Pert 1
NANCY M. SIREGAR, SE, M.SI, AK, CA
Penilaian
Tugas (laporan dalam bentuk makalah, presentasi,
sikap) 25%
partisipasi kehadiran 12,5%
Tes 1 dan 2 = 12,5%
UTS = 20%
UAS = 30%
Prof.Dr.P.J.A.Adriani
pajak adalah Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan
DEFENISI PAJAK
Dari Defenisi Tersebut Pajak Memiliki Unsur - Unsur :
1. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun
daerah
2. Pajak dipungut Berdasarkan Undang-Undang serta aturan
pelaksanaannya cth : UU No. 7 tahun 1983 tentang PPh.
3. Dalam Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pungutan Lain Selain Pajak
1. Bea Materai, yaitu pungutan yang dikenakan atas dokumen
dengan menggunakan benda materai.
2. Bea Masuk Dan Bea Keluar, Bea Masuk Yaitu pungutan atas barang
yang dimasukkan ke dalam daerah pabean berdasarkan harga/nilai
barang itu atau berdasarkan tarif yang sudah ditentukan. Bea
Keluar, yaitu pungutan yang dilakukan atas barang yang
dikeluarkan dari daerah pabean berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan bagi masing-masing golongan. Bea masuk tahun
pertama 23%, tahun ke dua 21%, tahun ke tiga 19%
3. Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan atas barang tertentu yang
mempunyai sifat dan karakteristik tertentu. Cth: alkohol, tembakau
Pungutan Lain Selain Pajak
4. RETRIBUSI
Mendapat kontraprestasi/ timbal balik langsung.
Contoh retribusi pelayanan kesehatan, retribusi kebersihan, retribusi
parkir.
Unsur – unsur yang melekat pada pengertian retibusi adalah:
1. Pemungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang.
2. Sifat pemungutannya dapat dipaksakan
3. Pemungutannya dilakukan oleh negara
4. Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
5. Kontraprestasi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi
Pungutan lain selain pajak
5. Sumbangan
Yang mendapat manfaat penerima sumbangan.
Sumbangan tidak diartikan untuk kepentingan pengeluaran
yang dikelola oleh pemerintah,tetapi untuk kepentingan
sekelompok masyarakat tertentu dan tidak memerlukan
dasar hukum pungutannya berdasarkan UU, serta unsur
pelaksanaannya pun tidak ada.
Sumbangan pungutannya tidak berdasarkan UU tetapi lebih
bersifat gotong royong.
6. Pungutan Lain yang sah dan legal berupa sumbangan
wajib. Misalnya sumbangan wajib dana kecelakaan lalu
lintas jalan (SWDKLLJ)
Fungsi Pajak
Budgetair sumber penerimaan utama bagi pemerintah untuk
pengeluaran negara, baik rutin maupun pembangunan.
Contoh: PPh, PPN, PBB
Reguler Sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi diluar
bidang keuangan.
Contoh: Pajak yang tinggi dikenakan untuk minuman keras, Pajak yang
tinggi Barang Mewah, Tarif Pajak untuk ekspor 0%, Tarif pajak progresif
dikenakan atas penghasilan.
Azas Pajak
EQUALITY Pajak adil CONVINIENCE tidak
dan merata menyulitkan
◦ Adil secara vertikal
◦ Adil horisontal
ex:withholding system
ECONOMY
efisien
ex:self assesment
CERTAINTY tidak
sewenang-wenang, Tidak
berdasarkan undang-undang
Mengganggu
yang dilaksanakan
Perekonomian
3 Azas Pemungutan pajak
1. Azas Domisili, Negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal
di wilayahnya, Baik Penghasilan yang berasal dari dalam
maupun luar negeri
2. Azas Sumber, Negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal wajib pajak
3. Azas Kebangsaan, Pengenaan pajak dihubungkan
dengan kebangsaan suatu negara.
Azas Pemungutan Pajak
Azas Menurut Falsafah Hukum (Teori yang mendukung pemungutan
pajak)
Teori Asuransi (melindungi)
Teori Kepentingan
Teori daya pikul
Teori Bakti
Teori azas daya beli
Teori Asuransi
Masyarakat seakan
mempertanggung
jawabkan keselamatan
dan keamanan jiwanya
kepada negara.
Teori Kepentingan
Negara melindungi
kepentingan harta dan jiwa
warga negara dengan
memperhatikan beban yang
harus dipungut dari
masyarakat
Teori Daya Pikul
Tiap orang dikenakan pajak dengan bobot yang sama
(adil) sesuai dengan daya pikul:
◦ Unsur Obyektif (besarnya penghasilan)
◦ Unsur Subyektif (besarnya pengeluaran)
Teori Daya Beli
Pajak untuk memelihara kepentingan masyarakat
Dengan pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyakat ke
negara.selanjutnya negara menyalurkannya kembali dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarkat.
Teori Bakti
Pajak dianggap sebagai bentuk bakti rakyat kepada
negara
Teori kewajiban pajak mutlak.
Pada jaman kerajaan, pajak=ulubekti sebagai bentuk
kesetiaan rakyat pada raja. Raja=wakil Dewa
Kedudukan Hukum Pajak
1.Hukum Perdata
Mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya.
2. Hukum Publik
Mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.Hukum ini
dirinci sbb:
- Hukum Tata Negara
- Hukum Tata Usaha ( adminitrasi)
- Hukum Pajak
- Hukum Pidana
Hukum Pajak Materiil dan
Formil
Hukum Pajak Materiil yaitu memuat norma-norma yang menerangkan
antara lain: keadaan, perbuatan,peristiwa hukum yang dikenai pajak
(objek Pajak), siapa yang dikenakan pajak (Subjek), berapa besar pajak
yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya
utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.
Contoh:Undang-Undang Pajak Penghasilan
Hukum Pajak Formil
Memuat Tata Cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi
kenyataan, antara lain:
- Prosedur penetapan suatu utang pajak
- Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib
pajak mengenai keadaan ,perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan
utang pajak
- Kewajiban Pajak misalnya menyelenggarakan pencatatan, da hak-hak
wajib pajak (mengajukan keberatan dan banding)
Jenis Pengelompokan Pajak
Golongan
Pajak Pajak
Subjektif Objektif
Berdasarkan sifatnya
Pajak Subjektif, Pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan
pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan
keadaaan subjeknya.
contoh: PPh ( Pengenaan PPh pribadi memperhatikan keadaan pribadi
wajib pajak (status perkawinan, banyaknya anak, dan tanggungan
lainnya). Hal tersebut digunakan untuk menentukan besarnya
penghasilan tidak kena pajak.
1. Pembayaran/pelunasan
yaitu pembayaran pajak dapat dilakukan dengan pemotongan /pemungutan
oleh pihak lain, pengkreditan pajak luar negeri , maupun pembayaran sendiri
oleh WP ke kantor penerima pajak ( bank-bank persepsi dan kantor pos).
Kecuali:
1. Diluar negeri
2. Dikenakan PPh yang bersifat Final (sesuai dengan PP No.46/2013 Pasal 8 Bahwa
Kerugian pada suatu tahun pajak dikenakannya pajak penghasilan yang bersifat
final berdasarkan PP ini tidak dapat dikompensasikan pada tahun pajak berikutnya.
3. Yang penghasilnnya bukan objek PPh
Apabila masih terdapat kerugian setelah dikompensasikan secara horizontal, maka
dilakukan kompensasi vertikal.
Jenis Kompensasi
B. Vertikal yaitu Mengkompensasikan kerugian pada tahun ke tahun pajak
berikutnya.
4. Pembebasan / penghapusan
Kewajiban pajak oleh WP tertentu dinyatakan dihapus karena setelah
dilakukan penyelidikan ternyata WP tidak mampu lagi memenuhi
kewajibannya. Hal ini biasa terjadi karena wajib pajak mengalami
kebangkrutan maupun mengalami kesulitan likuiditas.
Latihan
Menurut Pendapat anda, Sistem
pemungutan pajak mana yang
berlaku di Indonesia ?
Beserta Alasannya ?
Perpajakan
Pert ke 2
Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi:
1. Perlawanan Pasif
masyarakat enggan membayar pajak disebabkan oleh antara lain:
- Perkembangan intelektual masyarakat
- Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami
- Sistem Kontrol tidak dilakukan dengan baik
2. Perlawanan Aktif
Semua usaha yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan menghindari
pajak. Antara Lain:
- Tax Avoidance, Meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-undang
- Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang
Tarif Pajak
1. Tarif Sebanding/ Proporsional
Yaitu Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak terutang tetap
Contoh : Besarnya biaya tarif materai dan bilyet giro dengan nominal
berapapun adalah Rp 6.000,-
Tarif Pajak
3. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin
besar.