Anda di halaman 1dari 18

PERATURAN DAN REGULASI

Oleh :
1. Jejen
2. Rasiman
I. Pengertian peraturan & regulasi

Pengertian Peraturan menurut kamus besar bahasa


Indonesia adalah ketentuan yang mengikat warga
kelompok masyarakat, dipakai sebagai panduan,
tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan
diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan
yang berlaku, atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai
tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu
Pengertian Regulasi menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat
dengan aturan atau pembatasan. Regulasi dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, misalnya: pembatasan hukum
diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi pengaturan diri
oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan,
Regulasi sosial (misalnya norma), co-regulasi dan pasar.
Seseorang dapat, mempertimbangkan regulasi dalam
tindakan perilaku misalnya menjatuhkan sanksi (seperti
denda). Tindakan hukum administrasi, atau menerapkan
regulasi hukum, dapat dikontraskan dengan hukum undang-
undang atau kasus.
II. Cyber law 

Cyber Law merupakan seperangkat aturan yang dibuat


oleh suatu negara tertentu, dan peraturan yang dibuat
itu hanya berlaku kepada masyarakat negara tersebut.
Jadi,setiap negara mempunyai cyberlaw tersendiri.
Perbandingan Cyber Law di berbagai negara
Cyber Law negara Indonesia 

Indonesia telah resmi mempunyai undang-undang


untuk mengatur orang-orang yang tidak bertanggung
jawab dalam dunia maya. Cyber Law-nya Indonesia yaitu
undang–undang tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). 
Di berlakukannya undang-undang ini, membuat oknum-
oknum nakal ketakutan karena denda yang diberikan
apabila melanggar tidak sedikit kira-kira 1 miliar rupiah
karena melanggar pasal 27 ayat 1 tentang muatan yang
melanggar kesusilaan.
Sebenarnya UU ITE (Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik) tidak hanya membahas situs porno
atau masalah asusila. Total ada 13 Bab dan 54 Pasal yang
mengupas secara mendetail bagaimana aturan hidup di
dunia maya dan transaksi yang terjadi didalamnya.
Sebagian orang menolak adanya undang-undang ini,
tapi tidak sedikit yang mendukung undang-undang ini.
Dibandingkan dengan negara-negara di atas, indonesia
termasuk negara yang tertinggal dalam hal pengaturan
undang-undang ite. Secara garis besar UU ITE mengatur hal-
hal sebagai berikut :

 Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum


yang sama dengan tanda tangan konvensional (tinta
basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN
Framework Guidelines (pengakuan tanda tangan
digital lintas batas).
 Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya
yang diatur dalam KUHP.
 UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah
Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki
akibat hukum di Indonesia.
 Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan
Intelektual.
 Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada
Bab VII (pasal 27-37):
1) Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
2) Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita
Kebencian dan Permusuhan)
3) Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
4) Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
5) Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan
Informasi)
6) Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi
Rahasia)
7) Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
8) Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))
Cyber Law Negara Singapore

The Electronic Transactions Act telah ada sejak 10 Juli 1998


untuk menciptakan kerangka yang sah tentang undang-
undang untuk transaksi perdagangan elektronik di Singapore
yang memungkinkan bagi Menteri Komunikasi Informasi dan
Kesenian untuk membuat peraturan mengenai perijinan dan
peraturan otoritas sertifikasi di Singapura.
Didalam ETA mencakup :
Kontrak Elektronik. Kontrak elektronik ini didasarkan pada
hukum dagang online yang dilakukan secara wajar dan cepat
serta untuk memastikan bahwa kontrak elektronik memiliki
kepastian hukum.
Cyber Law Negara Thailand

Cybercrime dan kontrak elektronik di Negara Thailand


sudah ditetapkan oleh pemerintahnya, walaupun yang
sudah ditetapkannya hanya 2 tetapi yang lainnya seperti
privasi, spam, digital copyright dan ODR sudah dalalm
tahap rancangan.
Cyber Law Negara Malaysia

Lima cyberlaws telah berlaku pada tahun 1997 tercatat di kronologis


ketertiban. Digital Signature Act 1997 merupakan Cyberlaw pertama
yang disahkan oleh parlemen Malaysia.
Tujuan Cyberlaw ini, adalah untuk memungkinkan perusahaan dan
konsumen untuk menggunakan tanda tangan elektronik (bukan tanda
tangan tulisan tangan) dalam hukum dan transaksi bisnis.
Di Malaysia masalah perlindungan konsumen, cybercrime, muatan
online, digital copyright, penggunaan nama domain, kontrak
elektronik sudah ditetapkan oleh pemerintahan Malaysia. Sedangkan
untuk masalah privasi, spam dan online dispute resolution masih
dalam tahap rancangan
III. Computer Crime Act

Merupakan Undang-undang penyalahan penggunaan


Information Technology di Malaysia Computer Crime
Act (Malaysia) merupakan suatu peraturan Undang –
undang yang memberikan pelanggaran – pelanggaran
yang berkaitan dengan penyalah gunaan komputer,
undang – undang ini berlaku pada tahun 1997.
Computer crime berkaitan dengan pemakaian komputer
secara illegal oleh pemakai yang bersifat tidak sah, baik
untuk kesenangan atau untuk maksud mencari
keuntungan.
Cybercrime merupakan suatu kegiatan yang dapat
dihukum karena telah menggunakan komputer dalam
jaringan Internet yang merugikan dan menimbulkan
kerusakan pada jaringan komputer Internet, yaitu
merusak properti, masuk tanpa izin, pencurian hak milik
intelektual, pornografi, pemalsuan data, pencurian,
pengelapan dana masyarakat. Cyber Law di asosiasikan
dengan media internet yang merupakan aspek hukum
dengan ruang lingkup yang disetiap aspeknya
berhubungan dengan manusia dengan memanfaatkan
tekhnologi internet.
IV. Council Of Europe Convetion On Cyber Crime

Merupakan suatu organisasi international dengan fungsi untuk


melindungi manusia dari kejahatan dunia maya dengan aturan
dan sekaligus meningkatkan kerjasama internasional. 38
Negara, termasuk Amerika Serikat tergabung dalam organisasi
international ini. Tujuan dari organisasi ini adalah memerangi
cybercrime, meningkatkan investigasi kemampuan.
Council of Europe Convention on Cyber Crime (Dewan Eropa
Konvensi Cyber Crime), yang berlaku mulai pada bulan Juli
2004, adalah dewan yang membuat perjanjian internasional
untuk mengatasi kejahatan komputer dan kejahatan internet
yang dapat menyelaraskan hukum nasional, meningkatkan
teknik investigasi dan meningkatkan kerjasama internasional.
Tujuan utama adanya konvensi ini adalah untuk membuat
kebijakan kriminal umum yang ditujukan untuk perlindungan
masyarakat terhadap Cyber Crime melalui harmonisasi
legalisasi nasional, peningkatan kemampuan penegakan
hukum dan peradilan, dan peningkatan kerjasama
internasional.
Any qustion ?
Sekian

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai