Anda di halaman 1dari 46

cairan dan nutrisi peroral

KONSEP NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan
menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan
untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya
(hasil metabolisme).
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan,
zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,
dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit.
STATUS NUTRISI
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan
makanan merupakan faktor penting dalam menentukan
status nutrisi.
1. Keseimbangan Energi
Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan
energi untuk terus-menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran
atau
Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi ( Panas + kerja
+ energi simpanan)
a) Pemasukan Energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara
kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya
energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori juga
disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat
celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan
glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan
dalam hati dan jaringan otot.
b) Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh
untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti
adenosin triphosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme
Rate (BMR) dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap hari
ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X Konsumsi kkal
setiap hari + energi untuk aktivitas ).
Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk =
40 kal/jam, Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam,
Mencuci piring = 130 s/d 176 kal/jam, Melukis 400 kal/jam.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari
pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan
negative (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan,
hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan.
Sebaliknya, jiak pemasukan lebih banyak dari
pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan
positif (+), kelebihan energi akan disimpan dalam
tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c) Basal Metabolisme Rate
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada
saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan
jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar
tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tinggi dan Berat Badan
4. Kalainan endokrin
5. Suhu Lingkungan
6. Keadaan Sakit
2. Karakteristik Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body
Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
a) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (kg) atau BB (pon) X 704,5
TB (m) TB (inci)2
b) Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah
jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
1. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-lain
2. Kegiatan mekanik oleh otot
3. Aktivitas otot dan syaraf
4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone
5. Sekresi cairan pencernaan
6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
7. Pengeluaran hasil sisa metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
1. Peningkatan Basal Metabolisme Rate
2. Aktivitas tubuh
3. Faktor usia
4. Suhu Lingkungan
5. Penyakit atau status kesehatan
6.Iklim: Pada umumnya orang yang hidup dinegara
iklim dingin memerlukan kalori lebih banyak
dibandingkan dengan orang yg hidup di negara
beriklim panas.
Contoh kebutuhan kalori berdasarkam golongan umur
dan jenis kelamin :
Anak –anak
Umur Kebutuhan kalori
1-3 tahun 1200 kal
4-6 tahun 1600 kal
7-9 tahun 1900 kal
10-12 tahun 3000 kal
Remaja dan dewasa

KEBUTUHAN KALORI
UMUR WANITA LAKI-L;AKI
13-15 Tahun 2400 kal 2800 kal
16 – 19 Tahun 2500 kal 3000 kal
20 - > 20 tahun 2500 kal 3000 kal
SISTEM PENCERNAAAN
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya
untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (pengunyahan, penelanan, pencampuran)
dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari
mulut sampai anus. Sistem pencernaan makanan
terdiri atas : Saluran Pencernaan dan Organ-organ
Asesoris (tambahan).
4. NUTRIEN (ZAT-ZAT GIZI)

Elemen Nutrien / Zat Gizi(NUTRISI ORAL) :


Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrein karena
merupakan sumber energi dari makanan , sedangakn vitamin,
mineral dan air merupakan substansi penting untuk membangun,
mempertahankan dan mengatur metabolisme jaringan.
Fungsi zat gizi yaitu :
Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, garakan
dan kerja fisik
Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan
perbaikan jaringan
Sebagai pelindung dan pengatur
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber energi utama.. Hampir 80%
energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati
dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat
sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan
energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi
karbohidrat berbentuk asam lemak.
1. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi 3 jenis yaitu : Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling
kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung
diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari Monosakarida
adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada
buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat
pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang berasal
dari pecahan disakarida.
Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati,
sedangkan laktosa merupakan jenis gula dalam air
susu baik susu ibu maupun susu hewan.
Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul
monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati,
glikogen dan selulosa.
2. Fungsi Karbohidrat
a. Sumber energi yang murah
b. Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
c. Membuat cadangan tenga tubuh
d. Pengaturan metabolisme tubuh
e. Untuk efesiensi penggunaan protein
f. Memberikan rasa kenyang
3. Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan
lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
4. Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap
melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah)
semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa,
Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati
Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh
darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui
Proses Glikoneogenesis.
PROTEIN
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan,
mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh.
Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam
amino disimpan didalam jaringan dalam bentuk
hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat
disintesis didalam tubuh tetapi harus didapatkan dari
makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin,
triptofan, fenilanin, leusin.
Rata – rata kebutuhan protein setiap hari adalah sebagai
berikut:
Dewasa : 1 g/kg berat badan(± 1⁄3 nya protein hewani)
Bayi : 3 g/kg berat badan (± 1⁄3 nya protein hewani)
Remaja : 1 ₁ /₂ g/kg berat badan (± 1⁄3 nya protein
hewani).
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
1. Protein sederhana
Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan
globulin.
2. Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin
membentuk kromoprotein.
3. Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan
gelatin.
Fungsi Protein
1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan
meningkatkan tekanan osmotic koloid, keseimbangan
asam.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
3. Pengaturan metabolisme
4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
5. Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai
tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat
keturunan dalam bentuk genes.
Sumber protein
1. Protein hawani yaitu protein yang berasal dari
hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari
tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau,
terigu, dan sebagainya.
Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa
dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi
asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan
selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-
asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang
rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein
dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan
hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati
kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua
macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal,
sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
LEMAK
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :
1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol
2. Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.
Fungsi Lemak
1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3. Memberikan asam-asam esensial
Sumber Lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani
banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing dan lainnya.
Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam
lemak karena
giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah
dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol
diubah menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol
akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil
sampingan yang disebut Colesterol.
MINERAL
Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan
menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih
dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg.
Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang temasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,
iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :
1. Membangun jarigan tulang
2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
3. Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
4. Membuat berbagai enzim
VITAMIN
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat
sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam
tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme
karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3,
B12, folic acid, serta vitamin c.
2. Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
AIR
Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh
manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi
air yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin tua
umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan semakin
berkurang. Pada oang dewasa asupan air antara 120-1500 cc per hari,
namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke
dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari.
Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air, misalnya
- Melalui keringat berlebih
- Muntah
- Diare
- Gejala Dehidrasi
MASALAH-MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
Secara umum, gangguan nutrisi terdiri dari :
Kekurangan Nutrisi
Kelebihan Nutrisi
Obesitas
Malnutrisi
Diabetes Melitus
Hipertensi
Jantung Koroner
Anoreksia
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi
Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Tindakan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut) ini merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per-oral secara mandiri.
Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Piring
Sendok
Garpu
Gelas
Serbet
Mangkok cuci tangan
Pengalas
Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program
Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Berikan penjelasan
Cuci tangan
Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai dengan
kondisi pasien
Pasang pengalas
Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya: berdo'a sebelum
makan)
Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan
Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sbentar
Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Pemberian Nutrisi Parenteral
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian
nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam
tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi
parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan
pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enteral
Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral
Mempertahankan kebutuhan nutrisi
Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena.
Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral.
Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan
nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat
digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000,
cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti Intralipid
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena
antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan
eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan
pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki
Indikasi pemberian cairan infus/
pemberian nutrisi melalui jalur intravena
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum,
ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan
pemberian cairan infus adalah:
Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur
(paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
“Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan
tubuh pada dehidrasi)
Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung
(kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral
Venous Cannulation)
Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam
jumlah terbatas.
Pemberian kantong darah dan produk darah.
Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus.
Pemberian Cairan Melalui Infus
Alat dan Bahan Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Standart infus
Set Infus (Infus Set)
Cairan infus sesuai dengan program medik
Jarum infus dengan ukuran yang sesuai (Abbocath)
Pengalas
Torniket
Kapas Alkohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan
Prosedur Kerja Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian karet atau
akses slang ke botol infus
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi
sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara slang
keluar
Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan
Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 - 20 cm di
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkuler (bila sadar)
Gunakan sarung tangan steril
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dan posisi jarum (abbocath) mengarah keatas
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath / sorflo). Apabila saat
penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum (abbocath / sorflo) maka tarik
keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tususkan ke dalam vena
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan / dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian
bagian infus di hubungkan / disambungkan dengan slang infus
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang di berikan
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum infus yang
digunakan
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe jarum infus
Prosedur Perawatan infus:
Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam
(perifer)
Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis.
Tambahan materi bisa dilihat di:
materi Hal: 57 – 73 Kebutuhan Dasar Manusia untuk
SMK Kesehatan jilid 1.
Bila ingin melihat fungsi kegunaan cairan infus bisa lihat
di materi power point : JENIS-JENIS CAIRAN INFUS.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai