Anda di halaman 1dari 34

Macam-macam Metode Penelitian

Metode penelitian yang paling pokok :


1. Historis 2. Deskriptif
3. Eksperimen 4. Kasus & Lapangan.
Metode penelitian pada umumnya :
1. Historical Study ( Studi Kesejarahan ).
2. Case Study ( Studi Kasus ).
3. Descriptive Survey ( Survai Deskriptif ).
4. Explanatory Survey ( Survai Eksplanatori ).
5. Experimental Method ( Metode Eksperimental ).
6. Feasebility Study ( Studi Kelayakan ).
7. Action Research ( Penelitian Tindakan / Kaji Tindak ).
1. Studi Kesejarahan ( Historical Study )
Memperoleh pengetahuan ttg. sejarah dalam bentuk
rekonstruksi masa lalu yg sistematis dan objektif. Data/
informasi yg terkumpul ; dokumen-2 sejarah, naskah-2,
benda-2 peninggalan masa lalu.
2. Studi Kasus ( Case Study )
Meneliti seluruh unsur, ciri & sifat, proses dan fungsi
dari kesatuan sosial dlm satu kesatuan sistemnya, dan
merupakan kejadian / peritiwa masa sekarang.
3. Survai Deskriptif ( Descriptive Survey )
Tidak semua unsur, ciri dan sifat, proses dan fungsi
fenomena diteliti, tetapi hanya beberapa saja yg diang-
gap masalah, serta pemecahannya belum diketahui.
4. Survai Eksplanatori ( Explanatory Survey )
Penelitian sebab-akibat yang menjelaskan peristiwa
sekarang & yang akan datang. ( Causality Research )
5. Metode Eksperimental ( Experimental Method )
Percobaan utk. memahami pengaruh suatu kondisi
yang diciptakan terhadap gejala tertentu.
6. Studi Kelayakan ( Feasebility Study )
Bersifat evaluatif melalui diagnosa yg ditujukan pada
layak tidaknya suatu tindakan atau usaha dilakukan.
7. Penelitian Tindakan / Kaji Tindak ( Action Research )
Bertujuan mempelajari suatu area / wilayah / daerah
( termasuk kehidupan masyarakatnya ) segera setelah
penelitian dilakukan.
Jenis-jenis Penelitian
Ditinjau dari berbagai segi, penelitian digolongkan :

No. Dasar Penggolongan Jenis – jenis Penelitian


01. Bidang Yang Diteliti * Ilmu Pengetahuan Sosial / Non Eksakta
* Ilmu Pengetahuan Alam / Eksakta
02. Tempat / Lokasi Penelitian * Laboratorium
* Library / Perpustakaan
* Kancah / Field / Lapangan
03. Pemakaiannya * Murni / Pure / Basic
* Terpakai / Applied
04. Tujuan Umum * Eksploratif / Explorative
* Developmental
* Verifikatif / Verificative
05. Tarafnya * Deskriptif / Descriptive
* Inferensial / Inferencial
06. Proses Berlangsungnya * Historis Dokumenter
Prosedur Penelitian * Eksperimental / Experimental
07. Aktivitas Yang Dilakukan * Penemuan Fakta
* Interpretasi Kritis
* Lengkap
08. Pendekatan * Longitudinal
* Cross Sectional
09 Tingkat Eksplanasi * Deskriptif
* Komparatif
* Asosiatif
10. Jenis Data & Analisis * Kuantitatif
* Kualitatif
* Campuran

Keterangan :

- Penelitian Murni ( Pure / Basic / Grounded Research )


Berdasarkan keinginan untuk mengetahui se-mata2 yang tidak
langsung mempunyai kegunaan praktis, misal ; penelitian ruang
angkasa.
- Penelitian Terpakai / Terapan ( Applied Research )
Utk. menjawab sesuatu masalah yg muncul pada suatu ketika,
agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik/efisien, mis ; riset
biaya hidup/upah/gaji.
- Penelitian Eksploratif ( Explorative Research )
Menemukan problematik-2 baru / sebab terjadinya sesuatu.
- Penelitian Developmental
Mengembangkan pengetahuan yg. sudah ada/penyempurnaan
terhadap sistem.
- Penelitian Verifikatif
Bertujuan untuk menguji kebenaran sesuatu pengetahuan.
- Penelitian Deskriptif
Melukiskan/menggambarkan keadaan objek/persoalannya dan
tidak dimaksudkan untuk mengambil / menarik kesimpulan yang
berlaku umum.
- Penelitian Inferensial
Menyimpulkan secara umum yg. dijadikan dasar utk. mengha-
dapi hal2 khusus / langkah2 praktis dalam menghadapi kejadian2
tertentu.
- Penelitian Historis Dokumenter
Bertujuan utk menetapkan status data sejarah pada masa lalu,
mis. ; G-30S/PKI.
- Penelitian Eksperimental
Meramalkan keadaan yang akan datang, mis ; proyek pesawat
luar angkasa.
- Penelitian Penemuan Fakta ( Fact Finding Research )
Menemukan fakta, tanpa mengadakan suatu generalisasi.
- Penelitian Interpretasi Kritis ( Critical Interpretation Research )
Mengungkapkan pemikiran ttg suatu masalah dlm bentuk urai-
an yang kritis dan logis.
- Penelitian Lengkap ( Complete Research )
Mengadakan generalisasi atas dasar fakta-2 yg ada, kemudian
menginterpretasikan yg kritis & mencari metode pemecahannya.
- Penelitian Longitudinal
Mempelajari brbagai tingkat pertumbuhan dgn. cara mengikuti
perkembangan individu yg sama dalam jangka waktu yg panjang.
- Penelitian Cross Sectional
Mengambil subjek dari berbagai tkt. umur & karakteristik lain
dalam waktu yang bersamaan. Data diperoleh lebih lengkap dan
cepat, sehingga lebih menggambarkan perkembangan individu
selama masa pertumbuhan.
- Penelitian Komparatif
Penelitian yang bersifat membandingkan.
- Penelitian Asosiatif
Penelitian untuk mencari hubungan antara suatu variabel dgn.
variabel lainnya ; simetris, kausal & interaktif.
- Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan falsafah positivisme atau ilmu yang valid, empiris,
teramati, terukur & logis matematis ( Analisis data dgn statistik :
Data berbentuk angka/ data kualitatif yg diangkakan/ skala ukur.

- Penelitian Kualitatif
Objek penelitian yg spesifik dan membatasi sejumlah pola pikir
kategorisasi, intervalisasi dan kontinuasi ( Analisis data tanpa sta-
tistik : Data berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar ).

- Penelitian Kualitatif – Kuantitatif ( Campuran )


Data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif
yang berwujud angka-2 hasil perhitungan / pengukuran ( Analisis
data berupa data kualitatif yg dikuantitatifkan utk. Penggabungan
2 variabel atau lebih data, kemudian setelah hasil akhir didapat,
maka dikualitatifkan kembali ).
Proposisi Dalam Penelitian
Proposisi : Suatu pernyataan yg. terdiri dari satu atau lebih satu
Konsep atau Variabel.
- Konsep : Ide-2, penggambaran hal2 / benda2 ( kongkrit ) maupun
gejala sosial, yg. dinyatakan dalam satu istilah atau kata. Konsep
terbentuk dengan jalan Abstraksi dan Generalisasi.
* Abstraksi : Proses menarik intisari dari ide2, hal2, benda2 mau-
pun gejala sosial.
* Generalisasi : Menarik kesimpulan yg umum dari sejumlah ide2,
hal2, benda2, maupun gejala sosial yang khusus.
Fungsi Konsep : Untuk menyederhanakan pikiran terhadap ide2,
hal2, benda2, maupun gejala sosial, agar memungkinkan adanya
keteraturan sehingga memudahkan terjadinya komunikasi.

- Variabel : Suatu konsep yang mempunyai variasi nilai / sifat.


Macam-macam Variabel :
1. Variabel Independen
Variabel bebas, stimulus, predictor, antecedent ; variabel yg
mempengaruhi atau yg menjadi sebab perubahannya/timbulnya
variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen
Variabel terikat, output, kriteria, konsekuen ; variabel yg. di-
pengaruhi / yg. menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3. Variabel Kontrol
Variabel yg. dikendalikan/dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini, sering digunakan oleh
peneliti jika akan melakukan penelitian yg bersifat membanding-
kan.
4. Variabel Moderator
Variabel yg. mempengaruhi ( memperkuat / memperlemah )
hubungan antara variabel independen dgn. dependen. Variabel
ini disebut sbg. variabel kedua. Contoh : Hubungan motivasi &
produktivitas kerja akan semakin kuat, jika peranan pemimpin
dlm. menciptakan iklim kerja sangat baik, & hubungan semakin
rendah, jika peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan
iklim kerja.

5. Variabel Intervening
Variabel yg. secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dgn dependen menjadi hubungan yg. tidak
langsung & tidak dapat diamati atau diukur. Variabel ini, adalah
variabel penyela atau antara yg. terletak diantara variabel inde-
penden dan dependen, sehingga variabel independen tdk. lang-
sung mempengaruhi berubahnya/timbulnya variabel dependen.
Jenis-jenis Proposisi
Jenis proposisi / preposisi yang digunakan dalam penelitian :
1. Aksioma : Suatu pernyataan yang telah diterima sbg. suatu hal
yg. dianggap benar/berlaku. Kebenarannya sudah tdk diragukan
lagi, sehingga tidak perlu diuji.
2. Postulasi : Suatu pernyataan yang kebenaran / keberlakuannya
telah dibuktikan secara empiris.
3. Teorema : Pernyataan yg. dideduksikan dari sejumlah Aksioma
atau Postulasi.
4. Hipotesis : Pernyataan yg. dirumuskan dlm bentuk yg dapat diuji
dan menggambarkan/memprediksikan suatu hub tertentu antara
dua/lebih variabel. Kebenaran atau keberlakuan suatu Hipotesis
harus diuji lebih dulu secara empiris. Hipotesis, sering dipahami
sebagai jawaban sementara atas suatu problem riset, yg. masih
5. Generalisasi Empiris : Pernyataan yg disimpulkn secara induktif
dari sejumlah data berdasarkan hasil penelitian.

Jenis-2 Proposisi Secara Skematis Dalam Bentuk Tabel

Jenis Proposisi Bagaimana Dibuat Dapat Langsung


Diuji atau Tidak
Aksioma Benar berdasarkan Tidak
Definisi
Postulat Dianggap Benar Tidak

Teorema Dibuat dari Aksioma Ya


atau Postulat
Hipotesis Dibuat secara Deduksi Ya
atau dari Data
Generalisasi Empiris Dibuat dari Data Ya
Hipotesis & Asumsi
Hipotesis -> Hypo = Kurang ; Thesis = Pendapat
Hipotesis : Suatu kesimpulan/pendapat yg. masih kurang,
artinya;Kesimpulan/pendapat tsb. belum final,
karena masih harus dibuktikan, setelah teruji/
terbukti kebenarannya maka akan menjadikan
suatu pendapat.
Sutrisno Hadi, Hipotesis : Dugaan yg. mungkin benar,
atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau
palsu, dan akan diterima jika fakta-2 membenarkannya.
K.D. Bailey, Hipotesis : Proposisi yg dinyatakan dalam
bentuk yg. dapat diuji, dan meramalkan suatu hubungan
tertentu antara dua variabel.
F.N. Kerlinger, Hipotesis : Kesimpulan sementara/pro-
posisi tentatif ttg. hubungan antara dua variabel / lebih.
Masri Singarimbun, Hipotesis : Jawaban sementara ter-
hadap permasalahan penelitian, yang harus diuji.
Hipotesis : Suatu pernyataan (proposisi) yg dirumuskan
dalam bentuk yg. harus dapat diuji, menjelaskan bentuk
hubungan yang ada antara dua atau lebih variabel, dan
pernyataan tsb masih merupakan jawaban sementara su-
atu permasalahan penelitian.
Asumsi : Pernyataan yg. berperanan sebagai titik tolak
utk mempelajari suatu gejala/variabel maupun hub. dian-
tara variabel. Asumsi, diturunkan dari seperangkat teori.
Dari teori-2 yang ada dapat dikemukakan asumsi-asumsi
tentang keadaan atau hubungan variabel-2 yg. tercakup
dalam permasalahan penelitian.

Fungsi Pokok Hipotesis ( Troy Wilson Organ ) :


1. Memperoleh suatu kesimpulan tentang suatu masalah.
2. Memperjelas keadaan yg. membingungkan atau masih
menjadi teka-teki (puzzling situation).
3. Mendapat arah bagi suatu tindakan.
4. Membuat suatu prediksi yang mungkin ; menunjukkan
jalan untuk hampir semua langkah yg. akan ditempuh
dan pengumpulan data yang dijalankan, adalah untuk
membuktikan/menyangkal hipotesis tersebut.
Bentuk-bentuk Hipotesis :
1. Hipotesis Deskriptif
Menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yg. menjadi
fokus perhatian penelitian, berdasarkan variabel tertentu.
Contoh :
- Permasalah Penelitian : Apakah penerimaan terhadap proses
pembaharuan mempunyai perbedaan pada mereka yg berasal
dari suatu lingkungan sosial tertentu ?.
- Asumsi :
1/ Tingkat pendidikan yg. ditempuh seseorang memungkinkan
keterbukaan untuk meniru proses pembaharuan.
2/ Nilai yg. dianut seseorang merupakan dasar pengarah bagi
proses penerimaan pembaharuan.
3/ Tingkat informasi yg dimiliki seseorang dapat memberi pan-
dangan mengenai suatu proses pembaharuan.
- Hipotesis Umum : Orang yg. berasal dari lingkungan sosial yg.
terbuka lebih mudah menerima proses pembaharuan.
- Hipotesis Khusus :
1/ Orang dengan pendidikan yg tinggi relatif lebih mudah me-
nerima proses pembaharuan.
2/ Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang modern lebih
mudah menerima proses pembaharuan.
3/ Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah meneri-
ma proses pembaharuan.

2. Hipotesis Korelasional
Menggambarkan hubungan diantara dua atau lebih variabel,
tetapi tidak menunjukkan variabel mana yg. menjadi sebab dan
variabel mana yang menjadi akibat dalam hubungan tersebut.
Contoh :
- Permasalah Penelitian : Hal2 yg. berhubungan dengan tingkat
hasil produksi suatu perusahaan.
- Asumsi :
1/ Jumlah tenaga ahli dlm suatu perusahaan berhubungan dgn
tingkat hasil produksi.
2/ Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yg.
ketat.
3/ Peraturan kerja dlm. perusahaan berhubungan dgn. tingkat

hasil produksi.
- Hipotesis : Semakin besar jumlah tenaga ahli dlm. suatu peru-
sahaan, semakin rendah tk. keketatan peraturan kerja perusa-
haan, behubungan dgn. hasil produksi yg semakin meningkat.

3. Hipotesis Kausalitas
Selain menggambarkan hub. diantara dua atau lebih variabel,
juga menunjukkan variabel mana yg. menjadi sebab & variabel
Contoh :
- Permasalah Penelitian : Mengapa timbul kecenderungan ber-
buat tindakan kriminal dalam suatu lingkungan masyarakat.
- Asumsi :
1/ Suatu lingk. masyarakat mempunyai suatu daya absorbsi,
yaitu daya serap atau peredam terhadap gejala sosial yang
dapat menimbulkan goncangan.
2/ Seseorang dpt. merasa frustasi apabila merasa tersisihkan
dari lingkungan masyarakatnya.
3/ Seseorang yg merasa frustasi lebih mudah dirangsang utk.
cenderung berbuat tindakan kriminal.
- Hipotesis : Untuk mereka yg berada pada lingkungan masya-
rakat yg sangat rendah daya absorbsinya jika mereka merasa
semakin tersisihkan dari lingk. masyarakatnya, maka mereka
semakin mudah dirangsang utk. cenderung berbuat tindakan
kimininal.
Hipotesis Penelitian :
* Hipotesis Kerja
Hipotesis yg. biasanya dirumuskan dalam bentuk pernyataan :
Jika …….. , maka …….. . Hipotesis kerja pada prinsipnya dapat
digolongkan ke dalam hipotesis deskriptif, korelasional, maupun
kausalitas, tergantung muatan atau isi dari hipotesisnya.
* Hipotesis Statistik
Tujuan yang dimaksudkan untuk pengujian secara statistik :
- Hipotesis Asli / Alternatif ( Ha / H1 ) ;
Ha / H1 : Pria lebih senang merokok daripada wanita.
- Hipotesis Nol ( Ho ) ;
Ho : Tidak ada perbedaan kesenangan merokok antara pria &
wanita.

NB : ‘ Permasalahan Penelitian ’ : Pembatasan ruang lingkup dari


hal-hal yang menjadi focus of interest.
Populasi & Sampel
Populasi ( Universe )
Jumlah unit analisis secara keseluruhan ; Objek yg akan diteliti.
Sugiyono ( 2004 : 90 ), Populasi : Wilayah generalisasi yg terdiri
atas objek/subjek yg mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Arikunto ( 1998 : 115 ), Populasi : Keseluruhan subjek penelitian.
Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yg ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Studi /
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Marzuki ( 1995 : 41 ), Sensus : Mencatat semua elemen yang di-
selidiki ; jadi menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadi-
an atau peristiwa. … dan yang dihasilkan adalah nilai karakteristik
sesungguhnya ( true value ). Kumpulan seluruh elemen itu dinama-
kan populasi / universe.
Sedarmayanti ( 2002 : 121-122 ), Populasi : Himpunan keselu-
ruhan karakteristik dari objek yg diteliti, atau Keseluruhan/totalitas
objek psikologis yg dibatasi oleh kriteria tertentu. Objek psikologis :
Objek yg dapat ditangkap panca indra manusia, dan memiliki sifat
konkrit.
Banyaknya objek psikologis dalam populasi : Ukuran populasi
( N ). Ukuran populasi ada yg. bersifat terukur atau dapat dihitung
( countable ), dan ada yang bersifat tidak terukur atau tidak dapat
dihitung ( uncountable ). Jika suatu ukuran populasi sangat besar
banyaknya / ukurannya, tetapi masih dapat diukur/dihitung, maka
disebut populasi terhingga (finite population). Jika ukuran populasi
sedemikian rupa shingga sulit untuk diukur/dihitung, maka disebut
populasi tak terhingga ( infinite population ).
Jika penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian yang diam-
bil dari populasi, maka disebut sampel.
Sampel ( n )
Bagian dari populasi yg. akan diteliti & dianggap dpt menggam-
barkan populasinya ( Representative ).
Sugiyono ( 2007 : 81 ), Sampel : Bagian dari jumlah & karakte-
ristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika Populasi besar dan
peneliti tdk. mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
maka peneliti dpt memakai sampel yg diambil dari populasi itu.
Ferguson ( 1976 ), Sampel : Beberapa bagian kecil/cuplikan yg
ditarik dari populasi.
Arikunto ( 1998 : 117 ), Sampel : Sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.

Teknik Sampling -> Teknik Penarikan/Pengambilan Sampel


1. Probability Sampling : Berdasarkan peluang
2. Non probability Sampling : Tidak berdasarkan peluang.
1. Probability Sampling
Bahwa peluang atau kemungkinan terpilihnya setiap anggota
sampel dpt. ditentukan, artinya : Pengambilan sampel berdasar-
kan peluang, yaitu ; cara pengambilan dilakukan secara random
atau acak.
Sugiyono (2004 : 92), Probability Sampling : Teknik pengam-
bilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a. Random Sampling : Pengambilan sampel secara acak.
- Simple Random Sampling
Setiap unsur dalam populasi mendapat kesempatan atau
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel dgn. acak tanpa memperhatikan strata yg.
ada dalam populasi, dan bersifat homogen serta dilakukan
dengan undian atau angka random.
b. Systematic Random Sampling : Pengambilan sampel secara
acak sistematik
Pemilihan unsur sebagai anggota sampel dgn. memakai
suatu interval tertentu, dan unsur pertama ditentukan berda-
sarkan random/acak dengan cara ordinal, sampai terpenuhi
jumlah yang diperlukan.

c. Stratified Random Sampling : Pengambilan sampel secara


acak berlapis
Sebelum diambil sampel, populasi di-bagi2 menjadi sub-
sub populasi yg. disebut strata / lapisan / kelompok yg. lebih
kecil. Dilakukan krn. populasi bersifat ‘heterogen’, sehingga
dgn mengelompokkan menjadi beberapa strata, diharapkan
tiap stratum menjadi relatif ‘homogen’.
- Proportionate Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel berstrata dgn pendekatan propor-
sional, banyaknya subjek dlm. setiap sub kelompok/strata
hrs diketahui perbandingannya lebih dulu. Lalu ditentukan
persentase besarnya sampel dari populasi. Persentase /
proporsi ini lalu diterapkan dlm. pengambilan sampel bagi
setiap sub kelompok atau stratanya.
Jadi digunakan jika populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen & berstrata secara proporsional.

- Disproportionate Stratified Random Sampling


Penentuan sampel dilakukan tidak dengan mengambil
proporsi yang sama bagi setiap sub kelompok atau strata,
tetapi dimaksudkan untuk mencapai jumlah tertentu dari
masing-2 strata.
Jadi digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Random Sampling : Pengambilan sampel secara a-
cak berumpun / area / wilayah
Teknik sampling yg. dilakukan dengan mengambil wakil
dari setiap wilayah yg. terdapat dalam populasi. Atau untuk
menentukan sampel, jika objek yg akan diteliti atau sumber
data sangat luas/banyak, yaitu; melakukan randomisasi ter-
hadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual.
Jadi, teknik sampling yg. digunakan melalui penentuan
sampel daerah/wilayah, kemudian menentukan orang-2 yg.
ada pada daerah/wilayah itu secara sampling juga.
- Multi-stage Random Sampling : Pengambilan sampel lebih
dari satu tahap.
- Area Random Sampling : Pengambilan sampel berdasarkn
rumpun-2 yg merupakan daerah/wilayah geografis.
2. Non Probability Sampling
Bahwa peluang terpilihnya setiap anggota sampel tidak dike-
tahui. Kemungkinan / peluang seseorang untuk terpilih menjadi
anggota sampel tidak dapat diketahui. Sehingga seluruh unsur/
anggota atau subjek penelitian tdk memiliki peluang yang sama
untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Sugiyono (2004 : 95), Non-Probability Sampling : Teknik pe-
ngambilan sampel yg. tidak memberikan peluang / kesempatan
yg. sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
a. Accidental Sampling : Pengambilan sampel secara kebetulan
Siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dgn
peneliti dapat dijadikan sbg sampel, jika dipandang orang tsb.
cocok/sesuai sebagai sumber data.
Jadi, pemilihan anggota sampel dengan sesuka hati asal-
kan pemilihan anggota tsb. dapat dijadikan sumber informasi/
data & ada dalam populasinya (sangat subjektif).
b. Quota Sampling : Pengambilan samplel berdasarkan jumlah
Jumlah subjek yg. akan diselidiki ditetapkan dahulu. Jika
quotum telah ditentukan mulailah penyelidikan & ttg siapa yg
akan dijadikan responden, terserah kpd. pengumpul data.
Teknik sampling ini juga dilakukan tdk mendasarkan diri
pada strata/daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yg.
sudah ditentukan, artinya; Dalam pengumpulan data, peneliti
menghubungi subjek yang memenuhi syarat ; ciri-2 populasi,
meski dari mana asal subjek tsb, asal masih dalam populasi.
Biasanya yang dihubungi yaitu ; subjek yang mudah ditemui,
sehingga pengumpulan datanya mudah, dan yg. penting ter-
penuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.
Jadi, penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-2 tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Purposive Sampling : Pengambilan sampel atas dasar tujuan
Pengambilan unsur-2 yang dimasukkan dalam sampel di-
lakukan dgn sengaja, asalkan sampel tersebut representatif/
mewakili populasi (Judgement Sampling : Berdasarkan pen-
dapat atau pertimbangan-2 tertentu ).
Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, mi-
salnya alasan keterbatasan waktu, tenaga & dana, sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar & jauh. Meskipun
diperbolehkan; peneliti dapat menentukan sampel berdasar-
kan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-2 yg harus dipenuhi :
1/ Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-2, sifat-2/
karakteristik tertentu, yg merupakan ciri-2 pokok populasi.
2/ Subjek yang diambil sebagai sampel benar-2 merupakan
subjek yg. paling banyak mengandung ciri-2 yg. ada pada
populasi (key subjects).
3/ Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat
di dalam studi pendahuluan.
Pengambilan sampel ini cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian-2 yang tidak melakukan generalisasi
dan tdk menggunakan statistik parametrik sbg teknik analisis
data ( tidak memenuhi persyaratan random).
d. Snowball Sampling : Pengambilan sampel seperti bola salju.
Teknik penentuan sampel yg. mula-2 jumlahnya kecil, lalu
membesar. Seperti bola salju yg bergulir semakin lama akan
menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, mula-2 dipilih 1/2 orang, tetapi
karena dengan 2 orang ini belum merasa lengkap terhadap
data yg diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang di-
pandang lebih tahu & dpt. melengkapi data yg diberikan oleh
dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
Contoh Variabel Moderator :
Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik
(kuat) jika mempunyai anak, dan akan semakin renggang
jika ada pihak ketiga ikut mencampuri. Di sini anak sbg .
variabel moderator yang memperkuat hubungan, serta
pihak ketiga sebagai variabel moderator yg. memperle-
mah hubungan.

Anda mungkin juga menyukai