Anda di halaman 1dari 54

Reproduksi Wanita

Susy Puspasari, S.Kep., Ners


ALAT REPRODUKSI PADA WANITA

ALAT REPRODUKSI ALAT REPRODUKSI


LUAR DALAM

• VULVA
• LABIA MAYORA • OVARIUM
• LABIA MINORA • OVIDUCT / TUBA FALOPII
• KLITORIS • UTERUS
• HIMEN • VAGINA
• LUBANG SAL.
VAGINA
Organ reproduksi dalam

Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan dan (b) samping.
ALAT KELAMIN
LUAR
1. VULVA
MERUPAKAN CELAH PALING LUAR DARI ALAT
KELAMIN WANITA
Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris)
merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak
mengandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah
ini mulai ditumbuhi oleh rambut.
2. LABIA MAYORA ( BIBIR BESAR)
BERUKURAN TEBAL, KARENA DILAPISI LEMAK.
FUNGSI : MELINDUNGI VAGINA
Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor
(bibir besar) yang berjumlah sepasang.
Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi
vagina.
3. LABIA MINORA ( BIBIR KECIL)
HALUS, TIPIS, DAN TIDAK DILAPISI LEMAK
FUNGSI : MELINDUNGI VAGINA
Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir
kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan
labium minor berfungsi untuk melindungi vagina.
4. KLITORIS
• MERUPAKAN ORGAN YANG SANGAT SENSITIF
• BERUPA TONJOLAN YANG KECIL DI BAGIAN DEPAN VULVA
• MERUPAKAN ORGAN EREKTIL
• KLITORIS  TERLETAK PALING ATAS  EKIVALEN DGN PENIS 
DPT MENGALAMI EREKSI  TAPI TERTARIK KE DALAM SEHINGGA
TDK TERLIHAT
• TUDUNG KLITORIS DI KHITAN (DI TOREH) UNTUK MEMPERKECIL
BANYAKNYA CAIRAN KELUAR PADA SAAT DI RANGSANG KETIKA
DEWASA (MENIKAH)
• DI BAWAH KLITORIS TERDAPAT LUBANG TEMPAT KELUARNYA URINE
5. LUBANG VAGINA
VAGINA  TEMPAT COITUS & MELAHIRKAN BAYI

6. SELAPUT DARA ( HYMEN )


MERUPAKAN SELAPUT MUKOSA YANG BANYAK
MENGANDUNG PEMBULUH DARAH
• SELAPUT DARA (HYMEN) tdd 4 TIPE:
1. KRIBIFORMIS (RINGKIH)  ASIA termasuk INDONESIA
 MEMPUNYAI PORI-2 SPT SARINGAN KELAPA
2. SEMILUNARIS (ASIA SELATAN INDIA, ARAB & EROPA)
 ELASTIS
3. SEPTALIS (AFRIKA, NEGRO, AMERIKA LATIN, INDIAN) 
SANGAT ELASTIS
4. IMPERFORATA  JUSTRU TDK MEMPUNYAI PORI-2
SEHINGGA DARAH HAID TIDAK PERNAH KELUAR 
MENGUMPUL MULAI DI VAGINA, RAHIM SAMPAI
SALURAN TELUR  DI PECAHKAN/DI ROBEK SHG
DARAH HAID KELUAR
Organ Reproduksi Dalam
ALAT KELAMIN DALAM
WANITA

• MERUPAKAN ORGAN
REPRODUKSI
UTAMA WANITA
• JUMLAH SEPASANG, BENTUK
1. OVARIUM OVAL, UKURAN 3-4 CM
• LETAK DI DALAM RONGGA
BADAN – DAERAH PINGGANG
• FUNGSI : MENGHASILKAN OVUM
DAN HORMON ESTROGEN DAN
PROGESTERON
• Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang,
berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm.
Ovarium berada di dalam rongga badan, di
daerah pinggang. Umumnya Setiap ovarium
menghasilkan ovum setiap 28 hari. Fungsi
ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur)
serta hormon hesterogen dan progesteron.
• SEPASANG OVARI  DI KIRI KANAN RONGGA PERUT 
SEBESAR KENARI DAN DILINDUNGI SELAPUT
MESOVARIUM
• DI DALAM OVARIUM TERDAPAT BAKAL TELUR
(OOGONIUM) YG SDH JENUH PD SAAT BAYI WANITA DI
LAHIRKAN  JUMLAH ANTARA 100.000 – 450.000
• MAKIN CEPAT MENDAPAT HAID MAKIN LAMBAT MENO-
PAUSE; MAKIN LAMBAT MENDAPAT HAID MAKIN CEPAT
MENOPAUSE
• SEPASANG SALURAN TELUR (OVIDUCT) TEMPAT
MASUKNYA TELUR
• RAHIM, TERDIRI DARI MULUT RAHIM & ENDOMETRIUM
 TEMPAT IMPLANTASI TELUR YG SDH DIBUAHI SPERMA
2. OVIDUCT /
TUBA FALOPII

• DISEBUT JUGA SAL. TELUR JUMLAH


SEPASANG
• PANJANG LK 10 CM
• BAGIAN PANGKAL BERBENTUK CORONG
DISEBUT INFUNDIBULUM
• PADA INFUNDUBULUM TERDAPAT JUMBAI
( FIMBRAE ) YANG BERFUNGSI MENANGKAP
OVUM YANG DILEPASKAN OVARIUM
• FUNGSI OVIDAK : MENYALURKAN OVUM DARI
OVARIUM MENUJU UTERUS
3. UTERUS

• BERBENTUK BUAH PEAR


• BAGIAN BAWAHNYA MENGECIL DAN DISEBUT
SERVIKS ( LEHER RAHIM
• FUNGSI : TEMPAT PERKEMBANGAN ZIGOT
APABILA TERJADI FERTILISASI
• BAGIAN DINDING DALAM RAHIM DISEBUT
ENDOMETRIUM YANG AKAN MENGALAMI
PENEBALAN PADA SAAT OVULASI DAN
MELURUH PADA SAAT MENSTRUASI
4. VAGINA

• MERUPAKAN SALURAN AKHIR DARI SALURAN REPRODUKSI


BAGIAN DALAM WANITA
• VAGINA BERMUARA PADA VULVA
• MEMPUNYAI DINDING YANG BERLIPAT-LIPAT DENGAN BAGIAN
TERLUAR BERUPA SELAPUT LENDIR, BAGIAN TENGAH BERUPA
OTOT DAN BAGIAN DALAM BERUPA JARINGAN IKAT BERSERAT
• SELAPUT BERLENDIR MENGHASILKAN LENDIR PADA SAAT
TERJADI RANGSANGAN SEKSUAL. LENDIR ITU DIHASILKAN
OLEH KELENJAR BERTHOLIN
• JARINGAN OTOT DAN JARINGAN IKAT BERSERAT BERSIFAT
ELASTIS
Oogenesis
• Oogenesis merupakan proses pembentukan
ovum di dalam ovarium.
• Di dalam ovarium terdapat oogonium
(oogonia = jamak) atau sel indung telur.
Oogonium bersifat diploid dengan 46
kromosom atau 23 pasang kromosom.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan
cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis

Oogenesis pada ovarium.


• Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih
di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia
sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi
perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan
membelah secara meiosis.
• Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer
ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan
tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami
pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam
keadaan istirahat (dorman).
Oogenesis

Tahapan oogenesis.
Hormon pada Wanita
• Pada wanita, peran hormon dalam
perkembangan oogenesis dan perkembangan
reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan
pada pria.
• Salah satu peran hormon pada wanita dalam
proses reproduksi adalah dalam siklus
menstruasi.
• Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan
siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium.
• Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma.
Siklus menstruasi sekitar 28 hari.
• Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium
disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama
antara hipotalamus dan ovarium.
• Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran
hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus
menstruasi.
Siklus menstruasi
• Fase menstruasi
• Fase pra-ovulasi
• Fase ovulasi
• Fase pasca-ovulasi
• Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus
menstruasi, hipotalamus mengeluarkan
hormon gonadrotropin. Gonadrotropin
merangsang hipofisis untuk mengeluarkn FSH.
• Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau
mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen
selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi
umpan balik negatif atau hambatan terhadap
pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.
• Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang
ditinggalkan oleh oosit sekunder karena
pengaruh lh dan FSh akan berkerut dan
berubah jadi korpus luteun.
Pengaruh Hormon dalam
Oogenesis
• Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon
FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel di sekeliling ovum.
• Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel
folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel
Graaf menghasilkan hormon estrogen.
• Hormon estrogen merangsang kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan hormon LH,
hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.
Pengaruh Hormon dalam
Oogenesis
• Selanjutnya folikel yang sudah kosong
dirangsang oleh LH untuk menjadi badan
kuning atau korpus luteum.
• Korpus luteum kemudian menghasilkan
hormon progresteron yang berfungsi
menghambat sekresi FSH dan LH.
• Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang,
sehingga aklurnya tidak membentuk
progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai
kembali.
Catatan
• Pada laki-laki spermatogenesis terjadi
seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
• Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung
sampai umur sekitar 45 - 5O tahun.
• Seorang wanita hanya mampu
menghasilkan paling banyak 400 ovum
selama hidupnya, meskipun ovarium
seorang bayi perempuan sejak lahir sudah
berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
Catatan
• Setiap bulan wanita melepaskan satu sel
telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel
telur ini tidak mengalami pembuahan
maka akan terjadi perdarahan
(menstruasi). Menstruasi terjadi secara
perfodik satu bulan sekali.
• Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan
ovum karena sudah habis tereduksi,
menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi,
sampai kemudian terhenti sama sekali.
Masa ini disebut menopause
Fertilisasi
• PERTEMUAN ANTARA SEL TELUR DGN SEL SPERMA TERJADI DI
SEPERTIGA SALURAN TELUR (TUBA FALOPII)  FERTILISASI
• HASIL PERTEMUAN SEL TELUR DGN SEL SPERMA  ZIGOTE
• PERTEMUAN ANTARA SEL TELUR DGN SEL SPERMA DI
STIMULI OLEH HORMON ESTROGEN
• PENGHAMBATAN PERTEMUAN ANTARA SEL TELUR DGN SEL
SPERMA PADA DUAPERTIGA BAGIAN ATAU TIGAPERTIGA
BAGIAN DARI SALURAN TELUR DILAKUKAN OLEH HORMON
PROGESTERON
• TELUR DI OVULASI MELALUI OVARI MASUK KE SALUR-AN
MELALUI JARINGAN FIMBRIAE
Fertilisasi

Proses terjadinya fertilisasi di dalam oviduk pada organ reproduksi wanita.


Fertilisasi

• Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang


mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
• Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder
memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat
memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus
menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi
luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.
• Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah
korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida
merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata,berupa
gliko protein yang membungkus oosit skunder.
• Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid
pada korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein
pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma
dapat melekat pada oosit sekunder.
• Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa
tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari
glikoprotein dengan fungsi :
– Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
– Menarik sperma secara kemotaksis positif.
– Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit
sekunder.
Gestasi (Kehamilan)
• DIMULAI DGN TERBENTUKNYA ZIGOTE  INTI SEL
TELUR KETEMU DGN INTI SEL SPERMA
• SEL SPERMA AKAN MENGELUARKAN 3 ENZIM UTAMA
YAITU: CPE (CORONA PENETRATING ENZYME), AKROSIN
& HIALURONIDASE
• SETELAH SEL SPERMA SATU MASUK, MAKA SEL TELUR
AKAN MEMBENTUK MEMBRAN (SELAPUT) PROTEKSI
(PERLINDUNGAN) AGAR SPERMA-2 BERIKUT TDK DPT
MENEMBUS SEL TELUR
• PERSAINGAN (KOMPETISI) SANGAT SPORTIF  40 %
MATI, 30 % ABNORMAL, 30 % BERSAING ANTARA 15 %
KE KANAN/KIRI  AKHIRNYA TINGGAL 2,5 % 
DIBUTUHKAN HANYA 1 SPERMA UNTUK MEMBUAHI
Gestasi (Kehamilan)
• Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium
uterus.
• Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis
berkali-kali.
• Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang
sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang
disebut tahap morula.
• Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit.
Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang
disebut blastocoel(blastosol).
• Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
• Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel
trofoblas yang akan membantu implantasi
blastosit pada uterus.
• Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke
arah endometrium yang berfungsi sebagai kait.
• Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim
proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta
mencairkan sel – sel endometrium.
• Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran
berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk
dari perluasan lapisan endoderm (lapisan
terdalam pada blastosit).
• Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan
sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah
pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi
dengan trofoblas membentuk korion.
Kehamilan (gestasi)

Tahapan pembelahan zigot hasil fertilisasi dalam perjalanan ke uterus


untuk proses implantasi.
Endometrium
Kehamilan (gestasi) (2) Massa sel dalam Trofoblas

Amnion
Awal korion

Kantung telur
Pembuluh darah Blastosol
Uterus
Korion

Amnion Sakus vitelinus

Proses pembentukan membran kehamilan pada embrio.


Kehamilan (gestasi) (3)

Bagian plasenta, cairan amnion, dan tali pusar.


Kehamilan (gestasi) (4)

Embrio manusia pada usai kehamilan: (a) 4 minggu, (b) 5-6 minggu,
(c) 8 minggu, dan (d) 16 minggu.
KEHAMILAN 6 MINGGU
KEHAMILAN 8 MINGGU
KEHAMILAN 12 MINGGU
Persalinan
• Persalinan merupakan proses kelahiran bayi.
• Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka
sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi
dilahirkan.
• Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus
sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor
hormonal dan faktor-faktor mekanis.
• Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi
uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan
relaksin.
• Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang
konsentrasinya meningkat pada saat persalinan.
Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
• Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin.
Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
• Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin.
Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan
intensitas kontraksi uterus.
• Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada
ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk
relaksasi atau melunakkan serviks dan
melonggarkan tulang panggul sehingga
mempermudah persalinan.
Laktasi
• Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung
pada persediaan susu dari ibu.
• Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang
kelenjar susu (payudara) ibu.
• Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri
dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta
suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-
saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum
berkembang.
• Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu
dirancang oleh mammotropin.
• Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari
hipofisis ibu dan plasenta janin.
• Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen
dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga
sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan
bercabang.
• Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak
disekitarnya juga bertambah besar.
Laktasi

Kondisi payudara (a) sebelum kehamilan dan


(b) setelah kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai