Anda di halaman 1dari 121

Komunikasi dan VCT

pada klien HIV/AIDS

PS Ners 2021
Tujuan
Pembelajaran
Umum

Anda memahami konsep komunikasi

dan VCT pada klien HIV/AIDSyang
penting digunakan dalam memberikan
pelayananan yang berkualitas di rumah
sakit
Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar, diharapkan
Anda dapat :
1Menjelaskan pengertian komunikasi dan VCT
2 Menjelaskan tujuan komunikasi
3 Menjelaskan Elemen komunikasi
4 Mengidentifikasi Bentuk / Jenis Komunikasi
5 Menjelaskan Model Proses Komunikasi
6 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
7 Menjelaskan tingkat komunikasi
Pokok
Pokok Materi
Berdasarkan tujuan pembelajaran, maka secara berurutan pokok-pokok materi
yang akan dipaparkan dimulai dengan
Uraian
Materi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin
“ ‘communicare’ – ‘communicatio dan
communicatus’

Lebih kompleks komunikasi didefinisika
sebagai berikut :

1Komunikasi adalah pertukaran


keseluruhan perilaku dari komuni
kepada komunikan, baik yang dis
maupun tidak disadari
Komunikasi adalah proses yang dinamis, selalu
2berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan yang senantiasa berubah.
3 “Pemindahan maklumat dan“ makna dari satu
pihak (pengantar) kepada pihak yang lain

(penerima)”. (Guffey dan Almonte-2010)
Uraian
Materi
Tujuan Komunikasi
BEBERAPA ALASAN KENAPA PERLU
MEMPELAJARI KOMUNIKASI.

1. KOMUNIKASI YANG BAIK DGN ORANG LAIN AKAN MEMBANTU


SESEORANG UTK MENDAPATKAN PEKERJAAN , REJEKI ,
SAHABAT , PELANGGAN.
2. SEMAKIN BANYAK ORANG YANG TIDAK MENGENAL ETIKA
DALAM BERKOMUNIKASI.
3. DENGAN MENGETAHUI KONSEP , TEORI DAN PRAKTEK
BERKOMUNIKASI YANG BAIK AKAN MENUNJANG KARIR DAN
MENJADI PROFESIONAL.
4. PERKEMBANGAN TEHNIK KOMUNIKASI YANG BEGITU CEPAT,
MEMBUTUHKAN DAN MEMAKSA ORANG UNTUK MENGETAHUI
DAN MEMPELAJARINYA .
Berdasarkan beberapa pengertian / definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa secara umum tujuan komunikasi adalah
sebagai berikut :

1 Menyampaikan ide / informasi / berita


“Satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam fikiran komunikator
dan komunikan”
Mempengaruhi orang lain
2
“Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita

sadari maupun tidak kita sadari akan mempengaruhi perilaku
orang lain.
3 Merubah perilaku orang lain

“ bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan


Komunikasi bertujuan merubah perilaku, maksudnya jika kita

norma yang ada dan kita menginginkan.
4 Memberikan pendidikan
“ “
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan)
memperoleh / mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan
menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
5 Memahami (ide) orang lain
“ “
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara
komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing
dan mereka saling berusaha untuk memberi makna pada
komunikasi yang disampaikan atau diterima.
Uraian
Materi
Fungsi Komunikasi
Fungsi dari komunikasi adalah :
1. Kontrol
2. Informasi
3. Motivasi
4. Ekspresi emosi
FUNGSI
KONTROL

• Fungsi kontrol adalah sebagai cara untuk mengetahui apakah orang lain tetap sesuai
pada jalur yang di tetapkan oleh kita atau tidak, dan juga mengetahui bagaimana
keadaan orang lain sehingga kita bisa memutuskan sesuatu yang sesuai dengan
keadaan orang tsb
• Fungsi kontrol menggunakan cara yang lebih force(memaksa dan memberikan
konsekuensi2 nyata),
FUNGSI
INFORMASI

• Komunikasi merupakan sebuah proses untuk memberikan informasi dari


sumber kepada tujuan yang pada akhirnya melahirkan feedback(tanggapan
atau umpan balik.
FUNGSI
MOTIVASI
FUNGSI EKSPRESI EMOSI

• Menyampaikan emosi apa yang kita rasakan


melalui emosi.

• Biasanya hanya butuh untuk didengar, untuk


membagi beban emosi kita kepada orang lain.
Tak jarang mengharapkan advice dan
tanggapan lisan dari orang lain.
FUNGSI KOMUNIKASI
• A. KOMUNIKASI SOSIAL :
PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
PERNYATAAN EKSISTENSI DIRI.
KELANGSUNGAN HIDUP , MENEMPUH HIDUP , MENDAPAT
KEBAHAGIAAN.

B. KOMUNIKASI EKSPRESIF : komunikasi untuk menyampaikan perasaan-


perasaan seseorang , bisa verbal atau non verbal.
Demonstrasi , mogok makan
Puisi , cerpen , lagu, lukisan, teater

C. KOMUNIKASI RITUAL : Ijab kabul , Do’a , Shalat , Naik haji , idul fitri ,
idul adha , harakiri, bom bunuh diri , pengakuan dosa, dll

D. KOMUNIKASI INSTRUMENTAL : melakukan komunikasi yang bersifat


persuasif ( membujuk )
Uraian
Materi
Elemen Komunikasi
“Berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada 5 elemen utama yaitu Komunikator

(sender), Informasi / pesan / berita, Komunikan (Reciever), Umpan balik



(feedback), dan admosfir / konteks. Taylor, Lillis, LeMone (1989) dan DeVito (1997)
Komunikator (Sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan
pesan / ide / informasi kepada orang / pihak lain sebagai lawan bicara.

Informasi / pesan / berita


Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator
disadari atau tidak disadari, secara langsung maupun tidak langsung.

Komunikan (Reciever)
Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang
menerima pesan yang disampaikan komunikator.

Umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke
sumbernya

Admosfir / konteks
Admosfir adalah lingkungan dimana komunikasi terjadi,
terdiri dari tiga dimensi yaitu : dimensi fisik, sosial-psikologis
dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan
yang disampaikan.
Uraian
Materi
Bentuk / Jenis Komunikasi
“ “
Chitty (1997)
Komunikasi Verbal

“Komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata


Chitty (1997)
yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan”.
Komunikasi Oral
“ Komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik langsung dengan cara tatap muka maupun

secara tidak langsung melalui telefone atau telekonferensi.
KOMUNIKASI ORAL
Komunikasi Tertulis
“ Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan baik secara manual maupun elektronik, dilakukan

untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar, sebagai bukti tertulis atau dokumentasi.
KOMUNIKASI
TERTULIS
JENIS TEKS KOMUNIKASI
TERTULIS
TULISAN BERFORMAT
KHUSUS
Komunikasi Non - Verbal
“Komunikasi non verbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan

kata-kata. Chitty (1997)

Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan
dengan pesan yang disampaikan secara oral maupun tulisan.
KOMUNIKASI NON VERBAL
KOMUNIKASI NON VERBAL
Hubungan Komunikasi verval dan Non Verbal
1. Mengulangi (repeating)
2. Menolak atau memberi makna lain (contradicting)
3. Melengkapi (complementing)
4. Menegaskan (accenting)
5. Menghubungkan dan mengatur (relating and
regulating)
6. Menggantikan (substitution) “
Uraian
Materi
Model / Proses Komunikasi
“ Proses komunikasi merupakan urutan tahap-tahap komunikasi yang kompleks
meliputi: idea generation, encoding, transmitting via
various channels, receiving,
decoding, understanding, and responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu

berulang. Vecchio (1995)
Noise,
Barries,
Filters

Model Proses Komunikasi ‘The Communication


Cycle’ Vecchio (1995)
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI
Uraian
Materi
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
5 faktor utama yang mempengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen
komunikasi, yaitu:faktor komunikator, pesan / informasi, komunikan,
umpan balik dan admosfir.
“Komunikasi akan efektif jika komunikator menunjukkan penampilan yang

baik, sopan dan menarik, serta ber wibawa dan tidak sombong
“ Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami
dari pada pesan yang bersifat memaksa

“Supaya komunikasi efektif, sama halnya dengan komunikator maka seorang

komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik, sopan, serta

tidak sombong.

Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan

pesan yang disampaikan

Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang

kondusif (condisive) dan nyaman (Comfortable).
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI
• Latar Belakang Budaya
• Ikatan Kelompok atau Group
• Harapan
• Pendidikan
• Situasi
LATAR BELAKANG BUDAYA
 
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola
pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga
semakin sama latar belakang budaya antara
komunikator dengan komunikan maka komunikasi
semakin efektif.
IKATAN KELOMPOK ATAU
GROUP
 Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan.
HARAPAN

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan


sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.
PENDIDIKAN

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks


sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang
disampaikan.
SITUASI
• Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam).
• Faktor rancangan dan arsitektural (penaataan ruang).
• Faktor temporal, misal keadaan emosi.
• Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara
berbicara.
• Teknologi.
• Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial
dan karakteristik sosial individu.
• Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang
terhadap lingkungannya.
• Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
Uraian
Materi
Hambatan Dalam Komunikasi
Hambatan dalam Komunikasi
(DeLaune & Ladner, 2002)
Hambatan dalam Komunikasi
(DeLaune & Ladner, 2002)
Hambatan dalam Komunikasi
(DeLaune & Ladner, 2002)
Uraian
Materi
Kegunaan Komunikasi Terapeutik

“Dalam komunikasi antar manusia, ada 7 tingkatan komunikasi” DeVito (1997)

1
2
3
4
5
6
7
KOMUNIKASI
INTRAPERSONAL
• Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri
• Tujuan :
i) Individu lebih memahami kelemahan serta kelebihan dirinya
sendiri.
ii) Memperkuat emosi penerimaan dan pembangunan diri.
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
• Komunikasi yang dilakukan antara dua orang dengan tujuan untuk
mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan saling
membantu.
• Tujuan;
i) Bertujuan membina hubungan sosial atau mengukuhkan
pertalian silaturrahim.
ii) Jalinan hubungan interpersonal yang terbina dapat
membentuk satu sistem interaksi sosial yang baik terutamanya
dalam situasi apabila individu menghadapi masalah.
KOMUNIKASI
KELOMPOK
• Komunikasi yang dilakukan dalam sekelompok (kecil) orang yang
biasanya masih bersifat homogen
• Komunikasi kumpulan kecil boleh melibatkan beberapa orang
atau hingga 25 orang atau lebih lagi dalam satu kelompok besar.
• Ciri-cirinya ialah jenis kelompok yang sesuai, tingkat interaksi,
peranan ahli, kesepakatan yang perlu dicapai.
KOMUNIKASI ORGANISASI
• Komunikasi yang dilakukan dalam organisasi formal.
• Arah aliran komunikasi
- Komunikasi atas bawah : instruksi
- Komunikasi bawah atas : komplain
- Komunikasi mendatar : koordinasi
KOMUNIKASI AWAM
(UMUM)
1. Komunikasi yang dilakukan kepada khalayak atau umum
2. Bentuk-bentuk pengucapan awam ialah pengucapan awam yang
bersifat informatif dan pengucapan awam yang bersifat persuasif.
3. Jenis-jenis Pengucapan Awam
• Ucapan spontan: disampaikan tanpa persiapan.
• Ucapan ekstemporan: ucapan jenis ini kelihatan seperti ucapan
spontan tetapi sebenarnya pengucap telah mempersiapkan
ucapan terlebih dahulu.
• Ucapan manuskrip: dalam ucapan jenis ini penyampai membaca
manuskrip ucapan yang telah tersedia. Jenis ini sering digunakan
dalam acara formal/protokoler.
• Ucapan Hafalan: ucapan ini biasanya ringkas dan bertujuan untuk
dihadapan umum. Jenis ini biasanya digunakan pada Acara
Resepsi, Acara Jamuan Makan, dll.
KOMUNIKASI SILANG
BUDAYA
1. Komunikasi yang dilakukan antar manusia yang berasal dari
budaya-budaya yang berbeda.
2. Hambatan budaya dalam komunikasi silang budaya;
• Bahasa atau pesan lisan: perbedaan aksen bahasa yang
berebda akan menyulitkan dalam berkomunikasi.
• Bahasa atau pesan non lisan: ditemukan pada budaya bangsa
yang kaya dengan bahasa non verbal. Hanya bangsa itu saja
menggunakan bahasa non verbal tersebut dan ini berbeda dengan
budaya lain.
• Kesan etnosentrisme: etnorisme adalah kecenderungan seseorang
melihat bangsanya sendiri lebih baik dari bangsa lain. Ini
menimbulkan kesan negatif terhadap kelompok suatu bangsa lain.
• Norma & tuntutan moral: Kegiatan yang melanggar norma
masyarakat akan menerima resiko dikenakan hukuman dan juga
didiskriminasikan oleh masyarakat setempat
Uraian
Materi
Komunikasi Efektif di RS
Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change)
pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi Efektif memungkinkan seseorang dapat
saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan
dan sikap antara dua orang atau kelompok yang
hasilnya sesuai dengan harapan.
Tujuan Komunikasi Efektif

Memberi kemudahan dalam memahami pesan yang


disampaikan antara pemberi dan penerima pesan.
Sehingga tercipta feed back yang baik antara pemberi
dan penerima pesan.
Komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila memenuhi tiga hal berikut :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta
dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat
disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan
perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan
apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.
 
CARA
BERKOMUNIKASI
EFEKTIF

1. Gunakan kalimat seefektif mungkin


2. Jangan mengungkapkan pengulangan
ide/pokok bahasan
3. Jangan berbicara terlalu lambat
4. Hindari gumaman yang terlalu sering
5. Hindari humor yang tidak perlu
Bentuk Komunikasi Efektif
1. Komunikasi verbal efektif :
       - Berlangsung secara timbal balik.
       - Makna pesan ringkas dan jelas.
       - Bahasa mudah dipahami.
       - Cara penyampaian mudah diterima.
       - Disampaikan secara tulus.
       - Mempunyai tujuan yang jelas.
       - Memperlihatkan norma yang berlaku.
       - Disertai dengan humor.
   2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal
adalah : 
       - Penampilan fisik.
       - Sikap tubuh dan cara berjalan.
       - Ekspresi wajah.
       - Sentuhan
Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan
Dalam Komunikasi Efektif 
• Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan.
• Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan di
mengerti.
• Pesan yang disampaikan dapat menggugah
perhatian atau minat di pihak komunikan.
• Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak
komunikan yang dapat menguntungkannya.
• Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan
atau reward di pihak komunikan.
Lima Pondasi Membangun
Komunikasi Efektif
1. Berusaha benar-benar mengerti orang lain
(emphatetic communication)
2. Memenuhi komitmen atau janji
3. Menjelaskan harapan atau rencana yang akan di
lakukan
4. Meminta maaf dengan tulus ketika membuat
kesalahan
5. Memperlihatkan integritas pribadi
Uraian
Materi
Pengembangan Komunikasi Efektif
Dengan Model SBAR dan REACH
MODEL SBAR
SEBAGAI STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
EFEKTIF SAAT SERAH TERIMA
INFORMASI PASIEN

MENINGKATKAN PATIENT SAFETY


SBAR
I INTRODUCTION INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF
MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN TUGAS
, PROFESI
S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA PERAWATAN
DAN KEINGINAN DAN KEBUTUHAN PASIEN

B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL ,


DAFTAR
OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB
A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA
DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA
BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN
REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN
Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM
ANSWER PROSES HANDOFF
7 Langkah Keselamatan Pasien
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN, Ciptakan
kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat &
jelas tentang keselamatan pasien di RS Anda
3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem &
proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah
4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat
melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada KKPRS
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara
komunikasi yg terbuka dgn pasien
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KESELAMATAN PASIEN, Dorong staf
anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa
kejadian itu timbul
7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN PASIEN,
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan
5.LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.

RS yg terbuka adalah RS yg lebih aman!!. Pasien & staf perlu tahu bilamana telah terjadi suatu yang
merugikan dan mereka dilibatkan dalam penelitian insiden.

Ini dapat dilakukan dengan :


1.Membuat suatu kebijakan keterbukaan yg aman
2.Memperoleh dukungan dari tingkat dewan direksi untuk kebijakan dan kemudian memberikan
pelatihan kepada staf,
3.Melibatkan para pasien dan bila memungkinkan keluarga mereka & Staf dlm melakukan analisis akar
masalah (RCA) dari IKP yg menuju pada cedera yg parah atau kematian
4.Melibatkan para pasien, dan keluarga serta Staf dalam membuat rekomendasi dan solusi yang
dikembangkan dari suatu IKP
Th 2001 JCAHO melakukan kampanye SPEAK-UP utk pasien / masyarakat
WHO : “ WORLD ALLIANCE FOR PATIENT SAFETY, FORWARD PROGRAMME 2005”

S P E A K – U P
1. Speak up if you have questions or concerns: it's your
right to know
2. Pay attention to the care you are receiving
3. Educate yourself about your diagnosis, test and
treatment
4. Ask a trusted family member or friend to be your
advocate
5. Know what medications you take and why you take
them
6. Use a health-care provider that rigorously evaluates
itself against safety standards
7. Participate in all decisions about your care.
MODEL REACH
# 1: Respect
Sikap menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan
saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah
bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik
atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh
respek terhadap harga diri dan kebanggaaan
seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
MODEL REACH
# 2: Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan


diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
MODEL REACH
# 3: Audible
Audible berarti dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka
audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian
hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau
alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan
yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam
komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan
dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
MODEL REACH
# 4: Clarity 

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan


baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di
Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang
paling utama dalam menyiapkan korespondensi
tingkat tinggi.
MODEL REACH
# 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang
efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan
unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki
DE VITO
• O PENESS : membangun keterbukaan dalam berkomuniksai

• S UPPORTIVENESS : saling menghargai dan mensuport

• P OSITIVENESS : selalu berpikiran positif dalam menanggapi informasi ,


berita , gosip dll.

• E MPATHY .

• E QUALITY : berusaha membangun kesetaraan dalam berkomuniksai.


SPO MENERIMA PERINTAH LISAN / LEWAT
TELEPON “CHECK BACK”

1. Tulis
Lengkap
2. Baca Ulang
3. Konfirmasi

5
Cont’
• Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak
adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak
adekuat, budaya yang tidak mendukung
komunikasi terbuka antar anggota tim bedah,
permasalahan yang berhubungan dengan resep
yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan
pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-
faktor kontribusi yang sering terjadi.
Cont’
• Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalah yang mengkhawatirkan ini.
• Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang
digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO
Patient Safety (2009), juga di The Joint
Commission’s Universal Protocol for Preventing
Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person
Surgery Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan
pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang
dapat dikenali.
Cont’
• Tanda itu harus digunakan secara konsisten di
rumah sakit dan harus dibuat oleh operator / orang
yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat
pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan
harus terlihat sampai saat akan disayat.
• Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada
semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel
struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel
level (tulang belakang).
Cont’
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk :
− Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar;
− Memastikan bahwa semua dokumen, foto
(imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,
diberi label dengan baik, dan dipampang;
− Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan
khusus dan/atau implant-implant yang dibutuhkan.
 
Cont’
• Tahap “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan
semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan.
• Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan
akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai,
dan melibatkan seluruh tim operasi.
• Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya
menggunakan ceklist.
Identifikasi Masalah
• Tidak tepat lokasi
• Kesalahan dalam menulis rekam medis atau membaca
foto rontgen
• Tidak tepat prosedur
• Kuantitas SDM (tim OK) kurang shg mengganggu
kelangsungan op
• Kualitas tenaga medis terutama koas + residen krg baik
• Sarana dan prasarana tdk memenuhi syarat (bangunan,
alat2 Op, lampu / penerangan, prosedur sterilisasi /
CSSD)
• Tidak tepat pasien
• Salah identifikasi krn nama pasien sama
Hambatan yg dihadapi
• Rasa sungkan / ketidakberanian dari pihak
manajemen
DEFINISI KOMUNIKASI EFEKTIF
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
• Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat
sasaran dan mencapai tujuan5.
• Syarat Komunikasi efektif ;
• informasi, ide atau pesan yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami dengan baik sehingga terbentuk
kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling
mendapatkan informasi atau menjadi paham
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
PATIENT
SAFETY
1. TEPAT WAKTU,
2. AKURAT,
3. LENGKAP,
4. JELAS,
5. DIPAHAMI OLEH PASIEN/PETUGAS KESEHATAN
6. AKAN MENGURANGI KESALAHAN, DAN MENGHASILKAN
• PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
SAAT BAHAYA TERJADINYA
KOMUNIKASI TAK EFEKTIF DI RS
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan
•saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui telpon.
•Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan
kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telpon ke unit pelayanan
STANDAR KOMUNIKASI PATIENT
SAFETY

1.READ BACK
2.DAFTAR SINGKATAN YANG DILARANG
DIGUNAKAN
3.CRITICAL RESULT (HASIL
PEMERIKASAAN
KRITIS
4.KOMUNIKASI SAAT SERAH TERIMA
PASIEN
READ BACK
Perintah Lisan/Lewat Telepon
 ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap  NAMA LENGKAP DAN TANDA
TANGAN PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja  NAMA LENGKAP DAN TANDA
untuk NORUM/LASA TANGAN
PENERIMA PERINTAH
3. Konfirmasilisan  TANGGAL DAN JAM

dan tanda tangan

Sutoto.KARS
Sutoto.KARS
1. RS harus membakukan daftar singkatan, akronim, simbol, dan
penandaan dosis yang tidak boleh digunakan di seluruh bagian RS

2. Menetapkan dan mengimplementasikan daftar singkataan baku,


akronim, simbol-simbol dan penandaaan dosis yang tidak boleh
digunakan di seluruh bagian RS dan menggunakannya pada semua
pendokumentasian.
KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
• Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes
dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan
hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan
pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan
menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.
• RS mempunyai Prosedur yang meliputi
– penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi
setiap tipe tes,
– oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus
dilaporkan
– menetapkan metode monitoring yang memenuhi
ketentuan
HAND OFF COMMUNICATIONS
(KOMUNIKASI SERAH TERIMA PASIEN
ANTAR/DIANTARA DOKTER DAN PERAWAT )

RS mengimplementasikan pendekatan yang


baku untuk “Metode komunikasi serah
terima informasi kesehatan pasien“.
https://www.ausmed.com/cpd/guides/com
munication-skills
 Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada
pengalihan tanggung jawab pasien dari satu
tenaga kesehatan kepada yang lain.

 Tujuan:
 Untuk menyediakan informasi secara akurat,
tepat waktu tentang rencana keperawatan,
pengobatan, kondisi terkini, dan perubahan
kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun
yang dapat di prediksi selanjutnya
Serah terima informasi pasien di RS
 Antar perawat antar shift
 Pengalihan tanggung jawab dari dokter kepada
• perawat
 Pengalihan tanggung jawab dokter on-call
 Pengalihan tanggung jawab sementara, mis:

saat
• istirahat makan.
 Antar perawat antar ruangan
https://www.aidsmap.com/news/jun-2020/telemedicine-hiv-here-stay
KESIMPULAN
 Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh penerima informasi dapat
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien.

 RS harus mengembangkan kebijakan dan prosedur


terkait komunikasi efektif ini untuk menjamin
keselamatan pasien saat komunikasi antar petugas RS
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai