Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

“SIROSIS HEPATIS”

Pembimbing:
dr. Herawaty Purba S., M.Biomed, Sp.PD
Disusun oleh:
Andhika Dimas A.
NIM. 2016730010
Status
Pasien
Identitas Pasien

 Nama pasien : Tn. D


 Umur : 47 Tahun 5 Bulan
 Jenis kelamin : Laki- laki
 Agama : Islam
 Alamat : Kalapanunggal, Sukabumi
 Tanggal masuk RS : 23 Februari 2021
Anamnesis
KELUHAN UTAMA

Nyeri perut

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien mengeluh nyeri perut, dan nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan sulit buang air besar (BAB) sejak
1 minggu yang lalu. BAB tidak lancar dan tidak berwana hitam. Pasien mengatakan mudah Lelah dan
badannya terasa lemas. Pasien mengatakan perutnya seperti kembung sejak 1 minggu yang lalu, tidak terasa
sakit. Bila duduk, terasa seperti penuh dan disertai sesak. Pasien tidak mengeluh demam, batuk dan sakit
kepala. Bila makan, pasien mengatakan mudah begah sehingga napsu makan menurun. Pasien megatakan
kedua kakinya bengkak sejak 1 minggu yang lalu, namun tidak sakit.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien pernah mengeluh kencing disertai darah dan sering sakit saat berkemih, kemudian pasien
dioperasi kencing batu pada tahun 2018. Pasien dirawat selama 10 hari.

• Pasien mengakatakan 4 bulan lalu pernah muntah darah.

• Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis dan penyakit kuning

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat darah tinggi,
kencing manis, penyakit jantung, penyakit kuning.

RIWAYAT PENGOBATAN

• Pasien belum pernah berobat sebelumnya


RIWAYAT ALERGI

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien sehari-hari bekerja sebagai tukang ojeg, bekerja dari pagi hingga pukul 5 sore. Pasien
terkadang merokok ± 6 batang/hari. Pasien sering minum kopi sebanyak 1-2 gelas perhari. Pasien
mengaku tidak membeli obat-obatan di warung.
Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran : Compos mentis


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tanda-tanda vital :
o TD : 110/70 mmHg
o HR : 85x/menit
o RR : 24 x/menit
o SpO2 : 99%
o Suhu : 36,7°C
Status Generalis
• Rambut: Hitam, tidak mudah rontok • Abdomen
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+) Sklera ikterik (-/-) o Inspeksi : Ascites (+)

RCL (+/+), RCTLL (+/+) o Palpasi : Nyeri tekan (+), heoar & limpa sulit
• Telinga : Sekret (-/-), serumen (-/-) teraba
• Hidung : Septum deviasi (-) Sekret (-/-) Darah (-/-) o Perkusi : Shifting dullness (+)
• Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-) o Auskultasi : Bising usus (+)

• Leher : Pembesaran KGB (-)


• Thorax • Ekstremitas
o Inspeksi : Simetris, retraksi supraklavikula
Kanan Kiri
(-/-), ictus cordis tidak terlihat
Akral hangat, CRT < 2 detik, Akral hangat, CRT < 2 detik,
o Palpasi : Stem fremitus kanan = Stem fremitus edema (-) edema (-)

kiri, Akral hangat, CRT < 2 detik, Akral hangat, CRT < 2 detik,
edema (-) edema (-)
o Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
o Auskultasi : Vesikuler (+/+) Ronkhi (-/-) Wheezing
(-/-), BJ I-II reguler
Saran Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah lengkap


• Pemeriksaan fungsi hepar
• Pemeriksaan bilirubin
• Pemeriksaan albumin
• Serologi virus hepatitis
o HBV: HbSAg, HBeAg, Ati HBc, HBV-DNA
o HCV: Anti HCV, HCV-RNA
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

23 Februari 2021 Hematologi

Hb 3,6 Gr% 13-16


Jumlah Leukosit 2,700 /mm3 4000-16,000
Thrombosit 74,000 /mm3 150,000 – 400,000
Hitung jenis leukosit /      
DIFF
Eosinofil 0    
Basofil 0    
Batang 0    
Segmen 55    
Limfosit 45    
Monosit 0    
Hematokrit / PVC 13 % 41 - 53
Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
23 Februari 2021 Kimia klinik
Gula Darah Sewaktu 64 Mg/dL < 180
Ureum 16 Mg/dL 10-50
Kreatinin 0,5 Mg/dL 0,6-1,1
SGOT 34 U/L 25
SGPT 21 U/L 25
Albumin 2.10    
Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
24 Februari 2021 Hematologi
Hb 6,7 Gr% 13-16
Jumlah Leukosit 3,500 /mm3 4000-16,000
Thrombosit 58,000 /mm3 150,000 – 400,000
Hematokrit / PVC 13 % 41 - 53

Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


27 Februari 2021 Hematologi
Hb 7,8 Gr% 13-16
Jumlah Leukosit 2,900 /mm3 4000-16,000
Thrombosit 69,000 /mm3 150,000 – 400,000
Hematokrit / PVC 32 % 41 - 53
Diagnosis

• Sirosis hepatis
• Asites grade II
• Pansitopenia
• Hipoalbuminemia (2,1)
Follow Up
Tanggal Follow Up
25 Februari 2021 S: BAB hitam (-)

O: A: P:
KU: CM • Sirosis hepatis • Diet hati
TD: 110/70 mmHg • Asites grade II • Infus NS 500 ml / 24 jam
HR: 85x/menit • Pansitopenia • Omeprazole IV ganti PO 2 x 20mg
RR: 24x/menit • •
Hipoalbuminemia (2,1) Furosemide IV ganti PO (40 mg-0-0)
SpO2: 99%
• Spironokalton PO (100 mg-0-0)
Temp: 36,7 oC
• Transfusi PRC 1 kolf / hari s/d Hb > 8
Mata: Konjungtiva anemis (+/+)
• DPL post transfusi
Abdomen: Ascites (+), Shifting dullness (+)
Tanggal Follow Up
26 Februari 2021 S: BAB hitam (-)

O: A: P:
KU: CM • Sirosis hepatis • Diet hati
TD: 100/70 mmHg • Asites grade II • OFF Infus, pasang vemflon
HR: 80x/menit • Pansitopenia • Omeprazole 2 x 20 mg
RR: 20x/menit • •
Hipoalbuminemia (2,1) Furosemide PO (40 mg-0-0)
SpO2: 99%
• Spironokalton PO (100mg-0-0)
Temp: 36,7 oC
• Transfusi PRC 1 kolf
Mata: Konjungtiva anemis (+/+)
• Cari status lama
Abdomen: Ascites (+), Shifting dullness (+)
Rencana Pengobatan

 Diet lunak
 O2 2 LPM nasal
 Infus NS 500 mL / 24 jam
 Spironolakton PO (100mg-0-0)
 VipAlbumin 3 x 1 caps
 Transfusi PRC 1 kolf s/d Hb 8 gr/dL
Analisis
Kasus
Anamnesis

Teori Kasus
 Kelelahan • Nyeri perut
 Kelemahan • Sulit buang air besar (BAB)
 Kehilangan nafsu makan • BAB tidak berwana hitam.
 Ketidaknyamanan perut kuadran • Mudah lelah
kanan atas • Badan terasa lemas
 Penurunan berat badan yang tidak • Perut seperti kembung
dapat dijelaskan • Bila duduk, terasa seperti penuh dan disertai sesak
• Bila makan mudah begah sehingga napsu makan menurun
• Bengkak pada kedua kaki
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Spider angioma atau spider nevi Tidak ada
Palmar eritema Tidak ada
Perubahan kuku:

 Muehrche’s lines
Tidak ada
 Terry’s nails
 Clubbing

Osteoartopati Hipertrofi Tidak ada


Kontraktur Dupuyten Tidak ada
Ginekomastia Tidak ada
Ukuran hati; besar, normal, mengecil Hepar sulit teraba
Splenomegali Limpa sulit teraba
Asites Ada
Caput medusae Tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis sirosis hepatis

Pemeriksaan Teori Kasus Nilai Normal Keterangan


Hb Anemia 3,6 13-16 Menurun
Jumlah Leukosit Menurun 2,700 4000-16,000 Menurun

Thrombosit Menurun 74,000 150,000 – 400,000 Menurun

SGOT Normal atau sedikit 34 25 Meningkat


meningkat

SGPT Normal atau sedikit 21 25 Meningkat


meningkat

Albumin Menurun pada Sirosis 2.10 3,5 - 5 Menurun


Hepatis lanjut
Diagnosis pansitopenia

Pemeriksaan Teori Kasus Nilai Normal Keterangan

Hb < 13,5 g/dL (pria) 3,6 13-16 Menurun

< 11,5 g/dL


(wanita)
Jumlah Leukosit < 4000 mL 2,700 4000-16,000 Menurun

Thrombosit < 150.000 per mcL 74,000 150,000 – Menurun


400,000

Diagnosis hipoalbuminemia

Pemeriksaan Teori Kasus Nilai Normal Keterangan


Albumin < 3,5 - 5 g / dL 2.10 3,5 - 5 Menurun
Tinjauan
Pustaka
Sirosis Hepatis

DEFINISI

• Sirosis hati merupakan tahap akhir proses difus


fibrosis hati progresif yang ditandai oleh distorsi
arsitektur hati dan pembentukan nodul regenerative

• Sirosis ditandai dengan fibrosis dan pembentukan • Sirosis hati disertai dengan tanda-tanda kegagalan
nodul hati, akibat cedera kronis, yang menyebabkan hepatoseluler dan hipertensi portal
perubahan organisasi lobular normal hati.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi pasti sirosis di seluruh dunia tidak


diketahui. Prevalensi sirosis diperkirakan
0,15% atau 400.000 di Amerika Serikat

Jumlah yang sama telah dilaporkan dari Eropa, dan angka tersebut bahkan lebih
tinggi di sebagian besar negara Asia dan Afrika di mana virus hepatitis B atau C
kronis sering terjadi
ETIOLOGI

Penyebab paling umum dari sirosis


di Amerika Serikat adalah;
• virus hepatitis (terutama virus
hepatitis C [HCV] dan virus
hepatitis B [HBV]),
• penyakit hati alkoholik, dan
• steatohepatitis non-alkohol
MEKANISME

Kematian hepatosit sebabkan destruksi


jaringan normal  jaringan parut

Karena telah menjadi jaringan parut,


hati sulit beregenerasi  terbentuk
nodul nodul  ganggu fisiologis hati

↑ resistensi aliran darah yang Fungsi hati ↓


menuju hati (yang fibrosis)

Hipertensi portal
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Kebanyakan pasien dengan sirosis kompensasi tetap asimtomatik.
• Gejala:
• kelelahan
• kelemahan
• kehilangan nafsu makan
• ketidaknyamanan perut kuadran kanan atas
• penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
DIAGNOSIS Tanda-tanda klinis sirosis hati dan penyebabnya
Tanda Penyebab
Spider angioma atau spider nevi Estradiol meningkat
Palmar eritema Gangguan metabolism hormone seks
Pemeriksaan fisik Perubahan kuku:  

 Muehrche’s lines Hipoalbuminemia


 Terry’s nails
Hipoalbuminemia
 Clubbing
Hipertensi portopulmonal

Osteoartopati Hipertrofi Chronic proliferative periostitis


Kontraktur Dupuyten Proliferasi fibroplastik dan gangguan deposit kolagen
Ginekomastia Estradiol meningkat
Hipogonadisme Perlukaan gonad primer atau supresi fungsi hipofise
atau hipotalamus
Ukuran hati; besar, normal, mengecil Hipertensi portal
Splenomegali Hipertensi portal
Asites Hipertensi portal
Caput medusae Hipertensi portal
Murmur Cruveilhier-Baungarten Hipertensi portal
(bising daerah epigastrium)
Fetor hepaticus Diamethyl sulfide meningkat
Ikterus Bilirubin meningkat (sekurang-kurangnya 2-3 mg/dL)
Asterixis/Flapping tremor Ensefalopati hepatikum
DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium lain untuk mencari penyebab:
• Serologi virus hepatitis
o HBV: HbSAg, HBeAg, Ati HBc, HBV-DNA
o HCV: Anti HCV, HCV-RNA
• Auto antibody (ANA, ASM, Anti-LKM) untuk autoimun hepatitis
• Saturasi transferrin dan ferritin untuk hemokromatosis
• Ceruloplasmin dan Copper untuk penyakit Wilson
• Alpha 1-antitrypsin
• AMA untuk sirosis bilier primer
• Antibodi ANCA untuk kolangitis sclerosis primer
DIAGNOSIS

Tes laboratorium pada sirosis hati


Pemeriksaan penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil
Aminotransferase ALT dan AST Normal atau sedikit meningkat
Alkali fosfatase / ALP Sedikit meningkat
Gamma-glutamil transferase: GGT Korelasi dengan ALP; spesifik khas akibat
alcohol sangat meningkat
Bilirubin Meningkat pada SH lanjut prediksi penting
mortalitas
Albumin Menurun pada SH lanjut
Globulin Meningkat terutama IgG
Waktu prothrombin Meningkat / penurunan produksi factor V /
VII dari hati
Natrium darah Menurun akibat peningkatan ADH dan
aldosterone
Trombosit Menurun (hypersplenism)
Leukosit dan netrofil Menurun (hypersplenism)
Anemia Makrositik, normositik dan mikrositik
TATA LAKSANA

Tata laksana sirosis hati dengan komplikasi


Komplikasi Terapi Dosis
Asites  Tirah baring  
 Diet rendah garam  5,2 gram atau 90 mmol/hari
   
 
 Obat antiduretik: diawali spironolakton, bila  100-200 mg sekali sehari maks 400 mg
respons tidak adekuat dikombinasi  20-40 mg/hari, maks 160 mg/hari
furosemide  
 
 
 
 Parasintesis: bila asites sangat besar, hingga
 8 to 10 g IV per liter cairan parasintesis
4-6 liter & dilindungi pemberian albumin
 
 
 
 
 
 Restriksi cairam
 Direkomendasikan jika natrium serum
kurang 120-125 mmol/L
TATA LAKSANA

Tata laksana sirosis hati dengan komplikasi


Komplikasi Terapi Dosis
Ensefalopati hepatikum  Laktulosa  30-45 mL sirup oral 3-4 kali/hari atau 300
mL enema sampai 2-4 kali BAB/hari dan
 
perbaikan status mental
   
 4-12 g oral/hari dibagi tiap 6-8 jam, dapat
 Neomisin
ditambahkan pada pasien yang refrakter
laktulosa
Varises esophagus  Propanolol  40-80 mg oral 2 kali/hari
   
   
 Isosorbid mononitrate  20 mg oral 2 kali/hari
   
 Saat perdarahan akut diberikan somatostatin
atau okreotid diteruskan skleroterapi atau
ligasi endoskopi
TATA LAKSANA

Tata laksana sirosis hati dengan komplikasi


Komplikasi Terapi Dosis
Peritonitis bakterial spontan  Pasien asites dengan jumlah sel PMN  
>250/mm3 mendapat profilaksis untuk
 
mencegah PBS dengan sefotaksim dan
Albumin  
 
 2 g IV tiap 8 jam
 Albumin
 1,5 g per kg IV dalam 6 jam, 1 g per kg IV
  hari ke 3
 
 Norfofloksasin
 400 mg oral 2 kali/hari untuk terapi, 400
  mg oral 2 kali/hari selama 7 hari untuk
perdarahan GI, 400 mg oral per hari untuk
 
profilaksis
 
 
 Trimethoprim / sulfamethoxazole
 1 tablet oral/hr untuk profilaksis, 1 tablet
oral 2 kali/hr selama 7 hari untuk
perdarahan GI

Sindrom hepatorenal (HRS) Transjugular intrahepatic portosytemic shunt efektif menurunkan hipertensi portal dan
memperbaiki HRS, serta menurunkan perdarahan GI. Bila terapi medis gagal dipertimbangkan
untuk transplantasi hati merupakan terapi definitif.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang menyertai sirosis hati dapat mencakup:


• Hipertensi portal
• Edema di perut dan ekstremitas bawah
• Penyakit kuning
• Splenomegali
• Infeksi
• Pendarahan
• Ensefalopati hati
EDUKASI

Modifikasi perilaku dapat mencegah atau setidaknya menunda perkembangan penyakit dan
meredakan gejala. Faktor gaya hidup yang dapat dimodifikasi meliputi:
• Menghilangkan konsumsi etanol (alcohol)
• Intervensi diet
o Hindari makanan laut mentah dan kerang
o kemungkinan diet rendah natrium untuk mengurangi retensi air
• Vaksinasi untuk pneumonia, influenza, dan hepatitis
• Atur asupan protein sesuai arahan dokter
• Beberapa dokter akan merekomendasikan suplemen vitamin dan mineral
PROGNOSIS

• Setelah diagnosis sirosis ditegakkan, skor Child-


Pugh harus digunakan untuk mengidentifikasi
stadium sirosis dan risiko kematian.

• Penilaian atau klasifikasi Child-Turcotte-Pugh


(CTP) menggunakan serum albumin, bilirubin,
PT, asites, dan ensefalopati hepatik

• Klasifikasi tingkat B Child-Pugh (7 sampai 9


poin) konsisten dengan dekompensasi hati dini

Anda mungkin juga menyukai