Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN

PERBANKAN

MUHAMMAD RIZALDI MAKMUR SE., M.Si


SEJARAH PERBANKAN
Pada zaman Babilonia (kurang lebih tahun
2000 sebelum Masehi) praktik perbankan
didominasi dengan transaksi peminjamaan
emas dan perak pada kalangan pedagang
yang membutuhkan dengan tingkat bunga
20% perbulan. Bank yang melakukan
praktik ini disebut Temples of Babylon.
LANJUT
Kurang lebih 500 tahunn sebelum masehi,
praktik perbankan yunani mulai berkembang.
Praktik perbankan pada saat itu antara lain
adalah menerima simpanan uang dari
masyarakat dan menyakurkan pada kalangan
bisnis. Pihak Bank mendapatkan penghasilkan
dengan menarik biaya dari jasa penyimpanan
uang masyarakat. Pada era ini mulai muncul
Bank-Bank swasta. Pada zaman romawi, praktik
perbankan meliputi praktik tukar menukar
uang, menerima deposito, memberi kredit dan
melakukan tranfer dana. Ini menunjukkan
perkembangan praktik-praktik perbankan.
LANJUT
Era perbankan modern dimulai pada abad ke-16
di Inggris, Belanda, dan Belgia. Pada saat itu
para tukang emas bersedia menerima uang logam
(emas dan perak) untuk di simpan. Tanda bukti
penyimpanan emas ini ditunjukan dengan surat
deposito yang disebut Goldsmith’s Note.dalam
perkembangan selanjutnya, Goldsmith’s Note ini
digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang
uang mulai mengeluarkan Goldsmit’s Note yang
tidak didukung dengan cadangan emas atau
perak dan diterima sebagai alat pembayaran
yang sah dalam transaksi bisnis. Inilah cikal-bakal
munculnya uang kertas.
DEFINISI BANK
Menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1988 yang dimaksud dengan
Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan
meyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
TUGAS BANK UMUM
1. Menghimpun dana dari tabungan masayarakat
(tabungan)
2. Menyediakan dana untuk pinjaman (kredit)
3. Menyediakan jasa lalu lintas pembayaran.
4. Menciptakan uang giral (cek, giro, kartu kredit,
wesel pos).
5. Menyediakan fasilitas untuk memperlancar
perdagangan luar negeri
6. Menyediakan jasa-jasa trusty (wali amanat)
7. Menyediakan berbagai jasa yang bersifat “off
balance sheet” seperti jasa safety deposit boxes,
inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dll
PENGERTIAN
Kesehatan Bank dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu Bank
untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan
baik dengan cara-cara yang
sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.
KEGIATAN BANK
A. Kemampuan menghimpun dana dari
masyarakat, dari lembaga lain, dan dari
modal sendiri;
B. Kemampuan mengelola dana;
C. Kemampuan untuk menyalurkan dana
kemasyarakat;
D. Kemampuan memenuhi kewajuban
kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal, dan pihak lainnya;
E. Pemenuhan peraturan perbankan yang
berlaku
TINGKAT KESEHATAN BANK
DARI ASPEK KINERJA
Indikator Penilaian penilaian
A. Aspek Permodalan,
B. Aspek kualitas aset,
C. Aspek manajemen,
D. Aspek rentabilitas,
E. Aspek likuiditas, dan
F. Aspek sensitivitas terhadap risiko pasar.
ASPEK PERMODALAN
ASPEK KUALITAS ASET
ASPEK MANAJEMEN
ASPKE LIKUIDITAS
ASPEK RENTABILITAS
ASPEK SENSITIVITAS
BERDASARKAN PERATURAN
BANK INDONESIA
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahin 1998 tentang
Perubahan atas Undang-Undang
No.7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, pembina dan
pengawasan Bank dilakukan oleh
Bank Indonesia.
UNDANG-UNDANG BI
MENETAPKAN
 Bank wajib memelihara tingkat kesehatan
Bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal,
kualitas aset, kualitas manajemen, likuditas,
rentablitas, solvabilitas dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha Bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
 Dalam memberikan kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah dan melakukan
kegiatan usaha lainnya, Bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan Bank dan
kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada Bank.
LANJUT
 Bank wajib menyampaikan kepada Bank
Indonesia, segala keterangan dan penjelasan
mengenai usahannya menurut tata cara yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib
memberikan kesempatan bagi pemeriksa buku-
buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta
wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari
segala keterangan, dokumen dan penjelasan
yang dilaporkan oleh Bank bersangkutan
LANJUT
 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan
terhadap Bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan.
Bank Indonesia dapat menugaskan
akuntan publik untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksankan pemerikasaan
terhadap Bank bersangkutan.
 Bank wajib menyampaikan kepada Bank
Indonesia neraca,perhitungan laba rugi
tahunan dan penjelasannya, serta laporan
berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
LANJUT
 Bank wajib melakukan tingkat penilaian
kesehatan secar triwulanan untuk posisi
bulan maret, juni, septemeber dan
desember. Apabila diperlukan Bank Indonesia
meminta hasil penilaian tersebut terutama
untuk menguji ketepatan dan kecukupan
hasil analisi Bank. Penilaian tingkat
kesehatan ini dimaksud diselesaikan
selambat-lambatnya 1(satu) bulan setalah
posisi penilaian atau dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh pengawas Bank terkait.
RAHASIA BANK
Dasar dari kegiatan perbankan adalah
kepercayaan. Tanpa adanya kepercyaan dari
masyarakat terhadap Bank dan juga sebaliknya
maka kegiatan perbankan tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhui kadar kepercayaan
masyarakat kepada Bank adalah terjamin atau
tidaknya rahasia Nasabah yang ada di Bank.
Data nasabah yang berada di Bank, baik data
keuangan maupun nonkeuangan,
SIFAT RAHASIA BANK
 Bersifat mutlak, bank berkewajiban
menyimpan rahasia nasabah yg diketahui
oleh bank krn kegiatan usahanya dalam
keadaan apapun, biasa atau keadaan luar
biasa. Terlalu mementingkan individu, shg
kepentingan negara dan masy terabaikan
(Swiss).
 Bersifat nisbi atau relatif, bank
diperbolehkan membuka rahasia nasabahnya,
bila untuk suatu kepentingan mendesak,
misalnya kepentingan negara.
DASAR HUKUM
Dalam undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 yang dimaksud
dengan rahsia Bank adalah:
“segala sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan
dan hal-hal lain dari Nasabah
Bank yang menurut kelaziman
dunia perbankan wajib
dirahasiakan”
PERUBAHAN DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, namun
penjelasan tersebut tetap kurang secara jelas
menyelesaikan permasalahan tersebut. Penjelasan
pasal 40 tersebut adalah sebagai berikut :
 ‘apabila nasabah Bank adalah nasabah
penyimpanan yang sekaligus juga sebagai nasabah
debitUr, Bank wajib tetap merahasiakan
keterangan tentang nasabah dalam kedudukannya
sebagai nasabah penyimpan. Keterangan mengenai
nasabah selain sebagai nasabah penyimpan,bukan
merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan
Bank.’
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN
1998 MENGATUR RAHASIA BANK

Secara lebih rinci Undang-Undang nomor 7 tahun 1992


dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengatur
rahasia Bank sebagai berikut:
a.Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya
b. Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya
c.Kentetuan tersebut berlaku pula bagi pihak terafiliasi.
LANJUT
Pihak terafiliasi adalah:
1. Anggota dewan komisaris, pengawas,direksi atau
kuasanya, pejabat atau karyawan Bank
2. Anggota penggurs, pengawasan, pengelola atau
kuasanya,pejabat atau karyawan Bank, khusus bagi Bank
berbentuk hukum koperasi yang sesuai peraturan
perundang-undang yang berlaku
3. Pihak yang memebrikan jasanya kepada Bank, antara
lain akuntan publik,penilai,konsultan hukum dan
konsultan lainnya.
4. Pihak yang menurut dan keluaraganya, keluarga
komisaris,keluarga pengawas,keluarga direksi, keluarga
pengurus.
CIF (CUSTOMER INFORMATION
FILE)
Adalah salah satu media dari sistem
di bank yang mempunyai fungsi
untuk mencatat dan menyimpan
serta mempermudah bank dalam
melihat data pribadi, data keuangan
dan data terkait nasabah lainya.
ketiga data tersebut biasa disebut
sebagai 3 poin CIF. Dan ketiga data
informasi tersebut merupakan
rahasia bank.
PERATURAN BI
 Merujuk pada Peraturan Bank Indonesia No.
14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum dan Surat Edaran
Bank Indonesia (SEBI) 15/21/DPNP tanggal 14-06-2013
tentang Pedoman Standar Penerapan Program APU dan
PPT Bagi Bank Umum, khususnya Bab V Sistem Manajemen
Informasi Pasal 43 ayat 2 disebutkan bahwa :
 Bank wajib memiliki dan memelihara profil Nasabah
secara terpadu (Single Customer Identification File),
paling kurang meliputi informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, Pasal 17 dan Pasal 18 ayat (1).
DUPLIKASI CIF
Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab
terjadinya duplikasi CIF, antara lain :
1. Faktor kesengajaan yang dilakukan oleh
petugas Customer Service atau atas permintaan
pemasar.
2. Faktor kekurangpahaman dalam memahami
proses pembuatan CIF.
3. Faktor aplikasi dalam pembuatan rekening
secara bulk / kolektif.
4. Faktor teknologi yang mungkin menyebabkan
kesulitan dalam pencarian CIF yang sudah ada.
DATA INFORMASI CIF
 DATA PRIBADI NASABAH
 DATA KEUANGAN
NASABAH
 DATA NASABAH
TERKAIT
PENGKINIAN DATA CIF
Tujuan penyatuan CIF adalah untuk memenuhi aspek kepatuhan
terhadap ketentuan Bank Indonesia seperti yang telah disebutkan
di atas. Disamping itu, penyatuan CIF bertujuan untuk :
1. Menghasilkan informasi yang lengkap tentang nasabah (single view
customer / customer view 360o) untuk menunjang program
customer centric.
2. Mendukung pengambilan keputusan secara akurat dan cepat.
3. Meningkatkan akurasi pengukuran kinerja pemasaran.
4. Mengurangi biaya yang timbul baik dari sisi pengelolaan system
informasi, operasional maupun sumber daya manusia akibat
duplikasi pekerjaan (pengkinian data, pengiriman rekening koran,
pelaporan, dll.).
5. Mengurangi konflik antara unit/pihak yang berkepentingan
terhadap data CIF.
PENGGANDAAN CIF
PENGECUALIAN RAHASIA BANK
Dalam situasi atau keadaan tertentu sesuai dengan
undang-undang, data nasabah diBank dapat saja tidak
harus dirahasiakan lagi. Pengecualian terhdap rahasia
Bank tersebut meliputi:
 Kepentingan Perpajakan
 Penyelesaian piutang Bank yang diserahkan ke BUPLN
 Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
 Perkara perdata antara Bank dengan nasabahnya
 Tukar menukar infomasi antar Bank
 Atas permintaan,persetujuan, atau kuasa nasabah
penyimpanan yang dibuat secata tertulis
 Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia
TERIMA KASIH
29/09/20

Anda mungkin juga menyukai