Anda di halaman 1dari 13

Sifat Fisika dan Molekul Obat

Farmasi Fisika I

Dosen Pengampu : apt. Moh. Azhari


Herli Saptadi Putra., M.Farm

Disusun Oleh :

Lestari Fuji Alfalah Sari (200205041)


Zahra Nabilah Fitriyyah (200205099)
Pengertian
Sifat fisika adalah sifat yang menggambarkan ciri khas suatu zat yang dapat diukur dan diamati tanpa mengubah zat
– zat penyusunan. Sifat –sifat fisis zat tersebut, antara lain warna, bentuk, ukuran, kepadatan, kelarutan, daya hantar
listrik, kemagnetan, massa jenis, titik didih, titik lebur, dan titik beku. Sifat ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Melarutkan zat : mudah larut di air atau tidak


2. Mengalirkan arus listrik : dapat mengalirkan arus listrik atau tidak
3. Mengalirkan panas : dapat mengalirkan panas atau tidak
4. Menguapkan : Mudah menguap atau tidak
5. Mendekatkan ke magnet : dapat ditarik magnet atau tidak

Sifat – Sifat Fisika Molekul Obat


Sifat Konstitutif :
Sifat Aditif :
Bergantung pada
Diturunkan/jumlah dari susunan struktur atom di
sifat atom sendiri atau dalam molekul.
gugus fungsi di dalam Contohnya rotasioptic
molekul. dan panjang gelombang
Contohnya massa serapan maksimum
molekul
Asam Garam
Lemah organik

Molekul Senyawa Basa


Netral lemah
obat
ASAM LEMAH BASA LEMAH
• Biasanya sukar larut dalam air • Sukar larut dalam air
• Mudah larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, • Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform,
heksan, etanol) heksan, etanol)
• Contohnya : asam salisilat, asam benzoat • Contohnya : alkaloida (kodein), antihistamin
(CTM)

CTM
Asam Asam Kodein (Chlorpheniramine
Salisilat Benzoat maleat)
GARAM ORGANIK MOLEKUL NETRAL
• Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut • Umumnya sukar larut dalam air
organik • Contohnya : Kloramfenikol, paracetamol
• Contohnya : codein HCl, Na salisilat, morfine
HCl

Kloramfenikol Paracetamol

Codein
HCl Morfine HCl
Perhitungan pH untuk asam dan basa dalam
larutan air
mmm 

Reaksi suatu larutan tergantung pada tetapan disosiasi asam (Ka) dan tetapan disosiasi basa (Kb).
Suatu larutan bereaksi netral jika Ka = Kb, bereaksi asam jika Ka > Kb, dan bereaksi basa jika Kb >
Ka.
Untuk asam : semakin kecil nilai pKa maka asam tersebut semakin kuat, dan sebaliknya
Untuk basa : semakin besar nilai pKa maka basa tersebut semakin kuat, dan sebaliknya

 
KEL
ARU
Suatu sifat fisika kimia yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan, terutama kelarutan
sistem dalam air. Suatu obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi.
Senyawa-senyawa yang relatif tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi yang tidak sempurna atau
tidak menentu (Ansel, 1985).

Obat harus mencapai tempat aksi dalam konsentrasi yang cukup agar dapat menimbulkan
respon (Anief, 2002). Untuk obat-obat oral yang memiliki kelarutan kecil sering muncul masalah pada
kecepatan absorpsinya.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas satu atau lebih zat terlarut dalam
pelarut yang sesuai membentuk sistem termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia di
mana zat terlarut terdispersi dalam sejumlah pelarut tersebut. Bentuk larutan dapat dilihat
dalam kehidupan kita sehari-hari seperti teh manis, larutan garam, dan lain-lain. Dalam bidang
Farmasi, larutan dapat diaplikasikan dalam bentuk sediaan sirup obat, mouthwash, tetes
hidung, tetes telinga, tetes mata, gargle, betadine, dan lain-lain.

Larutan ideal mempunyai ciri-ciri berupa:


1.  tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari pengenceran) ketika zat
bercampur membentuk larutan;
2. tidak ada panas yang diserap dan dilepaskan selama proses pencampuran;
3. tidak ada penyusutan volume;
4. mengikuti hukum Roult;
Pembagian Larutan
Menurut kesetimbangan, larutan dibagi menjadi tiga yaitu:

2
Larutan
tidaklarutan
Suatu jenuhyang
mengandung zat terlarut dalam
1 konsentrasi di bawah 3
konsentrasi
Larutan jenuh yang dibutuhkan untuk

Larutan jenuh adalah suatu


penjenuhan sempurna pada
temperatur tertentu. Larutan lewat
larutan dimana zat terlarut
berada dalam kesetimbangan
(tepat larut dalam batas
jenuh
Suatu larutan yang mengandung
zat terlarut dalam konsentrasi
yang banyak pada suhu tertentu
kelarutannya) dengan fase sehingga terdapat zat terlarut yang
pelarutnya. tidak dapat larut lagi.
Pelarut dibagi menjadi 3 Golongan,yaitu:
a. Pelarut Polar
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu momen dipolnya. Pelarut polar
melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain. Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alkohol dalam segala
perbandingan dan melarutkan gula dan senyawa polihidroksi lain. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehid, keton
amina dan senyawa lain yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam
air (Martin dkk., 1993).
b. Pelarut non polar
Aksi pelarut dari cairan non polar seperti hidrokarbon berbeda dengan zat polar. Pelarut juga tidak dapat
memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit dan berionisasi lemah karena pelarut non polar tidak dapat membentuk
jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan polar tidak dapat larut atau hanya
dapat larut sedikit dalam pelarut non polar (Martin dkk, 1993).
c. Pelarut Semipolar
Pelarut semipolar seperti keton dan alkohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul
pelarut non polar, sehingga dapat larut dalam alkohol, contoh : benzena yang dapat dipolarisasikan, kenyataannya
senyawa semipolar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan bercampurnya cairan polar
dan non polar (Martin dkk., 1993).
Faktor yang mempengaruhi kelarutan

01 02 03 04
Temperatur Komposisi cairan
Intensitas pH Medium pelarut
Pengadukan Percobaan
Seringkali zat pelarut lebih
Pada pengadukan yang Sejumlah zat kemoterapi Pada umumnya, kelarutan
larut dalam campuran
rendah aliran bersifat modern adalah asam zat padat dan cair dalam
pelarut daripada dalam
pasif. Zat padat tidak lemah dan basa lemah. solven bertambah dengan
satu pelarut saja. Gejala ini
bergerak dan kecepatan Kelarutan zat-zat ini dapat naiknya temperatur.
dikenal dengan melarut
pelarutan bergantung dengan nyata dipengaruhi Kaidah Le Chatilier
bersama (kosolven) dan
pada bagaimana karakter oleh pH dan meramalkan bahwa
kombinasi pelarut
zat padat tersebut lingkungannya. Melalui kenaikan temperatur akan
menaikkan kelarutan dari
menghambur dari dasar hukum aksi massa, mengakibatkan perubahan
zat terlarut disebut
wadah. Zat padat dan kelarutan obat-obat asam endotermik (Moehtar,
kosolvensi (Martin dkk.,
larutannya tidak berpindah lemah atau basa lemah 1989).
1993).
ke atas sistem sehingga dapat diramalkan, sebagai
mempunyai perbedaan fungsi pH, dengan derajat
konsentrasi (Martin dkk., ketetapan yang besar
1993). (Lachman dkk, 1986).
Faktor yang mempengaruhi kelarutan

05 06
ukuran partikel Pengaruh surfaktan

Ukuran dan bentuk Obat yang bersifat asam


partikel juga berpengaruh lemah dan basa lemah
terhadap ukuran partikel. yang sukar larut, dapat
Semakin kecil ukuran dilarutkan dengan bantuan
partikel semakin besar kerja zat aktif permukaan
kelarutan suatu bahan dengan menurunkan
obat (Martin dkk., 1993). tegangan permukaan zat
terlarut dengan
mediumnya (Martin dkk.,
1993).
Source of information by:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/07/07-
Farmasi-Fisik-E1_Reviewed_adhi.pdf

https://slideplayer.info/slide/16149756/

http://eprints.ums.ac.id/15354/3/bab_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai