PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA DAN ABU SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER
DALAM CAMPURAN LASTON AC WC
( ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE)
Oleh:
REVANDRA
NIM. D1011161073
DOSEN PEMBIMBING UTAMA : DOSEN PENGUJI UTAMA :
Dr. Ing. Ir. SLAMET WIDODO, M.T.,IPM Ir. KOMALA ERWAN, M.T., IPM., ASEAN Eng
NIP. 196712231992031002 NIP. 1958121519888102001
Organik= 60%
Plastik= 14%
Kaca dan Kayu =12,7%
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penelitian ini menggunakan material serbuk kaca dan abu serbuk kayu sebagai
filler pada perkerasan AC-WC ( Asphalt Concrete – Wearing Course ) untuk
mengetahui pengaruh karakteristik serbuk kaca dan abu serbuk kayu dalam
campuran perkerasan jalan
Perumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, adapun ruang lingkup dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisis dari sampel aspal
LASTON menggunakan serbuk kaca dan abu serbuk kayu sebagai filler
dengan perbandingan filler abu batu, meliputi stabilitas, kelelehan (flow),
hingga rongga dalam campuran.
BAB I PENDAHULUAN
Pembatas Masalah
1. Tidak menganalisis reaksi kimia campuran serbuk kaca
ataupun abu serbuk kayu terhadap aspal.
“
Ghasemi, M.; Marandi, S. M., 2013, Laboratory Studies of the
Effect of Recycled Glass Powder Additive on the Properties of
Polymer Modified Asphalt Binders, International Journal of
Engineering.
Tugas Akhir
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimental yaitu dengan
melakukan percobaan terhadap sejumlah
benda uji dimana akan didapat data-data
primer dan metode studi pustaka yang
bertujuan mengkaji hubungan antara bahan-
bahan yang diteliti dengan teori-teori yang
ada dan didapat kesimpulan sementara.
Metode-metode ini merupakan metode yang
relevan kerena metode tersebut Tahapan penelitian diawali dengan
memungkinkan didapatnya kebenaran yang pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan
objektif dengan adanya fakta-fakta serta aspal setelah disubsitusi serbuk kaca dan
Proposal
literatur-literatur sebagai bukti. serbuk kayu sebagai filler, serta bahan yang
digunakan Agregat kasar, Agregat halus,
Aspal penetrasi 60/70 produksi PT.
Pertamina. Perencanaan campuran laston
lapis aus (AC-WC) dengan Spesifikasi Bina
Marga 2018 revisi 2.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk membagi inti dari isi penulisan dalam
beberapa bab, penjelasan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, pembatasan masalah, hipotesa dan sistematika penulisan.
BAB 4 PEMBAHASAN
Berisikan analisa hasil pelaksanaan dan penelitian dilaboratorium serta pengerjaan
untuk mendapatkan karakteristik dari benda uji.
BAB 5 PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, serta saran-saran
dari peneliti yang mungkin dapat dilakukan atau diterapkan oleh penelitian selanjutnya.
BAB II
Tinjauan Pustaka
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
LASTON
INFOGRAPHIC
2.1 LASTON
INFOGRAPHIC
Agregat
Agregat Kasar Agregat Halus
Menurut SNI 1970-2008, agregat Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat
kasar adalah kerikil sebagai hasil halus adalah agregat besar butir
disintegrasi alami dari batuan atau maksimum 4,76 mm berasal dari alam
berupa batu pecah yang diperoleh atau hasil alam, sedangkan agregat
dari industri pemecah batu dan halus olahan adalah agregat halus yang
mempunyai ukuran butir antara 4,75 dihasilkan dari pecahan dan pemisahan
mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ butiran dengan cara penyaringan atau
inci). Berdasarkan ASTM C33 cara lainnya dari batuan atau terak tanur
Agregat kasar terdiri dari kerikil atau tinggi.
batu pecah dengan partikel butir lebih Agregat halus dari sumber bahan
besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm manapun, harus terdiri dari pasir atau
dan 37,5 mm. hasil pengayakan batu pecah dan terdiri
Fraksi agregat kasar untuk rancangan dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75
campuran adalah yang tertahan mm ), ( Menurut Bina Marga 2018 ).
ayakan No.4 (4,75 mm) yang
dilakukan secara kering dan harus
bersih, keras, awet dan bebas dari
lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan yang diberikan ( Menurut
Bina Marga 2018 ).
Filler
Filler merupakan bahan berbutir halus
yang mempunyai fungsi sebagai pengisi
pada pembuatan campuran aspal.. Filler
mempunyai ukuran yang lolos 100 % lolos
dari 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 %
berat partikel yang lolos saringan 0,075
mm
Serbuk Kaca
Serbuk Kaca
Serbuk kaca mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
bahan pengisi pori yang lainnya (Dian, 2011 dan Wibowo,
2013), yaitu:
a) Mempunyai sifat tidak menyerap air (zero water
absorption)
b) Kekerasan dari gelas menjadikan campuran aspal
tahan terdapat keausan.
c) Bubuk kaca/serbuk kaca yang baik mempunyai sifat
pozzoland sehingga dapat berfungsi sebagai pengganti
semen dan filler.
Serbuk Kaca
Serbuk Kaca
Pada tahun 2019 industri kaca lembaran mengalami
peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,34 juta ton per
tahun, menyusul adanya perluasan manufaktur PT.
Asahimas Flat Glass. Berikut merupakan pabrik pabrik
kaca yang berada di daerah Kalimantan Barat:
1. PT. ASAHIMAS FLAT GLASS TBK
2. PT. GAMA DINAMIKA
3. PT. BINTANG JAYA KHATULISTIWA
Serbuk Kaca
Abu Serbuk Kayu
Di Indonesia ada tiga macam industri kayu yang secara
dominan mengkonsumsi kayu dalam jumlah relatif besar,
yaitu penggergajian, vinir/kayu lapis dan pulp/kertas.Yang
menimbulkan masalah adalah limbah penggergajian yang
kenyataannya dilapangan masih ada yang di tumpuk
sebagian dibuang ke aliran sungai (pencemaran air)
Serbuk Kaca
Abu Serbuk Kayu
Abu serbuk kayu merupakan hasil pembakaran dari limbah
serbuk kayu. Hasil pembakaran abu serbuk kayu menunjukkan
bahwa kandungan SiO2 mencapai 85% (Otoko, 2014).
Tahap Tahap
Lokasi Penelitian
Penelitian
“
Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Jalan
Raya Universitas Tanjungpura Pontianak.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui
1
serangkaian kegiatan percobaan yang dilakukan sendiri dengan mengacu pada
petunjuk manual yang ada, misalnya dengan mengadakan penelitian atau
pengujian secara langsung. Dalam penelitian ini data primer adalah hasil
pengujian Marshall (VMA, VIM, VFA, stabilitas, kelelehan, dan MQ) di
laboratorium.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (didapat dari
penelitian lain) untuk bahan/jenis yang sama dan masih berhubungan dengan
penelitian.
Data sekunder yang digunakan adalah data berat jenis dari serbuk kaca yaitu
2400 kg/m3 Hafizi, A.M. (2009). Pemanfaatan Limbah Kaca sebagai Substitusi
Agregat Halus pada Beton Ramah Lingkungan. Bandung
2
Bahan
Pengujian Bahan
S
Laston ( AC-WC )
W T
3/8" 9,525 77 - 90 83,5
#4 4,750 53 - 69 61
#8 2,360 33 - 53 43
# 16 1,200 21 - 40 30,5
# 30 0,600 14-30 22
# 50 0,300 9-22 15,5
O
# 100 0,150 6-15 10,5
# 200 0,075 4-9 6,5
Perhitungan Kadar Aspal Rencana
Dimana :
PB = Perkiraan awal nilai kadar aspal optimal terhadap berat
campuran.
CA = % agregat dari saringan yang terbesar sampai dengan yang
Berikut adalah rumus untuk mencari kadar tertahan pada saringan No.4 ( batu ).
aspal aspal rencana berdasarkan Pedoman FA = % agregat yang lolos saringan No. 4 dan tertahan disaringan No.
Konstruksi dan Bangunan Pd T-04-2005-B : 200.
FF = % agregat yang lolos saringan No. 200.
PB = 0,035 ( % CA ) + 0,045 ( % FA ) + K ( % FF ) + C K = 0,15 untuk 11-15% lolos saringan 200
0,18 untuk 6-10% lolos saringan 200
0,15 untuk < 5% lolos saringan 200
C = Koefisien untuk Laston = 0,5 sampai 1.
Kadar Aspal Rencana
Didapatkan data :
Agregat kasar = 39 % ( 100% - lolos di saringan no.4)
Agregat Halus = 54,5 % ( 100% - % agregat kasar - % filler )
Filler = 6,5 % ( tertahan di saringan no.200 )
Maka :
PB = 0,035 ( % CA ) + 0,045 ( % FA ) + K ( % FF ) + C
PB = 0,035 ( 39 ) + 0,045 ( 54,5 ) + 0,18 ( 6,5 ) + 1
= 5,987 % = 6 %.
REVANDRA – D1011161073