Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 3

MUHAMMAD AZIMUDIN
ZAKIAH
HALIMATUSSA’DIAH
MODUL 6
PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS
PERMULAAN (MMP)
KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBELAJARAN MEMBACA MENULIS
DI KELAS RENDAH
A. Pengertian MMP
B. Tujuan Pembelajaran MMP
A. Pengertian MMP
MMP merupakan kependekan dari membaca menulis
permulaan. Disebut permulaan karena hal pertama yang
diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan
itu adalah kemampuan membaca dan menulis yang lebih
diorientasikan pada kemampuan membaca dan menulis
tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf dan
kemampuan menulis mekanik. Kedua kemampuan ini
akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang-
bidang ilmu lainnya di sekolah.
kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan
ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membaca
tingkat lanjut, yakni kemampuan melek wacana adalah
kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni
kemampuan lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi
bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang
tersebut.
B. Tujuan Pembelajaran MMP
tujuan pembelajaran membaca dan menulis
permulaan menurut kurikulum 2004 tercermin
dalam kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator aspek membaca dan menulis untuk kelas
satu SD.
KEGIATAN BELAJAR 2
STRATEGI PEMBELAJARAN MMP

A. Metode Pembelajaran MMP


B. Model Pembelajaran MMP
A. Metode Pembelajaran MMP
Sajian pertama pada awal anak-anak memasuki
lingkungan sekolah adalah program MMP. Dalam
pelaksanaan pembelajarannya, dikenal bermacam-
macam metode pembelajaran MMP, yakni ;
1. metode eja
2. metode bunyi
3. metode suku kata (silaba)
4. Metode kata (lembaga kata)
5. metode global, dan
6. Metode SAS
Pembelajaran MMP dengan metode bunyi dan
metode eja/abjad/alfabet dimulai dengan
pengenalan unsur bahasa terkecil yang tidak
bermakna, yakni lambang-lambang huruf.
Berbekal pengetahuan tentang lambang-lambang
huruf, bergerak pada pengenalan satuan-satuan
bahasa diatasnya, yakni suku kata; lalu bergerak
menuju pengenalan kata hingga sampai pada
pengenalan kalimat. Perbedaan kedua metode ini
terletak pada cara pelafalan lambang-lambang
hurufnya, misalnya huruf /b/ dilafalkan [eb] dalam
metode bunyi dan dilafalkan [be] dalam metode
eja/abjad/alfabet
B. Model Pembelajaran MMP
Pembelajaran MMP terdiri atas pembelajaran membaca permulaan dan pembelajaran menulis
permulaan.
Pembelajaran membaca permulaan terbagi kedalam dua tahap, yakni;
1. Pembelajaran membaca tanpa buku
2. Pembelajaran membaca dengan menggunakan buku.
Terdapat bermacam variasi pembelajaran membaca permulaan, diantaranya;
1. membaca buku pelajaran (buku paket)
2. membaca buku/majalah anak
3. membaca bacaan sususnan bersama guru-siswa
4. membaca bacaan hasil susunan siswa.
Pembelajaran menulis permulaan terbagi kedalam dua tahap, yakni; 1. 1. Tahap pengenalan huruf, dan
2. Pelatihan menulis
Terdapat bermacam variasi bentuk alatihan menulis permulaan, diantaranya;
1. latihan pra menulis (memegang pensil dan gerakan tangan)
2. Mengeblat
3. Menghubungkan tanda titik-titik.
4. Menatap
5. Menyalin
6. Menulis halus/indah
7. dikte/imla
8. Melengkapi tulisan
9. Mengarang sederhana
KEGIATAN BELAJAR 3
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MMP
A. PENILAIAN PROSES
B. PENILAIAN HASIL
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan pemahaman data
(informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang
terkandung dalam data tersebut. Penilaian dalam
pembelajaran MMP berkenaan dengan penilaian
terhadap proses dan penilaian terhadap hasil.
Penilaian proses dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru
akan memperhatikan aktifitas, respon, kegiatan,
minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
A. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dalam kegiatan belajar-mengajar. Informasi yang harus terekam melalui
proses meliputi tiga ranah yakni ranah kognisi, afeksi, psikomotor.
Untuk mendapatkan informasi tentang ketiga ranah tersebut dalam
proses belajar tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis alat penilaian
tertentu. Alat penilaian yang berbentuk tes pada umunmnya cocok
untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan kognisi,
sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan afeksi dan
psikomotor lebih cocok bila digali dengan alat penilaian nontes. Tes
adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang
harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan testee (peserta
tes). Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat
dilakukan secara tertulis, lisan dan perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap dan
kepribadian.
B. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menentukan
pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat penilaian
yang digunakan bisa berupa tes maupun nontes
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
di SD/MI
KEGIATAN BELAJAR 1
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Keterampilan Berbahasa
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan Berbagai Fokus
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Fokus Keterampilan Berbahasa
Bahasa indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar
terdiri atas tiga komponen yaitu;
1. kebahasaan
2. kemampuan berbahasa
3. kesastraan.
Kompetensi kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu
a)struktur kebahasaan yang meliputi ponologi, morfologi,
sintaksis, semantik, kewacanaan, dan b)kosakata.
Kemampuan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu
a)kemampuan mendengarkan/menyimak, b) kemampuan
membaca, c) kemampuan berbicara, d) kemampuan menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus
keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa
indonesia yang ditekankan pada pengembangan
salah satu kompetensi dasar dan keempat
keterampilan berbahasa yang ada. Langkah-langkah
pembelajaran ditentukan oleh komponen bahan
pengajaran apa yang menjadi fokus dalam
pembelajaran. Jika difokuskan pada salah satu aspek
keterampilan berbahasa maka kegiatan belajar
mengajar ditujukan untuk mencapai tujuan
pengembangan kompetensi dari salah satu aspek
keterampilan berbahasa tersebut dengan pembagian
waktu yang lebih banyak untuk aspek keterampilan
berbahasa yang menjadi fokus pembelajaran saat ini.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Fokus Sastra.
Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada
apresiasi sastra. Oleh karena itu, teori-teori sastra
diajarkan dengan persentase yang sangat kecil, dan
tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa
teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal
pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Berbagai Fokus
Tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan berbagai Fokus untuk
mengembangkan salah satu komponen pembelajaran
Bahasa Indonesia yang dititik beratkan pada
pengembangan kompetensi dasar dari sala
KEGIATAN BELAJAR 2
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Keterampilan Berbahasa
B. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Sastra
Salah satu tahap yang harus ditempuh guru sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar adalah menyusun rencana pembelajaran.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) menurut kurikulum
2004 Mata Pelajaran BI, 4 keterampilan bebahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (dalam
Kurikulum 2004 disebut kompetensi dasar berbahasa) harus
mendapat perhatian yang seimbang dan dilaksanakan secara
terpadu. Disamping itu, guru juga harus memperhatikan bagaimana
memadukan empat keterampilan tersebut dengan kompetensi dasar
kebahasaan dan sastra.
Keterpaduan pembelajaran yang dimaksud dapat diwujudkan dalam
dua cara, yakni keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu
dan keterpaduan tanpa fokus, yang berarti keempatnya
diperlakukan secara seimbang atau sama, tanpa ada penekanan.
Agar pelaksanaan pengajaran benar-benar dapat terpadu antara
keempat keterampilan (kompetensi dasar), kompetensi dasar
kebahasaan, dan sastra,maka perencanaannya harus terpadu pula.
Disamping itu, keterpaduan dapat dilakukan dengan mata pelajaran
lain (sexing disebut terpadu antar bidang.
A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
fokus Keterampilan Berbahasa
Model pembelajaran BI dengan fokus keterampilan berbahasa
bukan berarti hanya mengajarkan salah satu keterampilan
berbahasa saja, akan tetapi keterampilan yang menjadi fokus
mendapat penekanan dan bahkan mendapatkan porsi waktu
yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus,
merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena
pembelajaran berangkat, tertuju, dan berakhir pada
keterampilan yang menjadi fokus pembelajaran. Disamping
pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa
tertentu, dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,
didalamnya juga harus terjadi pembelajaran kompetensi
dasar kebahasaan.
contoh-contoh model pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
fokus keterampilan berbahasa

1. Model pembelajaran BI dengan fokus mendengarkan


(menyimak)
2. Model pembelajaran BI dengan fokus berbicara
3. Model pembelajaran BI dengan fokus membaca
4. Model pembelajaran BI dengan fokus menulis
B. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Fokus Sastra
Pembelajaran sastra di SD/MI berdasarkan kurikulum 2004 secara
eksplisit tidak berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasi (terpadu
dengan kompetensi dasar atau keterampilan berbahasa dan
kompetensi dasar kebahasaan).
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya
sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh
kehangatan dan pada kesempatan yang tepat, dapat merupakan
wahana bagi mereka mempelajari dunia sekitarnya (Zuchdi, D. dan
Budiasih, 1997:75). Dengan membaca sastra, anak akan
memperoleh nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Karya sastra
dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka, membentuk
sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi (Sawyer
dan Corner, 1991:2-5).

Anda mungkin juga menyukai