Anda di halaman 1dari 13

Kabinet Ali

Sastroamidjojo II
Anggota Kelompok :
1. Annisa Rahmi Nareswari (05)
2. Bagus Priyo Prayogo (07)
3. Cornelia Rengga Mauria (09)
4. Farrela Diva Aziza (19)
Pada tanggal 14 Maret 1957 Kabinet Ali
Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya
kepada presiden. Kabinet Ali kembali
diserahi mandat pada tanggal 20 Maret 
1956 yang merupakan koalisi antara PNI, 
Masyumi, dan NU.

Akhirnya kabinet ini jatuh dan presiden


menunjuk dirinya menjadi pembentuk
Kabinet Ali Sastroamidjojo II kabinet yang bernama kabinet Karya
sering pula disebut Kabinet  dan Djuanda sebagai perdana menteri.
Ali-Roem-Idham, bertugas
pada periode 24 Maret 1956
–14 Maret 1957
1
PROGRAM Pembatalan KMB
• Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian
KERJA KMB, secara unilateral, baik formil maupun
materiil dan mengadakan tindakan-tindakan
untuk menampung akibat-akibatnya

Irian Barat

2
• Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto 
Republik Indonesia atas Irian Barat bersandarkan kekuatan rakyat
dan kekuatan-kekuatan anti kolonialisme di dunia internasional.
• Membentuk Provinsi Irian Barat.

3
Keamanan
• Memulihkan dan menjaga keamanan dalam negeri
yang dikacaukan oleh gerombolan-gerombolan
illegal yang memberontak terhadap negara dengan
nama apapun juga mereka menamakan dirinya.
• Menyempurnakan koordinasi antara alat-alat
kekuasaan negara, terutama dalam tindakan-
tindakan pemulihan keamanan.
Perekonomian

4
• Memulai membangun secara teratur dan menurut rencana berjangka waktu tertentu (5
tahun) yang ditetapkan dengan undang-undang dengan menitik beratkan pada dasar
keputusan rakyat.
• Berusaha untuk mewujudkan pergantian ekonomi kolonial bersandarkan kepentingan
rakyat jelata, dengan mengutamakan kebutuhan-kebutuhannya yang primer.

Keuangan

5
• Menyehatkan keuangan negara hingga tercapai imbangan anggaran belanja biasa
yang baik dan yang memberi kemungkinan untuk melanjutkan pembangunan.
• Dalam usaha penyempurnaan keuangan negara, penambahan sumber keuangan
baru harus diutamakan.
• Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang negara.
• Perkreditan pemerintah yang tepat dan lancar untuk melindungi usaha ekonomi
nasional terhadap persaingan asing.

6
Perindustrian
• Memajukan berdirinya industri nasionalsupaya selekas mungkin
Republik Indonesia dapat menjamin kebutuhannya sendiri, dan
melindungi industri nasional terhadap persaingan asing.
Pertanian 

7
• Mempertinggi tingkat hidup petani dengan jalan:
a. Memperbanyak produksi hasil bumi, terutama bahan-bahan makanan rakyat
dengan memperluas tanah penanamannya di seluruh wilayah Republik Indonesia,
terutama di daerah luar pulau Jawa, baik secara intensif maupun secara ekstensif.
b. Mempergiat tumbuhnya koperasi-koperasi tani dan bank-bank tani.
c. Memajukan kesehatan, pendidikan dan pengajaran tani.
d. Memajukan transmisi

8
Politik Luar Negeri
• Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif
berdasarkan kepentingan rakyat dan menuju ke
perdamaian dunia.
• Melaksanakan keputusan-keputusan konferensi Asia-
Afrika, pertama di Bandung.

9
Pertahanan
• Melancarkan tercapainya stabilisasi kekuatan negara.
• Mengadakan kewajiban milisi bagi semua warga negara,
menurut syarat-syarat yang ditentukan dengan undang-
undang.
• Memperbaiki nilai-nilai teknis pendidikan rohani dan jasmani
militer daripada angkatan perang Republik Indonesia,
sehingga nilai perjuangannya dipertinggi.
Perburuhan
• Mewujudkan usaha pemerintah ke arah perbaikan nasib dan kedudukan hukum kaum
buruh dan pegawai negeri serta hubungannya dengan pimpinan perusahaan atau

10
jawatan sehingga berkesempatan memperkembangkan bakat dan sifat-sifatnya yang
baik untuk kepentingan masyarakat.
• Melengkapkan perundang-undangan perburuhan dan pegawai mengatur penyelesaian
perselisihan perburuhan melalui prosedur yang lebih demokratis, sambil menuju ke arah
peradilan perburuhan yang lengkap.
• Memberikan segala bantuan dan stimulans bagi konsolidasi dan pertumbuhan
organisasi-organisasi kaum buruh dan pegawai yang sehat.

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan


• Memperluas dan mempertinggi mutu pendidikan rakyat disekolah dan di luar

11
sekolah, baik jasmani maupun rohani atas dasar kepentingan nasional
sekarang. Caranya adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan berlakunya wajib belajar dalam tempo yang tertentu.
b. Memperluas pendidikan teknik dan ekonomi yang praktis dan umumnya
pendidikan kejuruan, sesuai dengan kepentingan pembangunan
sekarang.
c. Menyelesaikan perundang-undangan pendidikan nasional hingga tercapai
dasar yang sama dan koordinasi yang baik diseluruh lapangan pendidikan
dari sekolah rendah sampai sekolah tinggi.
d. Menyelenggarakan usaha-usaha yang pokok dan merata untuk memberi
dasar yang kuat dalam pertumbuhan kebudayaan nasional.
No. Jabatan Nama Menteri Partai Politik
1. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo PNI
Susunan
Kabinet Wakil Perdana Mohammad Roem Masyumi
Menteri
Idham Chalid NU
2. Menteri Luar Negeri Roeslan Abdulgani PNI
3. Menteri Dalam Negeri Soenarjo NU
4. Menteri Pertahanan Ali Sastroamidjojo PNI
5. Menteri Kehakiman Muljatno Masyumi
6. Menteri Penerangan Soedibjo PSII
7. Menteri Keuangan Jusuf Wibisono Masyumi
8. Menteri Burhanuddin NU
Perekonomian

Menteri Muda F.F. Umbas Parkindo


Perekonomian
No. Jabatan Nama Menteri Partai Politik
9. Menteri Pertanian Eny Karim PNI

Menteri Muda Sjech Marhaban PSII


Pertanian
10. Menteri Perhubungan Suchjar Masyumi
Tedjasukmana

Menteri Muda A.S. de Rozari Partai Katolik


Perhubungan
11. Menteri Pekerjaan Pangeran Masyumi
Umum dan Tenaga Mohammad Nur
12. Menteri Agraria A.A. Suhardi NU
13. Menteri Sosial Fattah Jasin NU
14. Menteri Tenaga Kerja Sabilal Rasjad PNI
15. Menteri Pendidikan Sarino PNI
dan Kebudayaan Mangunpranoto
16. Menteri Kesehatan Handrianus Sinaga Parkindo
No. Jabatan Nama Menteri Partai Politik

17. Menteri Agama Mohammad Iljas NU

18. Menteri Negara Rusli Abdul Wahid PERTI


(Urusan Umum)

Dahlan Ibrahim IPKI


(Urusan Bekas
Pejuang
Kemerdekaan)

Djuanda (Urusan Independen


Perencanaan)

19. Ketua Mahkamah Mr. A. Wirjono Independen


Agung Prodjodikoro
20. Jaksa Agung Soeprapto Independen

21. Ketua Dewan Soerasno Independen


Pengawas Keuangan
Hal-hal yang mendorong lemahnya kabinet Ali yang dibentuk berdasarkan
Penyebab runtuhnya hasil pemilihan umum pertama adalah :
kabinet Ali
sastroamidjojo 2
Gagal memaksa belanda untuk menyerahkan Irian Barat
yang akhirnya membatalkan perjanjian KMB.

Munculnya masalah anti Cina di antara kalangan rakyat


yang kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan
ini dalam perdagangan.

Mulai meningkatnya sikap kritis daerah terhadap pusat.

Peristiwa-peristiwa tersebut membuat kewibawaan


kabinet Ali II semakin menurun. Kurangnya tindakan
tegas dari kabinet terhadap pergolakan yang muncul
membuat Ikatan pembela kemerdekaan Indonesia (IPKI)
dan Masyumi menarik para menterinya dari kabinet.
Penyebab runtuhnya
kabinet Ali
sastroamidjojo 2
Akan tetapi, Ali Sastroamijoyo mempunyai
pendapat lain yakni kabinet tidak diwajibkan
mengembalikan mandatnya hanya dikarenakan
tuntutan dari daerah.
Kubu dari Masyumi menginginkan agar Ali
Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya kepada
presiden sesuai dengan tuntutan dari daerah.

Dan tepat pada bulan januari 1957,


Masyumi kemudian menarik seluruh
menteri-menterinya dari kabinet Ali
Sastroamijoyo II . Karena hal-hal
tersebutlah yang membuat kabinet Ali
Tanggal 14 Maret tahun 1957, Ali Sastroamijoyo II menjadi sangat lemah.
Sastroamijoyo kembali menyerahkan Sehingga hal tersebut yang menjadi
mandatnya kepada presiden dikarenakan faktor pemicu kabinet Ali Sastroamijoyo
pada kabinet Ali Sastroamijoyo II II runtuh.
terjadinya perpecahan antara kubu
Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan
kubu Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai