Anda di halaman 1dari 35

STUDI ISLAM II

ASPEK FALSAFAT
Dosen:
Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A.

Abdurrahman
11200430000069
Al-Kindi

Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail ibn al-Ash’ats ibn Qais
Al-kindi. Ia lahir dikufah pada tahun 796 M. dan meninggal dibagdag di tahun 873 M. Al-
kindi berasal dari keluarga bangsawan Arab dari Kindah di Arabia Selatan. Orang tuanya
gubernur di Bagdad. Dimasa kecil ia belajar di Basrah kemudian di Bagdad. Dikatakan
Al-Kindi pandai berbahasa Yunani dan di Bagdad ia terbawa oleh arus penerjemahan yang
sedang giat pada waktu itu. Ia mendapat peenghargaan dari Khalifah Al-Mu’tasim. Dalam
teologi, ia menganut aliran Mu’tazilah. Karena ia adalah salah satunya filosofi Islam yang
berasal dari keturunan Arab ia disebut Failasuf Al-’Arab (filosof orang Arab ).
Karya-Karya Al-Kindi dalam bidang falsafat

1. Kitab al-Kindi ila al-Mu’tashim billah fi Falsafah al-Ula (tentang filsafat pertama)
2. Kitab al-Falsafah al-Dakhilah wa al-masail al Matiqiyyah al-Muqtashah wa ma fauqa al-Thabi’iyyah
3. Kitab fi Annahu fi Tanalu al-Falsafah illa bi al-Ilm al-Riyadhiyah
4. Kitab fi Qasha Aristhuthalish fi al-Mu’qulat
5. Kitab fi Ma’iyah al-Ilm wa Aqsamihi
6. Kitab Risalah fi Hudud al-Assya’ wa Rusumiha
7. Kitab Risalah fi Annahu Jawahir la Ajsam
8. Kitab Ibarah al-Jawami’ al-Fikriyah
9. Kitab Risalah al-Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah
10. Kitab Risalah fi al-Ibanah an al-Illat al-Fa’ilat al-Qaribah li al-Kaun wa al-Fasad.
Pemikiran Falsafatnya

Dalam pemikiran filosofinya Al-Kindi banyak dipengaruhi oleh Aristoteles, Plato,


dan Neo-Platonisme.
Bangunan pemikiran filsafat Al-Kindi merupakan refleksi doktrin-doktrin yang
diperolehnya dari sumber-sumber Yunani klasik dan warisan Neo-Platonis yang dipadukan
dengan keyakinan agama yang dianutnya. Oleh karena itu, basis pemikiran filsafat yang
mendasari keseluruhan pemikiran Al-Kindi ditemukan dalam risalah Fi al-Hudud al-
Asyya. Dalam risalah tersebut, Al-Kindi melakukan peringkasan atas defenisi-defenisi dari
literatur Yunani dalam bentuk yang sederhana. Ringkasan yang pada awalnya hendak
memaparkan filsafat Yunani, oleh banyak sejarawan dinilai hanya merupakan ringkasan
defenisi secara harfiah saja yang merujuk kepada Aristoteles tanpa kepastian yang jelas
atas validitas sumbernya (Basri, 2013: 37).
Tambahan
Al-kindi bukan hanya filosof tetapi juga ilmiawan yang menguasai
ilmu-ilmu pengetahuan yang ada di zamannya. Buku-buku yang
ditinggalkan mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti
Matematika, geometri, astronomi, farmakologi (teori dan cara pengobatan),
ilmu hitung, ilmu jiwa, optika, politik, musik dan sebagainnya. Menurut ibn
Al-Nadim karangannya, besar dan kecil, berjumlah ratusan buah. Buku-
bukunya ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa dalam latin seperti buku
mengenai materi, bentuk, gerak, ruang dan waktu dan buku tentang optika.
Buku yang tersebut akhir ini banyak mempengaruhi Roger Bacon (1214-
1294 M) dan ilmiwan-ilmiawan barat lainnya.
Al-Farabi

Al-Farabi menyandang nama lengkap Muhammad bin Muhammad Tarkhan


Abu Nasr al-Farabi. Lahir di Wasij dekat Farab di kawasan ma wawa’a al-nahr
(Transoxiana) pada tahun 258 H/870 M, dan wafat pada tahun 339 H/950 M. Dari
data yang terhimpun di indformasikan bahwa al-Farabi hidup dalam keluarga
seorang jenderal Turki. Pendidkan dasar al-Farabi dimulai dengan mempelajari
dasar-dasar ilmu agama dan bahasa. Ilmu agama meliputi al-Qur’an, Hadis, Tafsir
dan Fikih. Dan Bahasa meliputi Bahasa Arab, Persia dan Turki. Ia juga
mempelajari matematika dan filsafat serta melakukan pengembaraan untuk
mendalami ilmu-ilmu lain.
Karya-karya al-Farabi antara lain ;
1. Al-Jamu baina Rayay al-Hakimain Al-flatun wa Arissthu
2. Tahiq Ghard Aristu fi kitab ma Bada Ath-Thabiah
3. Syarah Risalah Zainun al-KAbir al-Yunani
4. At-Taliqat; Risalah fima Yajibu Marofat Qabla taallumi al-Falsafah
5. Kitab Tahsil as-Saadah
6. Risalah fi Istbat al-Mufaraqah
7. Uyun al-Masail
8. Ara Ahl-al-Madinah al-Fadilah
9. Ihsa al-Ulum wa at-Tarif bi Aghradita
10. Maqalat fi Maani Aql
11. Fushul al-Hukm
12. Risalat al-Aql
13. As-Siyasah al-Madaniyah
14. Al-Masail al-Falsafiyah wa al-Ajwibah Anha.
Pemikiran Falsafatnya

Pemikiran falsafat al-Farabi terbagi menjadi 5 obyek yaitu :


1. Ontologi, Masalah tertinggi dan universal yang menjadi konsern pemikiran al-Farabi
ialah konsep wujud (being). Sesuatu yang ada namun sulit didefinisikan dengan tepat
mengingat wujud lebih dahulu ada sebelum konsep tentang segalanya ada.
2. Metafisika Teologis, pertanyaan utama yang diajukan kepada al-Farabi ialah bisakah
kita mengetahui Tuhan. Dalam satu karyanya, al-Farabi menjawab bahwa tuhan dapat
diketahui dan tidak diketahui. Tuhan nampak (zahir) sekaligus tersembunyi (bathin).
Pengertian terbaik mengenai tuhan ialah memahami bahwa bahwa dia adalah yang
tidak dijangkau oleh pikiran.
3. kosmologi, Tuhan adalah keniscayaan
4. Psikologi, Jiwa manusia memancar dari akal sepuluh.
5. Filsafat Polotik.
• Al-Farabi menulis buku-buku mengenai logika, ilmu politik, etika, fisika,
ilmu jiwa, metafisika, matematika, kimia, musik dan sebagainya.
Mengenai falsafat ia berkeyakinan bahwa falsafat Aristoteles dan Plato
dapat disatukan dan untuk ini ia menulis risalah “tentang persamaan antara
Plato dan Aristoteles”.
• Al-Farabi terkenal dengan nama Al-Mu’alim Al-Sani (Guru Kedua). Al-
Mu’alim Al-Awwal (Guru Pertama) adalah Aristoteles. Didunia Latinia
dikenal dengan nama Alpharabius.
Ibnu Sina
Abu Ali Husein ibnu Abdullah ibnu Sina lahir pada tahun 980/1037 M di
Afsyna, dekat Bukhara. Orang tuanya dalah pegawai tinggi pada
pemerintahan Dinasti Samani. Ia adalah filsuf muslim ternama dengan
penguasaan filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis yang sangat mumpuni. Ia
belajar matematika kepada Al-Khawarizmi, dan kedokteran kepada Isa ibnu
Yahya. Ibnu Sina terkenal dalam dua bidang ini sejak umur 17 tahun.
Beragam karya dibidang filsafat dan kedokteran telah ditulis oleh pena
intelektualnya.
Karya-karyanya
Dibidang Filsafat al-Najat dan al-Syifa
Dibidang Kedokteran al-Qanun fi al-Thibb
Dalam Ilmu Jiwa dan Psikologi ia mengarang Ahwal al-Nafs
Dalam Mistis muncul Risalah al-Thair, al-Mantiq al-Masyriqiyyah dan Hayy ibnu Yaqzhan.
Ketiganya dikenal sebagai trilogi mistis Ibnu Sina yang menjadi inspirator konsep filsafat
iluminasionis Suhrawardi.
Pemikiran Falsafatnya
pemikiran falsafat Ibnu Sina terbagi menjadi 2 Obyek :
1. Kosmologi, konsep kosmologi Ibnu Sina tidak berbeda jauh dengan konsep akal Sepuluh
Al-Farabi. Pemancaran atau emanasi sejalan dnegan para pendahulunya. Ibnu Sina juga
terpengaruh oleh para filsuf Yunani, terutama Plotinus dalam menjelaskan bagaimana
dari yang satu muncul keberagaman.
2. Psikologi, semua jiwa memancar dari akal sepuluh. Demikian pula jiwa manusia
bersumber dari akal sepuluh, dengan mengikuti Aristoteles, Ibnu Sina membagi jiwa
kedalam tiga Bagian.
a) Jiwa tumbuh-tumbuhan, (al-nafs al-nabatat) : yang meniliki daya seperti
makan, tumbuh, dan berkembang biak.
b) Jiwa binatang, (al-nafs al-hawaniyah) : yang memiliki daya, gerak dan
tangkap.
c) Jiwa manusia, (al-nafs al-nathiqah) : jiwa manusia mempunyai dua daya,
kemampuan praktis, yang berhubungan dengan potensi tubuh, dan
kemampuan teoritis, yang berhubungan dengan hal-hal abstrak.

Ibnu Sina dikenal di Barat dengan nama Avicenna (Spanyol Aven Sina) dan
kemasyhurannya di dunia Barat sebagai dokter melampaui kemasyhurannya
sebagai filosof, sehingga ia mereka beri gelar “the Prince of physicians”. Di Dunia
Islam dikenal dengan nama Al-Syaikh Al-Ra’is, Pemimpin Utama (dari filosof-
filosof)
Ibnu Miskawaih
Biografi
Ibnu Miskawaih adalah filsuf Muslim yang hidup antara tahun 330-421 H/940-
1030 M. ia menyandang nama lengkap Abu Ali Ahmad ibnu Muhammad ibnu
Miskawaih. Miskawaih lahir di Rayy dan mengais Ilmu di Bagdad, dan wafat di
Istafan. Setelah menjelajahi berbagai macam ilmu pengetahuan, ia akhirnya
memusatkan diri dan kajian sejarah dan etika. Gurunya dalam lapangan sejarah
adalah Abu Bakr Ahmad ibnu Kamil al-Qadhi, dan Ibnu al-Khamar dalam
lapangan filsafat.
Kalau filosof-filosof Islam pada umumnya membahas soal etika hanya sepintas
lalu dalam falsafat mereka. Ibn Miskawaih memusastkan pehatiannya pada
etika. Oleh karena itu namanya selalu dikaitkan dengan falsafat akhlak dalam
Islam.
Karya-karyanya
Keseluruhan karyanya berjumlah 8 buah yang sebagian besar mengkaji masalah jiwa dan
etika.

1. al-Fauz al-Ashgar (Tentang Keberhasilan)


2. Tajarib al-Umam (Tentang Pengalaman Bangsa-Bangsa)
3. Tahdzib al-Akhlak (Tentang Pendidikan Akhlak)
4. Al-Ajwibah wa al-Silah fi al-Nafs wa al-’Aql (Tanya jawab Tentang Jiwa dan Akal)
5. al-Jawab fi al-Masail al-Tsalats (Jawaban Tentang Tiga Masalah)
6. Thaharah al-Nafs (Kesucian Jiwa)
7. Risalah fi al-Ladzadzah wa al-Alam fi Jauhar al-Nafs (Tentang Kesenangan dan
Kepedihan Jiwa)
8. Risalah fi Haqiqah al-’Aql (Tentang Hakikat Akal)
Pemikiran Falsafatnya
Pemikiran filsafat Ibnu Miskawaih terdiri dan tidak dapat dipisahkan dari konsep tentang
manusia dan akhlak.

Akhlak menurut pandangan Ibn Miskawaih adalah sikap mental atau jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran. Sikap mental atau jiwa itu dibawa
lahir seperti sikap pemurah atau sifat bakhil, dan bisa diperoleh dari kebiasaan, seperti
kejujuran dan ketidakjujuran. Karena akhlak hubungannya dekat dengan jiwa, maka ia
juga membahas soal jiwa. Jiwa tidak berbentuk jasmani, dan mempunyai wujud tersendiri,
terlepas dari badan. Pembagian jiwa mempunyai tiga daya sama dengan pembagian yang
diberikan Al-Kindi, yaitu : daya bernafsu yang berpusat di perut, daya berani yang
berpusat di dada, dan daya berpikir yang berpusat di kepala.
Al-Ghazali
Biografi
Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali. Al-Ghazali
hidup pada tahun 450-555 H/1058-1111 M. ia lahir di Ghazaleh, suatu desa di
dekat Tus di daerah Khurasan (Persia) pada tahun 1058 M. terdapat perbedaan
pendapat tentang nama sebenarnya dari filosof ini. Pada umumnya ia dikenal
dengan nama Al-Ghazali (dengan satu Z) nama ini berasal dari daerah tempat ia
lahir. Sedangkan Al-Ghazzali (dengan dua Z) nama ini diambil dari pekerjaan
orang tuanya sebagai ghazzal.
Ia belajar di Thus, Jurjan, dan Nisyapur. Di Nisyapur ia berguru dan bergaul
dengan Imam Juwaini (Imam Al-Haramain).selanjutnya ia bermukim di Muaskar
(konpleks tentara) selama lima tahun, daln lima tahun berikutnya dibagdad. Enam
tahun kemudian ia diangkat menjadi Guru Besar di Madrasah Al-Nizamiah yang
ada di Bagdad. Ia mengajar disana selama empat tahun dan diwaktu itulah karang
bukunya Maqasid Al-Falasifah (pemikiran kaum filosof).
Maka ditahun 1095 ia meninggalkan Bagdad dan pergi pada mulanya ke Damasyik,
kemudian ke Mekkah, Madinah, Jerusalem dll. Menurut cerita ia hidup sebagai seorang
sufi, pindah dari satu tempat ke tempat lain selama sepuluh tahun. Setelah mengajar
kembali d Nisyapur untuk beberapa tahun ia meninngal di Tus pada tahun 1111 M.
Karya-Karyanya

Ilmu Agama Sufisme Filsafat


- Al-Munqidh min al-Dalal
- Mizan al-'Amal - Maqasid al Falasifa
- Hujjat al-Haq
- Al-Iqtisad fil-I`tiqadM - Ihya' Ulum al-Din
- Bidayat al-Hidayah -Tahafut al-Falasifa
- Al-Maqsad al-Asna fi Sharah Asma' Allahu
al-Husna - Kimiya-ye Sa'adat - Miyar al-Ilm fi fan al-Mantiq
- Jawahir al-Qur'an wa Duraruh - Nasihat al-Muluk - Mihak al-Nazar fi al-Mantiq
- Fayasl al-Tafriqa bayn al-Islam Wal-Zandaqa - Al-Munqidh min alDalal
- Mishkat al-Anwar - Minhaj al-'Abidin - Al-Qistas al-Mustaqim
-Tafsir al-Yaqut al-Ta'wil
Pemikiran Falsafatnya
Dalam falsafat Al-Ghazali dikenal sebagai filosofi yang mengkritik banyak pendapat dan menentang tiga
dari isi falsafat mereka membawa kepada kekufuran, yaitu pendapat-pendapat mereka bahwa alam ini
qadim dalam arti tidak bermula dalam waktu bahwa tuhan tidak mengetahui perincian dari apa yang terjadi
di alam ini, dan bahwa pembangkitan jasmani tidak ada.

Pemikiran filsafat Al-Ghazali terdiri dari berbagai aspek :

1. Al-ghazali menjelaskan bahawa alam semesta itu baharu (Hudust) dan yang Qadim hanyalah Allah,
bila alam dikatakan qadim, mustahil dapat dibayangkan bahwa alam itu diciptakan oleh Tuhan.

2. Menurut Al-Ghazali alam semesta tercipta dari ketiadaan, diciptakan oleh Tuhan, bukan sebagaimana
yang dikemukakan oleh para filosof peripatetik bahwa alam ini emanasi dari Tuhan, limpahan Tuhan.
3. Secara Teologi Al-Ghzali mengikuti teologi Asy’ariyah.

4. Al-Ghazali dalam menjelaskan eksistensi Tuhan bnayak menggunakan sifat-sifat yang


ada dalam Al-Qur’an yaitu nama-nama tuhan yang sembilan puluh sembilan (asma’ al-
husna).

• Di dunia Barat abad pertengahan Al-Ghazali dikenal dengan nama Abuhament dan
Algazel. Di dunia Islam ia diberi gelar Hujjatul Islam.

Al-Ghazali merupakan filosofi besar terakhir di dunia Islam Bagian Timur. Filosof-filosof
besar selanjutnya muncul di Andalusia.
Ibnu Bajjah

Abu Bakar Muhammad Ibn Yahya Ibn Al-Sayigh ibn Bajjah yang di Eropa dikenal
dengan Avempace. lahir di Saragosa pada penutup abad ke lima Hijri Dan
meninggal di Fes pada tahun 533 H. pada tahun 512 H. Saragosa jatuh ke tangan
Raja Alphonso I dan Aragon, dan Ibn Bajjah terpaksa pindah ke Seville. Di kota
ini ia bekerja sebagai dokter, kemudian ia pindah ke Granada dan dari sana
selanjutnya ke Maroko. Karena dituduh Zindiq (Kafir) atau bid’ah oleh kalangan
Ulama, ia dipenjara di Syathibah. Setelah bebas, kemudian ia berhubungan lagi
dengan penguasa tertinggi Daulah Murabithun, di Fez, dan diangkat sebagai wazir.
setelah memegang jabatan selama 20 tahun, Ibnu Bajjah wafat di makamkan di
Fez dalam suasana kekacauan (chaos) di Daulah Murabhitun.
Beberapa Karya ibn Bajjah

 Beberapa karya Ibnu Bajjah adalah:


1. Filsafat al-Wada’, berisi tentang ilmu pengobatan
2. Tardiyyan, berisi tentang syair pujian
3. kitab an-Nafs, berisi tentang catatan dan pendahuluan dalam bahasa Arab
4. Tadbir al-Mutawahhid,
5. risalah-risalah Ibnu Bajjah yang berisi tentang penjelasan atas risalah-risalah al-
Farabi dalam masalah logika.
6. Majalah al-Majama’ al-Ilm al-Arabi
Pemikiran falsafat Ibn Bajjah
1. Metafisika (Ketuhanan)
Menurut Ibn Bajjah, segala yang ada (al-maujudat) terbagi dua: yang bergerak dan tidak
bergerak. Yang bergerak adalah jisim (materi) yang sifatnya finite (terbatas), gerakan alam ini
jisim yang terbatas digerakkan oleh ‘aql (bukan berasal dari substansi alam sendiri).
Sedangkan yang tidak bergerak ialah ‘aql, ia menggerakkan alam dan ia sendiri tidak
bergerak. ‘Aql inilah yang disebut dengan Allah (‘aql, ‘aqil, dan ma’qul), sebagaimana yang
dikemukakan oleh Al-Farabi dan Ibn Sina.
2. Materi dan Bentuk
Menurut Ibn Bajjah, “Materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk (ash-shurat).”
Pernyataan ini menolak asumsi bahwa “materi itu tidak bisa bereksistensi tanpa ada bentuk,
sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi.”
3. Jiwa
Menurut pendapat Ibn Bajjah, setiap manusia mempunyai satu jiwa, jiwa ini tidak mengalami
perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa adalah penggerak bagi manusia. Jiwa digerakkan
dengan dua jenis alat: alat-alat jasmaniah dan alat-alat rohaniah.
4. Akal dan Ma’rifat (Pengetahuan)
Menurut Ibn Bajjah, akal merupakan bagian terpenting yang dimilliki oleh manusia. Ia
berpendapat bahwa ma’rifat (pengetahuan) yang benar dapat diperoleh lewat akal.
5. Akhlak
Ibn Bajah membagi perbuatan-perbuatan manusia kepada dua bagian. Bagian pertama, ialah
perbuatan yang timbul dari motif-naluri dan hal-hal lain yang berhubungan dengannya, baik
dekat atau jauh. Bagian kedua ialah perbuatan yang timbul dari pemikiran yang lurus dan
kemajuan yang bersih dan tinggi. Bagian ini disebutnya “perbuatan-perbuatan manusia”.
Pangkal perbedaan antara kedua bagian tersebut bagi Ibn Bajjah bukan perbuatan itu sendiri
melainkan motifnya.
Contoh lainnya, perbuatan makan bisa dikategorikan
perbuatan hewani dan bisa pula menjadi perbuatan manusiawi. Apabila perbuatan makan
tersebut dilakukan untuk memenuhi keinginan hawa nafsu, perbuatan ini jatuh pada perbuatan
hewani. Namun, apabila perbuatan makan dilakukan bertujuan untuk memelihara kehidupan
dalam mencapai keutamaan dalam hidup, perbuatan tersebut jatuh pada perbuatan manusiawi.
6. Politik (Teori Pemerintahan)
Pandangan politik Ibn Bajjah dipengaruhi oleh pandangan politik Al- Farabi.
Sebagaimana Al-Farabi, dalam buku Ara’ Ahl alMadinat al-Fadhilat, ia (Ibn Bajjah) juga
membagi negara menjadi negara utama (al-Madinat al-Fadhilat) atau sempurna dan
negara yang tidak sempurna, seperti negara jahilah, fasiqah, dan lainnya
7. Manusia Penyendiri (‘Uzlah)
Filsafat Ibn Bajjah yang paling populer ialah manusia penyendiri (al-insan al-munfarid).
Pemikiran ini termuat dalam magnum opum-nya Kitab Tadbir al-Mutawahhid.
8. Teori Ittishal, Kontak Intelektual dengan Tuhan Seperti halnya Al-Farabi dan Ibn Sina,
Ibn Bajjah percaya bahwa pengetahuan tidak diperoleh semata melalui indra.
Ibnu Bajjah banyak menulis tafsiran tentang falsafta Aristoteles. Bukunya yang terkenal
adalah Tabdir Al-Mutawwahid. Pendapat Al-Ghazali bahwa kebenaran dapat dicapai
melalui jalan sufi ia kritik. Untuk sampai kepada kebenaran menurut pendapatnya, orang
harus menempuh jalan filsafat. Tidak semua orang dapat berfilsafat, karena umunya
orang mudah digoda oleh hidup duniawi dan kesenagan jasmani. Untuk mencari
kebenaran orang harus menyendiri dan meinggalkan masyarakat umum. Para filosof
sebaiknya membentuk masyarakat tersendiri, jauh dari masyarakat yang lebih
mementingkan hidup kematerian itu. Dalam masyarakat tersendiri serupa inilah orang
akan dapat sampai kepada kebenaran.
Ibnu Tufail

Biografi
Abu Bakar Muhammad Ibn Abd Al-Malik Ibn Tufail. Ia lahir di Cadix suatu kota
kecil di dekat Granada pada permulaan abad ke 12 masehi dan meniggal di Maroko
pada tahun 1185 M. Di samping filsosof ia juga penyair, dokter, ahli matematika
dan ahli astronomi. Di granada ia menjadi Sektertaris Guberneur dan di Maroko
Menteri da dokter dari Khalifah Abu Ya’kub Yusuf (Dinasti Al-Muwahid). Di
dunia latin ia dikenal dengan nama Abubacer.
Karya Ibn Tufail
Kesibukan di pemerintahan yang sedemikian padat membuatnya kurang produktif
dalam dunia tulis menulis. Namun, beberpa tema sempat ditulisnya, misalnya,
kedokteran, Astronomi, dan filsafat. Dari sekian buah karyanya, Risalah Hayy Ibnu
Yaqzhan fi Asrar al-Hkmah al-Masyriqiyah adalah yang termasyhur. Kitab ini
mempresentasikan pemikiran inti Ibnu Thufail dalam ranah filsafat.

Pemikiran Falsafat Ibn Tufail


Pemikiran filsafat Ibn Tufail dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan
a. Tahap Pengetahuan Empiris
b. Tahap Penegtahuan Rasionalis
c. Tahap Pengetahuan Mistis-Tasawuf
Ibnu Rusyd
Biografi
Ibnu Rusyd adalah filsuf Muslim yang terakhir muncul di dunia Islam belahan
Barat. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Wahid Muhammad Ibn Ahmad Ibn
Muhammad Ibn Rusyd. Yang lahir di Cordova pada tahun 520 H/ 1126 M dan
wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H/ 1198 M.
Dari keluarga ahli-ahli hukum. Nenek dan orang tuanya mempunyai kedudukan
Hakim Agung. Di masa mudanya Ibn Rusyd belajar teologi Islam, hukum Islam,
ilmu kedokteran, matematika, astronomi, sastra dan filsafat. Pada tahun 1169 M. ia
diangkat menjadi hakim di Seville dan pada 1182 hakim di Cordova.
Karya-karya Ibn Rusyd

Beberapa karya Ibn Tufail


a. Bidayah al-Mujtahid yang berisi tentang fikih perbandingan
b. Kulliyat fi ath-Thib yang membicarakan garis-garis besar ilmu kedokteran.
c. Trilogi al-Ashgar (yang lebih kecil), al-Ausath (sedang), dan al-Akbar (lebih besar) yang
berisi ulasan tentang karya tulis Aristoteles.
d. Tahafut at-Tahafut tentang bantahan Tahafut al-Falasifah karya Al-Ghazali.
e. Fashl al-Maqal fi ma Baina al-Hikmah wa Syari’ah min al-Ittisal (kata putus tentang
hubungan antara filsafat dan syariat) yang mengkaji relasi agama dan filsafat.
f. Al-Kasyf an Manahij al-Adillah fi al-Aqa’id al-Millah (menyingkap metode-metode
pembuktian akidah agama).
• Pemikiran Falsafat Ibnu Rusyd
Sebagai komentator Aristoteles tidak mengherankan jika pemikiran Ibnu Rusyd sangat
dipengaruhi oleh filosof Yunani kuno.
a. Pemikiran Epistemologi Ibn Rusyd
Dalam kitabnya Fash al Maqal ini, ibn Rusyd berpandangan bahwa mempelajari filsafat bisa
dihukumi wajib. Dengan dasar argumentasi bahwa filsafat tak ubahnya mempelajari hal-hal
yang wujud yang lantas orang berusaha menarik pelajaran / hikmah /’ibrah darinya, sebagai
sarana pembuktian akan adanya Tuhan Sang Maha Pencipta. Semakin sempurna pengetahuan
seseorang tentang maujud atau tentang ciptaan Tuhan, maka semakin sempurnalah ia bisa
mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan.
b. Metafisika
Dalam masalah ketuhanan, Ibn Rusyd berpendapat bahwa Allah adalah Penggerak Pertama
(muharrik al-awwal). Sifat posistif yang dapat diberikan kepada Allah ialah ”Akal”, dan
”Maqqul”. Wujud Allah ialah Esa-Nya. Wujud dan ke-Esa-an tidak berbeda dari zat-
Nya.9 Konsepsi Ibn Rusyd tentang ketuhanan jelas sekali merupakan pengaruh Aristoteles,
Plotinus, Al-Farabi, dan Ibn Sina, disamping keyakinan agama Islam yang dipeluknya.
• Buku-buku Ibnu Rusyd mengenai filsafat Aristoteles banyak diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan berpengaruh bagi ahli-ahli pikir Eropa sehingga ia diberi
gelar penafsir (Commentator), yaitu penafsir dari filsafat Aristoteles. kemudian
terdapat di Eropa suatu aliran yang disebut Averroism.  Menurut aliran Ini falsafat
mengandung kebenaran, sedang agama dan Wahyu membawa hal-hal yang tidak
benar. jelas bahwa pendapat demikian tidak mungkin bersumber pada falsafat Ibnu
Rusyd karena ia sebagai filosof-filosof Islam lain berkeyakinan bahwa akal dan
Wahyu tidak bertentangan. keduanya sama-sama membawa kebenaran. kekeliruan
ini kelihatannya timbul dari kesalahpahaman penulis-penulis barat abad ke-13
tentang tafsiran Ibnu Rusyd terhadap filsafat Aristoteles. tidak mengherankan kalau
kaum gereja mencapai Ibnu Rusyd sebagai atheis. falsafat nya dianggap
bertentangan dengan agama dan buku-bukunya dilarang. 
• kalau di barat Ibnu Rusyd dikenal sebagai dokter dan penafsir falsafat Aristoteles di
dunia Islam Ia dikenal sebagai ahli hukum dan filosof yang membela rekan-
rekannya terhadap kritik dan serangan Al Ghazali. 
Al-Razi
Biografi
Nama lengkapnya Abu Bakar ar-Razi, hidup sepanjang tahun 250 sampai 313 H/
864- 925 M. ar-razi lahir, tumbuh, ah dan wafat di Rayy,  dekat Teheran, Persia.
Namun demikian, ia pernah pula Hidup berpindah dari satu kota ke kota lain. dia
adalah dokter  terbesar yang lahir dari rahim sejarah masa keemasan Islam. posisi
paling strategis terkait kapasitasnya sebagai dokter ialah men jadi direktur Rumah
Sakit Rayy  dan Baghdad. Ketekunannya dalam bidang tulis-menulis sungguh luar
biasa. Dia pernah menulis Tidak kurang dari 20.000 lembar kertas dalam setahun
dilaporkan bahwa karya tulisnya mencapai 232 buah dengan kedokteran sebagai
tema umum buah karyanya yang terbesar ialah al-Hawi, sebuah ensiklopedia
kedokteran dengan ketebalan 20 jilid yang berisi informasi kedokteran Yunani,
Syria, Arab, dan laporan penelitian pribadi. 
Karya-karya
• Beberapa Karya Ar-Razi
Al-Asrar, bahasan bidang kimia yang pernah diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Greard
Of Cremon.
Al-Hawi, Ensiklopedi kedokteran yang masih dipakai sampai abad ke-16 di Eropa,
diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Continen
Al-Mansuri Liber Al-Mansori, sepuluh jilid doktrin kedokteran.
Al-jidar Wa Al-Hasbah, analis penyakit campak dan cacar.
Al-Thibb Al-Ruhani, pemikiran komprehensif Filsafat.
Sirah Al-Falsafiyah, karangan soal  sejarah filsafat.
Amarah Iqbal Al-Daulah
Kitab Al-Ladzdzah
Kitab Al-Ilmu Al-Ilahi
Maqolah Fi Ma Ba’dah
Pemikiran Falsafat
Ar-Razi adalah seorang rasionalis murni yang menitik-tolakan seluruh pemikiran
dan kecenderungannya kepada kemampuan rasionalnya. Dalam setiap momen
dalam belajar, Al-Razi selalu mengingatkan murid-muridnya untuk tidak
melecehkan peran fungsi akal. Hal ini diyakini oleh Al-Razi bahwa akal merupakan
alat penentu, pusat pengendali, dan perintah kepada manusia menuju kebaikan.
Ar-Razi melihat perselisihan-perselisihan yang terjadi dalam filsafat bukan tempat
ideal bagi persemaian pengetahuan dan peluang-peluang kemunculuan intelektual.
Atas dasar ini al-Razi memilih pemikiran bebas sebagai jalan pengetahuannya dari
pada konsesus. Pemikiran bebas dijadikan sebagai kunci pembebasan jiwa. Degan
tegas ia menyatakan bahwa manusia mampu berfikir sendiri, mereka tidak
membutuhkan pemimpin atau pembimbing untuk menunjukan kepada mereka jalan
kehidupan. Dan saat ditanya bagaimana sikap filsafat terhadap iman dalam kasus
agama dan wahyu, Ar-Razi menjawab bagaimana mungkin seseorang dapat berfikir
secara filosofis sedang ia mengikatkan diri pada cerita-cerita kuno yang ditegakkan
atas dasar kontradiksi, kebodohan yang membandel dan dogmatis.
Ar-Razi adalah filosof yang hidup ketika manusia saat itu mendewa-dewakan akal.
Keterlibatan Al-Razi dalam filsafat telah banyak mengilhami para pemikir lain,
termasuk filosof yang sezaman dengan beliau. Keistimewaan filsafat Ar-Razi
dibanding filosof lain sebenarnya terletak pada penekanan aspek rasionalitas,
terutama doktrinnya yang bombastis tentang lima kekekalan yaitu tuhan, ruh
universal, materi pertama, ruang mutlak. Kelima ini merupakan landasan ajaran
filsafatnya. Kaum Mu’tazilah sekalipun yang dianggap sebagai paling rasional,
ternyata Al-Razi ini jauh lebih rasional.
Agama dan urusan sosial lainnya yang ditafsirkan oleh Al-Razi secara rasional ini,
telah banyak mempengaruhi para pemikir lain bahkan sekaligus menjadi “musuh”
bagi Al-Razi sendiri. Ada beberapa tokoh pada saat itu yang kontra dengan Al-Razi,
diantaranya :
a. Abu Al-Qasim Al-Balkhi, pimpinan kaum Mu’tazilah di bagdad (319H/931M)
b. Syuhaid Ibn Al-Husain Al-Balkhi
c. Abu hatim Al-Razi
d. Ibn Tammar.

Anda mungkin juga menyukai