Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR ADMINISTRASI PADA LELANG

AANMANING DAN PENETAPAN


EKSEKUSI
KELOMPOK 7
1. WIDDIKA AHLUL ARSYA (E1A017329)
2. ALVIAN NUR FARDIANSYAH (E1A017330)
3. FIRMANSYAH WISNU MURTI (E1A017332)
4. NORMA AMALIA R A (E1A017333)
5. RIZKY PUTRA DINO R (E1A017334)
A. PERINGATAN (AANMANING)

1 2 3 4 5

PENGERTIAN TENGGANG CARA TIDAK PANGGILAN


PERINGATAN WAKTU MELAKUKAN MENGHADIRI PERINGATAN
PERINGATAN PERINGATAN PERINGATAN DI PENUHI
1. Pengertian
Peringatan
• Aanmaning adalah suatu peringatan dari pengadilan kepada pihak yang
berperkara
• Peringatan ini diberikan kepada pihak yang kalah, agar melaksanakan
putusan pengadilan dalam perkara perdata yang sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap, secara sukarela atau kemauannya sendiri dalam jangka waktu
tertentu dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri setelah ternyata tergugat
tidak mau menjalankan putusan secara sukarela.

Gramshire Elementary School | 2020


2. Tenggang Waktu Peringatan

• Dasar hukum 196 HIR/207 RBg


• Batas maksimum masa peringatan yang diberikan Ketua
Pengadilan Negeri paling lama delapan (8) hari. Maksud
memberikan batas peringatan :
• Dalam batas waktu peringatan tergugat diminta untuk
menjalankan putusan secara sukarela
• Apabila batas waktu yang diberikan dilampaui dan
tergugat tetap tidak menjalankan putusan, maka
putusan itu sudah dapat dieksekusi dengan paksa
3. Cara Melakukan Peringatan

• Aanmaning dilakukan dengan cara pemanggilan


terhadap pihak yang kalah dengan menentukan :
–Hari
–Tanggal, dan
–Jam persidangan dalam surat panggilan tersebut.
Pemberian peringatan tersebut dilakukan dengan cara :

a. Melakukan sidang insidental yang dihadiri oleh Ketua Pengadilan,


Panitera dan pihak yang kalah.
b. Memberikan peringatan atau teguran supaya pihak yang kalah tersebut
menjalankan putusan Hakim dalam jangka waktu 8 (delapan) hari.
c. Membuat berita acara aanmaning dengan mencatat semua peristiwa
yang terjadi di dalam sidang tersebut sebagai bukti otentik bahwa
aanmaning telah dilakukan dan berita acara ini merupakan landasan
untuk dilakukannya eksekusi yang akan dilaksanakan selanjutnya.
4. Tidak Menghadiri Peringatan
Pedoman penerapannya dapat ditempuh dengan cara :
• Ketidakhadiran berdasarkan alasan yang patut
Apabila ketidakhadiran memenuhi panggilan peringatan didasarkan
atas halangan yang patut dan beralasan maka :
- ketidakhadiran dianggap belum sah
- harus dilakukan panggilan ulang
• Ketidakhadiran tanpa alasan
Apabila pihak yang kalah tidak mau memenuhi panggilan peringatan
tanpa alasan yang patut maka:
• tidak diperlukan proses pemeriksaan sidang peringatan
• tidak diberikan masa tenggang peringtan
• secara ex officio Ketua Pengadilan Negeri dapat langsung mengeluarkan surat
perintah eksekusi dalam eksekusi riil dan dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang
5. Panggilan Peringatan Dipenuhi

Selama masa tenggang peringatan, diberikan hak dan kesempatan kepada pihak yang
kalah (tergugat) untuk menjalankan pemenuhan isi putusan yang dihukumkan kepadanya.
Apabila dia tetap enggan menjalankan pemenuhan dalam masa peringatan, dengan
sendirinya ia akan berhadapan dengan proses yang dirumuskan dalam kalimat Pasal 197
Ayat 1 HIR atau Pasal 208 Ayat 1 RBG :
“Dengan dilampauinya masa peringatan, perintah eksekusi sudah dapat dikeluarkan
secraa ex officio oleh Ketua Pengadilan Negeri”
Maksudnya apabila tenggang masa peringatan telah lampau, dan tidak ada keterangan
atau pernyataan dari pihak yang kalah, maka Ketua Pengadilan Negeri dapat langsung
memerintahkan eksekusi tanpa menunggu permohonan ulang dari pihak yang menang
perkara
B. SURAT PERINTAH EKSEKUSI

Dikeluarkan oleh Ketua Berisi perintah Perintah ditujukan kepada


Pengadilan Negeri menjalakan eksekusi Panitera atau Juru Sita
dengan surat perintah
cC. BERITA ACARA EKSEKUSI
• Dalam Pasal 197 Ayat 5 HIR atau Pasal 209 Ayat 4 RBg disitu secara
tegas memerintahkan pejabat yang menjalankan eksekusi “membuat”
berita acara eksekusi. Oleh karena itu tanpa berita acara, eksekusi
dianggap tidak sah. Keabasahan formal eksekusi hanya dapat
dibuktikan dengan berita acara dengan mencantumkan :
1. Saksi Dalam Berita Acara
Saksi yang membantu harus tercantum didalam berita acara,yang
mensyaratkan :
opejabat yang menjalankan eksekusi mesti dibantu oleh dua orang
okedudukan kedua orang pembantu pejabat yang menjalankan eksekusi
sekaligus menjadi saksi eksekusi
2. Penandatanganan Berita Acara
Syarat formal penandatanganan berita acara ekskusi dilakukan
oleh :
oPejabat pelaksana eksekusi (panitera atau juru sita)
oKedua orang saksi yang ikut membantu jalannya eksekusi
D. Pelaksanaan Lelang Eksekusi
• Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik
secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara
penawaran harga secara lisan dan/atau tertulis yang didahului
dengan usaha mengumpulkan peminat.
• Dalam praktek Pengadilan agama penjualan lelang seringkali
dilakukan dalam melaksanakan putusan tentang pembagian harta
bersama atau harta warisan, bila pembagian harta/barang tidak
dapat dilakukan secara "in natura".
• Sesuai ps.200 (1) HIR/ps.215 (1) RBg penjualan lelang barang
tersita hanya dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara, menurut
Ps.1 angka 4 Kep. Menkeu No.:45/KMK 01/2002 Kantor Lelang
adalah Kantor Pelayan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).
• Dalam pelaksanaan lelang eksekusi Ketua PA selaku penjual mengajukan
permohonan kepada KP2LN. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai persiapan
lelang eksekusi :
1) Salinan/copy putusan PA
2) Salinan/copy penetapan Aanmaning
3) Salinan/copy penetapan sita
4) Salinan/copy berita acara pelaksanaan sita
5) Salinan/copy perincian hutang yang harus dipenuhi oleh termohon eksekusi
6) Salinan/copy pemberitahuan lelang kepada termohon eksekusi.
7) Copy bukti kepemilikan tidak dikuasai, harus ada pernyataan tertulis dari
penjual bahwa barang-barang tersebut tidak disertai dengan bukti kepemilikan
dengan alasan.

Anda mungkin juga menyukai