Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI

MOCHAMAD FAISAL BAYU


SITI MAKKIAH

PEMBIMBING :
DR. DR. IWAN AFLANIE, M.KES, SP.F.,
S.H.
PENDAHULUAN

 Identifikasi merupakan proses pengenalan jati diri yang pertama kali diperkenalkan oleh Alfonsus
Bertillon (1853-1914), seorang dokter berkebangsaan Perancis. Teknik identifikasi ini semakin
berkembang setelah kepolisian Perancis berhasil menemukan banyak pelaku tindakan kriminal. Saat
ini proses identifikasi telah dimanfaatkan untuk kepentingan asuransi, penentuan keturunan, ahli waris,
penyebab kecelakaan dan kematian seseorang, menemukan orang hilang, serta menentukan apakah
seseorang dapat dinyatakan bebas dari hukuman. Proses ini juga sangat diperlukan dalam identifikasi
korban bencana massal (Disaster Victim Identification/DVI), baik yang disebabkan oleh alam (gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, banjir) maupun ulah manusia (kecelakaan darat, udara, laut, kebakaran
hutan serta terorisme
DEFINISI DAN FUNGSI IDENTIFIKASI

identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk
menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam
kasus pidana maupun perdata.Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena
adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.
Tujuan identifikasi forensik adalah untuk membantu menetukan kebenaran dan kesalahan dari suatu Tindakan
KLASIFIKASI
Pemeriksaan
fisik

Sidik jari
Hidup
Golongan
darah

Ciri-ciri dan
Identifikasi
tanda khas

Umum
Mati
khusus
PEMERIKSAAN UMUM FORENSIK

 Menentukan manusia atau bukan

 Menetukan jumlah korban

 Menentukan jenis kelamin

 Menentukan Umur
MENENTUKAN MANUSIA ATAU BUKAN

 Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan apakah potongan jaringan berasal dari manusia atau hewan. Bilamana
berasal dari manusia, ditentukan apakah potongan-potongan tersebut dari satu tubuh. Penentuan juga meliputi
jenis kelamin, ras, umur, tinggi badan, dan keterangan lain seperti cacat tubuh, penyakit yang pernah diderita,
serta cara pemotongan tubuh yang mengalami mutilasi. Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari
manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik
dan pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin). Penentuan jenis kelamin ditentukan
dengan pemeriksaan makroskopik dan harus diperkuat dengan pemeriksaan mikroskopik yang bertujuan
menemukan kromatin seks wanita, seperti Drumstick pada leukosit dan badan Barr pada sel epitel serta
jaringan otot
JUMLAH KORBAN

 Adanya duplikasi dari tulang sejenis

 Perbedaan ukuran

 Perbedaan usia tulang

 Asimetris

 Kontur sendi tidak sama

 X-ray trabecular pattern yang tidak sama

 Perlekatan otot yang tiodak sama.3


JENIS KELAMIN

 Histologis

 Rangka atau tulang belulang

 Bentuk tubuh
JUMLAH KORBAN
MENENTUKAN UMUR

 Umur merupakan identitas primer, selain penting untuk identifikasi juga diperlukan dalam kasus-kasus, seperti ,Perkosaan, Pelanggaran

kesusilaan, Perkawinan, Warisan, Undang-undang kerja, Wajib militer, Wajib belajar, Saksi pengadilan, Saksi pengadilan. 3 Pada pemeriksaan

luar korban hanya dapat memperkirakan usia seseorang dan kemungkinan dapat terjadi kesalahan bila korban adalah dewasa. Untuk menentukan

umur dari pemeriksaan kerangka dapat dilakukan dengan melihat:

 a. Wajah,

 b. Gigi-geligi,

 c. Perubahan tulang dan osifikasi,

 d. Berat badan dan tinggi badan.


Gigi Atas dan Bawah

Incisivus I 7 tahun

Incisivus II 8 tahun

Caninus 11 tahun

Premolar I 9 tahun

Premolar II 10 tahun

Molar 1 8 tahun

Molar II 12-13 tahun

Molar III 17-25 tahun


PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan khusus
Sidik jari

DNA

Odontologi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai