Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PENDAHULUAN THYPOID
FEVER

DHENISA NOVA DYASSARI


202311101107
DEFINISI

Thypoid fever merupakan infeksi sistemik yang


disebabkan oleh Salmonella Typhi yang melalui
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN
EPIDEMIOLOGI

Menurut WHO (2018), antara 11 hingga 21 juta kasus dan 128.000 hingga 161.000 kematian terkait
tifus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar kasus terjadi di Asia Selatan/Tenggara,
Afrika sub-Sahara. Sedangkan di Indonesia angka kejadian kasus thypoid fever di Indonesia
diperkirakan rata-rata 900.000 kasus pertahun dengan lebih dari 20.000 kematian (Kemenkes RI,
2019). Kejadian demam tifoid di Jawa Timur temasuk dalam 10 penyakit terbanyak sejumlah 1774
kasus dan angka kejadian demam tifoid di Kabupaten Jember sejumlah 326 kasus (Agustin, E, 2019).
ETIOLOGI

Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella enterica sub spesies enterica


serovar Thypi atau yang biasa disebut dengan bakteri Salmonella Thyphi
melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Bakteri tersebut
memiliki komponen antigen somatik O, antigen Flagel H, dan antigen Vi
(Agustin, E, 2019; WHO, 2018)
PATOFISIOLOGIS

Masuknya bakteri Salmonella Typhi ke saluran pencernaan akan ditelan oleh sel-sel fagosit saat masuk
melewati mukosa dan makrofag yang berada di dalam laminaprophia. Bakteri ini sebagian akan
masuk ke usus halus dan mengakibatkan invaginasi ke jaringan limfoid usus halus serta jaringan
limfoid mesenterika. Kemudian bakteri tersebut akan masuk melalui folikel limfa menuju saluran
liphatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga akan terjadi bakterimia. Bakterimia akan menyerang
hati, limpa dan tulang kemudian akan menyebar ke seluruh organ tubuh meliputi sistem saraf pusat,
ginjal, dan jaringan limpa. Bakteri Salmonella typhi menyerang usus ileum distal namun terkadang ke
bagian lain usus halus dan kolon proksimal.
PATHWAYS
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis pada penyakit Thypoid Fever ini yaitu :

• Masa tunas

Fase awal yang berlangsung selama 10-20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman
terlama 30 hari (Dinkes Tegal, 2018).

• Gejala prodromal

Selama inkubasi ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat (Dinkes Tegal,
2018).

• Demam

• Gangguan saluran pencernaan


PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Darah Tepi


• Pemeriksaan Serologi (Uji Widal, Uji Tubex, Uji Typhidot, Uji Typhidot)

• Kultur dengan cara Isolasi Kuman

• Pemeriksaan Molekuler

• Pemeriksaan PCR
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Non farmakologi

a. Tirah baring
b. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
• Farmakologi

Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik pada pasien demam tifoid biasanya akan diberikan kloramfeniko, kotrimoksazol,
ampisilin, amoksilin dan sefriakson. Pengobaan pertama pada demam tifoid dengan menggunakan
kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 4 dosis per oral atau IV selama 10-14 hari
DISCHARGE PLANNING

Adapun beberapa discharge planning yang harus diberikan kepada pasien Thypoid Fever yaitu :

1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai thypoid fever (seperti : penyebab, tanda dan gejala, pentingnya
mencuci tangan, tidak membeli makanan sembarangan dan mencuci sayur dan buah dengan bersih)

2. Membuat jadwal kontrol rutin

3. Patuh minum obat sesuai yang diresepkan dokter

4. Makanan diet yang harus dipenuhi dan juga dihindari

5. Aktivitas dan istirahat yang cukup


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Identitas
Berisi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, no. RM, pekerjaan, status perkawinan, tanggal MRS, tanggal
pengkajian dan sumber informasi klien. Klien dengan demam tifoid lebih banyak dialami oleh anak usia 5-14 tahun dialami
lebih banyak anak laki-laki.

• Riwayat kesehatan
diagnosa yang ditegakkan dokter yaitu thypoid fever, Klien dengan thypoid fever adalah demam yang akan mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh secara bertahap hingga mencapai suhu 40 oC pada minggu pertama, Proses perjalanan penyakit dari
awal mengalami tanda dan gejala sampai menemui petugas kesehatan. Klien dengan thypoid fever pada 1 minggu pertama
akan menunjukkan gejala ringan dan makin hari semakin memburuk sehingga akan terjadi peningkatan suhu secara bertahap.
Demam yang terjadi akan turun pada pagi hari dan suhu akan meningkat kembali waku sore atau malam hari. mengenai
penyakit yang pernah dialami, alergi, imunisasi, serta obat-obatan yang pernah digunakan, serta riwayat penyakit keluarga.
PENGKAJIAN

• Pengkajian pola gordon


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien dengan demam tifoid akan mengalami penurunan nafsu makan, mual dan muntah
c. Pola Eliminasi
Klien dengan demam tifoid eliminasi urin berwarna kuning kecoklatan akibat kurangnya kebutuhan cairan tubuh karena peningkatan suhu tubuh dan
eliminasi alvi klien mengalami masalah yaitu konstipasi akibat tirah baring yang lama
d. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien terganggu akibat tirah baring total untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan perforasi, terutama pada klien dengan
gejala klinis berat
e. Pola tidur dan istirahat
Pola istirahat dan tidur terganggu akibat peningkatan suhu tubuh
PENGKAJIAN

f. Pola Kognitif dan konseptual


g. Pola persepsi diri
Biasanya terjadi kecemasan akan penyakit thypoid fever yang dialaminya.
h. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien dewasa tidak dapat melakukan hubungan dengan pasangan karena proses hospitalisasi. Selain itu selama sakit apakah menstruasi
lancar atau tidak.
i. Pola peran dan hubungan
Hubungan dengan orang lain terganggu akibat hospitalisasi dan tirah baring total.
j. Pola manajemen koping- stress
Lamanya waktu perawatan membuat klien ketergantungan dan ketidakberdayaan yang bisa mengakibatkan reaksi psikologis negatif yaitu,
ansietas, marah, mudah tersinggung. Hal ini menyebabkan mekanisme koping klien tidak efektif.

k. Pola nilai dan keyakinan


PENGKAJIAN

• Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
Klien dengan thypoid fever biasanya akan terjadi peningkatan suhu tubuh secara bertahap hingga mencapai suhu 40oC.

2. Mulut

Terdapat napas yang berbau, tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah. Lidah terdapat selaput putih kotor sementara ujung dan tepinya
berwarna kemerahan dan jarang disertai tremor.

3. Abdomen

Inspeksi : Pembesaran hati dan limpa

Auskultasi : Bising usus 5-12 x/menit

Perkusi : Penentuan batas dan tanda pembesaran hepar, hipertimpani

Palpasi : ketegangan otot, nyeri tekan abdomen, massa, keadaan hepar, lien, ginjal, pemeriksaan ascites, ketok ginjal.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Hipertermia b.d proses penyaakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, takikardi, takipnea, kulit teraba hangat

• Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d diare, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, membran mukosa pucat

• Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d mengeluh nyeri, gelisah, tampak meringis, bersikap protektif, sulit tidur

• Resiko Hipervolemia b.d kehilangan cairan secara aktif

• Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran, menunjukkan perilaku berlebihan
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
INTERVENSI/NURSING CARE PLAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai