Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN JAGA

DOKTER MUDA
ILMU PENYAKIT DALAM
Senin, 4 Desember 2017
Pkl 16.00 – 06.00 WIB

Dokter Onsite : dr. Agustina, Sp.PD


Pembimbing : dr. Hendra Zufri, Sp.PD
Dokter Muda : - M. Siddiq
- Zarra Masyitah
- Dwi Ulianti Hasia
- Fathin Achmad
- Putri Handayani
Identitas
 Nama Pasien : Ny. S
 Umur : 69 tahun
 Alamat : Knagan Rayael. Beurawe, Banda Aceh
 No. RM :-
Anamnesis (Autoanamnesa)

Keluhan Utama : Mual muntah sejak 1 minggu


terakhir
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien rujukan Rs Nagan raya dengan keluhan mual muntah

sejak 1 minggu ini. Mual muntah di rasakan pasien setiap mau


makan. Muntah berisi makanan yang dimakan, mual muntah juga
disertai dengan penurunan nafsu makan. Pasien juga
mengeluhkan mata kuning sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
memiliki riwayat demam naik turun sejak 3 minggu terakhir
disertai keringan waktu malam hari dan di diagnosa TB paru 1
minggu yang lalu. Batuk berdahak sesekali sejak 1 bulan
terakhir, batuk berdarah tidak ada. Pasien sejak 1 minggu yang
lalu minum obat OAT ai TB Paru. Pasien juga mengalami
penurunan berat badan dari 43 Kg menjadi 39 Kg dalam 3
minggu terakhir. Riwayat kencing merah 1 minggu yang lalu
selama pengobatan OAT. BAB hitam tidak ada, BAB dempul
Riwayat

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Pasien di diagnosa TB paru sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Tidak ada anggota keluarga yang sedang menderita penyakit
yang sama dengan yang dialami pasien saat ini.
 Riwayat DM dan HT dalam keluarga tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4M6V5)


TD : 135/80 mmHg, FN : 102 x/menit, reguler
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,7°C
BB : 39 kg TB: 150 cm IMT: 17,33 kg/m2 (Underweight)

 Kulit : Coklat, turgor kulit normal


 Kepala : Normocephali
 Rambut : Rambut tidak mudah rontok
 Mata : Konjungtiva palpebra inferior dextra sinistra anemis (+/+) ,
sklera ikterik (+/+)
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB, TVJ R-2cm H2O
Riwayat Penggunaan Obat:
 isoniazid 100 mg 1x3 tab

 Rifampisin 450 mg 1x1 tab

 Pyrazinamid 500 mg 1x 2 tab

 Etambutol 500 mg 1x 1½ tab

 Vit B1, B6, B12 2x 1 tab

 Omeprazole 20 mg 2 x 1 tab

Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :


 Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, sehari-hari
mengerjakan pekerjaan rumah. Pendidikan terakhir SMP. Riwayat
menggunakan kayu bakar untuk memasak selama 20 tahun
Pemeriksaan Fisik

Jantung:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V 2 cm lateral linea midclavicula sinistra
Perkusi : Ka: batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra
Ki : batas jantung kiri pada ICS V linea midclavilkularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung 1> bunyi jantung 2, reguler, tidak terdengar bising
 
Thorax anterior:
Inspeksi : Simetris statis dinamis
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan, sulit di nilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Dasar : terdengar suara vesikuler dikedua lapangan paru.
Suara tambahan : terdengar suara ronki di basal paru kiri pada saat inspirasi
tidak terdengar wheezing
Pemeriksaan Fisik

Abdomen:
Inspeksi : Simetris, distensi (-)
Palpasi : Soepel, nyeri tekan kuadran kanan atas (+), tidak teraba
pembesaran organ
Perkusi : Shifting dullness (-), timpani (+)
Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik 2-3 kali/menit

Ekstremitas:
- Superior : Edema (-/-), palmar pucat dextra sinistra (-/-), kuning (+/+)
- Inferior : Edema (-/-), plantar pucat dextra sinistra (-/-), kuning (+/+)
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium ZA(22-12-2017)
GDS : 98 mg/dL
Hb : 10,0 g/dl
Ureum : 6 mg/dL
Ht : 28 %
Kreatinin : 0,43 mg/dl
Eritrosit : 4,2 x 10 /mm3
6
Bilirubin total : 7,93 mg/d
Leukosit : 7,1 x 10 /mm3
3
Bilirubin Direct : 6, 77 mg/dl
Trombosit : 215 x 10 /mm3
3
Bilirubin indirect: 1,16 mg/dl
MCV : 68 fL
SGOT : 132
MCH : 24 pg
MCHC : 35 % SGPT : 237
Diff Count : 1/0/1/76/13/9 Albumin : 2,62
Natrium : 116 mmol/L
Kalium: 2,4 mmol/L
Klorida : 84 mmol/L
Thoraks PA
Daftar Masalah :

1. DILI (Drug induced liver injury) ec dd 1. OAT


2. Hepatitis
2. TB Paru on OAT kategori I
3. Hiponatremia hipoosmolar euvolemik
4. Hipokalemia
5. Hipoalbuminemia
Masalah Pengkajian Rencana Diagnosis Rencana Tatalaksana
DILI ( Drug Induced Liver Anamnesis: - Darah Rutin, Non farmakalogi
Injury) ec dd - Pasien mengeluhkan mual muntah, Bilirubin direct, - Bedrest,
1. OAT penurunan nafsu makan, sejak 1 minggu indirect, - Diet hati
2. Hepatitis yang lalu, SGOT/SGP,
- Pasien juga mengeluhkan mata kuning elektrolit Farmakologi
sejak 1 minggu yang lalu - Urinalisis - IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i
PF: - Foto Thoraks - Curcuma 2 x1 tab
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4M6V5) - -EKG - Iv ondansentron 1 amp/8 jam
TD : 135/ 80 mmHg, FN : 102x/menit, - USG abdomen - Tunda OAT
reguler, isi kurang - HbsAg, anti HCV
RR : 22 x/menit
Suhu : 36, 7°C

Abdomen: peristaltik 2 kali/menit

Laboratorium:
Bilirubin total : 7,93 mg/d
Bilirubin Direct : 6, 77 mg/dl
Bilirubin indirect: 1,16 mg/dl
SGOT : 132
SGPT : 237
Albumin : 2,62
DILI ( Drug Induced Liver Injury)

Drug induced liver injury atau jejas hati imbas obat


adalah pajanan obat atau agen non infeksius terhadap hati
yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap hati.

Epidemiologi
Imsidens hepatotoksisitas imabas obat dilaporkan sebesar
1: 10.000 samapai 1:100.000 pasien
Diagnosis
 ALT ( Alanin aminotransferase ) lebih dari tiga kali
batas atas normal (BAN) dan peningkatan bilirubin
total lebih dari tiga kali batas atas normal
 Peningkatan enzim yang diikuti gejala seperti
kelelahan, anoreksia, mual, nyeri perut kanan atas,
serta urin berwarna gelap bisa menunjukkan gejala
awal hepatoksisitas. 10 % pasien DILI mengalami
ikterus
INH memproduksi hidrazin (suatu
Pemakaian INH + Rifampisin metabolik yang hepatotoksik) > di
kombinasi rifampisin
Tatalaksana
Desensitisasi
 INH : dimulai 25 mg dan dinaiikkan 2 kali dosis
sebelumnya setiap 3 hari (25-50-100-200-300-400
mg)
 Rifampisin dimulai dengan dosis 75 mg
 Hari 1: 75 mg
 Hari 4: 75 mg
 Hari 7: 150 mg
 Hari 10 : 150 mg
 Hari 13 : 450 mg
 Hari 16: 450 mg
 Hari 19 : 600 mg
TB Paru
 TB paru adalah penyakit infeksi kronik yang
disebabkan olehg Mycobacterium Tuberculosis.

 Prevalensi TB diindonesian ke 3 tertinggi setelah


China dan India

 Penularan penyakit ini sebagian besar melalui


droplet
Gejala KLinis
 Demam
 Batu/batuk darah
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Malaise : tidak nafsu makan. Berat badan makin
kurus, keringat malam.
Tatalaksana
Masalah Pengkajian Rencana Diagnosis Rencana Tatalaksana
-Hiponatremia Anamnesis: Non farmakalogi
hipoosmolar euvolemik - Pasien mengeluhkan mual muntah, Cek Elektrolit post - Diet putih telur
- Hipokalemia penurunan nafsu makan, sejak 1 minggu koreksi
-Hipoalbumin yang lalu Farmakologi
- Lemas, penurunan nafsu makan Line I : IVFD NaCl 3% 15 gtt/i 1
kolf
PF: Line II: IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4M6V5) -Drip KCL 50 meq dalam 500 cc
TD : 135/ 80 mmHg, FN : 102x/menit, NaCL 0,9% 15 tetes/ menit
reguler -KSR 2X 600 mg
RR : 22 x/menit
Suhu : 36, 7°C

Abdomen: peristaltik 2 kali/menit

Laboratorium: (22/12/2017)
Natrium : 116 mmol/L
Kalium : 2,4 mmol/L
Albumin : 2,62
Laboratorium: (24/12/2017)
Natrium : 122 mmol/L
Kalium : 3,7 mmol/L
Laboratorium: (26/12/2017)
Natrium : 125 mmol/L
Kalium : 3,7 mmol/L
Hiponatremia hipoosmolar euvolemik

 Respon fisiologis dari hiponatremia (osmolaritas


plasma rendah, kurang dari 290 mosm/kg H2O)
adalah tertekannya pengeluaran ADH dari
hipotalamus sehingga ekresi urin meningkat.
 ADH yang meningkat oleh karena deplesi volume
sirkulasi efektif seperti pada : muntah, diare,
perdarahan, jumlah urin meningkat.
Tatalaksana

 Defisit Natrium = 0,6 x BB (kg) X (140 – Na serum)


0,6 x 39 x (140-116) = 561

 NaCl 3% : 513/ L = 256 / kolf


 NaCl 0,9 % : 154/L = 77/kolf
 Pemberian NaCl 3% dengan dosis 1 mL/kgbb diharapkan
dapat meningkatkan kadar Natrium sekitar 1,6 mEq/L
Hipokalemia
 Disebut hipokalemi apabila kadar K <3,5 meq/L
 Penyebab nya bisa disebabkan
 Asupan kalium yang kurang
 Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna
atau ginjal atau keringat

Banyak bikarbonat Bikarbonat berlebihan


Alkalosis yang yang difiltrasi di di tubulus akan
Muntah glomelurus tidak mengikat kalium di
metaboilik direabsorbsi o tubulus duktus kolengentus

Adanya hiperaldesteron sekunder


dari hipovolemia akibat muntah Meningkatkan ekresi kalium melalui
akan menyebabkan eksresi kalium di urin dan terjadi hipokalemi
duktus kolengentus
Tatalaksana
 Pemberian 40-60 meq dapat menaikkan kadar
kalium 1-1.5 meq/L. Pemberian kalium secara
intravena dengan kecepatan 10-20 meq/jam.

 KCL dilarutkan sebanyak 20 meq dalam 100 cc


NaCl
Hipoalbumin

 Hipoalbumin adalah kadar albumin yang rendah


3,5 g/dl . Hipoalbumin menggalmbarkan pasokan
asam amino yang tidak memadai dari protein,
sehingga menganggu sintesis albumin serta protein
oleh hati.

 Penyakit hati akut yang berat atau penyakit hati


kronis sintesa albumin menurun)
 TB Paru
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai