NINA ANGGRAENI
2008058
DEFINISI
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi Cedera kepala adalah trauma kepala dengan GCS
trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak. Cedera 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan kesadaran,
kepala menjadi penyebab utama kematian disabilitas mengeluh pusing, nyeri kepala hematoma abrasi
pada usia muda. Penderita cedera kepala seringkali dan laserasi (Mansjoer, 2019). Menurut Brain
mengalami edema serebri yaitu akumulasi kelebihan Injury Assosiation of America, Cedera kepala
cairan di intraseluler atau ekstraseluler ruang otak adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
atau perdarahan intrakranial yang mengakibatkan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
meningkatnya tekanan intrakranial. (Morton,2016). disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik.
2
ETIOLOGI
▫ Trauma primer : Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tidak
langsung (akselerasi dn deselerasi)
▫ Trauma sekunder : Terjadi akibat dari truma saraf (melalui akson) yang meluas,
hipertensi intrakranial, hipoksia, hiperkapnea atau hipotensi sistemik.
▫ Kecelakaan lalu lintas
▫ Pukulan dan trauma tumpul pada kepala
▫ Terjatuh
▫ Benturan langsung dari kepala
▫ Kecelakaan pada saat olahraga
▫ Kecelakaan industri.
3
MENIFESTASI KLINIS
4
PATOFISIOLOGI
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan ▫ Terjadinya benturan pada kepala dapat
tulang yang membungkusnya. Tanpa perlindungan terjadi pada 3 jenis keadaan, yaitu :
ini, otak yang lembut (yang membuat kita seperti ▫ Kepala diam dibentur oleh benda yang
adanya) akan mudah sekali terkena cedera dan bergerak
▫ Kepala yang bergerak membentur
mengalami kerusakan. Cedera memegang peranan
benda yang diam
yang sangat besar dalam menentukan berat ▫ Kepala yang tidak dapat bergerak
ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu karena bersandar pada benda yang lain
trauma kepala. Lesi pada kepala dapat terjadi dibentur oleh benda yang bergerak
pada jaringan luar dan dalam rongga kepala. Lesi (kepala tergencet). Terjadinya lesi pada
jaringan luar terjadi pada kulit kepala dan lesi bagian jaringan otak dan selaput otak pada
dalam terjadi pada tengkorak, pembuluh darah cedera kepala diterangkan oleh
beberapa hipotesis yaitu getaran otak,
tengkorak maupun otak itu sendiri.
deformasi tengkorak, pergeseran otak
dan rotasi otak.
5
PATHWAY
6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
PENATALAKSANAAN (MEDIS DAN KEPERAWATAN)
Keperawatan Medis
Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti
Observasi 24 jam edema serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya
trauma
Jika pasien masih muntah Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu
sementara dipuasakan mannitol 20% atau glukosa 40% atau gliserol 10%
Antibiotika yang mengandung barrier darah otak
terlebih dahulu
(penisillin) atau untuk infeksi anaerob diberikan
Berikan terapi intravena bila metronidasol
Pembedahan bila ada indikasi (hematom epidural besar,
ada indikasi hematom sub dural, cedera kepala terbuka, fraktur
Pada anak diistirahatkan atau impresi >1 diplo)
Lakukan pemeriksaan angiografi serebral, lumbal
tirah baring fungsi, CT Scan dan MRI
8
ANALISA DATA
9
DIAGNOSA KEPERAWATAN
10
Observasi :
▫ Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah
INTERVENSI mengubah posisi
▫ Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
Selasa, 20 April 2021 Jam 10.00 Teraupetik :
• Diagnosa 1 ▫ Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
▫ Cegah ETT terlipat
Setelah dilakukan tindakan
▫ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika
keperawatan selama 3x8 jam diperlukan
diharapkan jalan nafas membaik ▫ Berikan pre-oksigenasi 100% selama 30 detik sebelum dan
dengan krriteria hasil : setelah penghisapan
▫ Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
1. Batuk efektif meningkat ▫ Ubah posisi ETT secara bergantian setiap 24 jam
2. Produksi sputum menurun ▫ Lakukan perawatan mulut
3. Frekuensi nafas membaik Edukasi :
▫ Jelaskan pasien atau keluarga tujuan dan prosedur
4. Pola nafas membaik pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi :
▫ Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang
tidak 11
dapat dilakukan penghisapan
▫ Observasi :
LANJUTAN.. ▫ Identifikasi penyebab peningkatan TIK
▫ Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
Selasa, 20 April 2021 Jam 10.00 ▫ Monitor status pernapasan
• Diagnosa 2 ▫ Monitor intake dan output cairan
Setelah dilakukan intervensi ▫ Teraupetik :
keperawatan selama 3x8 jam maka ▫ Minimalkan stimulus dengan menyediakan
resiko perfusi jaringan serebral lingkungan yang tenang
▫ Berikan posisi semi fowler
membaik dengan kriteria hasil : ▫ Pertahankan suhu tubuh normal
1. Tingkat kesadaran meningkat ▫ Kolaborasi :
2. Sakit kepala menurun ▫ Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
3. Gelisah menurun konvulsan jika perlu
4. Demam menurun ▫ Kolaborasi pemberian diuretic osmosis jika
perlu
12
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA 1 • 10.30 : Mencegah selang ETT terlipat
Selasa, 20-04-2021
DS : -
• 10.00 : Memonitor posisi selang endotrakeal
(ETT), terutama setelah mengubah posisi DO : selang ETT selalu dalam keadaan benar
• 10.40 : Melakukan penghisapan lendir kurang
DS : -
dari 15 detik jika diperlukan
DO : selang ETT selalu dalam keadaan benar
• 10.10 : Meminimalkan stimulus dengan DS : -
menyediakan lingkungan yang tenang DO : Penghisapan lendir dilakukan karena ada
DS : - akumulasi secret di mulut dan di selang ET
13
DS : - • 11.30 : Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
DO : oksigen diberikan sebelum dan sesudah DS : -
penghisapan lendir, RR : 38x/menit DO : Klien tampak gelisah, TD : 140/90
• 11.00 : Menjelaskan pasien atau keluarga mmHg, HR : 124x/menit, RR : 38x/menit, Suhu :
tujuan dan prosedur pemasangan jalan napas 38,5⁰C, SaO2 :100%, Kondisi pupil keduanya,
buatan miosis.
DS : keluarga pasien mengatakan bersedia • 11.50 : Memonitor status pernapasan
DO : keluarga pasien tampak kooperatif
DS : -
DIAGNOSA 2
Selasa, 20-04-2021 DO : RR : 38x/menit, SaO2 : 100%
• 11.20 : Mengidentifikasi penyebab Tidak terdapat nafas cuping hidung, Terdapat
peningkatan TIK retraksi otot interkosta, Ada suara ronkhi basah
DS : - di basal paru kanan.
DO : klien mengalami penurunan
kesadaran GCS E1M2V1
14
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
Rabu, 21-04-2021 Rabu, 21-04-2021
• •
08.00 : Mengubah posisi ETT secara bergantian 09.00 : Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
setiap 24 jam DS : -
DS : - DO : klien mengalami penurunan kesadaran GCS
DO : Posisi ETT diganti disebelah kiri E1M2V1
• 08.10 : Mengganti fiksasi ETT setiap 24 jam • 09.20 : Memberikan posisi semi fowler
DS : - DS : -
DS : - DS : -
16
▫ 11.00 : Memonitor status pernapasan
DS : -
DO : RR : 38x/menit, SaO2 : 100%, Tidak terdapat nafas cuping hidung,
Terdapat retraksi otot interkosta, Ada suara ronkhi basah di basal paru kanan
▫ 11.20 : Mempertahankan suhu tubuh normal
DS : -
DO : Suhu : 37⁰C
17
EVALUASI
Selasa, 20-04-2021 jam 13.30
DIAGNOSA 1
S : Tidak dapat dinilai
O:
Terpasang Ventilator dengan mode SIM V, FiO2 70%, PEEP +5, VT487, Ada akumulasi
secret di mulut dan di selang ET, RR : 38x/menit, Tidak terdapat nafas cuping hidung,
Terdapat retraksi otot interkosta, Tidak menggunakan otot bantu pernapasan, Ada suara
ronkhi basah di basal paru kanan, Tidak terdapat wheezing.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
• Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah mengubah posisi
• Cegah ETT terlipat
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika diperlukan
• Berikan pre-oksigenasi 100% selama 30 detik sebelum dan setelah penghisapan
18
Selasa, 20-04-2021 jam 13.30
DIAGNOSA 2
S: Tidak dapat dinilai
O : Penurunan kesadaran GCS E1M2V1, Luka terbuka di os temporal sinistra sepanjang 10
cm, Kondisi pupil keduanya miosis.
TD : 140/90 mmHg
HR : 124x/menit
RR : 38x/menit
Suhu : 38,5⁰C
SaO2 : 100%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
• Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
• Monitor status pernapasan
• Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
• Berikan posisi semi fowler
• Pertahankan suhu tubuh normal
19
Rabu, 21-04-2021 jam 20.30 Rabu, 21-04-2021 jam 20.30
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
S : Tidak dapat dinilai S: Tidak dapat dinilai
O : Terpasang Ventilator dengan mode SIM V, FiO2 O : Penurunan kesadaran GCS E1M2V1
70%, PEEP +5, VT487, Ada akumulasi secret di Luka terbuka di os temporal sinistra sepanjang 10
mulut dan di selang ET, RR : 30x/menit, Terdapat cm, Kondisi pupil keduanya miosis, TD : 140/90
retraksi otot interkosta, Adasuara ronkhi basah di mmHg, HR : 124x/menit, RR : 38x/menit, Suhu :
basal paru kanan 38,5⁰C, SaO2 : 100%.
A : masalah belum teratasi A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi
• Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), • Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
terutama setelah mengubah posisi • Monitor status pernapasan
• Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam • Minimalkan stimulus dengan menyediakan
• Ubah posisi ETT secara bergantian setiap 24 lingkungan yang tenang
jam • Berikan posisi semi fowler
• Lakukan perawatan mulut • Pertahankan suhu tubuh normal
20
Kamis, 22-04-2021 jam 13.30 Kamis, 22-04-2021 jam 13.30
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
S : Tidak dapat dinilai S: Tidak dapat dinilai
O : Terpasang Ventilator, Ada akumulasi O : Penurunan kesadaran GCS E2M2V2,
secret di mulut dan di selang ET, RR : Luka terbuka di os temporal sinistra
28x/menit, Terdapat retraksi otot interkosta, sepanjang 10 cm, TD : 120/90 mmHg, HR :
Ada suara ronkhi basah di basal paru kanan 100x/menit, RR : 28x/menit, Suhu : 37⁰C,
A : masalah belum teratasi SaO2 : 100%
P : lanjutkan intervensi A : masalah belum teratasi
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari P : lanjutkan intervensi
15 detik jika diperlukan • Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
• Berikan pre-oksigenasi 100% selama 30 • Monitor status pernapasan
detik sebelum dan setelah penghisapan • Minimalkan stimulus dengan
• Lakukan perawatan mulut menyediakan lingkungan yang tenang
• Berikan posisi semi fowler
• Pertahankan suhu tubuh normal
21
TERIMA KASIH