Anda di halaman 1dari 38

SEMINAR OUTLINE

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA DAN ABU SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER
DALAM CAMPURAN LASTON AC WC
( ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE)

Oleh:

REVANDRA
NIM. D1011161073
DOSEN PEMBIMBING UTAMA : DOSEN PENGUJI UTAMA :

Dr. Ing. Ir. SLAMET WIDODO, M.T.,IPM Ir. KOMALA ERWAN, M.T., IPM., ASEAN Eng
NIP. 196712231992031002 NIP. 1958121519888102001

DOSEN PEMBIMBING KEDUA : DOSEN PENGUJI KEDUA :

S. NURLAILY KADARINI, S.T.,M.T. SUMIYATTINAH, S.T.,M.T.


NIP.197409221999032001 NIP.197111031997022001
Proposal Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan tentang latar belakang, tujuan, rumusan
masalah, hingga sistem penulisan pada proposal
tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pembahasan mengenai penjelasan campuran aspal,
agregat, filler hingga parameter parameter hasil
penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Pembahasan mengenai tahapan tahapan penelitian, alat dan
bahan yang digunakan hingga perencanaan campuran
beraspal.
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Sampah adalah masalah yang terus


muncul dikehidupan masyarakat.
Aktivitas masyarakat semakin meningkat
maka sampah atau limbah yang
dihasilkan semakin bertambah. Sampah
66-67 juta ton
merupakan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia sampah/tahun

hasil riset yang dilakukan oleh Sustainable Waste


Indonesia (SWI) mengungkapkan daur ulang sampah
di Indonesia masih tergolong kecil yaitu di bawah
angka 10 persen. Daur ulang sampah hanya tiga
persen.

Organik= 60%
Plastik= 14%
Kaca dan Kayu =12,7%
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Bubuk limbah kaca mengandung silika


(SiO2) sekitar 60%, kalsium oksida (CaO),
alumina (Al2O3) dan sodium oksida (Na2O)
dengan prosentase pada rentang 10% dan
19%. Prosentase dari oksida lainnya di 66-67 juta ton
bawah 1%. sampah/tahun
Abu serbuk kayu merupakan hasil
pembakaran dari limbah serbuk kayu. Hasil
pembakaran abu serbuk kayu menunjukkan
bahwa kandungan SiO2 mencapai 85%
(Otoko, 2014).

Penelitian ini menggunakan material serbuk kaca dan abu serbuk kayu sebagai
filler pada perkerasan AC-WC ( Asphalt Concrete – Wearing Course ) untuk
mengetahui pengaruh karakteristik serbuk kaca dan abu serbuk kayu dalam
campuran perkerasan jalan
Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil pada penelitian ini adalah


bagaimana pengaruh serbuk kaca dan abu serbuk kayu untuk campuran
aspal LASTON AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) dengan
perbandingan menggunakan filler abu batu.
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan serbuk kaca dan abu serbuk kayu dengan abu batu
sebagai filler dalam campuran perkerasan jalan LASTON ( Lapisan Aspal
Beton ) dalam pengujian marshall meliputi analisa void yang terdiri dari
VMA (Void Material Aggregate), VIM (Void in the Mix) dan VFB (Void
Filled with Bitumen), dan MQ (Marshall Quotient).
BAB I PENDAHULUAN
Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, adapun ruang lingkup dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisis dari sampel aspal
LASTON menggunakan serbuk kaca dan abu serbuk kayu sebagai filler
dengan perbandingan filler abu batu, meliputi stabilitas, kelelehan (flow),
hingga rongga dalam campuran.
BAB I PENDAHULUAN
Pembatas Masalah
1. Tidak menganalisis reaksi kimia campuran serbuk kaca
ataupun abu serbuk kayu terhadap aspal.

2. Penelitian dilakukan pada sampel aspal yang dibuat di Laboratorium


Jalan Raya, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.

3. Penelitian dilakukan dengan pembuatan sampel menggunakan filler


serbuk kaca, abu serbuk kayu dan abu batu yang kemudian diuji Marshall.

4. Tidak menganalisis biaya yang berkaitan dengan


penelitian.

5. Bahan agregat halus dan agregat kasar yang


digunakan berasal dari Laboratorium Jalan Raya, Fakultas
Teknik, Universitas Tanjungpura.
Hipotesa
Dari penelitian ini, dengan menggunakan serbuk kaca dan
abu serbuk kayu sebagai bahan alternatif filler di harapkan
dapat membuat hasil campuran aspal yang memiliki
kekuatan yang setara atau bahkan lebih baik di banding
campuran aspal menggunakan filler abu batu. Dengan
demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh serbuk kaca dan abu serbuk
kayu pada campuran perkerasan aspal sebagai filler.
Apabila hasil penelitian ini menunjukan hasil memenuhi
kriteria perkerasan dan dapat meningkatkan stabilitas
serta mutu campuran perkerasan sesuai dengan tujuan
penelitian maka diharapkan serbuk kaca maupun abu
serbuk kayu tersebut dapat digunakan sebagai bahan
alternatif filler pada campuran perkerasan aspal.
Studi Literatur
Penelitian ini dibuat berdasarkan jurnal penelitian yang relevan berkenaan dengan
pengaruh serbuk kaca sebagai filler untuk campuran aspal, berikut jurnal yang
digunakan,
yaitu:

Pratiwi Suci, (2019), “Pemanfaatan Abu Serbu Kayu dan


Styrofoam Sebagai Material Campuran Laston Lapisan
Aus dengan Metode Pencampuran Kering”, Skripsi,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.


Ghasemi, M.; Marandi, S. M., 2013, Laboratory Studies of the
Effect of Recycled Glass Powder Additive on the Properties of
Polymer Modified Asphalt Binders, International Journal of
Engineering.

Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018, Spesifikasi Umum


Edisi 2018 Revisi 2
Metodologi Penelitian

Tugas Akhir
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimental yaitu dengan
melakukan percobaan terhadap sejumlah
benda uji dimana akan didapat data-data
primer dan metode studi pustaka yang
bertujuan mengkaji hubungan antara bahan-
bahan yang diteliti dengan teori-teori yang
ada dan didapat kesimpulan sementara.
Metode-metode ini merupakan metode yang
relevan kerena metode tersebut Tahapan penelitian diawali dengan
memungkinkan didapatnya kebenaran yang pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan
objektif dengan adanya fakta-fakta serta aspal setelah disubsitusi serbuk kaca dan

Proposal
literatur-literatur sebagai bukti. serbuk kayu sebagai filler, serta bahan yang
digunakan Agregat kasar, Agregat halus,
Aspal penetrasi 60/70 produksi PT.
Pertamina. Perencanaan campuran laston
lapis aus (AC-WC) dengan Spesifikasi Bina
Marga 2018 revisi 2.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk membagi inti dari isi penulisan dalam
beberapa bab, penjelasan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, pembatasan masalah, hipotesa dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Berisi tentang teori-teori yang melandasi penulisan tentang material campuran aspal
dan teori yang akan digunakan pada penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


Menjelaskan metode atau tata cara pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir
penelitian.

BAB 4 PEMBAHASAN
Berisikan analisa hasil pelaksanaan dan penelitian dilaboratorium serta pengerjaan
untuk mendapatkan karakteristik dari benda uji.

BAB 5 PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, serta saran-saran
dari peneliti yang mungkin dapat dilakukan atau diterapkan oleh penelitian selanjutnya.
BAB II
Tinjauan Pustaka

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
LASTON

Menurut Sukirman (1999), berdasarkan bahan


pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas :
a. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement)
b. Konstruksi perkerasan kaku (Rigit Pavement)
c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite
Pavement)

INFOGRAPHIC
2.1 LASTON

Lapis aspal beton (Laston) adalah suatu lapisan pada


konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal
keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur,
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu (Silvia Sukirman, 1999).

INFOGRAPHIC
Agregat
Agregat Kasar Agregat Halus
Menurut SNI 1970-2008, agregat Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat
kasar adalah kerikil sebagai hasil halus adalah agregat besar butir
disintegrasi alami dari batuan atau maksimum 4,76 mm berasal dari alam
berupa batu pecah yang diperoleh atau hasil alam, sedangkan agregat
dari industri pemecah batu dan halus olahan adalah agregat halus yang
mempunyai ukuran butir antara 4,75 dihasilkan dari pecahan dan pemisahan
mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ butiran dengan cara penyaringan atau
inci). Berdasarkan ASTM C33 cara lainnya dari batuan atau terak tanur
Agregat kasar terdiri dari kerikil atau tinggi.
batu pecah dengan partikel butir lebih Agregat halus dari sumber bahan
besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm manapun, harus terdiri dari pasir atau
dan 37,5 mm. hasil pengayakan batu pecah dan terdiri
Fraksi agregat kasar untuk rancangan dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75
campuran adalah yang tertahan mm ), ( Menurut Bina Marga 2018 ).
ayakan No.4 (4,75 mm) yang
dilakukan secara kering dan harus
bersih, keras, awet dan bebas dari
lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan yang diberikan ( Menurut
Bina Marga 2018 ).
Filler
Filler merupakan bahan berbutir halus
yang mempunyai fungsi sebagai pengisi
pada pembuatan campuran aspal.. Filler
mempunyai ukuran yang lolos 100 % lolos
dari 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 %
berat partikel yang lolos saringan 0,075
mm

Serbuk Abu Serbuk


Kaca Kayu
Serbuk Kaca
Kaca dibuat dari 75% silikon dioksida (SiO2), plus Na2O, CaO
dan beberapa zat tambahan serta memiliki sifat unggul berupa
titik lebur yang tinggi (1400°C-1600°C) (Indrawan & Hastuty,
2016).

Ada beberapa kandungan kaca berdasarkan jenis-jenis kaca,


yaitu: clear glass, amber glass, green glass, pyrex glass, dan
fused silica (Setiawan, 2006).

Serbuk Kaca
Serbuk Kaca
Serbuk kaca mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
bahan pengisi pori yang lainnya (Dian, 2011 dan Wibowo,
2013), yaitu:
a) Mempunyai sifat tidak menyerap air (zero water
absorption)
b) Kekerasan dari gelas menjadikan campuran aspal
tahan terdapat keausan.
c) Bubuk kaca/serbuk kaca yang baik mempunyai sifat
pozzoland sehingga dapat berfungsi sebagai pengganti
semen dan filler.

Kaca yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis


kaca bening yang merupakan limbah rumah tangga
yang ada dikawasan Kota Pontianak

Serbuk Kaca
Serbuk Kaca
Pada tahun 2019 industri kaca lembaran mengalami
peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,34 juta ton per
tahun, menyusul adanya perluasan manufaktur PT.
Asahimas Flat Glass. Berikut merupakan pabrik pabrik
kaca yang berada di daerah Kalimantan Barat:
1. PT. ASAHIMAS FLAT GLASS TBK
2. PT. GAMA DINAMIKA
3. PT. BINTANG JAYA KHATULISTIWA

Serbuk Kaca
Abu Serbuk Kayu
Di Indonesia ada tiga macam industri kayu yang secara
dominan mengkonsumsi kayu dalam jumlah relatif besar,
yaitu penggergajian, vinir/kayu lapis dan pulp/kertas.Yang
menimbulkan masalah adalah limbah penggergajian yang
kenyataannya dilapangan masih ada yang di tumpuk
sebagian dibuang ke aliran sungai (pencemaran air)

Produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 2.6 juta


m3 per tahun (Forestry Statistics of Indonesia ). Dengan
asumsi bahwa jumlah limbah yang terbentuk 54.24 persen
dari produksi total maka dihasilkan limbah penggergajian
sebanyak 1.4 juta m3 per tahun; angka ini cukup besar
karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu
gergajian.

Serbuk Kaca
Abu Serbuk Kayu
Abu serbuk kayu merupakan hasil pembakaran dari limbah
serbuk kayu. Hasil pembakaran abu serbuk kayu menunjukkan
bahwa kandungan SiO2 mencapai 85% (Otoko, 2014).

Komposisi kimia abu serbuk kayu hampir menyerupai


kandungan semen Portland. Senyawa utama yang terkandung
didalamnya adalah kapur, silica, aluminat, besi oksida kecuali
garam-garam sulfat. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh pihak Laboratorium Unit Operasi & Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe didapatkan kandungan pada abu
serbuk kayu memalui pembakaran alami.

Abu Serbuk Kayu


Abu Serbuk Kayu
Berdasarkan data dari APKINDO ( Asosiasi Panel Kayu
Indonesia ) berikut merupakan nama perusahaan kayu
yang berada di daerah Kalimantan Barat:

1.PT. Erna Djuliawati yang berlokasi di Sanggau, Pontianak, Kalimantan Barat.


2. PT. Harjohn Timber Limited yang berlokasi Kumpai, Pontianak, Kalimantan Barat.
3. PT. Sari Bumi Kusuma berlokasi di Kumpai, Pontianak, Kalimantan Barat
4. PT. Suka Jaya Makmur berlokasi di Ketapang, Kalimantan Barat
5. PT. Batasan berlokasi di Pontianak, Kalimantan Barat
6. PT. Benua Indah berlokasi di Pontianak, Kalimantan Barat
7. PT. Duta Rendra Mulia berlokasi di Sukalanting, Pontianak, Kalimantan Barat
8. PT. Hasil Deliberty Limited berlokasi di Kec. Siantan, Pontianak, Kalimantan Barat
9. PT. Kawedar Wood Industry berlokasi di Kab. Ketapang, Kalimantan Barat
10. PT. Ketapang Indah Plywood Industries berlokasi di Pontianak, Kalimantan
Barat

Abu Serbuk Kayu


Pengujian Marshall
Pengujian dengan alat Marshall dilakukan sesuai dengan
prosedur RSNI M-01-2003. Pengujian ini dimaksudkan
untuk mengetahui karakteristik campuran, menentukan
ketahanan atau stabilitas terhadap kelelehan plastis (flow)
dari campuran aspal. 
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode
yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data

Tahap Tahap
Lokasi Penelitian
Penelitian

Teknik Bagan Alir


Pengumpulan Penelitian
Data
Lokasi
Penelitian


Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Jalan
Raya Universitas Tanjungpura Pontianak.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui

1
serangkaian kegiatan percobaan yang dilakukan sendiri dengan mengacu pada
petunjuk manual yang ada, misalnya dengan mengadakan penelitian atau
pengujian secara langsung. Dalam penelitian ini data primer adalah hasil
pengujian Marshall (VMA, VIM, VFA, stabilitas, kelelehan, dan MQ) di
laboratorium.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (didapat dari
penelitian lain) untuk bahan/jenis yang sama dan masih berhubungan dengan
penelitian.
Data sekunder yang digunakan adalah data berat jenis dari serbuk kaca yaitu
2400 kg/m3 Hafizi, A.M. (2009). Pemanfaatan Limbah Kaca sebagai Substitusi
Agregat Halus pada Beton Ramah Lingkungan. Bandung
2
Bahan

Desa Peniraman, Kecamatan Desa Kuala Dua, Kecamatan


Di daerah Kota Pontianak Aspal Shell 60/70
Sungai Pinyuh Kabupatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu
Lab Jalan Raya
Mempawah, Kalimantan Raya, Kalimantan Barat.
Barat.
Tahap Tahap Penelitian

Pengelolaan Limbah Kaca dan Serbuk Kayu

Pengujian Bahan

Perencanaan Campuran Aspal AC-WC

Perhitungan Kadar Aspal Rencana


01
02
03
04
Perencanaan Campuran Aspal AC-WC
Ukuran Saringan
% Berat Lolos terhadap Total Agregat %Gradasi Rencana
inci / no (mm)

S
Laston ( AC-WC )

1 1/2 " 37,500 100 100 

1" 25,400 100  100

3/4 " 19,050 100  100


1/2 " 12,700 90 - 100  95

W T
3/8" 9,525 77 - 90  83,5
#4 4,750 53 - 69  61
#8 2,360 33 - 53 43 
# 16 1,200 21 - 40  30,5
# 30 0,600 14-30 22 
# 50 0,300 9-22 15,5 

O
# 100 0,150 6-15 10,5 
# 200 0,075 4-9 6,5 
Perhitungan Kadar Aspal Rencana

Dimana :
PB = Perkiraan awal nilai kadar aspal optimal terhadap berat
campuran.
CA = % agregat dari saringan yang terbesar sampai dengan yang
Berikut adalah rumus untuk mencari kadar tertahan pada saringan No.4 ( batu ).
aspal aspal rencana berdasarkan Pedoman FA = % agregat yang lolos saringan No. 4 dan tertahan disaringan No.
Konstruksi dan Bangunan Pd T-04-2005-B : 200.
FF = % agregat yang lolos saringan No. 200.
PB = 0,035 ( % CA ) + 0,045 ( % FA ) + K ( % FF ) + C K = 0,15 untuk 11-15% lolos saringan 200
0,18 untuk 6-10% lolos saringan 200
0,15 untuk < 5% lolos saringan 200
C = Koefisien untuk Laston = 0,5 sampai 1.
Kadar Aspal Rencana
Didapatkan data :
Agregat kasar = 39 % ( 100% - lolos di saringan no.4)
Agregat Halus = 54,5 % ( 100% - % agregat kasar - % filler )
Filler = 6,5 % ( tertahan di saringan no.200 )

Maka :
PB = 0,035 ( % CA ) + 0,045 ( % FA ) + K ( % FF ) + C
PB = 0,035 ( 39 ) + 0,045 ( 54,5 ) + 0,18 ( 6,5 ) + 1
= 5,987 % = 6 %.

Kadar Aspal Rencana 6%


Kadar Aspal Rencana
Untuk mendapatkan kadar aspal optimum umumnya dibuat
15 buah benda uji dengan 5 variasi kadar aspal yang
masing-masing berbeda 0,5%. Jika kadar aspal tengah
adalah a %, maka benda uji dibuat untuk kadar aspal (a-
1)%, (a-0,5)%, a %, (a+0,5)%, (a+1)%. Masing-masing
kadar aspal dibuat dalam 3 sampel.

Kadar Aspal Rencana 6%


Perencanaan Jumlah Sampel
Jumlah Sampel
Persentase Aspal
Total
(%)
Filler Serbuk Kaca Filler Abu Serbuk Kayu Filler Abu Batu

5 3 sampel 3 sampel 3 sampel 9 sampel

5,5 3 sampel 3 sampel 3 sampel 9 sampel

6 3 sampel 3 sampel 3 sampel 9 sampel

6,5 3 sampel 3 sampel 3 sampel 9 sampel

7 3 sampel 3 sampel 3 sampel 9 sampel

Total Sampel 45 sampel


Bagan Alir
Penelitian
Bagan Alir
Penelitian
TERIMA KASIH

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR


PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA DAN ABU
SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER DALAM
CAMPURAN LASTON AC WC
( ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE)

REVANDRA – D1011161073

Anda mungkin juga menyukai