Anda di halaman 1dari 38

LOGO

ANEMIA
PENDAHULUAN

ANEMIA adalah suatu keadaan dimana kadar


hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan
kehamilan.
Batas normal kadar Hb menurut umur dan
jenis kelamin
Overload

Normal

Defisiensi Besi Ringan

Defisiensi Besi Sedang


• Belum Anemia (Hb normal)
• Periode Defisiensi Besi yg lama

• Defisiensi mempengaruhi fungsi


Rentang Status Besi

Defisiensi Besi Berat


Anemia Ringan

Anemia Sedang

Anemia Berat
Klasifikasi ANEMIA

2. Mikrositik 3. Normositik
Ukuran sel darah merah Ukuran sel darah
mengecil disebabkan oleh merah tidak berubah, ini
defisiensi besi, gangguan disebabkan kehilangan
sintesis darah yang parah,
globin, porfirin dan heme meningkatnya volume
serta gangguan plasma secara berlebihan,
penyakit-penyakit
metabolisme besi lainnya hemolitik,
gangguan endokrin, ginjal,
dan hati.
ANEMIA Defisiensi Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel
darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam
darah
ZAT BESI
 Mineral mikro yang paling banyak dalam tubuh : 0,1% dari mineral dalam
tubuh atau 3 – 5 gram
 Komponen utama dari hemoglobin, myoglobin dan beberapa enzim
 Tumbuh2an  1-6% dan hewani 7-22% dapat diabsorbsi
 Wauters,1989  10% fe dari makanan dapat diabsorbsi
ZAT BESI

 Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga


diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat.
 Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro
(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).
HEMOGLOBIN

 Heme + Globin  Hemoglobin (Hb)


 Pembentukan Heme  bahan makanan sumber zat besi
 Pembentukan globin  asam amino, vitamin B12, asam folat,
dan biotin.
 Zat besi yang cukup belum tentu menghasilkan Hb cukup 
bila tidak diimbangi zat gizi lain.
Gejala anemia dan dampaknya
Bagaimana Tanda-tanda Anemia ??
 Wajah, terutama kelopak mata dan bibir
tampak pucat
 Kurang nafsu makan
 Lesu dan lemah
 Cepat lelah
 Sulit konsentrasi
 Sering pusing dan
mata berkunang-kunang
PENYEBAB ANEMIA

kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial

Zat besi, Asam Folat, Vit B12

Kondisi lain

Penyakit Malaria, Infeksi Cacing Tambang


Apa Penyebab Anemia ??

1. Kurang konsumsi makanan sumber zat besi


2. Kebutuhan yang meningkat (menstruasi,
hamil,dll)
3. Menderita penyakit infeksi (kecacingan,
malaria)
4. Kehilangan zat besi pada perdarahan
termasuk menstruasi dan seringnya
melahirkan
5. Tidak mengonsumsi TTD sesuai
anjuran
MENGAPA PENCEGAHAN PADA
ANEMIA REMAJA PENTING ?

 Asupan makanan yang tidak


seimbang : Body Image

 Kebutuhan zat besi lebih besar :


menstruasi

 Remaja putri akan mengalami


hamil
dan melahirkan
Siklus Kejadian Anemia & Defisiensi Anemia:
Anak → Remaja Ibu Hamil
(Asumsi : Pola Diet tak Memenuhi & tdk minum TTD & Makanan tdk fortifikasi)
Tidak Anemi & Remaja Ibu Hamil
Tdk Def. Besi Tdk Def. Tdk Def
Besi Besi

Ibu Hamil
Tidak Anemi, Def Bayi Lahir
Anak Remaja
Tdk Def. Besi Dg
Def. Besi
Besi Defisiensi
Besi &
BBLR
Ibu Hamil
Remaja Anemi
Anemi
Anemi

Haid
Sumber:: Presentasi Prof.Dr. Endang L. Achadi, 2015
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat
Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Anak Usia Dini

+ 20 % IUGR krn
PBBH rendah
Dampak Dampak
+ 1/4 IUGR Jangka Pendek Jangka Panjang
krn
faktor gizi Perkembangan Kemampuan
Ibu Otak Kognitif &
Pendidikan

 Ibu Pendek
Gangguan Gizi Pertumbuhan
 BB Ibu Stunting/
pada Masa (IUGR)
Prahamil Pendek
Janin dan Usia
rendah Dini
Hipertensi
Metabolic -Diabetes
Programing -Obesitas
-PJK
-Stroke

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
16
DAMPAK KURANG GIZI (Stunting)

Gizi kurang & Gizi cukup &


infeksi sehat
“Otak Kosong” bersifat permanen Anak cerdas
Tak terpulihkan dan produktif

MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
DAMPAK ANEMIA JANGKA
PANJANG

- Kemampuan Belajar

- Perilaku

- Produktivitas
Status gizi
Konsumsi zat besi ANEMIA
PSP berkaitan Anemia
Penyakit infeksi
Usia menarche
Daya ingat
konsentrasi
Ketahanan belajar

Prestasi belajar
Studi: Zat besi dan Kemampuan
Kognitif
 Perbedaan kemampuan kognitif antara anak sekolah
yang kekurangan zat besi dan tidak kekurangan zat besi
(NEMO study group, AJCN 2007)
Dampak Kekurangan Zat Gizi Mikro –
termasuk Zat Besi
BAGAIMANA MENCEGAH
DAN MENGATASI
ANEMIA?
BAGAIMANA MENCEGAH DAN
MENGATASI ANEMIA?

 Konsumsi makanan bergizi seimbang dan


mengandung zat besi
 Makanan fortifikasi zat besi
 Minum Tablet Tambah Darah
 Kebersihan lingkungan dan pribadi
 Kontrol penyakit infeksi
4 Pilar
Gizi
Seimbang
dalam
TGS
Tingkatkan Konsumsi Makanan
MENGANDUNG ZAT BESI

1. Besi hem (daging, unggas, ikan, makanan asal laut)


2. Promotor (meningkatkan penyerapan zat besi):
Vitamin C buah, sayur
3. Beberapa makanan yang difermentasi, direndam
(yang banyak serat)
Besi • Pada kondisi normal,
Heme penyerapan 25%
(pangan • Pada kondisi
anemia,
hewani) penyerapan > 35%
Besi Non
Heme • Penyerapan 1-5%
(pangan
nabati)
- Vitamin C
- Daging
- Kalsium
- Ikan
- Ayam - Serat
KONSUMSI TABLET TAMBAH
DARAH
Sasaran:
Seluruh rematri usia 12 – 18 th dan WUS

Dosis:
TTD 1 tablet/minggu →
TOTAL 52Tablet/tahun
ANGKA KECUKUPAN BESI

KELOMPOK BESI(mg) KELOMPOK BESI(mg)

Bayi 3–5 Remaja Putri 14 - 25

Balita 8–9 Dewasa pria 13

A. Sekolah 10 Dewasa putri 14 – 26

Remaja pria 14 - 17 Ibu hamil + 20


PATOFISIOLOGI ANEMIA

 Dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi
yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi.

 Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan
transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti
dengan menurunnya kadar feritin serum.

 Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb
KERJASAMA LINTAS
SEKTOR
Official Use
Indikator dan Target RPJMN 2020-2024
Indikator dan Target Pembangunan Manusia
(Kesehatan)
Strategi Indikator dan Target
Indikator Baseline Target 2024
Peningkatan KIA, KB
Angka kematian ibu
dan Kespro (per 100.000 kelahiran hidup) 305 183

Angka kematian bayi


Percepatan Perbaikan 24 16
(per 1.000 kelahiran hidup)
Gizi Masyarakat Angka Prevalensi Kontrasepsi
Modern/Modern Contraceptive Prevalence 57,2 63,4
Peningkatan Rate (mCPR) (%)
Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak
10,6 7,4
Pengendalian Penyakit Terpenuhi (Unmet Need) (%)
Angka Kelahiran Remaja Umur 15 – 19 18
Tahun/Age Specific Fertility Rate (ASFR 15
36
Pembudayaan Perilaku – 19)
Sehat melalui Gerakan Prevalensi stunting (pendek dan
27,7 14
sangat pendek) pada balita (%)
Masyarakat Hidup Sehat
Penguatan Sistem Prevalensi wasting (kurus dan 10,2 7
sangat kurus) pada balita (%)
Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan Insidensi HIV 0,24 0,1
(per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Makanan 8
Peran Lintas Sektor: Remaja
dan WUS
1. Sekolah
2. Tempat Kerja
3. KUA/tempat ibadah lainnya
4. Fasilitas Kesehatan (Puskesmas,
klinik perawatan, dll)

KEMENTERIAN KEMENTERIAN DALAM


AGAMA REPUBLIK NEGERI
INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
Dampak
COVID-19
?
Dampak Utama COVID-19

 Kehilangan pekerjaan
(Sekitar 43 juta kehilangan pekerjaan)

 Kenaikan harga makanan


(Harga komoditi makanan meningkat, distribusi makanan
terganggu)

 Pelayanan Kesehatan tidak optimal/terganggu


(Kapasitas sistim Kesehatan fokus pada COVID, Pelayanan
Posyandu tertunda karena social distancing)

 Penurunan budget untuk pelayanan Kesehatan dasar


non-Covid
(Sumber nasional dan sub-nasional dialokasikan untuk COVID)
Rekomendasi

 Edukasi dan konseling untuk konsumsi makanan bergizi seimbang, makanan


mengandung zat besi (tidak diet yang salah)

 Pemberian Tablet Tambah Darah (dibagikan melalui sekolah) atau


fasilitas kesehatan (Puskesmas, Pustu, Posyandu, klinik, apotik)
– selama masa pandemik mengikuti protokol Kesehatan – social distancing

 Kampanye dan komunikasi perubahan perilaku untuk cegah


anemia bagi remaja dan wanita usia subur – social media

 Pelayanan di fasilitas kesehatan tetap berjalan, dan menjadi rujukan bila


remaja/wanita usia subur mengalami gangguan Kesehatan

 Monitor pemberian TTD – kartu kepatuhan?

 Alokasi dana dalam pelayanan Kesehatan remaja –


kerjasama lintas sektor

Anda mungkin juga menyukai