Anda di halaman 1dari 8

Steroid dan

Terpenoid
Komang Sri Anggita Wijayanti
P07134120053
II B
Sifat Fisik Steroid dan Terpenoid

• Steroid

Mempunyai rasa pahit, dapat bersifat sebagai racun dan obat, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti alcohol, kloroform, etanol dan eter.
• Terpenoid

Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah
menjadi gelap, mempunyai bau yang khas, indeks bias tinggi, kebanyakan optik aktif, kerapatan lebih
kecil dari air, larut dalam pelarut organik : eter dan alcohol.
Sifat Kimia Steroid dan Terpenoid

• Steroid

Berupa hormone, bersifat basa, mempunyai cincin tetrasiklik, mengandung gugus fungsi oksigen,
mengandung gugus samping pada atom karbon nomor 17, banyak mengandung ikatan rangkap
diantaranya C4-C5 atau C5-C
• Terpenoid
Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik), isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan
terjadi dalam dua bentuk enantiomer
Identifikasi Steroid
K U A L I TAT I F K U A N T I TAT I F

• Uji Fitokimia Senyawa Steroid


• Identifikasi steroid menggunakan LC-
Uji fitokimia merupakan uji kualitatif MS/MSLC- MS/MS merupakan pemisahan
kandungan golongan senyawa aktif pada suatu kromatografi cair (HPLC) dengan analisis
sampel (tanaman, hewan) berupa senyawa massa spektrometri. Alat ini memiliki hasil
metabolit sekunder di dalamnya. Secara umun data baik kuantitatif maupun kualitatif
metodenya merupakan reaksi pengujian warna diantaranya untuk mengidentifikasi senyawa
(spot test) dengan suatu pereaksi warna dan yang tidak diketahui, menentukan stuktur
pemisahannya (Kristanti, dkk. 2008). Uji steroid senyawa dengan engamati fragmentasinya
dilakukan dengan menambahkan sejumlah dan menghitung jumlah senyawa sampel
ekstrak dengan klorofrom, asam asetat anhidrat
dan asam sulfat pekat dengan perbandingan 1:3
Identifikasi Terpenoid

K U A L I TAT I F K U A N T I TAT I F

• Yaitu didasarkan pada harga Rf yang • Yaitu penetapan visual dari ukuran bercak
didefinisikan sebagai pembanding jarak dibanding senyawa pembanding (ketepatan
rambat yang dicapai oleh senyawa dengan rendah) atau dengan metode
fase gerak. Harga Rf tidak selalu pasti sama, spektrofotodensitometri atau dilakukan
oleh karena itu harga Rf digunakan sebagai : dengan pengerokan, pengelusian den metode
spektroskopi. Pemakaian kuantitatif untuk
a. Petunjuk jarak migrasi relatif.
menunjukan banyaknya masing-masing
b. Orientasi pemilihan fase gerak untuk komponan campuran relatif terhadap
kromatografi kolom. komponen lain atau mutlak jika digunakan
c. Monitoring hasil pemisahan kromatografi baku pembanding dan kalibrasi yang sesuai.
kolom.
Mekanisme Kerja Steroid dan Terpenoid
• Anti mikroba
- Mekanisme kerja senyawa terpenoid sebagai antibakteri diduga melibatkan kerusakan membran
oleh senyawa lipofilik. Terpenoid dapat bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada
membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat dan merusak porin, serta
mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri.
- Mekanisme kerja steroid sebagai antibakteri adalah dengan cara merusak membran sel bakteri.
• Anti kanker
Mekanisme kerjanya yaitu dengan memblok siklus sel pada fase M (mitosis atau pembelahan sel)
dengan menstabilkan benang-benang spindle.
• Anti inflamasi

dengan cara menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel sumbernya.


• Anti diabetes

menghambat kerja enzim alfa glukosidase dengan cara menghambat kerja enzim secara kompetitif
atau nonkompetitif.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai