Anda di halaman 1dari 24

Direktorat Standardisasi Obat Tradisional,

kosmetik dan produk komplemen


Kosmetika

Kebutuhan Primer???
Perdagangan
bebas

Peredaran
kosmetika
meningkat
1. Aspek pengguna
● Jenis kelamin dan usia
● Wilayah geografis
● Strata sosial
2. Aspek gaya hidup
mempengarui pemilihan dan penggunaan
kosmetika → semakin bervariasinya kosmetika
yang lebih multifungsi, praktis dan peduli :
bedak 3 in 1
3. Aspek resiko dan keamanan
● Aman, bermanfaat dan bermutu

● Resiko dan keamanan kosmetika →


tanggung jawab produsen, importir maupun
distributor →sepanjang digunakan sesuai
dengan aturan pemakaian (mis: sampo,
pasta gigi, sediaan kumur)
1. Merkuri
 Logam berat berbahaya, bersifat racun
 Perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam pada
kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada
susunan saraf, otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin (teratogenik), bahkan paparan
jangka pendek dalam dosistinggi menyebabkan
diare, muntah-muntah dan kerusakan ginjal
 Zat karsinogenik (menyebabkan kangker)
2. Hidrokinon
 Zat reduktor mudah larut dalam air
 Menghambat pembentukan melanin → pencerah
kulit
 Pemakaian jangka panjang dan dosis tinggi →
hiperpigmentasi → kulit berwarna kehitaman
(ochronosis) → setelah pengunaan selama 6 (enam)
bulan dan kemungkinan tidak dapat pulih kembali
(irreversible)
 Cara kerja hidrokinon dalam mencerahkan kulit adalah
melalui mekanisme efek toksik hidrokinon terhadap
melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen hitam
pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis
(proses pembentukan melanin).
 Efek toksik hidrokinon terjadi karena hidrokinon
berkompetisi dengan tirosin sebagai substrat untuk
tirosinase (enzim yang berperan dalam pembentukan
melanin), sehingga tirosinase mengoksidasi hidrokinon
dan menghasilkan benzokinon yang toksik terhadap
melanosit.
 Pemakaian jangka menengah → kehilangan
pigmen sehingga kulit menjadi pucat secara tidak
beraturan (vitiligo/leukoderma)
 Krim yang mengandung hidrokinon akan
terakumulasi dalam kulit → mutasi dan
kerusakan DNA → pemakaian jangka panjang
bersifat karsinogenik
 Penguna jangka menengah → kehilangan
pigmen sehingga kulit menjadi pucat secara
tidak berturan (vitiligo/leukoderma)
 Krim yang mengandung hidrokinon akan
terakumulasi dalam kulit → mutasi dan
kerusakan DNA → bersifat karsinogenik
3. Asam Retinoat/ Tretinoin/ Retinoic acid
 Menyebabkan kulit terang, rasa terbakar
dan teratogenik
 Disalahgunakan pada sediaan peeling
dengan mekanisme kerja pengelupasan
kulit
mekanisme kerja asam retinoat:
1. Pengaktifan reseptor asam retinoat (RAR)
Interaksinya dengan RAR pada sel kulit mampu merangsang proses perbanyakan dan
perkembangan sel kulit terluar (epidermis) sehingga asam retinoat secara topikal dengan
dosis 0,05 atau 0,1 % mampu memperbaiki perubahan struktur/penuaan kulit akibat radiasi
ultraviolet.
2. Pembentukan dan peningkatan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Associated
Lipocalin)
Asam retinoat dapat meningkatkan pembentukan dan peningkatan jumlah protein NGAL
yang mengakibatkan matinya sel kelenjar sebasea (sel penghasil sebum/minyak), yang
kemudian akan mengurangi produksi sebum sehingga mampu mengurangi timbulnya
jerawat.
3. Berperan sebagai iritan
Asam retinoat juga bekerja sebagai iritan pada epitel folikel (lapisan pada lubang tumbuhnya
rambut) yang memicu peradangan dan mencegah bergabungnya sel tanduk menjadi massa
yang padat sehingga tidak menyumbat folikel dan tidak menghasilkan komedo. Selain itu,
asam retinoat juga meningkatkan produksi sel tanduk sehingga mampu melemahkan dan
mendesak komedo untuk keluar.
4. Bahan pewarna
Merah K3 (CI 15585)
Merah K10 (Rhodamin B)
Jingga K.1 (CI 12075)
 Zat warna sintetis → zat warna kertas, tekstil atau
tinta
 Zat karsinogenik
 Rhodamin B konsentrasi tinggi → kerusakan hati
 Disalahgunakan pada lipstick atau sediaan dekoratif
lain (pemulas kelopak mata dan perona pipi)
5. Diethylene Glycol (DEG)
 Racun bagi manusia dan binatang → depresi sistem
saraf pusat, keracunan pada hati dan gagal ginjal
 Merupakan sesepora (trace element) yang terdapat
pada bahan baku gliserin dan atau polietilen oksida
yang digunakan pada pembuatan kosmetika
misalnya pasta gigi
jadi kadar DEG dalam gliserin dan polietilen glikol
tidak boleh melebihi batas kadar yang ditentukan.
 Hanya terjadi pada orang sensitif
 Pada pemakaian berulang (tidak pernah terjadi
pada saat pemakaian pertama kali) terjadi setelah
periode sensitisasi (minimal 14 hari), timbul
setelah pemakaian dalam jangka waktu lama
 Dapat timbul di tempat aplikasi atau di tempat
lain, tidak selalu ditempat kosmetik digunakan
 Biasa terdapat dalam sediaan parfum, lipstik,
pewarna rambut dan pemulas kuku
 Dapat terjadi pada semua orang disebabkan
oleh bahan yang mempunyai sifat iritan
 Gejala kulit kemerahan, pembengkakan pada
kulit disertai gatal
 Bahan iritan terdapat pada pemutih, pengeriting
rambut, pewarna rambut, dan deodoran
Sodium Lauryl Sulphate (SLS)
o Biasa terdapat pada sabun, sampho, pasta gigi

dan pembersih badan


o Iritan dan dapat memicu dermatitis

2. Perfume/Fragrance

alergi → mata kemerahan, iritasi mata, hidung


dan tengorokan, mual (nausea), migrain, sakit
kepala, dan sinusitis
3. Minyak essensial/minyak atsiri
alergi → mata kemerahan, iritasi mata, hidung dan
tenggorokan, nausea (mual), dan sakit kepala
4. Alcohol
reaksi panas pada kulit, komedogenik (pencetus
timbulnya komedo)
5. Thioglycolate acid
iritasi berupa kulit kemerahan
6. Ammonium persulphate
dapat menyebabkan alergi dan iritasi
7. p-Phenylenediamine
o Alergi berupa urtikaria (biduran) dan ruam

8. Propylene glycol
kemerahan pada kulit dan dermatitis kontak
9. Isopropyl alcohol
o Pelarut pada beberapa produk perawatan kulit

o Dapat mengiritasi dan merusak lapisan asam

kulit alkohol → kekeringan pada kulit


10. TEA (triethanolamine) and MEA
TEA dengan senyawa amina → sistem
nitroso →pengunaan jangka panjang
→diduga dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker ginjal dan hati

Anda mungkin juga menyukai