Anda di halaman 1dari 34

Behavior Therapy

 Tingkah laku seseorang ditentukan oleh


banyak dan macamnya penguatan yang
diterima dalam situasi hidupnya

 Tingkah laku dipelajari ketika individu


berinteraksi dengan lingkungan, melalui
hukum-hukum belajar :
• Pembiasaan klasik,

• Pembiasaan operan

• Peniruan.
DEFINISI
 Gerald Corey menjelaskan bahwa terapi
behavioral adalah pendekatan-pendekatan
terhadap konseling dan psikoterapi yang
berkaitan dengan pengubahan tingkah laku.
 Pendekatan, teknik, dan prosedur yang
dilakukan berakar pada berbagai teori tentang
belajar. 
DEFINISI
 Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior
modification) adalah pendekatan untuk
psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar
(learning theory) yang bertujuan untuk
menyembuhkan psikopatologi seperti;
depression, anxiety disorders, phobias, dengan
memakai tehnik yang didisain menguatkan
kembali perilaku yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku yang tidak
diinginkan.
Sejarah Perkembangan dan Tokoh-tokoh
Terapi Behavioral

 Terapi behavior tradisional diawali pada tahun


1950-an di Amerika Serikat, Afrika Selatan,
dan Inggris sebagai awal radikal menentang
perspektif psikoanalisis yang dominan.
 Fokusnya adalah pada menunjukkan bahwa
teknik pengkondisian perilaku yang efektif dan
merupakan alternatif untuk terapi psikoanalitik.
Tujuan Terapi Behavioral

• Terapi behavioral memfokuskan pada


persoalan-persoalan perilaku spesifik atau
perilaku menyimpang yang bertujuan untuk
menciptakan kondisi-kondisi baru bagi
proses belajar dengan dasar bahwa segenap
tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah
laku yang maladaptif.
Perbedaan antara Behavior therapy dan
Behavior modification menurut Martin & Pear:
Behavior therapy Behavior modification
1). Pavlovian-Hullian- Skinnerian tradition
Wolpean tradition
2). Clinical Nonclinical
3). Therapeutic setting Natural setting
4). Experimental foundation Experimental foundation
based on animal or human
operant research
based on clinical setting
American tradition
5). European tradition
Cara Pandang Terhadap Manusia
• Hakikat manusia dalam pandangan para
behaviorist adalah pasif dan mekanistis.
Manusia dianggap sebagai sesuatu yang
dapat dibentuk dan doprogram sesuai
dengan keinginan lingkungan yang
membentuknya.
• Perilaku manusia adalah efek dari
lingkungan dan pengaruh yang paling kuat.
Maka hal itulah yang akan membentuk diri
individu.
KARAKTERISTIK TERAPI
BEHAVIORAL :

 Berfokus pada tingkah laku yang tampak

 Cermat dan operasional dalam


merumuskan tujuan terapi

 Mengembangkan prosedur perlakuan


spesifik

 Penilaian obyektif terhadap tujuan terapi


Sikap, Peran, dan Tugas Terapis
• Perhatian utama terapis behavioral adalah perilaku yang
tampak.
• Dengan alasan ini banyak asumsi yang berkembang
tentang pola hubungan terapis dengan klien lebih
manipulatif-mekanistik dan sangat tidak pribadi.
• Namun setelah diperhatikan lebih lanjut, pendekatan
dalam terapi behavioral lebih cenderungg direktif karena
dalam pelaksanaannya terapis-lah yang lebih banyak
berperan.
 Sikap yang dimiliki oleh terapis behavior
adalah lebih menerima dan mencoba
memahami apa yang dikemukakan klien
tanpa menilai dan mengkritiknya.

 Dalam proses terapi, terapis berperan sebagai guru atau


mentor.
Peran Terapis:
a. Menyebutkan tingkah laku maladaptif
b. Memilih tujuan-tujuan yang masuk akal
c. Mengarahkan dan membimbing keluarga untuk
merubah tingkah laku yang tak sesuai.
TUGAS TERAPIS
• Tugas utama terapis adalah melakukan tindak
lanjut penilaian untuk melihat apakah
perubahan yang tahan lama dari waktu ke
waktu.
• Penekanannya adalah untuk membantu klien
mempertahankan perubahan dari waktu ke
waktu dan memperoleh keterampilan
mengatasi perilaku dan kognitif untuk
mencegahnya kambuh.
1. Definisi Problem
2. Analisis Problem
3. Perencanaan Terapi
4. Membangkitkan motivasi klien
5. Pembentukan Perilaku
6. Generalisasi Perilaku
7. Stabilisasi Perilaku
 Definisi Problem
Perilaku yang konkrit / Verbalisasi
Problem atas dasar prioritas, yt
- paling mengganggu klien
- paling mengganggu keluarga
- paling mengganggu lingkungan
 Analisis Problem :
Dicari - Stimulus, atau
- Reinforcement
yang dapat mempengaruhi perilaku
 Perencanaan Terapi
Terapis aktif mengatur perilaku
klien secara efektif dan terapeutik
 Membangkitkan motivasi klien,
terutama pada anak-anak
Gunakan kata-kata terapeutik
 Pembentukan Perilaku
Prinsip pembentukn perilaku secara
bertahap dengan program terapi yang
jelas.
Terapi dilakukan dalam lingkungan
keluarga atau institusi
* Generalisasi
Perilaku
Sesudah terjadi perilaku yang
diinginkan,
Usahakan terjadi di lingk alamiah,
dalam kehidupan sehari-hari,
Dengan bantuan ko terapis.
 Stabilisasi Perilaku
Perlu reinforcement yang wajar
Dari orang bermakna dlm kehidupan,
& Perbaiki intra psikis klien, spt :
perasaan self-fulfilment atau
aktualisasi diri
 Latihan Asertif
o Digunakan untuk melatih klien yang mengalami
kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya
adalah layak atau benar

o Terutama berguna di antaranya untuk membantu


individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan
tersinggung, kesulitan menyatakan tidak,
mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya

o Cara : permainan peran dengan bimbingan terapis,


diskusi kelompok
 Desensitisasi Sistematis
o Memfokuskan bantuan untuk
menenangkan klien dari ketegangan yang
dialami dengan cara mengajarkan klien
untuk rileks

o Esensi teknik ini adalah menghilangkan


tingkah laku yang diperkuat secara negatif
dan menyertakan respon yang berlawanan
dengan tingkah laku yang akan dihilangkan
 Pengkondisian Aversi
o Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan
buruk dengan meningkatkan kepekaan klien
agar mengamati respon pada stimulus yang
disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut

o Stimulus yang tidak menyenangkan yang


disajikan tersebut diberikan secara bersamaan
dengan munculnya tingkah laku yang tidak
dikehendaki kemunculannya

o Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi


antara tingkah laku yang tidak dikehendaki
dengan stimulus yang tidak menyenangkan.
 Pembentukan Tingkah laku Model
o Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru
pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang
sudah terbentuk

o terapis menunjukkan kepada klien tentang tingkah


laku model, dapat menggunakan model audio, model
fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan
dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh

o Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh


ganjaran dari terapis: dapat berupa pujian sebagai
ganjaran sosial.
TEKNIK FLOODING
 Flooding merupakan teknik modifikasi perilaku
berdasarkan prinsip teori yang dikemukakan oleh
B.F. Skinner.
 Flooding adalah membanjiri klien dengan situasi
atau penyebab kecemasan atau tingkah laku
tidak dikehendaki, sampai konseli sadar bahwa
yang dicemaskan tidak terjadi.
 Flooding harus dilakukan hati-hati karena
mungkin akan terjadi reaksi emosi sangat tinggi.
Flooding sesuai untuk menangani kasus
fobia.
Tujuannya untuk menurunkan tingkat rasa
takut yang ditimbulkan, dengan
menggunakan stimulus yang dikondisikan
(condition stimulus) yang dimunculkan
secara berulang-ulang sehingga terjadi
penurunan, tanpa memberi penguatan
(reinforcement).
Teknik flooding dikembangkan oleh
Stampfl dengan nama terapi implosif.
Seperti halnya dengan desensitisasi
sistematik, terapi implosif berasumsi
bahwa tingkah laku neurotik
melibatkan penghindaran terkondisi
atas stimulus-stimulus penghasil
kecemasan.
Kelebihan dan Kelemahan
Terapi Behavioral
Kelebihan Terapi Behavioral:

1. Pembuatan tujuan terapi antara terapis dan


klien diawal dijadikan acuan keberhasilan
proses terapi.
2. Memiliki berbagai macam teknik terapi
yang teruji dan selalu diperbaharui
3. Kolaborasi yang baik antara terapis dan
klien dalam penetapan tujuan dan pemilihan
teknik.
Kelemahan Terapi Behavioral:

1. Dapat mengubah perilaku tetapi tidak


mengubah perasaan
2. Mengabaikan faktor relasional penting
dalam terapi
3. Tidak memberikan wawasan
4. Mengobati gejala dan bukan penyebab
5. Melibatkan kontrol dan manipulasi oleh
terapis.
CARA-CARA PENERAPAN FLOODING
1. Invivo
Konselor mencoba membawa konseli hadir pada situasi
atau stimulus yang menimbulkan rasa takut dengan
segera selama terapi berlangsung, disertai pencegahan
terhadap perilaku untuk menghindari atau lari dari
situasi tersebut. Pada kasus-kasus dengan tingkat rasa
takut yang sangat tinggi, flooding dapat dilakukan secara
bertahap. Misal takut akan ketinggian, dimulai dengan
mengajak konseli melihat ke jendela dari ruang lantai 1,
lantai 2, sampai ke lantai 10.
2. Imajeri
Stimulus yang menakutkan bisa dihadirkan juga dengan
membayangkan, konselor akan membuat gambaran situasi yang
semakin meningkatkan rasa takut dan semakin mencemaskan.
Pengalaman konseli membayangkan tanpa disertai akibat yang
dahsyat dapat menurunkan tingkat rasa takutnya, dan ia akan siap
menghadapi situasi sebenarnya.
Tetapi berdasarkan pendapat ahli, proses mengalami langsung lebih
efektif. Teknik ini basa digunakan untuk kasus-kasus fobia, obsesif,
psikotik.

Anda mungkin juga menyukai