Anda di halaman 1dari 14

GAGAL GINJAL KRONIK (

GGK )
FARIDA ( 2010015 )
Definisi
 Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana orga
n ginjal sudah tidak mampu mengangkut sampah sisa metab
olik tubuh berupa bahan yang biasanya dieliminasi melal
ui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan
ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin
dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abd
ul, 2015).
 Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GG
K) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tid
ak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memeli
hara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cair
an dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum
.
Etiologi
 Individu dengan glomerulus filtration rate (GFR) normal atau
meningkat dan tanpa kerusakan pada ginjal dapat beresiko men
jadi GGK, sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk men
entukan apakah menderita GGK atau tidak (Warady & Chadha, 20
07).
 Secara umum penyebab GGK hampir sama di setiap negara, tetap
i dibedakan dalam perbandingan persentasenya (Riyanto, 2011)
.
 Menurut Fauci, Braun, Kasper, Hauser, dan Ongo (2009) hal-ha
l yang dapat menyebabkan GGK adalah diabetik nefropati, hipe
rtensi nefrosklerosis, glomerulonefritis, iskemik nefropati,
ginjal polikistis, refluk nefropati, intersisial nefritis, n
efropati dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), transpla
nt allograft failure.
Manifestasi klinis
 Pada umumnya pasien GGK stadium satu sampai tiga tidak mengalami ta
nda dan gejala awal atau tidak mengalami gangguan keseimbangan cair
an, elektrolit, endokrin dan metabolik. Sedangkan pasien GGK stadiu
m empat dan lima memperlihatkan beberapa gejala klinis (Kanitkar, 2
009). Menurut Baradero, Dayrit, dan Siswadi (2009), beberapa tanda
dan gejala GGK yaitu:
 Sistem hematopoeitik
 Sistem kardiovaskuler
 Sistem pernapasan
 Sistem gastrointestinal
 Sistem neurologi
 Sistem skeletal
 Sistem integumen
 Sistem perkemihan
 Sistem reproduksi
 Menurut Black dan Hawks (2009) manifestasi GGK berdasarkan deraj
atnya adalah sebagai berikut:
 Derajat I : Tekanan darah pasien normal, tidak terdapat tanda-ta
nda abnormalitas hasil tes laboratorium dan manifestasi klinis
 Derajat II Tanpa manifestasi klinis, terdapat hipertensi, mulai
muncul hasil tes laboratorium abnormal.
 Derajat III Tanpa gejala, hasil tes laboratorium abnormal pada b
eberapa sistem organ, terdapat hipertensi.
 Derajat IV Terdapat manifestasi klinis berupa kelelahan dan penu
runan rangsangan.
 Derajat V BUN meningkat, anemia, hipokalsemia, hiponatremia, asa
m urat meningkat, proteinurea, pruritus, edema, hipertensi, krea
tinin meningkat, penurunan rangsangan, asidosis metabolik, mudah
mengalami perdarahan, hiperkalemia.
Patofisiologi
 Penurunan fungsi renal menyebabkan penimbunan produk akhir
metabolisme tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia.
Selain itu penurunan dari filtrasi glomeruli juga dapat men
yebabkan klirens kreatinin menurun dan kadar kreatinin seru
m meningkat. Ginjal tidak mampu untuk mengkonsentrasikan da
n mengencerkan urin secara normal, akibatnya terjadi retens
i cairan dan natrium yang meningkatkan terjadinya edema.
 Penurunan dari fungsi ginjal juga menyebabkan produksi erit
ropoetin tidak adekuat menstimulasi sum-sum tulang untuk me
nghasilkan sel darah merah dan menyebabkan anemia yang dise
rtai keletihan, angina, sesak napas, defisiemsi nutrisi dan
kecenderungan untuk terjadi perdarahan gastrointestinal.
Penatalaksanaan
 Menurut Aziz, Witjaksono, dan Rasjidi (2008) menjelaskan terapi G
GK dibagi menjadi terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis terdiri dari:
 a. Pengaturan asupan protein
 b. Pengaturan asupan kalori: 35 Kal/kg BB ideal/hari
 c. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandu
ng jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh
 d. Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total
 e. Pengaturan asupan garam dan mineral
 f. Pengaturan asam folat pasien hemodialisa: 5 mg
 g. Air dengan jumlah urine 24 jam + 500 ml (insensible water los
s). Terapi peritoneal dialisis jumlah air disesuaikan dengan juml
ah dialisat yang keluar.
 Terapi farmakologis terdiri dari:
 a. Mengontrol tekanan darah
 b. Mengontrol gula darah untuk pasien GGK disertai dengan penyakit
diabetes mellitus. Hindari memakai metforminim dan obat-obatan sulf
onylurea dengan masa kerja yang panjang.
 c. Mengontrol target hemoglobin 10-12 g/dl untuk mencegah anemia
 d. Mengontrol hiperfosfatemi: kalsium karbonat atau kalsium asetat
 e. Mengontrol osteodistrol renal: kalsitriol
 f. Mengkoreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l
 g. Mengkoreksi hiperkalemia
 h. Mengontrol dislipidemia dengan target Low Density Lipoprotein (L
DL) < 100 mg/dl, dianjurkan golongan statin
 i. Terapi pengganti ginjal
Komplikasi
 Komplikasi gagal ginjal kronik tersebut dapat
disebabkan baik oleh karena akumulasi berbaga
i zat yang tidak dapat diekskresi secara semp
urna oleh ginjal maupun produksi yang tidak a
dekuat dari produk ginjal yaitu eritropoietin
dan vitamin D, seperti13:
 1. Anemia
 2. Osteodistofi ginjal
 3. Gagal jantung
 4. Penyakit jantung koroner

Anda mungkin juga menyukai