transmisi Area experiencing larger outbreaks of local


transmission defined through an assessment of factors
including, but not limited to:
- Large number of cases not linkable to transmission
chains
- Large number of cases from sentinel lab surveillance
- Multiple unrelated clusters in several areas of area
• Transmisi Lokal adalah terdapatnya sejumlah kasus positif Covid-19 di
suatu wilayah yang disebabkan tertular dari kasus lokal. Atau telah terjadi
penyebaran kasus covid-19 di wilayah tersebut.

• Generasi ke 1 = Kasus import menularkan ke kasus lokal


• Generasi ke 2 = Kasus lokal pertama menularkan ke kasus lokal berikutnya
(kedua)
• Generasi ke 3 = Kasus lokal berikutnya tadi (kedua) menularkan ke kasus
lokal selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai