Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

“MENINGOENCEPHALITIS”

Nama : Totariska
Nim : 20.300.0062
Pengertian meningoencephalitis ?
Meningoencephalitis merupakan infeksi yang melibatkan meningen, subarachnoid dan parenkim otak yang akan mengakibatkan reaksi inflamasi.

Meningoensefalitis merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, tuberkulosis, ataupun jamur. Gejala yang dialami oleh pasien yang menderita
meningoensefalitis, antara lain: gangguan kesadaran, demam, sakit kepala, kejang, dan perubahan perilaku, serta dengan atau tanpa defisit neurologi fokal. Kejang yang terjadi terkadang sulit diatasi sehingga
dapat menjadi status epileptikus refrakter

Anatomi fisiologi?????
• Infeksi virus:
• Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella,
kelompok enterovirus, kelompok herpes, kelompok
pox, influenza A dan B.
• Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine,
Dengue, Colorado tick fever.
• Infeksi non virus:
• Ricketsia
• Mycoplasma pneumonia
• Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial
sering mempunyai komponen ensefalitis.
• Spirocheta: sifilis, leptospirosis.
• Cat-scratch fever.
• Jamur: kriptococus, histoplasmosis, aspergilosis,
mukomikosis, kandidosis, koksidiodomikosis.
• Protozoa: plasmodium, tripanosoma, toksoplasma.
• Metazoa: throchinosis, ekinokokosis, sistiserkosis,
skistosomiasis.
• Parainfeksi-postinfeksi, alergi:
• MMR, influenza, pertusis, ricketsia, influensa A, B,

•Etiologinya???
hepatitis. 
• Pasca vaksinasi MMR, influensa, vaksinasi, pertusis,
yellow fever, tifoid.
• Human Slow Virus:
• PE
• Jackop-Creutzfeldt disease
Efidemologi????
No. Kelompok usia Insiden (%)
1. Neonatus
Streptococcus grup B 60
E.coli, enteri gram negatif lain 30
L. monocytogenes 5

2.
Batita
N. meningitidis 45
S. pneumoniae 40
H. influenzae 10
Lain-lain 5
3.
Anak yang lebih tua 50
S. pneumoniae 40
N. meningitidis 10
Lain-lain
• Pada penelitian tahun 2012 di Bangsal Saraf
RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, menunjukkan
bahwa angka kematian pasien dengan infeksi
sistem saraf pusat mencapai 38,3% dari total
pasien yaitu 60 orang, dengan kasus terbanyak
adalah meningoensefalitis sebanyak 35,0%
(Sunderajan et al. 2012)
Manifestasi Klinik???
• Panas tinggi
• Kesadaran menurun
• Kejang fokal maupun umun
• Nyeri kepala
• Mual, muntah
• Mengigau dan berteriak teriak.
patofisiologi
• Virus
Pada umum virus masuk sistem limfatik
• Bakteri
melalui peredaran darah, penyebaran langsung,
komplikasi luka tembus, dan kelainan
kardiopulmonal
pathway
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan neurologis: gangguan kesadaran,


hemiparesis, tonus otot meningkat, spastisitas, terdapat
refleks patologis, refleks fisiologis meningkat, klonus,
gangguan nervus kranialis (buta, tuli), ataksia.
•  Pemeriksaan laboratorium:
• Pemeriksaan pelengkap:
a)     CRP darah dan LCS
b)     Serologi (Ig M. Ig G).
c)     EEG: multifokal pseudokompleks.
d)     CT Scan kepala
Komplikasi ???
Komplikasi dari meningitis tuberkulosa adalah
hidrosefalus, epilepsi, gangguan jiwa, buta
karena atrofi N.II, kelumpuhan otot yang disarafi
N.III, N.IV, N.VI, hemiparesis. Komplikasi dari
meningitis purulenta adalah efusi subdural,
abses otak, hidrosefalus, paralisis serebri,
epilepsi, ensefalitis, tuli, renjatan septik.
Prognosis

Prognosis meningoensefalitis bergantung pada kecepatan dan


ketepatan pertolongan, di samping itu perlu dipertimbangkan
pula mengenai kemungkinan penyulit seperti hidrosefalus,
gangguan mental, yang dapat muncul selama perawatan. Bila
meningoensefalitis (tuberkulosa) tidak diobati, prognosisnya
jelek sekali. Penderita dapat meninggal dalam waktu 6-8
minggu. Angka kematian pada umumnya 50%. Prognosisnya
jelek pada bayi dan orang tua. Prognosis juga tergantung pada
umur dan penyebab yang mendasari, antibiotik yang diberikan,
hebatnya penyakit pada permulaannya, lamanya gejala atau
sakit sebelum dirawat serta adanya kondisi patologik lainnya

Anda mungkin juga menyukai