Minggu - 7 Pengendalian Persediaan Dengan Demand Independen
Minggu - 7 Pengendalian Persediaan Dengan Demand Independen
14-5 3
3. Mengapa harus dikelola ?
4
4. Fungsi Persediaan
Eksploitasi pasar
5
5. Independen vs Dependen Demand
Independen Dependen
Demand: Demand:
6
6. Lingkup Persoalan
• KUANTITATIF • KUALITATIF
7
7. Ukuran performansi
Ukuran
Pengeloaan Internal
ada
ukurannya
Tingkat pelayanan
Ukuran
Eksternal
8
8. Biaya Persediaan:
Ongkos simpan: biaya untuk menyimpan item
pada sistem persediaan
Ongkos pesan: biaya untuk memesan item
dalam proses pengisian persediaan
Ongkos kekurangan persediaan: biaya yang
timbul akibat tidak dapat memenuhi
permintaan karena tidak memiliki persediaan
Ongkos item: sama dengan harga/nilai item
yang dibeli untuk disimpan dalam persediaan
9
8.1. Ongkos Pesan
semua pengeluaran yang dipergunakan
untuk menyiapkan pemesanan persediaan:
penulisan order, penyiapan spesisifikasi,
pencatatan order, pengiriman order,
invoice, payment, dll
semua pengeluaran yang dipergunakan
untuk melakukan set-up untuk pengerjaan
pesanan: pemasangan fixture, setting
mesin, biaya kerja: orang dan mesin, dll
ongkos ini dikeluarkan sesuai dengan
frekuensi pemesanan yang dilakukan
10
8.2. Ongkos Simpan
Pengeluaran yang dipergunakan untuk menyim-
pan barang di tempat penyimpanan
Termasuk:
Cost of capital
Biaya penyusutan barang
Asuransi
Biaya akibat barang kadaluarsa
sewa ruangan, pengkondisian ruang, perawatan gedung,
utilities: listrik, air.
Penanganan material di gudang, handling, administrasi,
dll
besarnya ongkos ini dikaitkan dengan nilai barang
yang disimpan serta lamanya barang tersebut
disimpan
11
8.3. Ongkos Akibat Kekurangan
Persediaan
• Jika terjadi kekurangan persediaan terdapat dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu:
Lost Sale
Back Order
• Pada kasus Lost Sale ongkos yang timbul adalah
kesempatan memperoleh profit yang hilang
• Pada kasus Back Order ongkos yang timbul
misalkan biaya administrasi dan biaya emergency
production & shipment
• Lebih jauh lagi, akibat kekurangan persediaan ini
menimbulkan juga dampak yang tidak bisa
secara langsung diukur secara finansial seperti
reputasi, kehilangan konsumen, dan lain-lain.
12
8.4. Ongkos-ongkos lain
• Di samping itu juga dikenal ONGKOS SISTEM
• Biaya-biaya ini dikeluarkan pada saat awal men-set
up sistem persediaan yaitu antara lain:
Penyediaan gudang
Pengadaan peralatan handling material dan penyimpanan
Set-up sistem informasi, dll
• Ongkos sistem juga terjadi pada saat melakukan
peningkatan kapasitas gudang
• Di samping itu, persediaan juga menimbulkan
biaya-biaya tersembunyi (hidden costs) seperti
lead time yang lebih panjang, kualitas,
responsiveness yang berkurang, dan hal-hal lain
yang tersembunyi
13
9. Tingkat Pelayanan
• Tingkat pelayanan menunjukkan ketersediaan
barang ketika dibutuhkan pelanggan
• Dapat diukur dengan dua cara (1) ukuran
persentase dan (2) ukuran mutlak
• Ukuran persentase, misalkan:
Persentase pesanan terkirim on-schedule terhadap total
pesanan
Persentase hari kerja tanpa out of stock terhadap
seluruh hari kerja, dll
• Ukuran mutlak, misalkan:
Jumlah hari kerja dengan out of stock
Jumlah waktu idle akibat kekurangan persediaan
14
Tingkat Pelayanan ……
• Terdapat trade off
antara tingkat
pelayanan dengan
biaya persediaan
• Semakin tinggi
tingkat pelayanan
semakin besar biaya
yang diperlukan
• Perusahaan akan
berusaha
menurunkan biaya
dengan tingkat
pelayanan yang
sama
15
10. Model EOQ
• Model dasar pada pengendalian
persediaan
• Asumsi-asumsi model:
Demand bersifat determinsitik dan kontinyu
Setiap kali melakukan pesanan dalam jumlah
yang sama (Q0 ) dan tidak ada batasan pada
kapasitas penyimpanan
Barang diterima serentak pada saat pemesanan
dilakukan (instantenous replenishment)
Ongkos pesan untuk setiap kali pemesanan dan
ongkos simpan sebanding dengan jumlah dan
waktu penyimpanan
Harga barang tetap baik terhadap waktu
maupun jumlah
16
Model EOQ ….
Jika dinotasikan:
- TC = biaya persediaan keseluruhan
- S = biaya pesan (Rp/pesan)
- D = kebutuhan/permintaan selama satu periode (unit)
- Q = jumlah lot yang dipesan (unit)
- C = harga barang per unit (Rp/unit)
- k = tarif biaya simpan satu unit persediaan pada satu
periode
- K = kC
• Biaya persediaan TC = biaya simpan + biaya pesan
17
Model EOQ ….
Untuk menentukan biaya pesan dan simpan lihat
gambar siklus persediaan dengan asumsi model
EOQ sbb: persediaan
Q 0
Q 0
2
18
Model EOQ …….
• Dengan demikian: SD KQ
TC
Q 2
• Jika digambarkan maka fungsi biaya tersebut
adalah sebagai berikut:
minimal yang
Annual
Total Cost
cost ($)
diperoleh pada
Minimum
total cost
Carrying Cost
19
Model EOQ ……….
• TC minimum tercapai pada kondisi:
TC (Q)
0
Q
SD K
2
0
Q 2
2SD 2SD
Q
2
Q0MODEL
K EOQ K
20
Economic Order Interval (EOI)
m = frekuensi pemesanan = R/Q
T = 1/m = Q/R
2RC
EOQ Q*
H
Bila
2RC
Q H 2C
T* (tahun)
R R RH
maka
21
Contoh:
• Diketahui rencana produksi 12 bulan ke depan
untuk produk X adalah sebesar 1000 unit/bulan.
Produk tersebut membutuhkan komponen ABC
sebesar 2 unit untuk setiap 1 unit produk X yang
dibeli dari supplier. Komponen dibeli dengan
harga Rp. 100.000,-/unit. Jika biaya simpan
dikenakan sebesar 12%/unit/tahun dan biaya
pesan adalah Rp. 25.000,-/pesan; tentukan:
Besar ukuran pesanan ekonomis
Biaya persediaan selama setahun
22
Model EOQ …….
• Model EOQ ini walaupun sederhana tetapi cukup
robust; misalkan dilakukan pemesanan sejumlah
Q > Q0
• Maka total cost yang terjadi dapat dibandingkan
sbb: SR KQ
TC Q 2 TC 1 Q0 Q
TC0 SR KQ0 TC0 2 Q Q0
Q0 2
TC 1 Q0 2Q0 1 5Q0 5
Jika Q= 2Q0 TC0 2 2Q0 Q0 2 2Q0 4
23
11. Model Persediaan dengan Demand
Probabilistik dan LT ≠ 0 dan tetap
• Adanya LT membuat perlunya
ditentukan REORDER POINT: Reorder Point With
titik dimana pemesanan harus
dilakukan A Safety Stock
• Demand probabilistik
(Distribusi Normal) membuat
Inventory level
terdapat kemungkinan
persediaan habis sedangkan
Reorder point
pesanan belum datang
• Untuk mengatasi dibuat Safety stock
SAFETY STOCK
0
LT LT
Time
24
Demand probabilistik ……..
• Reorder Point = r besarnya sama dengan demand
selama lead time: r = D.LT
• Contoh: jika demand per tahun 10.000 unit; lead
time pemesanan selama 1 minggu; maka:
Reorder Point: r = demand selama 1 minggu
r = 1/52 x 10.000 = 192,3 ~ 193
Artinya jika persediaan mencapai 193 unit maka
pemesanan harus dilakukan
• Reorder point tersebut belum memperhitungkan
besarnya Safety Stock
25
Demand Probabilistik ……
• Safety stock dibuat agar
dapat mengurangi
kemungkinan out of
Probability Distribution of Demand over Lead Time
stock
• Dipengaruhi oleh lama
lead time dan besar
variansi dari demand
• Ditentukan dengan
perhitungan:
s=xZ
dimana Z dilihat dari
tabel Normal
m = mean demand R = Reorder point s = Safety stock
26
Penentuan nilai z:
Service level Stock Out z value
Probability
0.90 0.10 1.28
0.95 0.05 1.65
0.98 0.02 2.05
0.99 0.01 2.33
0.9986 0.0014 3.75
27
Demand probabilistik ….
• Dengan demikian keputusan persediaan
yang harus dilakukan adalah:
• Lot pesanan: 2 SD
Q0
K
• Saat pemesanan: r D.LT .Z
28
12. Metode Pemesanan Kembali
• Pada bahasan sebelumnya pemesanan
dilakukan jika tercapai tingkat persediaan
sebesar r = redorder point
• Pemesanan kembali juga dapat dilakukan
dengan cara lain, yaitu pada r = waktu
tertentu; misalkan setiap satu bulan sekali
• Keduanya adalah metode pemesanan
kembali, yang disebut:
Metode Continous Review (Metode Q)
Metode Periodic Review (Metode P)
29
SistemQ Sistem P terima
terima Stock tersedia
Stock tersedia Yes
Demand
30
12.1. Metode Q
R = Reorder Point
Q = Order Quantity
L = Lead time
31
Metode Q …….
• Dengan cara pemesanan seperti ini setiap kali
pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan
yang sama (karena itu disebut metode Q)
• Untuk memudahkan implementasinya, sering
digunakan visual review system dengan metode
yang disebut Two Bin System:
Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi
persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II
berisi sisanya
Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi
Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan harus
dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan
datang, stock pada Bin I digunakan
32
12.2. Metode P
33
Metode P …..
• Periode pemesanan tetap = T
• Jumlah yang dipesan sangat bergantung pada
sisa inventory pada saat periode pemesanan
tercapai; sehingga setiap kali pemesanan
dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama
• Terdapat kemungkinan persediaan sudah habis
tetapi periode pemesanan belum tercapai
• Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif
lebih besar (untuk T dan untuk LT= Lead Time)
34
Metode P: Penentuan jumlah
pesanan
q = d(T + L) + Z T+ L - I Jumlah
Inventory
Maksimum
Where:
q = quantitiy to be ordered
T = the number of days between reviews
L = lead time in days
d = forecast average daily demand
z = the number of standard deviations for a specified service level
T+ L = standard deviation of demand over the review and lead time
I = current inventory level (includes items on order)
35
Penentuan Nilai Z
dT(1- P)
E(Z) =
T+ L
where
E(Z) = expected number units short from a normalized
table where = 1
P = service level desired
dT = demand during the review period where d is daily
demand and T is the number of days
T+ L = standard deviation over the review period and the
lead time
36
Penentuan Nilai sT+L
T+ L 2
T+L = di
i 1
37
Contoh:
T+ L = (T + L) d =
2
30 + 10 4 = 25.298
2
dT(1- P) 20(30)(1-.96)
E(Z) = = = .949
T+ L 25.298
q = d(T + L) + Z T + L - I
40
Metode P …..
• Metode P relatif tidak memerlukan proses
administrasi yang banyak, karena periode
pemesanan sudah dilakukan secara periodik.
• Untuk memudahkan implementasinya, digunakan
visual review system dengan metode yang
disebut One Bin System:
Dibuat Bin yang berisikan Jumlah Inventory
Maksimum
Setiap kali periode pemesanan sampai tinggal
dilihat berapa stock tersisa dan pemesanan
dilakukan untuk mengiasi Bin penuh
41
12.3. Perbandingan Cara:
Periode pemesanan tidak Periode pemesanan tetap
tetap Setiap kali pesan dalam
Jumlah yang dipesan jumlah yang berbeda
selalu sama Membutuhkan safety
Barang yang disimpan stock relatif lebih besar:
relatif lebih sedikit untuk melindungi
Memerlukan administrasi variansi demand dan
yang berat untuk selalu juga untuk demand
dapat memantau tingkat selama periode pesan
persediaan agar tidak belum sampai
terlambat memesan Administrasi ringan
SISTEM Q SISTEM P
42
13. Kondisi dengan LT dan Demand
Probabilistik
Distribusi
Jumlah Persediaan
Lead Time
JumlahPersediaan
dem and
re n d a h
dem and
n o rm a l
LTn
LT
LTm
dem and
tin g g i
Dibuat Joint
Distribution
43
14. Perlakuan terhadap Out of
Stock
• Jika biaya out of stock dapat ditaksir, maka
terdapat dua kemungkinan terhadap kejadian
kekurangan persediaan:
LOST SALE: kekurangan dianggap sebagai
kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan
BACK ORDER: kekurangan persediaan dapat
dipenuhi kemudian dengan biaya-biaya tambahan
dan dengan anggapan konsumen masih mau
menunggu
Keduanya dapat dihitung berdasarkan biaya per
unit kekurangan stock atau berdasarkan biaya
setiap kali terjadi kekurangan stock
44
15. Price Discount
• Sangat umum menjadi praktek adanya potongan
harga (price discount) untuk pembelian dalam
jumlah yang lebih besar
• Misalkan:
Pembelian Q < 1000 unit harga Rp. 100.000,-/unit
Pembelian 1001 < Q < 5000 unit harga Rp.
90.000,-/unit
Pembelian Q > 5000 unit harga Rp. 80.000,-/unit
• Variabel price memiliki pengaruh pada ongkos
simpan, sehingga penentuan lot pesanan ekonomis
perlu ditinjau pada beberapa harga tersebut.
45
Price discount …….
• Fungsi biaya persediaan
total menjadi step wise
function
H a rg a 1
• Sehingga harus dicari
local optimum EOQ pada H a rg a 2
setiap fungsi harga
Biaya (Rp)
• Local optimum dari H a rg a 3
setiap harga
dibandingkan sehingga
diperoleh global
optimum Price
• Global optimum ini Break
menjadi solusi EOQ J u m la h P e s a n a n (Q )
46
16. Klasifikasi ABC
47
Annual Usage of Items by Dollar Value
Percentage of
Annual Usage in Total Dollar
Item Units Unit Cost Dollar Usage Usage
1 5,000 $ 1.50 $ 7,500 2.9%
2 1,500 8.00 12,000 4.7%
3 10,000 10.50 105,000 41.2%
4 6,000 2.00 12,000 4.7%
5 7,500 0.50 3,750 1.5%
6 6,000 13.60 81,600 32.0%
7 5,000 0.75 3,750 1.5%
8 4,500 1.25 5,625 2.2%
9 7,000 2.50 17,500 6.9%
10 3,000 2.00 6,000 2.4%
Total $ 254,725 100.0%
48
ABC Chart
45,0% 120,0%
40,0%
100,0%
35,0%
A
Cumulative % Usage
B C
Percent Usage
30,0% 80,0%
25,0%
60,0%
20,0%
15,0% 40,0%
10,0%
20,0%
5,0%
0,0% 0,0%
3 6 9 2 4 1 10 8 5 7
Item No.
49
17. Hubungan Antar Fungsi
• Manajemen
persediaan terkait
ORGANIZATIONAL
GOALS dengan fungsi-fungsi
lain
• Persediaan untuk
MARKETING PRODUCTION FINANCE mensupport produksi
GOALS GOALS GOALS dan pemasaran
• Finance merupakan
INVENTORY
kendala yang harus
GOALS dipertimbangkan
untuk menentukan
persediaan
50
18. Kerangka Pengembangan Manajemen
Persediaan
Analisa sistem,
disain,
implementasi
Operasi
sistem
Evaluasi dan
re-disain
51