Anda di halaman 1dari 6

Kelompok IV

MUSAQAH, MUZARA’AH Anita Nurjanah


Fuji Alvianti

DAN MUKHARABAH Reni Anggraeni


Rini Yunita Sari
Yeni Holifah
Neng Sri Rahayu
DEFINISI
MUSAQAH
=> Kerjasama antara pemilik kebun dan penggarap yang hasilnya dibagi sesuai
kesepakatan.
MUZARA’AH
=> Kerjasama antara pemilik lahan dan penggarap, dengan bibit berasal dari pemilik
lahan.
MUKHABARAH
=> Kerjasama pemilik lahan dan penggarap, dengan bibit berasal dari penggarapnya.
RUKUN & SYARAT
Rukun musaqah ada lima, yakni:
 Dua orang/pihak yang melakukan transaksi;
 Tanah yang dijadikan objek musaqah;
 Jenis usaha yang akan dilakukan petani penggarap;
 Ketentuan mengenai pembagian hasil musaqah;
 Shighat (ungkapan) ijab dan kabul.

Adapun syarat-syarat, yaitu:


 Kedua belah pihak yang melakukan transaksi musaqah harus orang yang cakap bertindak hukum, yakni dewasa (akil baligh)
dan berakal;
 Objek musaqah itu harus terdiri atas pepohonan yang mempunyai buah;
 Tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada petani penggarap setelah akad berlangsung untuk digarap, tanpa campur tangan
pemilik tanah;
 Hasil (buah) yang dihasilkan dari kebun itu merupakan hak mereka bersama, sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat;
 Lamanya perjanjian harus jelas, karena transaksi ini sama dengan transaksi sewa-menyewa agar terhindar dari ketidakpastian.
RUKUN & SYARAT
Rukun muzara’ah dan mukhabarah, yaitu:
- Ulama Hanabilah berpendapat yaitu adanya Ijab Kabul, boleh dilakukan dengan lafal apa saja yang
menunjukan adanya ijab Kabul
- Ulama Hanafiah berpedapat ada 4 yaitu tanah, perbuatan pekerja, modal dan alat alat untuk menanam
Syaratnya, yaitu:
- Berakal
- Menentukan jenis tanaman
- Perolehan hasil yang jelas
- Tanah dapat ditanami
- Alat alat dibebankan pada pemilik tanah
ZAKAT
muzara’ah yang wajib mengeluarkan zakat adalah pemilik tanah jika dilihat dari
siapa yang memiliki benih tanaman tersebut. Analoginya pemilik adalah seseorang
yang menanam sedangkan penggarap hanya mengambil upah kerja.
Sedangkan dalam zakat mukhabarah yang wajib mengeluarkan zakat adalah
penggarap (petani) karena pada hakikatnya dialah yang menanam atau yang
mengerjakan proses tanam sedangkan pemilik tanah seolah-olah mengambil sewa
tanahnya.
Namun apabila benih tanaman berasal dari keduanya maka zakat diwajibkan atas
keduanya jika sudah mencapai nisab sebelum pendapatan dibagi dua
HIKMAH
Hikmah Musaqah, Muza’ah dan Muhkhabarah, yaitu:
 Harta tidak beredar pada orang kaya saja
 Terwujudnya kerja sama antara si miskin dan si kaya, sebagai realisasi ukhuwah Islamiyah
 Memberi pekerjaan kepada orang yang tidak mempunyai kebun, tapi punya potensi untuk menggarap kebun dengan
baik.
 Menghindari praktek-praktek pemerasan/penipuan dari pemilik kebun.
 Dapat menambah atau meningkatkan penghasilan ekonomi petani penggarap maupun pemilik tanah
 Dapat mengurangi pengangguran

 Mengikuti sunah Rasulullah Saw, (Qs. Al-Hasyr ayat 7) yang artinya :" apa saja harta rampasan yang diberikan
Allah kepada rasulnya yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar
diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarang bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.

Anda mungkin juga menyukai