Anda di halaman 1dari 26

PENGUKURAN

LINGKUP GERAK SENDI/


RANGE OF MOTION
SENDI

HUBUNGAN ANTAR DUA TULANG


ATAU LEBIH YANG MEMBENTUK
SISTEM GERAK TUBUH MANUSIA
KOMPONEN PEMBENTUK SENDI
1. Ligamen, berfungsi untuk menghubungkan bagian luar ujung tulang
agar menyatu dengan sendi, dan menjaga agar tidak terjadinya
perubahan lokasi sendi dan tulang ketika bergerak.

2. Kapsul Sendi, berfungsi untuk menghubungkan dua tulang pada sendi


tersebut, merupakan bagian berserabut yang melapisi sendi dan
memiliki rongga di dalamnya.

3. Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung


tulang, berfungsi untuk menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat
terjadinya pergerakan.

4. Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.


RANGE OF MOTION

Besarnya suatu gerakan yang terjadi pada


suatu sendi dari awal sampai akhir gerakan.

Ruang gerak/batas-batas gerakan dari suatu


kontraksi otot dalam melakukan gerakan,
apakah otot tersebut dapat memendek atau
memanjang secara penuh atau tidak.
JENIS ROM
ROM AKTIF
Gerakan yang dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan energi sendiri

ROM PASIF
Gerakan yang terjadi dengan menggunakan
energi dari orang lain.
Joint ROM

Lengkungan yang terbentuk melalui gerakan


aktif dan pasif pada sendi atau serangkaian
sendi dengan menghasilkan sudut gerak.
PENGUKURAN ROM

Alat pengukuran Joint ROM mencakup :


- Goniometer
- Tape Measure ( Midline)
- Inclinometer
- Computer Assisted Graphic Imaging
TUJUAN PENGUKURAN ROM

 Mengetahui lingkup gerak satu sendi


dibandingkan sendi lainnya
 Menentukan diagnosa
 Menentukan jenis intervensi/terapi
 Mengevaluasi keberhasilan intervensi/terapi
 Mendokumentasikan kemajuan lingkup gerak
suatu sendi.
Hal-hal yg harus diperhatikan :
 Reliabilitas: Hilangkan faktor penghambat (pakaian,
variasi posisi, jam yang berbeda).
 Usia
 Jenis Kelamin: wanita cenderung lebih besar LGSnya
dibanding pria
 Sisi dominan: normal gerak sendi tdk ada perbedaan
kanan/kiri
 Tipe gerakan: gerakan yang dilakukan apakah aktif atau
pasif
 Penentuan titik ukur yang akurat
Prosedur Pengukuran ROM
1. Persipan alat : Goniometer, Tape Measure/Midline.
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran ROM kpd pasien
b. posisi yg tepat dan akurat selama pengukuran :
- sendi harus ditempatkan pada posisi awal nol
- sendi yg diukur harus bebas untuk bergerak
- landmark tulang /axis digunakan untuk menyelaraskan alat pengukuran
3. Teknik operasional joint ROM Test :
- upayakan regio yg akan ditest terbebas dari pakaian
- px diposisikan dalam posisi test yg direkomendasikan
- palpasi bony landmark yg relevan dan mensejajarkan goniometer
4. Ulangi test minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yg akurat
5. Catat hasil pengukuran
NILAI NORMAL ROM
SENDI GERAKAN NILAI ROM SENDI GERAKAN NILAI ROM

SHOULDER FLEKSI 160-180 WRIST PALMAR FLEKSI 60

EKSTENSI 60 DORSAL FLEKSI 50

ADDUKSI 40 ULNAR DEVIASI 30

ABDUKSI 170-180 RADIAL DEVIASI 20

ADD HORIZONTAL 55 HIP FLEKSI 125

ABD HORIZONTAL 35 EKSTENSI 15

ENDOROTASI 80 ABDUKSI 45

EKSOROTASI 90 ADDUKSI 15

ELBOW FLEKSI 150 ENDOROTASI 45

EKSTENSI 0 EKSOROTASI 45

PRONASI 80

SUPINASI 90
SENDI GERAKAN NILAI ROM SENDI GERAKAN NILAI ROM

KNEE FLEKSI 135 CERVICAL FLEKSI 80-90

EKSTENSI 0 EKSTENSI 70

ENDOROTASI 30 LATERAL FLEKSI 45


DEXTRA
EKSOROTASI 40
LATERAL FLEKSI 20-45
ANKLE PLANTAR FLEKSI 35 SINISTRA
ROTASI DEXTRA 70
DORSAL FLEKSI 20
ROTASI SINISTRA 70
INVERSI 20
THORACAL FLEKSI 85
EVERSI 30 dan
LUMBALE EKSTENSI 30
METATARSO- FLEKSI 40
PHALANGEAL TRUNK LATERAL FLEKSI 30
EKSTENSI 40 DEXTRA
LATERAL FLEKSI 30
SINISTRA
SENDI GERAKAN NILAI ROM SENDI GERAKAN NILAI ROM

CARPO FLEKSI 50 PROX. FLEKSI 1 90


METACARPAL INTERPHALANG
1 EKSTENSI 0 EKSTENSI 1 5

ABDUKSI 30 FLEKSI 2-5 115

ADDUKSI 70 EKSTENSI 2-5 0

METACARPO FLEKSI 1 55 DISTAL FLEKSI 2-5 90


PHALANGEAL INTERPHALANG
EKSTENSI 1 90 EKSTENSI 2-5 20

FLEKSI 2-5 90 FLEKSI 2-5 90

EKSTENSI 2-5 45

ADDUKSI 0

ABDUKSI 30
METODE PENULISAN ROM

NOTASI

SISTEM 0 - 1800
SISTEM 180 - 00
SISTEM 3600

RECORDING

ISOM (Internation Standart Orthopedic Measurement)


BIDANG GERAK
SAGITAL FRONTAL

BIDANG
GERAK

ROTASI TRANSVERSAL
 SAGITAL (S): Bidang yang membagi tubuh menjadi
kanan dan kiri, spt : fleksi, ekstensi

 FRONTAL (F): Bidang yg membagi tubuh menjadi


depan dan belakang, spt : ABD, ADD

 TRANSVERSAL (T) : Bidang yg membagi tubuh


menjadi atas dan bawah, spt : ABD dan ADD Horizontal.

 ROTASI (R) : Semua gerakan yg tidak memiliki bidang


gerak, spt : Endorotasi, Eksorotasi
BIDANG GERAK
ISOM
(Internation Standart Orthopedic Measurement)

 Posisi awal netral zero


 Bidang gerak : S F T R
 Urutan nilai :
- gerakan yang menjauhi tubuh : posisi awal : gerakan yg mendekati tubuh
- Kanan : posisi awal : kiri
Misal : Shoulder
S = EKSTENSI : 0 : FLEKSI
R (F90) = EKSOROTASI : 0 : ENDOROTASI
Penulisan ROM kondisi patologis

Misal adanya deformitas postural


1. Ekstensi shoulder : S = 300 - 00
2. Fleksi elbow : S = 00 - 600
END FEEL

FISIOLOGIS
FISIOLOGIS

PATOLOGIS
PATOLOGIS

Rasa yang bisa dirasakan oleh orang yang melakukan pemeriksaan


diakhir gerakan (ROM pasif)
END FEEL

• Hard End Feel


FISIOLOGIS • Soft End Feel
• Elastic End Feel

END
FEEL

• Soft End Feel


PATOLOGIS • Hard End Feel
• Firm End Feel
• Empty End Feel
End Feel Fisiologis

Benturan
Benturan tulang
tulang
HARD
ex
ex::ekstensi
ekstensi elbow
elbow

Penjempitan
Penjempitanjaringan
jaringanlunak
lunak
SOFT
ex
ex::fleksi
fleksielbow
elbow
ELASTIC
Regangan
Reganganotot/ligament/kapsul
otot/ligament/kapsulsendi
sendi
ex
ex::fleksi
fleksishoulder
shoulder
END FEEL PATOLOGIS

SSO
OFFT ARRDD
T HHA

PATOLOGIS
PATOLOGIS

EEM
RM
M

MP
FFI IR

PTT
YY
 SOFT : Terjadi pada sendi yang biasanya
memiliki firm/hard end feel. ex : oedema
 HARD : Adanya serpihan tulang atau terasa
benturan tulang. ex: kontraktur otot,
chondromalasia
 FIRM : Terjadi pada sendi yg biasanya memiliki
soft/hard end feel. ex: peningkatan tonus otot
 EMPTY : Gerakan melibihi ROM normal. ex :
Dislokasi sendi
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai