Anda di halaman 1dari 162

HIGIENE INDUSTRI

Balai K3 Jakarta

1
SHORT CURICULUM VITAE
• Nama : Slamet Riyadi, S.Si. M.Kes
• Instansi : Balai K3 Jakarta
• Jl, A. Yani 69-70 Cempaka Putih Jakarta Pusat
• Email : slamet.riyadi880i@yahoo.com
Pendidikan K3 dan Pengalaman Kerja:
1. S-2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja – UGM
2. Workshop APO
3. Workshop Ahli K3
4. Pengawas Ketenagakerjaan
5. Penguji K3
6. TOT K3
7. Training OHSAS 18001
8. Assessor Kompetensi
9. Assessor Licensi
10. Kabid Orpol dan Fasilatasi Ormas/LSM
11. Kabalai Hyperkes Provinsi NTB
12. Wadir II Polteknaker
13. Penguji K3 Madya

10/19/10
DASAR HUKUM
 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2
 Undang-undang 13 Tahun 2003 Ps 86 &
87
 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja.
 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
SMK3
 Permenakertrans No. 05/ MEN/2018Tentang
Pengawasan Lingkungan Kerja.
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(1). Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3.
(2). Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui pemeriksaan,
pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten.
(3). Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
menggunakan pihak lain.
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(4). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
kepada pengusaha.
(5). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
(6). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan /atau standar.
INDUSTRIAL HYGIENE

1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA


(HAZARD IDENTIFICATION ):
Flow Diagram dari proses produksi.
Kondisi Operasi tiap-tiap proses.
Bahan baku, tambahan, hasil utama dan
bahan buangan.
2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK ASSESMENT ) :
Mengetahui potensi bahaya dari faktor
bahaya lingkungan kerja, dengan
pengukuran, pengambilan sampel dan
analisa laboratorium, kemudian
dibandingkan dengan standar.
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK CONTROL )
Penerapan teknik tertentu untuk menurunkan bahaya
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan
lingkungannya dengan NAB.

NAB Bahan Kimia : Adalah standar faktor-faktor


lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar
tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.
MONITORING LINGKUNGAN KERJA

 DI DALAM ILMU HIGIENE PERUSAHAAN DIKATAKAN BAHWA


RUANG LINGKUP HIGIENE PERUSAHAAN MELIPUTI
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN
KERJA ,PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SERTA PENILAIAN
DAN AKHIRNYA PENGENDALIAN TEKNIS LINGKUNGAN
KERJA SERTA PENCEGAHAN DAMPAK TERHADAP TENAGA
KERJA
 FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA ADALAH SEGALA
SESUATU YANG BERADA DI LINGKUNGAN KERJA PADA
SAAT MELAKUKAN PEKERJAAN YANG DAPAT
MENGGAKIBATKAN GANGGUAN KENYAMANAN KERJA,
KESEHATAN KERJA, SAMPAI PENYAKIT AKIBAT KERJA.
TUJUAN MONITORING LINGKUNGAN
KERJA

 EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA APAKAH


TEMPAT KERJA MEMBAHAYAKAN
 MENGETAHUI APAKAH NORMA ATAU PERATURAN YANG
DITETAPKAN ATAU DILAKSANAKAN OLEH PERUSAHAAN
 PENGECEKAN EFEKTIF TIDAKNYA ALAT KENDALI YANG
ADA
 UNTUK MENDAPATKAN DATA LINGKUNGAN KERJA
UNTUK KEPENTINGAN LEGAL
 MERENCANAKAN DALAM PENGADAAN ALAT-ALAT
PELINDUNG DIRI
 SEBAGAI DASAR PERENCANAAN ALAT-ALAT KENDALI
 PENELITIAN / MEMBANTU PENYELIDIKAN APAKAH
KASUS PENYAKIT YANG TIMBUL BERKAITAN DENGAN
KONDISI LINGKUNGAN KERJA
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA

A. Faktor Fisik :
Kebisingan, Getaran, Tekanan Panas, Tekanan Dingin, Gelombang
Elektro Magnetik, Sinar Ultraviolet, Pencahayaan
B. Faktor Kimia :
Gas, Uap, Debu, Fume, Asap Kabut, Cairan Dan Benda Padat Serat
C. Faktor Biologi :
Baik Dari Golongan Hewan Dan Tumbuhan
D. Faktor Fisiologi :
Sikap Dan Cara Kerja, Konstruksi Mesin
E. Faaktor Psikologis :
Suasana Kerja, Hubungan Antara Pekerja Atau Dengan Pengusaha
FAKTOR FISIKA
DI LINGKUNGAN KERJA

12
Iklim Kerja
 Kombinasi dari parameter suhu kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan
udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja.
 Suhu udara nyaman adalah 24 –
26 oC dengan selisih suhu diluar & didalam
tdk lebih dari 5 oC
 Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara
tubuh dgn sekitarnya :
 Konduksi  antara tubuh dgn benda atau
lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung
 Konveksi  gerakan molekul2 gas/cairan dgn
suhu yg rendah
 Radiasi  energi gelombang dr kedua benda akan
saling berpengaruh
 Evaporasi/penguapan  keringat yg dihasilkan pd
permukaan kulit melalui pelepasan uap air

 Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l.


heat cramps, heat exchaustion, heat stroke dan miliaria.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-05/MEN/2018, TTG Pengawasan Lingker

ISBB (0 C)

Beban Kerja
Pengaturan Waktu Kerja
Setiap Jam Ringan Sedang Berat

75 % - 100 % 31,0 28,0 -

50 % - 75 % 31,0 29,0 27,5

25 % - 50 % 32,0 30,0 29,0

0 % - 25 % 32,2 31,0 30,5


PENGENDALIAN IKLIM KERJA
A. Terhadap lingkungan kerja
1. Isolasi peralatan yang menghasilkan panas.
2. Penempatan penghalang
3. Memperbaiki sistim ventilasi
(lokal exhaust &,general ventilation)
4. Penggunaan AC/Fan
B. Terhadap peralatan dengan suhu permukaan yang
tinggi :
1. Isolasi permukaan alat.
2. Pelindung/tirai.
3. Mengecat permukaan.
C. Terhadap tenaga kerja

1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja yang memenuhi


syarat kualitas dan kuantitas.

2. Untuk lingkungan kerja panas dengan tingkat panas radiasi


rendah, dianjurkan berpakaian kerja dengan bahan yang
mudah menyerap keringat dan berwarna cerah.

3. Kualifikasi tenaga kerja yang bekerja di lingkungan kerja


panas, tidak boleh terlalu gemuk dan tidak mempunyai
penyakit kardiovasculer.
2. KEBISINGAN
Kebisingan
 Kebisingan adalah bunyi yg didengar sbg suatu

rangsangan pd telinga & ketika bunyi tersebut tsb


tdk dikehendaki
 Kualitas bunyi ditentukan oleh frekuensi dan

intensitasnya
 Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg
dipindahkan oleh bunyi satuan desibel (dB)
 Frekuensi adl jumlah getaran per detik (hertz)

yaitu jml gel yg diterima oleh telinga setiap


detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d 20.000
hz dan frekuensi manusia berkomunikasi adl 250
s/d 3000 hz
 Kebisingan berdasarkan sifat bunyi :
 Kebisingan continue

 Kebisingan terputus-putus

 Kebisingan impulsif

 Kebisingan impulsif berulang

 Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja &


lingkungan :
 Pengaruh terhadap pendengaran yaitu

PTS dan TTS


 Efek kebisingan kepada daya kerja
NILAI AMBANG BATAS ( NAB )

NAB. UNTUK KEBISINGAN DI


INDUSTRI MENURUT
PERMENAKERTRANS NO. 05
/MEN/2018 ADALAH 85 dB(A)
SELAMA 8 JAM PER-HARI ATAU
40 JAM PER MINGGU.
Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)

8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 Derik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. SECARA TEKNIS
- SUMBER

- SEBARAN

- PENERIMA

2. SECARA ADMINISTRASI
- ROTASI KERJA
- MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
- PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
3. MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG TELINGA
4.PENDIDIKAN / HEARING KONSERVASI PROGRAM
3. GETARAN ( Vibration )

Pengukuran getaran bergantung tujuannya :


 Whole body Vibration
 Hands Arm Vibration
 Getaran Mesin (Maintenance)
 Getaran Lantai / Gedung
Permenakertrans No. 05/MEN/2018,
tentang Pengawasan Lingker
Jumlah Waktu Pemaparan Per Nilai Percepatan pada Frekuensi
hari kerja Dominan

Meter per detik Gravitasi


kuadrat (m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22


Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det2

NAB Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung ditetapkan


= 0,5 m/det2)
PENGENDALIAN WHOLE BODY
VIBRATION :

 MENCEGAH / MENGURANGI PEMAPARAN


VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI (PONDASI


MESIN, SEPATU, SPONS TEMPAT DUDUK &
SANDARAN PUNGGUNG)

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN & ROTASI


KERJA
PENGENDALIAN HAND ARM
VIBRATION
 MENCEGAH / MENGURANGI
PEMAPARAN VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI


(SARUNG TANGAN TEBAL).

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN


& ROTASI KERJA
4. PENERANGAN
DEFENISI PENERANGAN
 Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu.

 Penerangan yang memadai memberikan kesan


pemandangan yang lebih baik dan keadaan
lingkungan yang menyegarkan.
PENGENALAN
Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :
a. Pembagian luminensi dalam lapangan
penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan
ISTILAH

a. Intensitas (kadar) Illuminasi adalah banyaknya


cahaya (kepadatan cahaya) yang dikeluarkan oleh
suatu sumber cahaya dengan arah tertentu
b. Lumen adalah satuan ukuran dari aliran sinar yang
keluar dari sumber sinar
c. Level Illuminasi adalah banyaknya cahaya yang
jatuh pada permukaan sebuah bidang
d. Luminance (kecerahan) adalah ukuran dari
banyaknya cahaya yang dipancarkan dari
permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya
yang terpantul dari suatu permukaan yang
dikenai cahaya
e. Reflectance (daya pantul) adalah ukuran
berapa besar cahaya dipantulkan dari suatu
permukaan
f. Luminaire adalah perlengkapan rumah
lampu
g. Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat
oleh orang
h. Satuan – satuan yang sering digunakan:
@ Lux
@ Foot candle
Jenis Pencahayaan
 Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari
matahari
 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari
lampu :
@ Langsung
@ Tidak langsung
Penerangan Alami yang baik
 Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-
bangunan harus sedemikian rupa tidak
mengganggu masuknya cahaya kedalam
ruangan.
 Setiap tempat kerja harus mendapat
penerangan yang cukup untuk melakukan
pekerjaan
 Jendela, lobang atau dinding gelas yang untuk
memasukan cahaya harus bersih dan luas
seluruhnya 1/6 luas tempat kerja
 Dalam keadaan terpaksa dapat dikurangkan
menjadi 1/10 luas tempat kerja
 Jendela, lobang atau dinding gelas, dapat
memberikan cahaya yang merata.
 Bila sinar matahari mengenai langsung TK
harus diadakan tindakan untuk
menghalanginya.
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya kecelakaan
Permenaker No : 05/Men/2018 tentang
Pengawasan Lingkungan Kerja
a. Pekerjaan yang hanya membedakan barang-
barang kasar membutuhkan penerangan minimal
50 lux, Contoh mengerjakan bahan-bahan yang
besar, mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk menyimpan
barang besar.
b. Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
kecil membutuhkan penerangan minimal 100 lux,
Contoh mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut
orang dan tempat mandi & WC.
c.Penerangan untuk pekerjaan yang
membedakan barang-barang kecil dengan teliti
dibutuhkan penerangan minimal 200 lux,
Contoh pekerjaan mesin dan bubut yang kasar,
menjahit tektil dan kulit, pembungkusan
daging dan mengerjakan kayu.
d. Pekerjaan yang membedakan secara teliti terhadap barang-
barang yang kecil dan halus membutuhkan penerangan
minimal 300 lux, Contoh pekerjaan mesin yang teliti,
pembuatan tepung, pekerjaan kantor seperti membaca dan
menulis.
e. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan
membedakan barang-barang yang sangat halus dan kontras
dalam waktu yang lama dibutuhkan penerangan minimal
500-1000 lux, Contoh pemasangan yang halus, pekerjaan
mesin yang halus, pekerjaan kayu yang halus dan akuntan
f. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang membedakan barang-barang yang
sangat halus dan kurang kontras memerlukan
penerangan diatas 1000 lux, Contoh
pemasangan yang elastis dan halus (arloji),
pemeriksaan yang ekstra halus, tukang las
dan intan dan percobaan alat-alat yang ekstra
halus.
PENGUKURAN PENERANGAN
 Alat untuk mengukur penerangan :
adalah Luxmeter
 Penempatan fotocell pada jatuhnya cahaya
pada obyek yang dilihat oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaan.
PENGENDALIAN
 Penggunaan cahaya matahari (daylight)
 Penggunaan warna cerah pada dinding dan
langit-langit.
 Menerangi koridor, tangga,landaian dll yang
sering dilalui tenaga kerja.
 Menerangi daerah kerja secara merata.
 Penyediaan penerangan yang cukup pada
setiap pekerjaan.
 Penggunaan penerangan lokal pada pekerjaan
yang memerlukan pemeriksaan dan ketelitian.
 Menghindari kesilauan.
 Penempatan lampu sedapat mungkin dari arah
samping kiri, atas, belakang tenaga kerja.
 Perawatan lampu-lampu.
Beberapa Hal yang Dapat Menurunkan
Intensitas Penerangan
 Adanya debu atau kotoran pada bola lampu
 Bola lampu yang sudah lama
 Kotornya kaca jendela, untuk penerangan
alami
 Perubahan letak barang-barang
RADIASI
MENGION & TIDAK MENGION
DEFENISI RADIASI
 SUATU CARA PERAMBATAN
ENERGI DARI SUATU SUMBER KE
LINGKUNGANNYA TANPA
MELALUI MEDIA.
PENGENALAN
• Radiasi 2 jenis :
1. Radiasi mengion (ionizing
radiation
2. Radiasi tidak mengion (non-
ionizing radiation)
Efek Radiasi Mengion :
Menyebabkan terjadinya kerusakan atom/ molekul yg
dilaluinya

Efek radiasi mengion 2 jenis :


1. Efek stokastik,
- Tergantung pd frekuensi pemajanan, tidak
tergantung pd dosis
- Efek stokastik : karsinogen, kelainan genetik
2. Efek Non-stokastik
- Efek yg ditimbulkan tergantung pd frekuensi dan
dosis
- Contoh : erythema pd kulit, katarak pd mata
Efek Radiasi Akut
(Radiation Sickness)
- Mual, muntah, sakit kepala,erythema
(stlh 24 jam)
- Sakit perut, demam (2-3 hari)
- Diare, dehidrasi (minggu ke 2)
- Rambut rontok, lesu, demam, perarahan (minggu
ke 3)
- Jika gejala diatas semakin parah dpt timbul
perdarahan hebat yg menyebabkan kematian (4-6
minggu setlh radiasi)
Nilai Batas Dosis - NBD
(ditetapkan dlm SK Ka.BAPETEN No.01/Ka.BAPETEN/V/1999
ttg Ketentuan Keselamatan Kerja dg Radiasi)

 NBD utk penyinaran seluruh tubuh 50 mSv (5000


mRem)/thn
 NBD utk wanita usia subur 13 mSv dlm jangka 13
minggu pd abdomen
 NBD utk wanita hamil 10 mSv pd janin, terhitung
sejak dinyatakan mengandung hingga saat bayi lahir
 NBD utk penyinaran lokal rata2 pd setiap
organ/jaringan 500 mSv/thn
Pengendalian
- Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg
penyekatan
- Maksimalisasi jarak, menjauhkan TK dari
sumber radiasi
- Membatasi waktu pemajanan
- Pemasangan pagar, label dan tanda peringatan
bhy radiasi
- Penggunaan APD(pakaian, kaca mata, dsb.)
- Pelatihan dan pengawasan
- Emergency preparadness, kesiap-siagaan jika
terjadi keadaan darurat
Radiation Shielding Material
Alpha dpt dihambat dengan bhn tipis, mis.
kertas atau lapisan luar kulit mati
Beta penyekatan dg bhn spt aluminium dan
plastik/Al dg ketebalan sp 1 cm
Gamma & Semakin tebal dan tinggi berat jenis
X-ray bhn, semakin besar intensitas radiasi
yg diserap. Pb / tembok beton
Neutron dihambat dg penyekatan bhn yg
mengandung kadar hidrogen tinggi,
shg bhn cair spt air, poliethilen,
parafin dsb. banyak digunakan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 UU No. 1/1970 ttg Keselamatan Kerja
 UU No. 10/1997 ttg Ketenaganukliran
 PP No.63/2000 ttg Keselamatan dan
Kesehatan thd Pemanfaatan Radiasi Pengion
 Permenaker No : 05/Men/2018 tentang
Pengawasan Lingkungan Kerja
RADIASI TIDAK MENGION
(Non ionizing radiation)
• Energi rel. rendah (<12 eV, tdk mengion)
• Spektrum radiasi elektromagnetik tdk mengion
- Frekuensi : 3.105-3.1015 Hz
- Panjang gelombang : 103 m-102 nm
• Yg termasuk radiasi tdk mengion
- Frekuensi radio/TV
- Gelombang mikro
- Infra merah
- Sinar tampak
- Ultra violet
1. Gelombang mikro (Microwave)
 Spektrum :
- f : 3.108 Hz – 3.1011 Hz (0,3 - 300 GHz)
- Relatif tdk berbahaya pd pemajanan luar tp sgt berbahaya
jika tertelan/terhirup : 1m – 1 mm
 Sumber :
- alamiah : matahari, bumi, bulan
- buatan : satelit komunikasi, radar, hp, unit diatermi,
dapur peleburan logam/plastik
 Gel mikro : 3
- Frek. Ultra (ultra high frequency-UHF):0,3-3 GHz
- Frek Super (super high frequency – SHF): 3-30 GHz
- Frek Tertinggi (extra high frequency – EHF):30-300 GHz
Efek Microwave thd Kesehatan
 Pengaruh termal dan non termal (medan EM,
molekuler dan modulasi)
 Pemajanan melalui proses absorbsi, dipantulkan, dan
dpt berpenetrasi ke dlm tubuh tergantung pd panjang
gelombang. Jaringan dg kandungan air > akan
memudahkan absrbsi gel mikro ke dlm tubuh.
 Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf,
gangguan reproduksi dan dugaan leukemia

Kasus :Koki pizza menderita kerusakan liver serius


akibat radiasi microwave oven (tanpa tutup
pelindung)
2. Infra Red
 Spektrum :
- f : 3.1011 – 3.1014 Hz
-  : 1 mm – 1000 nm
 Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu
pemanas/pengering
 Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit
terbakar (dugaan : gannguan reproduksi,
sistem syaraf, jantung)
 Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg 
> 770 nm
3. Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum)
 f : 3.1014 – 3,5.1014
 : 1000 nm – 500 nm

 Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan,


 Efek u/ lingkungan kerja : pencahayaan kurang
dan kesilauan (glare) : kelelahan, ketdk nyamanan
yg dpt menyebabkan kecelakaan kerja
 Standar : Intensitas radiasi sinar tampak 10
mW/cm2 u/ 10.000 dtk (3 jam)
4. Ultra Violet
  : 400 nm -180 nm
f : 3,5. 1014 – 3.1015 Hz
 Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen,

las listrik, pemotong logam


 Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yg ditimbulkan

:
- UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit
- UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit
- UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata
Health effect
Pada kulit dan mata dimana energi radiasi diserap.

Acute :
- Pd mata Photokeratitis (inflamation of cornea) dan
conjunctivis
- Radiation burn (sunburn)

Chronic :
- Cataract(clouding of the lens)
- Premature ageing, keratosis (dry,spot on the skin)

- Skin cancer
Pengendalian
 Elimination
 Substitution with safer alternative
 Engineering control (reduction to minimum
level)
 Administrative control (job rotation)
 PPE (clothing, sunglasses, creams SPF15+)
5. Gelombang Radio/TV
 f : 3.105-3.108 Hz
 : 1000 m – 1 m
 Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar
 Efek :
Umumnya non thermal (medan listrik dan magnet) :
gangguan sistem syaraf, jantung, reproduksi, kanker
pd anak2 (Dugaan; percobaan binatang)
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-05/MEN/2018, WAKTU PAJANAN RADIASI SINAR ULTRA
UNGU YANG DIPERKENANKAN
Masa Pemaparan Per Hari Iradiasi Efektif (IEff) mW/cm2
8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05
30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6
0,1 detik 30
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

1. Pemeriksaan
Kesehatan Awal,
Berkala, Khusus.
- Audiometri
- Spirometri

2. Pemeriksaan
Biological
Monitoring
- Urine
- Darah
Potensi Bahaya
Faktor Kimia
Di Tempat Kerja
PENGERTIAN
 Bahan kimia berbahaya adalah :
bhn kimia dlm bentuk tunggal atau
campuran yg berdasarkan sifat kimia
dan atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya thd tenaga kerja,instalasi dan
lingkungan.
( Kepmenaker no. Kep 187/ Men /1999 )
GOLONGAN PARTIKEL

 Debu (Kekuatan mekanis-Alami)


 Mist (Penyemprotan-Pembuihan)
 Fume (Peleburan logam)
 Asap (Partikel karbon < 0,5
mikron bercampur senyawa HC )
 Kabut (Ttk-ttk air mengembun di
udara)
 Smog (Gabungan smog fog)
Non Partikel
 Gas bentuk fluida elastis yg
mengisi seluruh ruangan pd
suhu & Tekanan normal
(Uap air, Uap minyak dll.)
PENGGUNAAN BHN - BHN KIMIA
 Bahan bahan kimia banyak digunakan :

1. Industri kimia : mengolah & menghslkan


bhn kimia.

2. Industri pengguna bhn kimia


: mempergunakan bhn
kimia sbg bhn pembantu prs.

3. Laboratorium : keg. utk uji mutu, litbang serta


pendidikan.
KLASIFIKASI BHN KIMIA
BERBAHAYA
1. Bahan kimia beracun
2. Bahan kimia korosif
3. Bahan kimia mudah terbakar
4. Bahan peledak
5. Bahan kimia oksidator
6. Bahan kimia yg reaktif thd air
7. Bhn kimia yg reaktif thd asam
8. Gas bertekanan
9. Bahan kimia radioaktif
PENGARUH BHN KIMIA
TERHADAP KESEHATAN
1. Iritasi
2. Alergi
3. Kekurangan oksigen
4. Keracunan sistemik
5. Kanker
6. Efek genetik pd generasi mendatang
7. Pneuomokoniosis
8. Menyebabkan efek bius
9. Menyebabkan korosif
BAHAYA BAHAN – BAHAN KIMIA
 Kebakaran
 Peledakan
 Iritasi
 Keracunan

Bahaya bhn kimia thd lingkungan


KEBAKARAN
 Adalah suatu reaksi kimia ant suatu zat dg
oksigen yg dpt terjadi pd sh tertentu.

 3 faktor penyebab api :


bahan,
oksigen,
panas.
PELEDAKAN
 Peledakan terjadi :

apabila reaksi kebakaran terjadi amat


cepat dan menghasilkan gas CO2 dan
H2O yang amat besar.
KONS BHN DLM UDARA

 1. Batas kons.bawah (lower flamable limit)


adl bts terendah kons. suatu gas dlm
udara yg dpt terbakar .
Dibawah LFL gas tdk dpt terbakar krn
terlalu sedikit.
2. Batas kons. atas ( upper flam. Limit/UFL)
adl bts tertinggi kons. gas dlm udara yg
dpt terbakar.
Diatas kons. tsb gas tdk dpt terbakar krn
oksigen tidak cukup.
 Bhy kebakaran & peledakan ditentukan oleh :
flash point yaitu sh dimana uap suatu zat cair
cukup banyak diatas permukaannya untuk
dapat dinyalakan.
CARA PENGUKURAN F-KIMIA

 Indra Manusia
 SO2 ---> 4 ppm
 H2S ---> 0.2 ppm
 Binatang Percobaan
 Alat Detector
 Gas Monitoring
 Pengambilan Sampel ( cara yg paling
dianjurkan)
CARA PENGAMBILAN SAMPEL FAKTOR KIMIA

1. FILTRASI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI UDARA


DENGAN CARA MENGALIRKAN UDARA MELALUI SUATU KERTAS
FILTER KEMUDIAN KERTAS FILTER DITIMBANG SELISIH
BERATNYA DI LABORATORIUM

2. ABSORBSI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI


UDARA DENGAN CARA MENGALIRKAN UDARA MELALUI
ABSORBEN

3. ADSORBSI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI


UDARA DENGAN CARA MENGALIRKAN UDARA MELALUI SUATU
ADSORBENSIMISAL, SILICA GEL ATAU KARBON AKTIF.
PENENTUAN TITIK DAN WAKTU PENGUKURAN

 TITIK PENGUKURAN DITENTUKAN ATAS DASAR TUJUAN DARI


PENGUKURAN, APABILA TUJUAN PENGUKURAN ADALAH UNTUK
MENILAI DAMPAKNYA TERHADAP TENAGA KERJA, MAKA TITIK
PENGUKURAN ADALAH DI TEMPAT TENAGA MELAKUKAN
PEKERJAAN.

 WAKTU PENGUKURAN ADALAH REPRESENTATIF MEWAKILI 8


KERJA PER HARI. DAN BIASANYA DIWAKILI PADA WAKTU MULAI
OPERASIONAL, PEAK HOUR (JAM OPERASIONAL MAKSIMAL) YAITU
1 JAM SEBELUM ISTIRAHAT 1 DAN PADA WAKTU MENJELANG
SELESAI WAKTU KERJA
NILAI AMBANG FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
MENGACU PADA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI


TENAGA KERJA
NOMOR : PER-05/MEN/2018
TENTANG
FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
Menurut
Patologis.. ?
 Racun Sistemik mempengaruhi seluruh
tubuh
 Kerusakan organ-organ tubuh bagian

dlm (organofosfat, Cl,HC)


 Merusak sistem Hematopoitik (sistem

pembuat darah merah)--> Phenol,


Benzene, Naptalen
 Racun Logam Berat (Hg, Pb, Cd)
PRINSIP PENCEGAHAN
 1. Prinsip dasar pengendalian bkb.
Tujuan utama :
mengeliminasi atau mengurangi
serendah mungkin tkt bhy bhn kimia
berupa kebakaran, peledakan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
4 prinsip pengendalian :

 a. Eliminasi atau subsitusi


 b. Meletakkan jarak atau memasang tirai
antara bhn kimia dgn tng kerja.
 c. Ventilasi
 d. Alat pelindung diri
2. Pengorganisasian sistim pengendalian

 a. Identifikasi
 b. Label
 c.Lembar data keselamatan bhn
 d. Penyimpanan yg aman
 e. Pemantauan pemaparan
 f. Pemeriksaan kesehatan
 g. Pemeliharaan data pencatatan
 h. Pendidikan dan latihan
VENTILASI INDUSTRI
&
TEKNOLOGI PENGENDALIAN
PENGANTAR
 Prinsip Umum Ventilasi
Aliran udara dari suatu tempat bertekanan tinggi ke
tempat tekanan rendah.

 Ventilasi Industri
Memasukkan udara segar ke dalam ruangan dan
mengeluarkan udara yang mengandung kontaminan
bahan kimia atau panas ke luar ruangan, dengan
tujuan untuk kesehatan dan kenyamanan tenaga kerja
4 ALASAN VENTILASI
1. Memenuhi kebutuhan pernafasan penghuni.
2. Menghilangkan bau badan dan asap rokok.
3. Memelihara keseimbangan panas badan.
4. Mengendalikan pencemaran oleh bahan kimia.

Ad 1 & 2 umumnya pada ruangan perkantoran.


Ad 3 & 4 umumnya pada industri.
JENIS VENTILASI INDUSTRI
A. DILUTION VENTILATION

@ Pemasukan udara ke ruangan


@ Terutama untuk panas dan bahan
kimia yang kurang berbahaya
B. LOCAL EXHAUSTER

@ Pengeluaran udara langsung dari


sumber.
@ Sangat efektif.
C. EXHAUST ENCLOSURE

@ Pengendalian sempurna bahan


kimia sangat beracun.
@ Remote Control
@ Glove / sarung tangan.
C. COMFORT VENTILATION
@ Pemanasan / pendinginan ruangan.
@ Untuk proses dan kenyamanan.
@ Air Conditioning.
D. CLEAN ROOM VENTILATION
@ Proses bersih.
@ Sirkulasi udara bersih.
TEKNOLOGI PENGENDALIAN
A. TEKNOLOGI
Daya upaya manusia untuk merubah sesuatu
benda ke benda lain yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan menuju peningkatan
kesejahteraan demi kelangsungan hidup
manusia.
 Merubah :
Mesin, bahan, cara kerja dan sikap kerja.

 Dampak Positif :
Kemudahan proses
Peningkatan produktivitas
Penurunan biaya
Kesejahteraan
 Dampak Negatif :
Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja

 Penyakit akibat kerja terbanyak disebabkan


oleh bahan kimia maka perlu pengendalian
bahan kimia di tempat kerja
SISTEM PENGOLAHAN UDARA
A. SEDERHANA
@ Jendela, dinding, pintu, dan kisi-kisi.

B. MEKANIK
1. CYCLONE (ULAKAN ANGIN)
@ Sentrifugal (blower).
@ Misal di penggergajian.
2. FILTER BAG (KANTONG
PENYARING)

@ Fan
@ Blower.
3. SCRUBBER (PENCUCIAN UDARA)

@ Uap logam
@ Bahan kimia berbahaya
4. ELEKTROSTATIC PRESIPITATOR

@ Jumlah besar
@ Industri semen, besi dan baja
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
1.DILUTION VENTILATION
@ Untuk bahan organik
2.LOCAL EXHAUSTER
@ Untuk bahan anorganik
3.GABUNGAN DILUTION VENTILATION
& LOCAL EXHAUSTER
@ Untuk bahan sangat beracun
@ Kecepatan sumber tinggi
4.AIR CLEANER

@ HOUSE FILTER
@ CYCLONE
@ ELECTROSTATIC PRESIPITATOR
@ SCRUBBER
PENGENDALIAN PANAS
RUANGAN

1. DILUTION VENTILATION

2. LOCAL EXHAUSTER

3. GABUNGAN DILUTION VENTILATION


& LOCAL EXHAUSTER
FAKTOR BIOLOGI
DI LINGKUNGAN KERJA

112
DASAR HUKUM
 UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
 PP 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
 Permenakertrans No.1/1981 Tentang Kewajiban
melapor Penyakit Akibat Kerja.
 Perpres 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja.
 Peraturan Menaker No 5 Tahun 2018 Tentang K3
Lingkungan Kerja
 SE Menaker No. M/8/HK.04/V/2020 Tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh Dalam Program
Jaminan Kecelakaan Kerja pada Kasus Penyakit
Akibat Kerja Karena Corona Virus Disease 2019
(Covid 19)
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(1). Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3.
(2). Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui pemeriksaan,
pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten.
(3). Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
menggunakan pihak lain.

114
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(4). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
kepada pengusaha.
(5). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
(6). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan /atau standar.
115
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
No. 5/ MEN/2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja.

 Pasal 2 : Pengusaha dan / atau Pengurus wajib


melaksanakan syarat-syarat K3 lingkungan Kerja.
 Pasal 3 : Syarat-syarat K3 yang dimaksud dalam pasal 2
yaitu :
 Pengendalian Faktor Fisika dan Kimia agar berada di
bawah NAB.
 Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Fisiologi dan Faktor
Psikologi agar memenuhi standar
 Pasal 62 : Pemeriksaan dan / atau pengujian berkala
dilakukan 1 tahun sekali atau sesuai dengan penilaian
risiko atau peraturan per undang undangan yang berlaku.
DIREKTORAT BINA K3 DAN BALAI K3 DI INDONESIA
(UPTP DAN UPTD)

DITJEN PPK dan K3

DIREKTORAT BINA K3

BALAI K3 BALAI K3 BALAI BESAR BALAI K3


BALAI K3 BALAI K3
MEDAN SAMARINDA PENGEMBANGAN K3 JAKARTA
BANDUNG SURABAYA
MAKASAR

UPTD UPTD
1. NAD 1. SULUT UPTD
UPTD UPTD
2. BABEL 2. SULTENG DKI JAKARTA
1. LAMPUNG 1. KALBAR
1.
3. SUMBAR 3. SULTRA BALI
2. BANTEN 2. KALSEL 2.
4. RIAU 4. SULBAR NTB
3. JATENG 3. KALTENG 3.
5. JAMBI 5. GORONTALO NTT
4. DI YOGYA 4.
6. BENGKULU 6. MALUKU 5. SURABAYA
7. SUMSEL 7. MALUKU UTARA
8. KEPRI 8. PAPUA
9. IRIAN JAYA BARAT

118
JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
FAKTOR BIOLOGI
(Perpres 7 Tahun 2019)

 Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi


dan penyakit infeksi atau parasit, meliputi:
1. Brucellosis; 2. Virus hepatitis;
3. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia (human immunodeficiency virus) ;
4. Tetanus; 5. Tuberkulosis;
6. Sindrom toksik atau
inflamasi yang berkaitan dengan kontaminasi
bakteri atau jamur; 7.
Anthrax, 8. Leptospira;
1. BRUCELLOSIS
 Infeksi bakteri yang menular dari hewan ke
manusia.
 Sebagian besar karena produk susu yang

tidak dipasteurisasi.
 Gejala :

Nyeri sendi, dan otot, demam, penurunan


berat badan, dan kelelahan.
Bisa juga sakit perut dan batuk.
 Penanganan : Antibiotik
2. VIRUS HEPATITIS
 Hepatitis adalah radang hati.
 Virus hepatitis adalah penyebab paling umum
hepatitis di dunia, namun infeksi lainnya, zat
beracun dan penyakit autoimun juga dapat
menyebabkan hepatitis.
 Gejala :
 Kulit atau mata menguning, mual, sakit perut,
kelelahan dan demam.
 Beberapa kasus tidak ada gejala.
 Penanganan :
Tergantung jenis hepatitisnya, hepatitis virus dengan
anti virus, hdepatitis alkoholik dengan menghentikan
penggunaan alcohol.
3. HIV
 HIV adalah penyakit infeksiyang disebabkan
oleh Human Imunodeficiency Virus.
 AIDS adalah kondisi yang terdiri dari kumpulan

gejala terkait pelemahan sistem imun.


 Gejala : Nyeri, Demam, Diare, Kelelahan, nyeri

otot dan sendi dll.


 Faktor Riisiko :

Hubungan Sex Tidak Sehat, Tato.Tindik, Narkotik


Suntik dll
4. TETANUS
 Teranus adalah penyakit serius yang disebabkan oleh
toksin bakteri yang mempengaruhi system syaraf.
 Dapat menyebabkan kontraksi otot yang
menyakitkan, terutama rahang dan leher.
 Dapat mengganggu system pernafasan.
 Gejala muncul 4 – 21 hari setelah terinfeksi.
 Demam, pusing, berkeringat berlebihan, jantung
berdebar.
 Bakteri Clostridium Tetani masuk ke kulit melalui
luka.
 Sumber : tanah, Debu, Kotoran Hewan.
 Pencegahan : Vaksinasi Tetanus atau mendapatkan
Anti Tetanus Serum saat luka.
5. TUBERKULOSIS
 Bakteri Mycobacterium Tuberculosis menyebar
Ketika penderita batuk atau bersin.
 Kebanyakan tanpa gejala, bila ada spt

batuk(kadang ada bercak darah), penurunan


berat badan, berkeringat di malam hari dan
demam.
 Sumber :

Penderita dengan dahak mengandung kuman TB


melalui droplet.
 Pengobatan : Antibiotik
6. SYNDROME TOKSIK
 Contoh Keracunan Alkohol.
 Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar.

 Akibat : Menggangu pernafasan, denyut jantung,

suhu tubuh, dan syaraf.


 Gejala :

Muntah, kejang, bingung, Nafas tidak teratur, kulit


pucat, tubuh terasa dingin, pingsan.
 Penanganan : Pemberian Oosigen, cairan, vitamin,

dan cairan gula


7. ANTRAX
 Penyakit akibat bakteri yang jaran g tapi fatal.
 Penyebab : Bakteri yang membentuk spora.
 Manusia dapat terinfeksi melalui kontakl dengan
hewan yang bterinfeksi atau menghirup spora.
 Cara penularan : sengatan atau gigitan hewan
atau serangga.
 Gejala : Ulkus kulit gelap, sampai kesulitan
bernafas.
 Penanganan : Antibiotik.
8. LEPTOSPIRA
 Penyakit Bakteri yang menyebar melalui
air seni hewan yang terinfeksi.
 Bisa air, tanah, makanan yang
tekontaminasi urine hewan.
 Gejala : Demam tinggi, sakit kepala,
perdarahan, nyeri otot, menggigil, mata
merah, dan muntah.
 Penanganan : Antibiotik.
9. Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi
lain di tempat kerja yang tidak disebutkan di
atas, di mana ada hubungan langsung antara
paparan faktor biologi yang muncul akibat
aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang
dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara
ilmiah dengan menggunakan metode yang
tepat.
JAMINAN JKK COVID 19
(SE Menaker M/8/HK.04/V2020)
Tenaga Kerja yang mengalami Penyakit Akibat Kerja
karena COVID 19 berhak atas manfaat Program JKK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
1.Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, yang
merawat/mengobati pasien covid 19.
a. Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis.,Dokter Gigi Spesialis.
b. Tenaga Keperawatan.
c. Tenaga Kebidanan.
d. Tenaga Teknik Biomedika (Ahli Teknologi Lab Medik)
e. Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga teknis)
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat spt Epidemiologi Kesehtaan.
JAMINAN JKK
2. Tenaga Pendukung/Suporting pd RS /Faskes/Tempat
lain yang ditetapkan dalam penanganan pasien
covid 19.
a. Cleaning service.
b. Pekerja Laundry.
c. Pekerja lainnya yang berisiko Covid 19.

3. Tim Relawan Penanggulangan Covid 19.


Tenaga Kesehatan/Non Kesehatan di
RS/Faskes./Tempat Lain yang ditetapkan dalam
penaggulangan Covid 19.
PENGANTAR FAKTOR BIOLOGI
 Fak. Biologi berbeda dengan Fak.
Kimia dan Fak. Fisik
 Biological hazard tumbuh dan
berkembang
 Infeksi biological hazard terjadi di
tempat kerja dan lingkungan.
 Pekerja yg terinfeksi dpt menjadi
pembawa resiko
PEMAHAMAN FAKTOR. BIOLOGI
 Biological hazard adalah semua bentuk
kehidupan

atau

 Mahluk hidup dan produknya yang dapat


menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan
KATEGORI BIOLOGICAL HAZARD

1. Microorganisma dan toksinnya (virus,


bakteri, fungsi & produknya)
2. Arthopoda (crustacea, arochmid, insecta)
3. Alergen & toksin tumbuhan tingkat tinggi
(dermatitis kontak, rhinitis, asma)
4. Protein alergen dari tumbuhan tingkat
rendah (lichen, liverwort, fern) & hewan
invertebrata (protozoa, ascaris)
Simbol Biological Hazard

134
Sektor Pekerjaan
 Pertanian
(menanam,panen,fishing,forestry)
 Produk pertanian

(Pemotongan, pengetaman,
prosesing bulu,& kulit hewan)
 Lab. Perawatan hewan

(Merawat hewan)
 Perawatan kesehatan
(merawat pasien, medical dental)
 Pharmasi & produk herbal
 Personal care
(penataan rambut, perawatan kaki)
 Lab. Klinis & lab research
 Bioteknologi
 Perawatan gedung
 Fasilitas pembuangan
 Sistem pembuangan limbah industri.
Karakteristik Biological Hazard
di Indoor Air Quality
Pollen (serbuk sari)
Mengandung bahan alergen
Respon → alergi, hay fever, rhinitis
Dander
Terdiri dari partikel : kulit, rambut, ludah &
urine
Sumber : Kucing, anjing, tikus, mencit,
hewan piaraan, tupai, gerbil, burung
Reaksi → rhinitis, asma
1. Insecta (serangga)
- Exereratory dapat menyebabkan
alergi & gangguan respiratory
2. Mites (tungau)
- Sebagian besar menyebabkan alergi
respiratory
3. Virus
- Merupakan microorganisma yg
sangat penting
Rute Fak. Biologi masuk
ke Dalam Tubuh
1. Inhalasi airborne
2. Pencernaan (kontaminasi makanan,
terbawa dari tangan ke mulut)
3. Kulit (kulit luka atau tergores)
4. Infeksi yg di bawa dari tangan ke mata.
Jenis Penyakit Akibat Faktor Biologi

A. Lingkungan Pertanian
1.Tetanus (closstridium tetani di tanah,
masuk melalui luka)
2.Leptospirosis (virus spirochetes, di urine
tikus yg terinjeksi)
3.Bissinosis (debu kapas →asma)
4.Keracunan mycotoxin (Jamur aspergilus
flavus) → mengkontaminasi kacang, jagung
→ Lever cancer
B. Lingkungan Peternakan
1.Anthrax (bacilius antracis,
menginfeksi kambing, sapi)
2.Brucellosis (brucella, menginfeksi
domba, kambing)
3.Rabies (virus yg dibawa anjing, babi,
tikus)
C. Lingkungan Berdebu
1.Tuberculosis (mycobacterium
Tb→Tempat Kerja berdebu, sempit,
ventilasi buruk, panas)
2.Bronchitis
3.Pnemonia
D. Public Health
( Pusat Pelayanan Kesehatan)
1.Tuberculosis, Mycobacterium Tb
2.HIV/AIDS
3.SARS
4.Influenza
5.Flu burung
6.dsb
E. Perkantoran
1.Legionaire disease (bakteri legionella)
→ Keluhan : demam, batuk, sesak napas,
pegal, lelah
2. Humidifier fever (bakteri thermophilic
actynomicetes)
* dikaitkan dengan sistem pendingin ruangan
* Flue-like illnes (gejala ; demam, batuk, lesu,
sesak→ ” Monday sicknes”
PENILAIAN FAK. BIOLOGI

Penilaian Fak. Biologi di tempat kerja


dilakukan oleh :

“PENGUJI K3 FAKTOR BIOLOGI”


Microbiologi Air Sampler
Pengambilan sampel bakteri dan jamur
Pengambilan sampel
Bakteri dan jamur
CONTOH KOLONI
BAKTERI

Koloni lobate (Bacillus sp.)

149
Contoh Koloni Kapang

Aspergillus sp. Penicillium sp. Eurotium chevalieri

150
Contoh Koloni Kapang

Trichoderma sp. Neurospora crassa

151
Contoh Koloni Yeast (jamur uniseluler)

Koloni Candida albicans Koloni Saccharomyces cereviceae

152
Contoh koloni
jamur dan bakteri
hasil pengujian

153
Bagaimana jika ditemukan koloni

1. Jumlahnya cukup
banyak
2. Koloni menutupi
semua media

Jika coloni pada caawan petri > 300 koloni maka dapat dilaporkan
TMTC (Too Many To Count)

154
PEMBACAAN HASIL

Prosesnya:
-Pencatatan hasil pembacaan koloni pada lembar analisa
-Hitung jumlah koloni/m3 menggunakan rumus :

Koloni Kuman/m3 = Ʃ koloni kuman pada agar plate x 1000


Kec. Flow alat x waktu (menit)

-Catat hasil perhitungan pada lembar analisa


-Membuat Laporan Hasil
-Cek hasil dengan standar acuan yang digunakan
Menurut Pedoman Permenaker RI No.05
Tahun 2018
Standar Kualitas Udara Dalam Ruang
-Parameter Bakteri < 500 cfu/m3

-Parameter Jamur < 1000 cfu/m3

* Jumlah bakteri dan jamur berlebih tidak menunjukkan


resiko kesehatan tetapi sebagai indikator investigasi lebih
lanjut.
Program Pengendalian di
Tempat Kerja
1. Administrasi kontrol
2. Sreening, regular medical check up,
medical record
3. Personal Protective Equipment
4. Standard Work Practice
5. Dilarang makan, minum, di tempat kerja,
personal hygiene, desinfecting process,
pakain khusus
6. Desinfeksi atau dekontaminasi
7. Secara teratur terhadap lantai, dinding,
dan peralatan
8. Program immunisasi
9. Labeling, warning sign
10. Training, education
11. Tentang bahaya terhadap kesehatan,
standard operating procedure (SOP) dll
Permenaker No 5 Tahun 2018
Tentang K3 Lingkungan Kerja
Potensi bahaya Faktor Biologi meliputi:
a. mikro organisma dan/atau toksinnya;
b. arthopoda dan/atau toksinnya;
c. hewan invertebrata dan/atau toksinnya;
d. alergen dan toksin dari tumbuhan;
e. binatang berbisa;
f. binatang buas; dan
g.produk binatang dan tumbuhan yang
berbahaya lainnya.
Pengendalian bahaya faktor biologi dengan:

a. menghilangkan sumber bahaya Faktor Biologi dari


Tempat Kerja;
b. mengganti bahan, dan proses kerja yang

menimbulkan sumber bahaya Faktor Biologi;


c. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber
bahaya Faktor Biologi;
d. menyediakan sistem ventilasi;
e. mengatur atau membatasi waktu pajanan
h. memasang rambu-rambu yang sesuai;
i. memberikan vaksinasi apabila memungkinkan;
j. meningkatkan Higiene perorangan;
k. memberikan desinfektan;
l. penyediaan fasilitas Sanitasi berupa air
mengalir dan antiseptik; dan/atau
m. pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat
risiko.
Mau pilih yang mana?

Seperti ini? Atau seperti ini?


TERIMA KASIH

163

Anda mungkin juga menyukai