Anda di halaman 1dari 12

Obat yang menurunkan

kontraktilitas uterus atau


tokolitik

Kelompok 4 :
1.Muhridah
2.Nadofah
3.Nurul Aini Ramadani
Obat yang menurunkan kontraktilitas uterus
atau tokolitik

A. Preparat agonis adrenoreseptor beta


B. Penyekat saluran kalsium (terutama nifedipin )
C. Atosiban
D. Kesimpulan : 0bat – obat tokolitik
E. Kortikosteroid dan tokolisis
Beberapa golongan obat memiliki sifat tokolitik :
Argonis adrenoreseptor beta (seperti ritodrin)
Magnesium sulfat
Penyekat kalsium (niredipin)
Antagonis oksitosin (mis.atosiban)
Alkohol(seperti indometisin,sulindac)
Sebagian di antara obat-obat ini masih tengah diselidiki untuk pemakaiannya pada
prematur / preterm.
A. Preparat agonis adrenoreseptor beta
a) Bagaimana tubuh menangani agonis adrenoreseptor beta
b) Kerja preparat adrenoreseptor beta
c) Efek samping preparat adrenoreseptor beta
d) Kewaspadaan dan kontraindikasi
a). Bagaimana tubuh menangani agonis adrenoreseptor beta:
Kelompok preparat golongan simpatomimetik ini meliputi : ritodrin,terbutalin,salbutamol
dan adrenalin.
Obat-obat ini dapat diberikan lewat penyuntikan intravena,intramuskuler dan subkutan
atau melalui pemberian intravena jalur oral.pemberian intravena ritodrin akan memberikan
hasil yang efektif dalam tempo 5 menit dengan konsentrasi puncak dan efek samping yang
terjadi 50 mnt.
Preparat agonis adrenoreseptor beta misalnya : ritodrin,salbutamol,atau
terbutaline,merupakan preparat yang bekerja efektif selama 4 jam dan harus diberikan
setiap 4 jam sekali atau 2-3 jam sekali selama periode terlihatnya aktivitas uterus.
b). Kerja preparat agonis adrenoreseptor beta
Obat-obat ini bekerja seperti adrenalin yaitu dengan mestimulasi reseptor beta dalam
hati dan otot polos serta kelenjar pada banyak organ yang meliputi uterus,paru-paru serta
usus.
Takaran pemberiannya harus disesuaikan menurut hasil pemantauan terhadap respon
pasien dan efek saping obat.
d). Kewaspadaan dan kontraindikasi
Preparat agonis adrenoreseptor beta dianggap berbahaya terutama bagi ibu
hamil dengan kelainan jantung,hipertiroidisme atau hipertensi yang mencakup
hipertensi pulmonalis disamping itu, penyakit diabetes, hypokalemia yang sudah
ada sebelumnya dapat menjadi semakin parah dan berbahaya.penggunaan terapi
tokolitik tidak boleh dilakukan jika tindakan tersebut membahayakan
janin,kompresi tali pusat.
c).efek samping preparat agonis adrenoreseptor beta :
Stimulasi kardiovaskuler
Vasodilatasi

Aktivasi sistem renin-angiotensin


Sistem saraf pusat
Inhibisi otot polos
Pengeringan sekresi mucus
B. Penyekat saluran kalsium (terutama nifedipin)
 Nifedipin merupakan preparat yag sama efektifnya seperti preparat agonis
beta( ritodrin)dalam menghambat kontraksi uterus yang premature.kerena
memiliki efek samping yang lebih sedikit pada ibu, penundaan kelahiran yang
lebih lama dan insidens morbiditas neonatal yang lebih rendah maka, nifedipin
kini dijadikan sebagai obat pertama pada beberapa unit di kebidanan di
inggris.nifedipin lebih cocok dibandingkan ritodrin bagi ibu hamil yang menderita
diabetes.
a). Bagaimana tubuh menangani nifedipin
 Pemberian nifedipin dilakukan per oral dan bekerja dalam waktu 30-60 menit
ketikadiberika per oral dalam bentuk tablet atau kapsul.makanan akan
meningkatkan absorpsi nifedipin dari tablet tetapi menurunkan absorpsinya dari
kabsul.sebagian besar nifedipin akan dimetabolisasi oleh hati dan dengan
demikian pemakaian dengan dosis yang rendah harus dilakukan pada pasien-
pasien penyakit hati.
b). Kerja dan efek samping difedipin
 Hipotensi dan iskemia
 Edema paru
 Vasodilatasi
 Masalah gastrointestinal
c).Kewaspadaan dan kontraindikasi
Penghentian mendadak pemberian preparat penyekat kalsium dapat memicu
rasa nyeri pada dada,palpitasi atau bahkan infark miokard, karena itu,
penghentian pemakaian obat ini biasanya dilakukan secara berangsur-angsur.
Penyimpanan obat harus dilakukan dalam wadah yang kedap udara dan jauh
dari cahaya.
C.Atosiban
 preparat antagonis oksitosin tersebut baru-baru ini diperkenalkan di
inggris(UK). Preparat ini diindikasikan untuk tokolisis dengan pembatasan
yang sama seperti yang diperlakukan pada obat-obat tokolitik lainnya,yaitu
pemberian hanya dibatasi selama 48 jam. Efek samping atosiban meliputi
muntah,hipertensi,sakit kepala,hiperglikemiadan reaksi di tempat
suntikan,akan tetapi,para pakar yang berwewenang di A.S. melaporkan bahwa
atosiban umumnya dapat ditoleransi.
D. Kesimpulan : obat-obat tokolitik
 Obat tokolitik yang paling banyak digunakan adalah ritrodrin,tetapi terbutalin
dan salbutamol memiliki kerja yang serupa.obat-obat ini dapat diberikan
intravena pada suatu situasi yang akut untuk menghambat persalinan
premature,dan kemudian pemberiannya dilanjutkan selama 12-48 jam
sesudah kontraksi uterus berhenti.
 Seorang pasien yang mendapatkan preparat relaksan uterus harus menjalani
pemantauan yang ketat untuk memantau efek sampingnya maupun
ketidakstabilan tokolisis.jika persalinan tetap berlangsur sebelum waktunya
(premature) kendati pasien sudah mendapatkan dosis maksimal yang bias
ditoleransi,pemakaian obat tersebut harus dihentikan dan dilakukan
persiapan untuk merawat neonates yang lahir premature.
E. Kortikosteroid dan tokolitik
a) Maturasi paru-paru janin
b) Pemberian kortikosteroid
c) Kerja kortikosteroid dan efek sampingnya
d) Interaksi dengan kortikosteroid
e) Kesimpulan : kortikosteroid
Daftar pustaka
Jordan,Sue 2003. farmakologi kebidanan.
Penerbit Buku KEDOKTERAN EGN :Jakarta

Anda mungkin juga menyukai