Anda di halaman 1dari 33

BATAS-BATAS

ATTERBERG
Pendahuluan
 Yang khas dari tanah berbutir halus adl sifat plastisitasnya
 Plastisitas disebabkan adanya partikel mineral lempung dlm
tanah
 Plastisitas : kemampuan tanah dlm menyesuaikan perub
bentuk pd vol yg konstan tanpa retak2 / remuk
 Bergantung pd kadar air, tanah dpt berbentuk: cair, plastis,
semi padat/padat
Konsistensi:
 Kedudukan tanah berbutir halus pd kadar air ttt
 Pengurangan kadar air pd partikel lempung
menyebabkan bertambahnya gaya tarik partikel
 Bila tanah dlm kedudukan plastis, mk kohesi tetap
terpelihara
 Pengurangan kadar air menghasilkan pengurangan
vol tanah
Atas dasar air yang terkandung didalamnya (konsistensinya)
tanah dibedakan atau dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar:
 Padat,
 Semi padat,
 Plastis,
 Cair.
 Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut
(shrinkage limit) = SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah
dimana tanah tersebut mempunyai volume terkecil saat airnya
mengering.
 Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis
(plastic limit) = PL=WP. Yaitu besar kadar air dimana tanah
apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-
reatak.
 Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair (liquid limit) =
LL = WL yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat
berat sendiri.
Atterberg (1911)
 Memberikan batas2 konsistensi dari tanah berbutir halus dgn
mempertimbangkan kandungan air tanah
Batas2 tsb :
 Batas cair (liquid limit)
 Batas plastis (plastic limit)
 Batas susut (shrinkage limit)
KONSISTENSI TANAH
 Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel
tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk
oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi
bentuk tanah.
 Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah.
Cara penentuan:
 lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan
basah
 laboratorium : angka-angka Atterberg
Penentuan di lapangan :
 Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
 Kondisi lembab : keteguhan (lepas, gembur, teguh)
 Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
Penentuan di laboratorium :
 Batas Cair (BC),
 Batas Lekat (BL),
 Batas gulung (BG) dan
 Batas Berubah Warna (BBW)
 Index Plastis (IP): Panjang daerah interval kadar air
tanah pada kondisi plastis disebut

 IP= WL - WP = LL - PL selisih batas cair dan batas


plastis. Setiap tanah mempunyai WL, WP, WS, IP,
yang tidak sama satu dengan yang lain (plastisitas
masing masing tanah tidak sama).
Kondisi Plastisitas
 Plastisitas rendah LL < 35 %:
 Plastisitas sedang LL 35% - 50%;
 Plastisitas tinggi LL > 50%
Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas cair, batas
plastis, dan batas susut.
 Bila pada tanah yang berada pada kondisi cair (titik P)
kemudian kadar airnya berkurang hingga titik Q, maka
tanah menjadi lebih kaku dan tidak lagi mengalir seperti
cairan.
 Kadar air pada titik Q ini disebut dengan batas cair (liquid
limit) yang disimbolkan dengan LL.
 Bila tanah terus menjadi kering hingga titik R, tanah yang
dibentuk mulai mengalami retak-retak yang mana kadar
air pada batas ini disebut dengan batas plastis (plastic
limit), PL.
 Rentang kadar air dimana tanah berada dalam kondisi
plastis, antara titik Q dan R, disebut dengan indek
plastisitas (plasticity index), PI, yang dirumuskan :
 Jika kadar air tanah terus berkurang hingga ke titik S, tanah
menjadi kering dan berada dalam kondisi padat.
 Dalam kondisi ini, berkurangnya kadar air tidak menyebabkan
terjadinya perubahan volume. Kadar air yang mana tanah
berubah dari kondisi agak padat menjadi padat dinamakan
dengan batas susut (shrinkage limit), SL.
 Batas cair ini merupakan salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan kembang-susut
tanah.
Batas Cair (Liquid limit)
 Kadar air tanah pd batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis
 Batas cair tanah berbutir halus dapat ditentukan dengan
pengujian Casagrande dan kerucut penetrasi (cone
penetration)
 Gbr. Alat uji Cassagrande:
Metode Casagrande
 Bagianutama alat uji ini terdiri atas cawan (bowl) dan
bantalan karet yang keras (rubber base).
 Skema uji batas cair metode Casagrande: (a) susunan
alat uji batas cair, (b) grooving tool, (c) pasta tanah
sebelum pengujan, (d) pasta tanah sesudah pengujian.
 Hubunganantara kadar air dan jumlah pukulan ini selanjutnya
digambarkan dalam grafik semi-logaritma, seperti ditunjukkan
dalam Gambar berikut:
 Dari pasangan data tersebut ditarik suatu hubungan linear yang
terbaik (best-fit straight line) yang disebut dengan flow curve.
 Kadar air pada jumlah pukulan 25 yang dihasilkan dari flow
curve ini selanjutnya ditetapkan sebagai batas cair tanah.
 Kemiringan garis lurus dalam flow curve, selanjutnya
didefinisikan sebagai flow index (FI) yang ditulis sebagai :

 Dimana, w1 dan w2 masing-masing adalah kadar air (%) pada


jumlah pukulan N1 dan N2.
LL oleh:
Waterways Experiment Station
 LL = wN . (N/25) tgβ
N = juml pukulan, utk menutup celah 0,5 in (12,7
mm)
 wN = kadar air
 tgβ = 0,121 (tapi tgβ tdk sama dengan 0,121 utk
semua jenis tanah)
Batas Plastis (Plastic Limit)
 Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd
kedudukan antara daerah plastis dan semi padat, yaitu
% kadar air dimana tanah dgn diameter silinder 3,2
mm mulai retak2 ketika digulung
 Batas plastis merupakan batas terendah dari kondisi
plastis tanah. Batas plastis dapat ditentukan dengan
pengujian yang sederhana dengan cara menggulung
sejumlah tanah dengan menggunakan tanah secara
berulang menjadi bentuk ellipsoidal.
 Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai
retak-retak didefinisikan sebagai batas plastis.
Pengujian batas plastis :
(a) tahap awal pengujian,
(b) hasil setelah digulung dengan diameter ±3 mm
(c) tanah retak-retak.
Batas susut (shrinkage limit)
 Adl: kadar air pd kedudukan antara daerah semi padat dan padat;
% kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tdk
mengakibatkan perubahan vol tanah
 Menempatkan sejumlah masa tanah, dalam cawan

porselin dengan ukuran diameter 44, 5mm dan tinggi 12,5 mm


Dimana:
 m1 dan m2 = masa tanah basah dan masa tanah kering oven
(gram)
 V1 dan V2 = volume tanah basah dan volume tanah kering
setelah dimasukkan dalam oven (cm3)
 ρw = rapat masa air / berat vol air (gr/cm3)
Shrinkage ratio

 Adl: perbandingan antara perubahan volume tanah


sebagai persentase dari volume kering terhadap
perubahan kadar air.
 ΔV adalah perubahan volume tanah.
Indeks Cair:
LI = wN - PL = wN - PL
LL - PL PI
Plastisitas tanah lempung tergantung dr:
 Sifat mineral lempung yg ada pd butiran
 Jumlah mineral

Aktivitas: perbandingan antara indeks plastisitas


dgn % fraksi ukuran lempung
A = PI / C; C = % berat fraksi ukuran lempung

Anda mungkin juga menyukai