1. Pertimbangan biofarmasetik
Termasuk faktor yang mempengaruhi absorbsi
bahan aktif obat dari berbagai rute pemberian
2. Faktor obat
Sifat kimia, dan fisika bahan aktif obat
3. Pertimbangan terapeutik
Termasuk pertimbangan penyakit yang akan
diobati dan pasien
Pertimbangan Biofarmasetik dalam Merancang Bentuk Sediaan Farmasi
• Biofarmasetik dapat dipandang sebagai studi tentang hubungan
ilmu fisika, kimia dan biologi yang diterapkan pada bahan aktif
obat, bentuk sediaan, kerja obat. Pemahaman prisip ini penting
dalam perencanaan bentuk sediaan terutama jika dilihat dari
segi absorbsi obat, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat.
• Pada umumnya suatu bahan aktif haruslah berada dalm bentuk
larutan agar dapat diabsorbsi melalui membran kulit, saluran
cerna dan paru-paru kedalam cairan tubuh. Obat terpenetrasi
melalui membran ini melalui 2 cara yang umum yaitu :
1. Difusi pasif
2. Mekanisme transport khusus
1. Difusi Pasif
• Pada difusi pasif yang mengontrol absorbsi kebanyakan obat, proses
disebabkan oleh gradien konsentrasi yang melewati membran dimana
molekul obat berpindah dari daerah konsentrasi tinggi kedaerah dengan
konsentrasi rendah . Kelarutan dalam lemak dan derajat ionisasi dari
molekul pada tempat absorbsi mempengaruhi kecepatan difusi.
• Rute oral merupakan bentuk yang paling sering dipilih pada pemberian
obat untuk mendapatkan efek sistemik sesudah absorbsi melalui
bermacam jaringan mukosa saluran cerna .
• Dibandingkan dengan rute pemberian obat lainnya , rute oral
merupakan cara pemberian yang sederhana lebih menyenangkan dan
merupakan cara pemberian paling aman. Kerugian obat yang diberikan
menurut rute ini ialah; kerja lambat, kemungkinan absorbsi tidak
teratur dan terurainya beberapa obat oleh enzym dan sekresi salur
cerna.
• Waktu pengosongan lambung merupakan faktor penting untuk efektifitas
absorbsi obat dari usus. Pengosongan lambung yang lambat dapat
merugikan karena beberapa obat dapat diinaktifkan oleh cairan lambung
atau terjadi perlambatan absorbsi obat yang secara efektif diabsorbsi pada
usus.
• Pada usus halus pH 6,5 dengan luas permukaan dengan absorbsi yang
besar , baik asam lemah maupun basa lemah akan diabsorbsi dengan baik.
2. Rute rektal
• Obat yang diberikan secara rektal kebanyakan untuk tujuan
lokal, akan tetapi kadang-kadang juga untuk tujuan
sistemik.
• Untuk partikel obat yang diberikan dalam bentuk aerosol ukuran tetesan
partikel akan menentukan penetrasi pada daerah alveolus , zona dimana
proses absorbsi berlangsung cepat. Partikel obat yang larut dengan ukuran
diameter tetesan 0,5 -1 mikrometer akan mencapai alveoli. Partikel
dengan ukuran lebih besar akan terdorong dengan pernafasan atau
terdeposit pada saluran bronchial yang lebih besar.
• Rute pemberian obat ini sangat bermanfaat untuk pengobatan asma
dengan menggunakan baik aerosol bubuk dan aerosol yang mengandung
bahan aktif obat dalam propelan cair inert (misal aerosol salbutamol dan
isoprenalin)
Data Kimia Fisika yang Penting dalam Merancang Bentuk Sediaan Farmasi dan Perhatian yang Perlu
Ditekankan pada Proses Perakitan Obat
Sifat lain - -
Sifat Organoleptik
• Obat mutakhir mengharuskan agar supaya bentuk sediaan
dapat diterima penderita. Akan tetapi dalam kenyataan banyak
sekali bahan aktif obat yang digunakan sekarang berasa tidak
enak dan tidak menarik sehingga bentuk sediaannya terutama
sediaan oral yang mengandung bahan aktif tersebut
memerlukan zat peningkat rasa dan bau ( flavor ) tambahan
agar supaya bau dan rasa dapat diterima penderita.
• Flavor untuk warna kuning diberikan flavor jeruk.
• Untuk menutup rasa pahit, kadang-kadang diperlukan pula
penambahan pemanis, seperti sacharosa dan natrium saccharin
sedangkan untuk penderita diabetes digunakan sorbitol.
Ukuran Partikel dan Luas Permukaan
Penurunan ukuran partikel akan memperbesar luas permukaan
spesifik dari serbuk. Beberapa yang dapat dipengaruhi oleh ukuran
partikel antara lain:
• Kecepatan disolusi obat
• Kecepatan absorbsi
• Keseragaman kandungan obat dalam sediaan dan stabilitas
tergantung kepada variasi ukuran partikel .