REFERAT

APPENDICITIS AKUT

Disusun Oleh:
Nur Isman S,Ked
Pembimbing :
dr. Arif Budi Satria, Sp.B, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
 PEMBAHASAN
1. Appendicitis

Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada appendix

vermicularis.

Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur namun paling sering pada usia
20 hingga 30 tahun. Jarang ditemukan pada anak kurang dari satu tahun. Rasio
kejadian appendicitis pada pria : wanita = 1,3-1,4 : 1.
 2. PATOFISIOLOGI
DIET DAN OBSTRUKSI BAKTERIOLOGI
HIEGINE

PERTUMBUHAN PROSES
DISTENSI
BAKTERI INFLAMASI

TEKANAN PERFORASI
INTRALUMINAL GANGGUAN
VASKULARISASI

ABSES LOKAL
SARAF AFFERENS

APENDICITIS
INFILTRAT
NYERI DIFUSE
 3. Manifestasi Klinis:

 
 
Frekuensi
Gejala (%)
 
Nyeri perut 100

Anorexia 100

Mual 90

Muntah 75

Nyeri berpindah 50

Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian

anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah 50
ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)
*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam  
 4. MANUVER PEMERIKSAAN

Rovsing’s Sign

Psoas Sign
 Lanjutan....

Obturator Sign Blumberg’s Sign

 5. Pemeriksaan Penunjang

Peningkatan CRP ≥ 8 mcg/mL, hitung

Laboratorium leukosit ≥ 11000, dan persentase neutrofil ≥
75%

Ukuran anterior-posterior Appendix 6 mm

USG Abdomen atau lebih, adanya cairan atau massa
pericaecal.
Mengidentifikasi Appendix normal,
CT-Scan phlegmon dan abscess.
Abscess appendix  percutaneous drainage
secara tepat, biaya mahal.

Alvarado Score Membantu dalam penegakan diagnosa

appendicitis akut.
 Lampiran

USG pada potongan Longitudinal CT-Scan Abdomen: Appendicitis

Apendicitis perforata dengan abcess dan kumpulan
cairan di pelvis
 Lampiran

CT Scan abdomen: Penebalan

Appendix
(panah) dengan appendicolith
 6. Penegakan Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis
 7. Diagnosis Banding

Penyakit
Gastroenteritis Chron’s
Urogenital
Akut Enteritis
pada laki-laki

Infeksi Saluran Perforasi Ulkus

Batu Urethra
Kencing Peptikum

Kelainan
Ginekologi
8. Komplikasi

Perforasi

Peritonitis

Appendicitis
Infiltrat
 DAFTAR PUSTAKA
 1. Lally KP, Cox CS, Andrassy RJ, Appendix. In: Sabiston Texbook of Surgery. 17th edition.
Ed:Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004:
1381-93
 2. Jaffe BM, Berger DH. The Appendix. In: Schwartz’s Principles of Surgery Volume 2. 8th edition.
Ed: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. New York: McGraw
Hill Companies Inc. 2005:1119-34
 3. Way LW. Appendix. In: Current Surgical Diagnosis & Treatment. 11 edition. Ed:Way LW.
Doherty GM. Boston: McGraw Hill. 2003:668-72
 4. Human Anatomy 205. Retrieved at October 20th 2011 From: http://www
.talkorigins.org/faqs/vestiges/vermiform_Appendix.jpg
 5. http://www.med.unifi.it/didonline/annoV/clinchirI/Casiclinici/Caso10/Appendicitis1x.jpg
 6. Ellis H, Nathanson LK. Appendix and Appendectomy. In : Maingot’s Abdominal Operations Vol
II. 10th edition. Ed: Zinner Mj, Schwartz SI, Ellis H, Ashley SW, McFadden DW. Singapore: McGraw
Hill Co. 2001: 1191-222
 7 Soybel DI. Appedix In: Surgery Basic Science and Clinical Evidence Vol 1. Ed: Norton JA,
Bollinger RR, Chang AE, Lowry SF, Mulvihill SJ, Pass HI, Thompson RW. New York: Springer
Verlag Inc. 2000: 647-62
 8 Prinz RA, Madura JA. Appendicitis and Appendiceal Abscess. In: Mastery of Surgery Vol II. 4th
edition. Ed: Baker RJ, Fiscer JE. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2001: 1466-78
Terima Kasih..........