Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DALAM RENTANG SEHAT-SAKIT


OLEH KELOMPOK 3 :

1) Juvencia Efren Da Costa (181111057)


2) Maria Heltiana Detrida (181111061)
3) Erwin Nata Bora (181111049)
4) Gregorius Gelu (181111052)
5) Intan Baedenggan (181111054)
6) Gabriela Kurnia Manafe (181111051)
7) Mega Penun (181111064)
8) Santi Snae (181111074)
9) Selviana Opat (181111073)
10) Defri Hermensen Bolla (181111045)

2
Pendahuluan...
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memlihara kesehatan seoptimal
mungkin.

Langkah-langkahnya dimulai dari pengkajian : pengumpulan data, analisis data


dan penentuan masalah, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. Proses
keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok
khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi.

3
DEFINISI EVALUASI!
Evaluasi adalah langkah ”Terakhir” dari proses keperawatan yang terkait
dengan penilaian. Praktik keperawatan bersifat dinamis, dan untuk landasan
intervensi komunitas agar tepat waktu dan relefan.
Basis data komunitas, diangnosis keperawatan, dan rencana program
kesehatan harus diefaluasi secara rutin.

Evektifitas intervensi keperawatan komunitas tergantung pada penilaian ulang


berkelanjutan terhadap kesehatan komuitas dan pada refisi intervensi terencana
yang tepat.

4
TUJUAN EVALUASI!
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat
dapat mengambil keputusan.
✘ Mengakhiri rencana tindakankeperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
di tetapkan)
✘ Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan)
✘ Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan)

5
PROSES EVALUASI!
Proses evaluasi terdiri dari dua tahap:
1) Mengukur pencapaian tujuan klien
Perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam
evaluasi. Faktor yang di evaluasi menegnai status kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa komponen, meliputi:
KAPP (kognitif,evektif,psikomotor,perubahan fungsi dan gejala yang spesifik).
2) Menentukan keputusan pada tahap evaluasi.
Tehap berikutnya adalah membuat keputusan tentang pencapaian klien terhadap outcomes. Ada 3 kemungkinan
kepetusan pada tahap ini:
✘ Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien
lebih lanjut atau mengevaluasi outcomes yang lain.
✘ Klien masih dalam proses mencapai hasil yang telah ditentukan. Perawat mengetahui keadaan klien dalam tahap
perubahan kearah pemecahan masalah. Penambahan waktu,resources,dan intervensi mungkin di perlukan sebelum
tujuan tercapai.
✘ Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah di tentukan. Pada situasi ini, perawat harus mencoba untuk
mengidentifikasi alasan mengapa keadaan atau masalah ini timbul.

6
MENGETAHUI
CARA BELAJAR
MENGAJAR DI
KOMUNITAS

7
Proses Belajar Mengajar Di Komunitas
A. DOMAIN BELAJAR

Domain belajar Terdiri dari 3 domain yaitu:

Domain Domain Domain


Kognitif Afektis Psikomotor

8
1
Domain
Kognitif

Domain kognitif pembelajarannya melibatkan pikiran dan proses


berpikir. Kapan arti dan hubungan serangkaian fakta di genggam dan
pembelajaran kognitig di alami. Domain kognitif berhubungan dengan
penarikan atau pengakuan pengetahuan dan pengembangan intelektual
dan keterampilan (bloom, 1956). Ada 6 level utama dalam kognitif :
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
3) Aplikasinya
4) Analisis
5) Perpaduan
6) Evaluasi

9
2
Domain
Afektif

Domain afektif dimana pembelajaran terjadi meliputi emosi,


perasaan, atau pengaruh. Pembelajaran semacam ini berhubungan
dengaan perubahan minat, sikap, dan nilai-nilai (Bloom, 1956). Di sini,
perawat menghadapi tugas mencoba mempengaruhi klien. Perawat ingin
klien mengembangkan kemampuan untuk menerima ide yang
mempromosikan pola perilaku sehat bahkan jika ide-ide itu bertentangan
dengan nilai-nilai klien sendiri, sikap dan nilai-nilai yang mereka pelajari
dapat berkembang secara bertahap, seperti cara perasaan dan respon
seseorang dibentuk oleh kelurga, teman saya, pengalaman, dan pengaruh
sosial.

10
Tingkatan pada domain afektif:

1) Pada tingkat pertama pembelajar cukup merima; merka bersedia untuk


mendengarkan, untuk menunjukan kesadaran, dan menjadi perhatian.
Perawat bertujuan untuk memperoleh dan menfokuskan perhatian
peserta didik.
2) Tingkat kedua peserta didik menjadi aktif dengan menganggapi
informasi dengan cara tertentu. Contohnyaadalah: kesediaan untuk
membaca materi pendidikan, untuk berpartisipasi dalam diskusi, untuk
menyelesaikan tugas.
3) Di tingkat ketiga, siswa melampirkan nilai pada informasi yang di
peroleh.

11
3
Domain
Psikomotor
Domain psikomotor termasuk melihat atau mengobservasi, dapat dibuktikan
keterampilan kinerja yang membutuhkan semacam neuromuscular koordinasi.
Klien di komunitas perlu belajar keterampilan seperti: mandi bayi, pengambilan
suhu, pemeriksaan diri payudara atau testis, latihan pernapasan prenatal, irigasi
keteter, berjalan dengan kruk, dan cara pengganti perban.

Untuk pembelajaran psikomotor berlangsung, tiga kondisi yang harus di


penuhi:
1. peserta didik harus memiliki keterampilan
2. peserta didik harusmemiliki gambaran sensorik tentangcara melakukan
keterampilan
3. peserta didik harus berlatih keterampilan.

12
B. TEORI BELAJAR

Teori belajar adalah: pandangan yang sistematis dan


terintegrasi kedalam sifarf proses, di mana orang berhubungan
dengan lingkungan mereka dengan sedemikian rupa untuk
meningkatkan kemapuan merka untuk menggunakan keduanya,
dan lingkungan mereka menjadi efektif.
Beberapa teori belajar dikembangkannoleh pendididkan
psikolog di abad ke-20. Merka dikelompokan menjadi epat
kategori: perilaku, kognitif,sosial dan humanistic.

13
C. Model pengajaran kesehatan
Teori tentang pemebelajaran memebrikan pemahaman umum
tentang bagaimana orang belajar. Selain itu,berbagai model
pengajaran kesehatan secara khusus focus pada penjelasan
pengalaman kesehatan individu , perilaku, dan tindakan. Model –
model ini cocok dengan belajar teori untuk memeberikan
gambaran yang lebih akurat kepada perawat kebutuhan belajar
klien dan klien:
1. Minum Cloutterbuck Matriks Data
2. Model Kesehatan Kepercayaan
3. Model Promosi Kesehatan Pender
4. Model PROCEED

14
D. Mengajar di tiga tingkat pencegahan
Perawat harus mengembangkan program pengajaran yang
bertepatan dengan tingkat pencegahan yang di butuhkan oleh
klien. Tiga level (Ditetapkan dalam Bab 1) pencegahan
primer,sekunder,tersier.
Idealnya, perawat berfokus mengajar ditingkat dasar, jika
perawat mampu.Jika perawat mampu menjangkau lebih banyak
orang pada tingkat ini, itu akan membantu mengunrangi tahun
morbiditas dan membatasi selanjutnya kelemahan banyak orang
mengalami cacat itu mungkin telah di cegah jika perilaku
pencegahan primer telah dimasukkan dalam kegiatan sehari hari
meraka. Karena pencegahan tingkat dasar tidak dimungkinkan
dalam sebuah kasus, sebagian besar waktu perawat di habiskan
mengajar ditingkat sekunder dan tersier
15
Terapi Tradisional
Komunitas

16
Definisi terapi komplementer

Menurut WHO(Word Heald Organization), pengobatan komplomenter adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan.Jadi untuk indonesia,jamu misalnya, bukan termaksud pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.Pengobatan tradisional
yang di maksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu di gunakan
dan di turunkan secara turun temurun pada suatu negara tapi di plipina misalnya,
jamu indonesia bisa di kategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang di lakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan medis konvensial atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar
pengobatan medis konvensional

17
Jenis-jenis Terapi Komplementer

✘ Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti ayurweda dan


akupunktur.
✘ Terapi fisik seperti chiropractic, pijat dan yoga.
✘ Homeopati atau jamu-jamuan.
✘ Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki.
✘ Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
✘ Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral.

18
Faktor Terapi Komplementer

✘ Pasien dengan penyakit jantung.


✘ Pasien dengan autisme dan
hiperaktif.
✘ Pasien kanker

19
Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer

✘ Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain


dokter dan praktisi terapi.
✘ Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam
fungsinya secara holistik dengan memberikan advokat dalam hal
keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.

20
Teknik terapi komplementer di Indonesia

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer


yang telah ditetakan olehDepartemen kesehatan untuk dapat
diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, Yaitu sebagai
berikut :
1. Akupuntur
2. Terapi hiperbarik
3. Terapi herbal medik

21
Persyaratan dalam terapi komplementer

✘ Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai


berikut :
✘ Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi
yang sudah memiliki kompetensi
✘ Bahan yang digunakan harus sudah terstandar dan dalam bentuk
sediaan farmasi
✘ Rumah sakit yang dapat melalukan pelayanan penelitian harus
telah mendapat izin dari Departemen kesehatan Republik Indonesi
dan akan dilakukan pemantauan terus-menerus
22
thanks!

Any questions?
23

Anda mungkin juga menyukai