Anda di halaman 1dari 31

Ilham Dianugraha 112018086

Lutfi Syaifan 112018212

Pembimbing:
dr. Faida Susantinah, Sp.Rad

Gambaran Radiologi
Sinusitis
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 09 November – 21 November 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu, sinus maksila, sinus
frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid.
• Sinus paranasal dapat terinfeksi oleh berbagai macam patogen yang pada akhirnya akan
mengakibatkan radang sinus (sinusitis).
• Pemeriksaan yang dapat membantu diagnosis sinusitis adalah foto polos dan CT-scan.
Pada foto polos dilakukan dengan posisi Waters, PA dan lateral, umumnya digunakan
untuk menilai kondisi sinus besar seperti maksila dan frontal, CT-scan merupakan gold
standard untuk menegakan sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus
secara keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Sinusitis didefinisikan sebagai proses inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya


disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sering disebut rinosinusitis.

• Sinus paranasal merupakan suatu ruang


berisi udara yang berada di tulang kepala
• Sinus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulang-tulang kepala.
• Sinus paranasal berhubungan dengan kavum
nasi melalui suatu ostium.
ANATOMI – SINUS MAKSILA

• Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar.


• Sinus maksila berbentuk segitiga. Dinding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang
disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal maksila, dinding medialnya
ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya adalah dasar orbita dan dinding inferior ialah
prosesus alveolaris dan palatum.

Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding


medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui
infindibulum etmoid.
ANATOMI – SINUS FRONTAL

• Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berleku-lekuk.


• Tidak adanya gambaran septum-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada foto Rontgen
menunjukkan adanya infeksi sinus.
• Sinus frontal dipisakan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga
infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. Sinus frontal berdraenase melalui ostiumnya
yang terletak di resesus frontal yang berhubungan dengan infundibulum etmoid.
ANATOMI – SINUS ETMOID

Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon, yang terdapat di
dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak di antara konka media dan dinding medial orbita.

• Bagian depan sinus etmoid anterior ada bagian sempit,


disebut resesus frontal, yang berhubungan dengan sinus
frontal.
• Daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang
disebut infundibulum, bermuaranya ostium sinus maksila.
• Pembengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat
menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di
infundibulum dapat menyebabkan sisnusitis maksila.
ANATOMI – SINUS SFENOID

• Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.


• Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. Batas superior terdapat
fosa serebri media dan kelenjar hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral
berbatasan dengan sinu kavernosus dan a.karotis interna dan di sebelah posteriornya
berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons.
ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI

infeksi saluran napas atas

infeksi gigi rhinitis

infeksi tonsil kelainan anatomi

sumbatan kompleks osteomeatal

Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering, serta
kebiasaan merokok. Keadaan tersebut lama – kelamaan akan merusak mukosa dan akan
mengganggu pergerakan dari silia.
GEJALA KLINIS

• Keluhan nyeri pipi menandakan sinusitis maxilla


• Nyeri di antara atau di belakang kedua bola mata menandakan sinusitis
ethmoid
• Nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontal
• Pada sinusitis sphenoid nyeri dirasakan di vertex, oksipital, belakang bola
mata dan daerah mastoid.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
Foto PA Kepala (Posisi Caldwell)
Foto PA Kepala (Posisi Caldwell)
Foto Lateral Kepala
Foto Lateral Kepala
Foto Posisi Waters
Foto Posisi Waters
Foto Submentoverteks
Foto Submentoverteks
Foto Posisi Towne
Foto Posisi Towne
CT-SCAN
Potongan axial
Sinusitis Maksilaris Akut Pada Potongan Axial Dan Coronal
Sinusitis Maksilaris Kronik pada Potongan Axial
Odontogenic Sinusitis
Sinusitis Kronik Frontalis dengan Erosi Tulang
Sphenoetmoid Sinsusitis
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Diagnosis sinusitis ditegakan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang.
Pada pemeriksaan penunjang yang dapat membantu diagnosis sinusitis adalah foto
polos dan CT-scan. Pada foto polos yang dilukan adalah dengan posisi Waters, PA
dan lateral, umumnya digunakan untuk menilai kondisi sinus besar seperti maksila
dan frontal, CT-scan merupakan gold standard untuk menegakan sinusitis karena
mampu menilai anatomi hidung dan sinus secara keseluruhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai