PENDAHULUAN THYPOID
FEVER
Menurut WHO (2018), antara 11 hingga 21 juta kasus dan 128.000 hingga 161.000 kematian terkait
tifus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar kasus terjadi di Asia Selatan/Tenggara,
Afrika sub-Sahara. Sedangkan di Indonesia angka kejadian kasus thypoid fever di Indonesia
diperkirakan rata-rata 900.000 kasus pertahun dengan lebih dari 20.000 kematian (Kemenkes RI,
2019). Kejadian demam tifoid di Jawa Timur temasuk dalam 10 penyakit terbanyak sejumlah 1774
kasus dan angka kejadian demam tifoid di Kabupaten Jember sejumlah 326 kasus (Agustin, E, 2019).
ETIOLOGI
Masuknya bakteri Salmonella Typhi ke saluran pencernaan akan ditelan oleh sel-sel fagosit saat masuk
melewati mukosa dan makrofag yang berada di dalam laminaprophia. Bakteri ini sebagian akan
masuk ke usus halus dan mengakibatkan invaginasi ke jaringan limfoid usus halus serta jaringan
limfoid mesenterika. Kemudian bakteri tersebut akan masuk melalui folikel limfa menuju saluran
liphatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga akan terjadi bakterimia. Bakterimia akan menyerang
hati, limpa dan tulang kemudian akan menyebar ke seluruh organ tubuh meliputi sistem saraf pusat,
ginjal, dan jaringan limpa. Bakteri Salmonella typhi menyerang usus ileum distal namun terkadang ke
bagian lain usus halus dan kolon proksimal.
PATHWAYS
MANIFESTASI KLINIS
• Masa tunas
Fase awal yang berlangsung selama 10-20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman
terlama 30 hari (Dinkes Tegal, 2018).
• Gejala prodromal
Selama inkubasi ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat (Dinkes Tegal,
2018).
• Demam
• Pemeriksaan Molekuler
• Pemeriksaan PCR
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Non farmakologi
a. Tirah baring
b. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
• Farmakologi
Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik pada pasien demam tifoid biasanya akan diberikan kloramfeniko, kotrimoksazol,
ampisilin, amoksilin dan sefriakson. Pengobaan pertama pada demam tifoid dengan menggunakan
kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 4 dosis per oral atau IV selama 10-14 hari
DISCHARGE PLANNING
Adapun beberapa discharge planning yang harus diberikan kepada pasien Thypoid Fever yaitu :
1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai thypoid fever (seperti : penyebab, tanda dan gejala, pentingnya
mencuci tangan, tidak membeli makanan sembarangan dan mencuci sayur dan buah dengan bersih)
• Identitas
Berisi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, no. RM, pekerjaan, status perkawinan, tanggal MRS, tanggal
pengkajian dan sumber informasi klien. Klien dengan demam tifoid lebih banyak dialami oleh anak usia 5-14 tahun dialami
lebih banyak anak laki-laki.
• Riwayat kesehatan
diagnosa yang ditegakkan dokter yaitu thypoid fever, Klien dengan thypoid fever adalah demam yang akan mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh secara bertahap hingga mencapai suhu 40 oC pada minggu pertama, Proses perjalanan penyakit dari
awal mengalami tanda dan gejala sampai menemui petugas kesehatan. Klien dengan thypoid fever pada 1 minggu pertama
akan menunjukkan gejala ringan dan makin hari semakin memburuk sehingga akan terjadi peningkatan suhu secara bertahap.
Demam yang terjadi akan turun pada pagi hari dan suhu akan meningkat kembali waku sore atau malam hari. mengenai
penyakit yang pernah dialami, alergi, imunisasi, serta obat-obatan yang pernah digunakan, serta riwayat penyakit keluarga.
PENGKAJIAN
• Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
Klien dengan thypoid fever biasanya akan terjadi peningkatan suhu tubuh secara bertahap hingga mencapai suhu 40oC.
2. Mulut
Terdapat napas yang berbau, tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah. Lidah terdapat selaput putih kotor sementara ujung dan tepinya
berwarna kemerahan dan jarang disertai tremor.
3. Abdomen
Palpasi : ketegangan otot, nyeri tekan abdomen, massa, keadaan hepar, lien, ginjal, pemeriksaan ascites, ketok ginjal.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Hipertermia b.d proses penyaakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, takikardi, takipnea, kulit teraba hangat
• Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d diare, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, membran mukosa pucat
• Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d mengeluh nyeri, gelisah, tampak meringis, bersikap protektif, sulit tidur
• Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran, menunjukkan perilaku berlebihan
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
TERIMAKASIH