Anda di halaman 1dari 14

KEPRIBADIAN DAN

PERILAKU POLITIK
Findi Anjani (12308183043)
Sururin Nada (12308183057)
Faiza Baerlian Maulida (12308183070)
Sejarah Studi Kepribadian Dan Politik
Riset kepribadian di dalam dunia politik merukapan tradisi riset tertua. Muncul di tahun
1920-an, konsep tentang kepribadian telah banyak digunakan untuk mengevaluasi
perilaku politik para pemimpin dunia pada saat itu. Pergolakan politik yang terjadi dengan
latar belakang transisi perang dunia pertama dan kedua mewarnai riset yang muncul
(Deutsch & Kinnvall, 2002, hal. 15).
Tema yang berkembang adalah seputar analisis psikologis hingga analisis pasikopatologis
para pemimpin tiran. Misalnya analisis mengenai kepribadian Hitler dengan Holocoust-
nya, peran kepribadian dalam menyikapi perbedaan ras dan etnik, peran kepribadian
terhadap ketertarikan dalam berpolitik dan kesediaan untuk patuh pada pihak otoritas.
Sebagian besar penelitian yang menggunakan kerangka dasar kepribadian pada umumnya
fokus pada dampak kepribadian terhadap pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan. Tokoh yang teramasuk di dalam periode ini diantaranya adalah adalah Adorno,
Frenkel, Brinswick, Levinson, Sanford, Lassell.

2
Sejarah Studi Kepribadian Dan Politik
Konsep kepribadian di dalam ilmu psikologi merupakan hal yang sangat sentral. Greenstein di tahun
1998 mengungkapkan bahwa ilmuan psikologi menggunakan terma "personality" secara komprehensif
menitikberatkan pada konsep tentang keteraturan jiwa yang dianggap penting dan memberi petunjuk
pada suatu entitas dibanding pada fenomena yang terobservasi secara langsung.
Konsep entitas kepribadian dalam ilmu psikologi ini pada kenyataannya relatif sulit diterjemahkan
dalam ilmu politik yang menitikberatkan pada fenomena nyata yang terobservasi. Pertanyaan yang
kemudian muncul misalnya adalah, "Apakah dapat disimpulkan bahwa kepribadian seorang pemimpin
yang bersifat unik juga dimiliki oleh orang lain/orang biasa?". Karena pada kenyataannya dalam
perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain secara kasat mata juga terdapat
persamaan.

Para ahli psikologi sosial mencari titik batas kepribadian sebagai sebuah elemen residual yang diperoleh
dengan melibatkan emosi, kognisi dan motivasi. Elemen residual yang dimaksud adalah sisa sisa
pencapaian personal yang melekat dalam diri seseorang dari proses interaksi dengan lingkungannya.Studi
mengenai kepribadian dan kepemimpinan politik tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan
berkembangnya ilmu psikologi politik. Oleh karenanya, terlepas dari polemik yang muncul ketika berbicara
tentang sejarah psikologi politik adalah hal yang mustahil memisahkan psikologi politik dengan kajian
kepribadian sebagai salah satu area kajian psikologi di dalam bidang politik..

3
Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku
Berpolitik

Cottam, DiezUhler, Mastosr, & Preston (2004, hal. 14) mengutip penelitian yang dilakukan
oleh Greenstein di tahun 1969 bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukannya
walaupun kepribadian seringkali dianggap tidak penting dalam menentukan perilaku
berpolitik atau dalam suatu kebijakan politik, pengaruh personal yang diakibatkan oleh
kepribadian ternyata cukup penting untuk dipertimbangkan, diantaranya :
1. meningkatkan kekuatan sebuah keputusan di dalam konteks sosial. Artinya ketika seorang
individu dengan entitas kepribadian yang dimilikinya akan memiliki kekuatan personal
karena posisi mereka di dalam sistem politik (seperti seorang presiden, perdana mentri,
mentri dan lain lain). Hal ini memungkinkan mereka mengerahkan kekuatan personalnya
termasuk entitas kepribadiannya. Misalnya adalah bagi seorang Mahatma Gandhi kontek
adalah arena edukasi, bagi seorang Saddam Husain kontek adalah arenaperang
2. mewarnai pola dan variasi relasi dalam implementasi. Artinya di dalam prosesnya mereka
dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan.

4
Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku
Berpolitik

Bersama dengan entitas kepribadiannya baik itu berupa kekuatan atau kelemahan akan memiliki
pengaruh terhadap pengambilan keputusan sebuah kebijakan dan implementasi kebijakan itu sendiri.
Misalnya bagi seorang Goerge Bush implementasi adalah diplomasi untuk invasi militer, bagi seorang
Obama implementasi adalah diplomasi menuju meja perundingan;

Dapat disimpulkan bahwa elemen kontek dan elemen kepribadian sesungguhnya menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keraguan yang muncul dari para ahli psikologi sosial yang
lebih menekankan pada konteks dan mempertanyakan keunikan entitas kepribadian sesungguhnya
dapat dijelaskan. Bahwa, dalam keunikan dan keragaman entitas kepribadian seseorang hanya dapat
dimaknai dalam konteknya (Cottam, DiezUhter, Mastosr, & Preston, 2004).

Dengan demikian, kepribadian seorang Mahatma Ghandi, Saddam Husain, Goerge Bush dan Barack
Obama juga dimiliki oleh orang kebanyakan. Justru yang membedakan adalah konteknya. Kenyataan
bahwa mereka adalah seorang pemimpin bagi sebuah komunitas menjadikan entitas kepribadian
mereka lebih istimewa. Dan dunia secara keseluruhan berada di dalam dinamika kontek dan entitas
kepribadian mereka.

5
Teori Dan Pendekatan Dalam Mengkaji
Kepribadian
Dan Politik

Kajian kepribadian yang dilakukan didalam psikologi politik merupakan kajian yang lebih
sempit dan terbatas disbanding kajian kepribadian yang dilakukan oleh para ahli kepribadian
didalam ranah psikologi. Telaah dalam psikologi politik hanya dibahas menggunakan tiga teori
besar sebagai pendekatan, bergerak diantara salah satu orientasi:

1. Psikoanalisis (Psychoanalitytic)
Dikembangkan oleh Sigmun Freud menampilkan peran ketidaksadaran (unconsciousness),
motif dan dorongan (drive) di dalam perilaku manusia.
 Aktualisasi dorongan didalam dunia nyata ditentukan oleh dinamika struktur kepribadian
Id : struktur kepribadian yang berada di bagian paling bawah dan diturunkan
Ego : Struktur kepibadian yang ada di tengah
Superego

6
Teori Dan Pendekatan Dalam Mengkaji
Kepribadian
Dan Politik

2. Teori berbasis watak (Trait Based theories)


Watak : karakter dari waktu ke waktu dalam situasi yang berbeda (bawaan) Dimana
penggambaran karakterkepribadian diletakkan pada seseorang yang membedakan satu orang
dengan orang lainnya. Konsep watak kepribadian yang dikembangkan oleh Allport sersifat
Hirarkis (Kualitas)
✘ Watak Cardinal :watak yang paling kritis dan mendominasi kehidupan seseornmg)
✘ Watak central : Watak yang memengaruhi manusia secara regular titak setiap situasi
✘ Watak Secondary ; Watak yang tidak penting memepengaruhi perilaku (ex:altruis)

7
Teori Dan Pendekatan Dalam Mengkaji
Kepribadian
Dan Politik
Analisis Eysenck menyimpulkan 3 dimensi watak kepribadian yang bersifat kontinum yang
dimiliki seseorang:
✘ Watark extraversion-Intraversion (terbuka ke luar-menarik diri dari dunia luar terhadap
lingkungan)
✘ Watak neuroticim (menunjukkan stabilitas emosi)
✘ Watak psychoticim (presepsi seseorang dalam menempatkan dirinya) 
Lewis Goldberg-lah menelaah ulang factor krpribadian yang sesungguhnya mulai dilupakan,
melahirkan 5 kepribadian “The Big Five” :
✘ Neuriticim
✘ Exstraversion
✘ Agreeableness
✘ Openness to experirnce
✘ conscientiousnes

3. Teori berbasis motivasi (Motive-Based Theories)


✘ Cara seorang pemimpin menyampaikan arahan kepada bawahannya

8
Kerangka Kerja Psikologi Politik Dalam Bingkai
Kepribadian: Kerangka Analisis Para Pemimpin
Politik
1. Kajian kepribadian authoritarian

Kajian ini dilatar belakangi oleh perang dunia kedua dengan Nazi sebagai rezim yang
dianggap menjadi pangkal utamanya. Kepribadian authoritarian merupakan produk pada
otoriter yang dibentuk di masa kanak-kanak yang kemudian hasilnya perlahan akan
memperlemah kemampuan ego dalam mengkontrol dorongan id.

✘Conventionalism ✘Superstition stereotypy

✘Authoritarian submission ✘Power

✘Authoritarian agression ✘Destructivenes cynicism

✘Anti-intraception ✘Projectivity

✘Sex

9
Kerangka Kerja Psikologi Politik Dalam Bingkai
Kepribadian: Kerangka Analisis Para Pemimpin
Politik
2. Kerangka kerja karakter presidensial dari barber

Karakteristik watak bukan suatu watak idiosinkritik yaitu watak yang dianggap khusus
melekat pada seorang pemimpin. Artinya watak bagi barber bersifat umum dengan kata lain
watak yangg sama dapat dimiliki oleh orang kebanyakan. Watak kepribadian hanya satu
tendensi. Artinya watak seperti agresifitas, ketegasan atau kebutuhan kesemuanya itu
dimiliki oleh semua presiden tetapi berbeda dalam besaran dan kombinasinya.

Karakter kepribadian dari barber:

✘Style

✘World view

✘Character

10
Kerangka Kerja Psikologi Politik Dalam Bingkai
Kepribadian: Kerangka Analisis Para Pemimpin
Politik
3. Menagemen perilaku ditempat kerja kajian karakteristik pemimpin motif dan watak

Karakteristik watak individu yaitu: Motif dan watak berkaitan dengan gaya mereka
didalam konteks
✘Need for power
✘ Pengambilan keputusan
✘Loocus of control
✘ Interaksi interpersonal
✘Efocentrism
✘ Memproses informasi
✘Need for attention
✘ Management perilaku ditempat kerja
✘Cognitive complexity
Karakteristik paling mendasar yang mempengaruhi
✘Distrust of others kepemimpinan seseorang meliputi:

✘Self confidence A. Power

✘Interpersonal empatis B. Complexity

C. Expertixe

11
Kerangka Kerja Psikologi Politik Dalam Bingkai
Kepribadian: Kerangka Analisis Para Pemimpin
Politik
4. Kerangka kajian "the cperational code"

Mempresentasikan keseluruhan sistem keyakinan seorang pemimpin tentang dunianya. The


operasional code bersifat unik dan terhubung dengan motivasi dan keyakinan.

Keyakinan kognitif dan pengantar pada pengambilan keputusan:

A. Keyakinan filosofis B. Keyakinan instrumental

✘bentuk fundamental politik dan konflik politis dan imagi ✘pendekatan terbaik dalam menyeleksi aksi politis
lawan politik
✘bagaimana bentuk target dan tujuan dapat diraih dengan cara
✘pandangan umum dalam menggapai nilai politik yang selektif mungkin
fundamental
✘pendekatan terbaik dalam mengkakulasikan mengontrol dan
✘sejauh mana hasil politik dapat diprediksikan menerima segala resiko aksi politik

✘sejauh mana pemimpin politik dapat mempengaruhi ✘kemampuan dalam mengatur waktu dan aksi
perkembangan sejarah dan mnegkrontrol hasil
✘manfaat dan peran berbagai makna yang berbeda beda guna
✘peran kesempatan kemungkinan meningkatkan ketertarikan seseorang.
12
Terimakasih!

Ada Pertanyaan?

13
Daftar Pustaka
Saloom, Gazi dan Ima Sri R. 2013.
Pengantar Psikologi Politik. Tangerang
Selatan: UIN Jakarta Press.

14

Anda mungkin juga menyukai