Anda di halaman 1dari 17

IDENTITASNASIONAL

DESTI SARTINI, M.PD


PENGERTIAN IDENTITAS
• Identitas nasional merupakan suatu penanda atau jati diri suatu bangsa yang
dapat membedakan ciri khasnya dengan bangsa lain,karena ciri khas suatu
bangsa terletak pada konsep bangsa itu sendiri.

Identitas (identity) Nasional

• Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23).
• Sedangkan nasional berasal dari ka nation yang artinya Bangsa. Pengertian bangsa yaitu persekutuan hidup yang
berdiri sendiri dan merasa kesatuan agama,bahasa, ras dan adat istiadat.

• Nasional (national) → identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita
dan tujuan.
• Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar
masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional.
• Istilahidentitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

• 1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis


• Kondisi geografi yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan letaknya ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia
• 2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
• Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi
berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor
tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara
beserta identitas bangsa Indonesia, (Suryo, 2002).
• Dalam Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
diPerguruan Tinggi, Faktor-faktor yang diperkirakanmenjadi identitas bersama suatu
bangsa meliputi:
• Primordial → ikatan kekerabatan(darah) dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asal,
bahasa,dan adat istiadat.
• Sakral→ dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang
diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
• Tokoh→ Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula
menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara.
• Bhineka Tunggal Ika → Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalahkesediaan warga bangsa
untuk bersatu dalam perbedaan.
• Sejarah → Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentangsejarah mereka dapat
menyatukan diri ke dalam satu bangsa
• Perkembangan Ekonomi → Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkanspesialisasi
pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhanmasyarakat.
• Kelembagaan →Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadulan dan partai politik.
UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

• a. Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kclompok etnis
• b. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
• c. Kebudayaan
• d. Bahasa
• Dirumuskan,,,,

Identitas Instrumental,
Identitas Fundamental, Identitas Alamiah
yang berisi UUD 1945 dan Tata
yaitu Pancasila yang merupakan yang meliputi Negara Kepulauan
Perundangannya, Bahasa Indonesia,
Falsafah Bangsa, Dasar Negara,dan dan pluralisme dalam suku. bahasa,
Lambang Negara, Bendera
ldeologi Negara budaya, serta agama dan kepercayaan
Negara, Lagu Kebangsaan
BENTUK IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Bendera Negara, yaitu Sang Merah PutihWarna merah berarti berani, warna putih berarti
suci, merahberarti berani yang melambangkan tubuh manusia, putih berartisuci yang
melambangkan jiwa manusia, keduanya salingmelengkapi dan menyempurnakan Indonesia.

Bahasa Negara Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang bersal darirumpun
Melayu yang tumbuh dan berkembang, sejak zamandahulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan.

Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-SimbolPancasila

Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya


• Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang diciptakanoleh Wage Rudolf Supratman . Pada tanggal 28 Oktober 1928
laguIndonesia Raya dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagukebangsaan negara

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


• UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disyahkanoleh PPKI padang tanggal 18 Agustus 1945 sebagai hukum
dasarnegara RI dan identitas nasional

Kebudayaan Daerah
• Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa yang berjumlah1340 suku bangsa, jumlah bahasa yang ada di Indonesia
berjumlah724 bahasa, jumlah budaya yang ada di Indonesia berjumlah 7241 (Josef M Monteiro, Pendidikan
Kewarganegaraan: Perjuangan MembentukKarakter Bangsa, (Yogyakarta: Depublish, 2015)
NEGARA HUKUM DAN HAM
DESTI SARTINI, M.PD
PENGERTIAN NEGARA HUKUM
• Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
didasarkan atas hukum. DIdalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk
menyelenggarakan ketertiban hukum (Musta-a Kamal Pasha: 2009)
• Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi sehingga
ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum tidak boleh mengabaikan tiga ide
dasar hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian (Ahmad Ali: 2002).
CIRI-CIRI NEGARA HUKUM
• Menurut Friedrich Julius Stahl (Winarno: 2007), ahli hukum Eropa Kontinental
memberikan ciri-ciri negara hukum sebagai berikut :
• (1) adanya pengakuan hak asasi manusia;
• (2) adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika;
• (3) adanya pemerintahan yang berdasarkan peraturan-peraturan;
• (4) adanya peradilan administrasi dalam perselisihan
• Menurut AV Dicey (Winarno: 2007), dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon
memberikan ciri-ciri negara hukum sebagai berikut :
• (1) adanya supremasi hukum,dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum;
• (2) adanya kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi para pejabat;
• (3) terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan
• Sudargo Gautama mengemukakan ada tiga ciri atau
unsur dari negara hukum, yakni :
• (1) terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara
tidak dapat bertindak sewenang-wenang, dimana tindakan negara dibatasi oleh
hukum, individu mempunyai hak terhadap negara atau wakil rakyat mempunyai hak
terhadap penguasa;
• (2) asas legalitas, dimana setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah
diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya;
• (3) pemisahan kekuasaan, dimana agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi,
diadakan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-
undangan, melaksanakan, dan badan yang mengadili harus terpisah satu sama lain dan
tidak berada daalam satu tangan
INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
• Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum
sekarang ini tertuang dengan jelas pada pasal 1 ayat 3 UUD
1945 Perubahan Ketiga, yang berbunyi sebagai berikut :
“Negara Indonesia adalah negara hukum”.
• Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD
1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta
menjadi amanat negara, bahwa negara Indoensia adalah negara
hukum
PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
• Menurut Mirriam Budiardjo2, hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia
yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di
dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa
perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, dan karena itu bersifat asasi
serta universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia harus memperoleh
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
• Menurut Rozali Abdullah23, hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dibawa
manusia semenjak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perlu
dipahami bahwa hak asasi manusia tersebut tidaklah bersumber dari negara atau
hukum, tetapi semata-mata bersumber dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta
beserta isinya.
HAM DI INDONESIA
•Perundang-Undangan HAM
• 1) Undang-undang Dasar RI 1945. Sebelum mengalami amandemen (perubahan), HAM sebenarnya telah mendapat tempat dalam Undang-
Undang Dasar 1945, antara lain, yang bersifat klasik, di dalam pasal 27 ayat (1), pasal 28 dan pasal 29 ayat (2). Sedangkan yang bersifat sosial
di dalam pasal 27 ayat (2), pasal 31 ayat (2), pasal 29, dan pasal 34. Pasal 30 dapat diklasifikasikan bersifat legal rights karena timbul sebagai
pengaruh hukum. Memasuki masa reformasi, terjadi amandemen UUD 1945. Amandemen terjadi empat kali. Sedang yang terkait dengan
HAM adalah amandemen kedua, yakni pada tanggal 18 Agustus 2000. Dalam amandemen kedua ini masalah HAM ditempatkan dalam Bab
Khusus, yakni Bab XA. Pasal 28 UUD 1945 kemudian mengalami perubahan menjadi pasal 28 A, 28 B, 28 C, 28 D, 28 E, 28 F, 28 G, 28 H, 28
I, 28 J
• 2) Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
• 3) Undang-Undang No. 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum
• 4) Undang-Undang No. 39/1999 tentang HAM
• 5) Undang-Undang No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM
• 6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
• 7) Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
• 8) Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Korban dan Saksi
• 9) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang
• 10) Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran HAM Berat
• 11) Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi terhadap korban
pelanggaran HAM yang berat, yang dikeluarkan tanggal 13 Maret 2002.
• 12) Keputusan Presiden No. 129 Tahun 1998 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 1998-
2003
• 13) Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2003 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden No. 129 Tahun 1998
Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 1998-2003
• 14) Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2004 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2004-
2009
• 15) Keputusan Presiden No. 59 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk
Pekerjaan Terburuk Anak
• 16) Keputusan Presiden No. 87 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual
Komersial Anak (PESKA)
• 17) Keputusan Presiden No. 88 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan
Perempuan dan Anak (P3A)
KELEMBAGAAN HAM INDONESIA

• Upaya menegakkan HAM di Indonesia secara berencana dimulai pada tanggal 7 Juni
1993 yang ditandai dengan pembentukan Komisi Nasional (KOMNAS) HAM oleh
pemerintah Indonesia dengan dasar hukum Keputusan Presiden (Kepres) No. 50 Tahun
1993. Kemudian status hukum KOMNAS HAM diperkuat lagi dengan UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM. Dalam melaksanakan tugasnya, KOMNAS HAM bersifat
independen atau mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya
TUJUAN KOMNAS HAM
• Tujuan pembentukan KOMNAS HAM ini adalah :
• (1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, dan Perserikatan Bangsa- Bangsa, serta Deklarasi
Universal HAM;
• (2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut, KOMNAS HAM
melaksanakan beberapa fungsi, yaitu : Fungsi Pengkajian, Fungsi Penelitian,
Fungsi Penyuluhan, Fungsi Pemantauan, dan Fungsi Mediasi tentang HAM

Anda mungkin juga menyukai