Anda di halaman 1dari 17

FONDASI, KONSEP,

DAN TEORI
Kelompok 3
Nadia Handayani (2019320091) Rahmat Hidayat (2019320124)
Yuda Tama (2019320108) Aprilia Duwi Putri (2019320125)
Nidya Aulia Rahma (2019320101) Maritza Ajeng Shafiyah (2019320129)
Rizqi Suci Agree ( 2019320110) Ade Ayu Kusumaningtyas (2019320130)
Cantika Febriani (2019320113)
BAB 1
Manusia dan Alam
Semesta
Oleh Maritza Ajeng Shafiyah
(2019320129)
HAKIKAT KEBENARAN
Disiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya mampu Ada berbagai tingkat eksistensi alam dan tingkat eksistensi
memahami misteri keberadaan alam semesta. E.F kesadaran, untuk memahami hal tersebut ada beberapa alat (tools).
Salah satunya adalah pendekatan ilmiah yang dilakukan para
schumacher (dalam eko wijayanto., 2020) menyatakan ilmuwan dan 3 (tiga) dimensi yang terdiri atas :
empat kebenaran besar, yaitu :
Kebenaran (hakikat)
tentang ekstensi Dimensi fisik : Hubungan sebab-akibat
berbagai elemen fisik

Kebenaran tentang alat


(tools) yang dipakai untuk
memahami dunia
Dimensi etik : Perilaku baik atau buruk
Kebenaran tentang cara
belajar tentang dunia

Dimensi fisik : Seuatu yang indah atau


Yang dimaksud dengan tidak indah
hidup di dunia.
HAKIKAT EKSISTENSI Ilmuan menuliskan tingkatan-tingkatan eksistensi alam semesta sepert yang
dinyatakan Schumacher sebagai berikut :
(DUNIA/ALAM SEMESTA)
Keterangan :
P = benda mati
X = Unsur hidup
Y = kesadaran
Z = kesadaran diri (kesadaran transdental/
P P+X P+X+Y P+X+Y+Z spiritual)

Sosiologi, Pitirim Alexandrovich Sorokin (dalam Eko Dari beberapa pernyataan


Dengan cara yang berbeda, Chopra (2004) di atas, dapat disimpulkan
Wijayanto dkk., 2002) mencoba menjelaskan perubahan- mengemukakan tiga tingkat keberadaan,
perubahan besar (krisis) dan fluktuasi sistem nilai yang bahwa hakikat keberadaan
yaitu :
terjadi dalam tiga sistem nilai, yaitu : alam semesta tidak hanya
terbatas pada sesuatu yang
bersifat fisik. Tingkatan-
01 INDRIAWI NONLOKAL 03 tingkatan atau lapisan-lapisan
keberadaan alam semesta
terdiri dari yang kasat mata
IDEASIONAL 02 02 KUANTUM sampai ke yang tidak kasat
mata dan sangat halus,
seperti pikiran, perasaan, dan
03 IDEALISTIS FISIK 01 kesadaran murni.
Oleh Maritza Ajeng Shafiyah (2019320129)
HAKIKAT MANUSIA HAKIKAT OTAK
“Hakikat riil manusia adalah keseluruhan hubungan sosial
DAN KECERDASAN
dengan menolak adanya Tuhan dan menganggap bahwa tiap Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak
pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu dari memiliki kemampuan sangat luar biasa. Menurut Agus
masyarakat manusia tempat manusia itu hidup.“ Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen di
dalam otak manusia, yaitu :
- Karl Mars (dalam Stevenson dan Haberman, 2001)

McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001)


mengelompokkan empat teori psikologis dikaitkan dengan Neocortex Amigdalda
konsepsinya tentang manusia, sebagai berikut : Corpus Callasum Pituitary Gland
Cerebellum Hypothalamus
Psikoanalisis Otak Reptil Thalamus
Behaviorisme Hippocampus

Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi


biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat
Kognitif diaktifkan dalam suatu layar (setting) kebudayaan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk-produk
Humanisme bermanfaat dalam suatu kebudayaan.

Oleh Cantika Febriani (2019320113)


Lapisan kesadaran
HAKIKAT PIKIRAN transdental
DAN KESADARAN Lapisan kesadaran
intelegensia
5
Jalaludin Rakhmat (2001) melihat proses berpikir
sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi ;
sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

Krishna (1999) membagi kesadaran manusia ke Kesadaran pikiran 4 Jalan Ma’rifah


dalam lima tingkatan :

Kesadaran psikis
3 Jalan Haqiqah

Kesadaran fisik 2 Jalan Thariqah


TUJUAN DAN MAKNA
KEHIDUPAN

1 Jalan Syari’ah Jalaluddin Rakhmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat,
dan ilmu pengetahuan, orang harus hidup bahagia.
Ibnu Arabi (dalam Frager, 1999) membagi empat tingkat kesadaran
Oleh Rahmat Hidayat (2019320124) berdasarkan pengalaman dan pemahaman akan hakikat kehidupan
ALAM SEMESTA SEBAGAI Karakteristik sistem menurut
Spiritualitas dan Etika
SATU KESATUAN SISTEM Jogiyanto (1988):

• Etika adalah adat, kebiasaan,


dan ilmu yang mempelajari
Sistem menurut Kamus Bahasa
• Components/subsystem hubungan perilaku manusia
Indonesia Karangan
• Boundaries yang bersifat horizontal.
Poerwadarmina (1976) :
• Environment • Spriritual berhubungan
Sekolompok bagian (alat dan
• Interface dengan perilaku manusia
sebagainya) yang bekerja
• Input, Process, Ouput yang bersifat vertikal, dalam
bersama untuk melakukan suatu
• Objective/goal arti hubungan manusia
maksud, misalnya urat saraf
dengan Tuhan/kekuatan tak
dalam tubuh.
terbatas.

Oleh Aprilia Duwi Putri (2019320125)


Kasus 1 : Cita-cita Hery memberdayakan
masyarakat Sawangan yang berada
Pengusaha yang Spiritual disekitar danau situ menjadi terwujud 5
Hery membeli tanah disekitar situ
dan mulai menata ulang,
mengembangkan situ menjadi daerah 4
wisata tanaman hias
Akhirnya..
Tahun 2005
Danau situ Depok,
3 Daerah sekitar danau situ (sepanjang
jalan bojongsari-Ciputat) menjadi daerah
yang terlantar tak produktif dengan sekitar 100 kios
terawat menarik pedagang dan 500 petani tanaman hias
perhatian
Hery Syaefudin 2
Awal Mula 2003
Danau situ di keruk oleh Dinas
Pertamanan atas permintaan
1 walikota, Badrul Kamal
Oleh Nidya Aulia (2019320101)
KESIMPULAN KASUS 1
Kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter.
Etika dengan spiritualitas mempunyai hubungan yang sangat erat.
Kecerdasan spiritual yang tinggi mempunyai perilaku etis yang tinggi.
Pak Hery mempunyai SQ (Kecerdasan spiritual) yang tinggi.

Maksud dari kasus tersebut ialah Lalu bila dilihat dari tingkat kesadaran
menggambarkan contoh kecerdasan berdasarkan pengamalan dan pemahaman akan
spiritual dari Hery Syaefudin. hakikat kehidupan, Pak Hery termasuk dalam
yaitu pada tingkat kesadaran lapisan tingkat kedua:
intelegensia. yaitu jalan thariqah

Oleh Nidya Aulia (2019320101)


BAB 2
Filsafat, Agama, Etika,
dan Hukum
Menyentuh
HAKIKAT Perbedaan antara pengetahuan dan filsafat ialah
pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai Mendasar
FILSAFAT dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya.
Spekulatif

Rincian
Rincianrumusan
rumusanagama
agamaberdasarkan
berdasarkanunsur-unsur
unsur-unsur
penting
pentingdari
daridefinisi
definisiagama
agamaoleh
olehbeberapa
beberapaahli
ahli::
•• Hubungan
Hubunganmanusia
manusiadengan
dengansesuatu
sesuatuyangyangtak
tak
Setiap
Setiapagama
agamaberisi
berisiajaran
ajarandan
danpedoman
pedomantentang
tentang
terbatas,
terbatas,yang
yangtransdental,
transdental,yang
yangIlahi-
Ilahi-Tuhan
Tuhan
a.
a. Tatwa,
Tatwa,dogma,
dogma,doktrin
doktrinatau
ataufilsafat
filsafatketuhanan
ketuhanan
Yang
YangMaha
MahaEsaEsa
b.
b. Susila,
Susila,moral,
moral,atau
atauetika
etika
•• Berisi
Berisipedoman
pedomantingkah
tingkahlaku,
laku,nilai-nilai,
nilai-nilai,dan
dan
c.
c. Ritual,
Ritual,upcara,
upcara,atau
atautata
tatacara
caraberibadat
beribadat
norma-norma
norma-normayang yangdiwahyukan
diwahyukanlangsung
langsungoleh
oleh
d.
d. Tujuan
Tujuanagama
agama
Ilahi
Ilahimelalui
melaluinabi-nabi.
nabi-nabi.
•• Untuk
Untuk kebahagiaan
kebahagiaanhidup
hidup manusia
manusiadi didunia
duniadan
dan
hidup
hidupkekal
kekaldi
diakhirat
akhirat

Oleh Rizqi Suci Agree (2019320110)


HAKIKAT
HAKIKAT ETIKA
ETIKA HAKIKAT NILAI
Doni Koesoema A. (2007) mendefinisikan nilai
Etika berasal dari kata Yunani yaitu Ethos (bentuk sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu
tunggal) yang berarti: Tempat tinggal, padang dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai
rumput, kandang, kebiasaan, adat,watak,perasaan, sehingga dapat menjadi semacam objek
sikap, cara berfikir. Bentuk jamaknya adalah ta kepentingan tertentu.
etha, yang berarti adat istiadat.
Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawali
Untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut
(2003) merumuskan nilai sebagai standar atau
mengenai Etika, dibawah ini dikutip beberapa
ukuran (norma) yang kita gunakan untuk mengukur
pengertian etika:
• Ada dua pengertian etika: sebagai praksis dan segala sesuatu.
sebagai refleksi.
• Etika secara etimologis
Sorokin dalam Capra (2002) mengungkapkan tiga
• Istilah lain dari etika adalah Susila
• Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sistem nilai dasar yang melandasi semua
• Menurut David P. Baron (2005) manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indriawi,
ideasional, dan idealistis.

Oleh Nadia Handayani (2019320091)


Hubungan Agama dengan
Etika dan Nilai

• Semua agama mengajarkan • Kualitas keimanan seseorang


tentang tiga hal pokok, yaitu: ditentukan bukan saja oleh
1. Hakikat Tuhan kualitas peribadatan, tetapi
2. Etika, tata susila juga oleh kualitas moral/etika.
3. Ritual, tata cara ibadah

• Adanya keterikatan antara


• Nilai ibadah menjadi sia-sia
agama dengan etika.
tanpa dilandasi oleh nilai-
nilai moral.
• Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan etika/moralitas.

Oleh Ade Ayu Kusumaningtyas (2019320130) Oleh Ade Ayu Kusumaningtyas (2019320130)
Oleh Ade Ayu
Kusumaningtyas
(2019320130) PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
HUKUM, ETIKA DAN ETIKET
No HUKUM ETIKA ETIKET
1. Persamaan: sama-sama mengatur perilaku manusia
2. Perbedaan:
Golongan
SUMBER Negara, Pemerintah Masyarakat
Masyarakat
Tertulis berupa Ada yang lisan
Undang- undang, (berupa adat
SIFAT PENGATURAN Peraturan kebiasaan) dan ada Lisan.
Pemerintah, dan yang tertulis (berupa
sebagainya. kode etik).
Bersifat rohaniyah
OBJEK YANG Bersifat lahiriyah
dan perilaku tidak Bersifat lahiriyah
DIATUR dan rohaniyah.
etis.
Meraih pendidikan sampai pada gelar
Kasus 2 : Doctor Divinity pada tahun 1980 dan
Bapak Petrus Octavianus, Menebar
Pelayanan bagi Sesama
Doctor of Philosophy tahun 1999.
Sukses Meraih Pendidikan 5
Karir beliau pun
berkembang menjadi
Bu Kandar membantu beliau untuk
dapat bersekolah kembali dan dapat
4 politikus yang lalu
memutuskan untuk
menjadi pendeta dan
berhenti menjadi pemulung. Diberikan julukan penulis buku.
Petrus Octavianus, Titik Balik Bapak Anak Miskin
anak petani miskin,
kelahiran tahun 1928
Kehidupan 3 oleh Wali kota
Malang
asal NTT ini Banyak membantu dan
merupakan anak mengasuh anak-anak
bungsu dari tujuh
bersaudara. 2 kurang mampu, sejak
tahun 1960.

Latar Belakang Telah mengalami banyak lika-liku hidup,


mulai dari telah menjadi anak yatim

1 diusia balita sampai dengan pernah


merasakan hidup menggelandang.
Oleh Yuda Tama (2019320108)
Kesimpulan kasus 2
Paradigma hakikat manusia utuh dapat tergambar dalam diri Pak Octav.
Paradigma hakikat manusia yang utuh ini apabila tercapai maka manusia akan mempunyai karakter positif.
Dengan terbentuknya karakter positif ini maka tujuan hidup untuk mencapai kebahagiaan pun dapat tercapai.

Tetapi, apabila pola hidup didasarkan pada paradigma hakikat manusia tidak utuh maka manusia akan berorientasi
untuk mengejar kekayaan materi, kesenangan dunia, dan kekuasaan dan lupa untuk merawat kecerdasan emosional
dan spiritualnya, alhasil kehidupannya akan dijalani dengan tidak etis.

Oleh Yuda Tama (2019320108)


Thank you!
For your attention
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai