Anda di halaman 1dari 32

ASEPTIK DAN ANTISEPTIK SERTA

KONTROL INFEKSI
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK

Aseptik :
Berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Teknik
aseptik adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari
mikroorganisme.

Antiseptik :
Bahan kimia yang digunakan pada kulit atau jaringan untuk
mencegah infeksi dengan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya dengan tidak merusak jaringan tubuh.
Infeksi
• Infeksi merupakan gangguan pada suatu objek / inang yang rentan
(pasien) oleh mikroorganisme yang berpotensi membahayakan
(pathogen) yang mengakibatkan suatu penyakit. Agen penginfeksi
utamanya adalah bakteri, virus, fungi dan protozoa. (Tweeten,2005)
• Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme
yang mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik
apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius
terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak
dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (Potter &
perry .Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005)
Sifat-sifat infeksi
1. Bersifat Symptomatic, jika patogen berkembang biak
dan menyebabkan tanda-tanda klinis dan penyakit. Ex:
Flu ditandai bersin-bersin
2. Bersifat Asymptomatic, jika tanda-tanda klinis dan
gejalanya tidak nampak
Ex: Hepatitis C adalah penyakit menular yang bersifat
asymptomatic. Hepatitis C paling cepat ditransmisikan
sepanjang masuknya darah secara langsung ke dalam kulit
sepanjang jangkauan pencahayaan, bahkan jika jika
sumbernya (pasien) adalah symptomatic. (Centers for
Disease Control and Prevention [CDC],2001)
Rantai infeksi

1. Agen Infeksi
Sebagai penyebab penyakit dapat berupa unsur
hidup atau mati. Berupa Agen biologis, agen kimiawi,
agen fisika, agen nutrisi, agen psikis.
2. Reservoir
Tempat dimana mikroorganisme bertahan,
berkembang biak dan menunggu untuk berpindah
ke inang yang rentan. Untuk berkembang biak
dengan cepat mikroorganisme memerlukan
lingkungan yang sesuai, termasuk :
• Makanan
• Oksigen
• Air
• Suhu
• pH
• Cahaya.
3. Portal of Exit
Merupakan portal keluar tempat
tumbuh mikroorganisme.
Setelah mikrorganisme
menemukan tempat dimana
untuk tumbuh dan berkembang
biak, mereka harus menemukan
portal keluar jika mereka masuk
ketubuh inang dan
menyebabkan penyakit.
4. Cara Penularan
Bentuk penularan :
1. Kontak
a. langsung
orang ke orang atau kontak fisik antara sumber pejamu yang rentan.
b. tidak langsung
kontak personal pejamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi.
c. droplet
partikel besar yang terpercik sampai 3 kali dan kontak yang rentan. Misal :
batuk, bersin atau bicara.
2. Udara
3. Peralatan (alat-alat yang terkominasi : air, obat, larutan, darah)
(makanan : daging yang diolah, disimpan atau dimasak dengan tidak tepat)
4. Vektor
a. perpindahan mekanis eksternal (lalat)
b. penularan internal (nyamuk, kutu )
5. Portal of Entry
Organisme dapat masuk ke tubuh
dengan jalan yang sama sewaktu
mereka gunakan untuk keluar.
Portal masuk pada umumnya
seperti kulit yang terluka,
membrane mukosa, jalan urin,
pencernaan dan pernafasan.
Contohnya, pada saat jarum
terkontaminasi mengenai kulit
klien, organisme masuk ke dalam
tubuh.
Penjamu (host)
• Merupakan unsur instrinsik. Seseorang terkena
infeksi bergantung pada kerentanan terhadap
agen infeksius. Kerentanan bergantung pada
derajat ketahanan individu terhadap patogen.
Makin virulen suatu organisme, makin besar
kemungkinan kerentanan seseorang terkena
patogen. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kerentanan seseorang termasuk umur, nutrisi,
penyakit kronis, trauma dan perokok.
Proses Infeksi

• Adapun dalam proses infeksi memiliki tahapan


sebagai Infeksi terjadi secara berikut :
a. Periode inkubasi
b. Tahap prodomal
c. Tahap sakit
d. Tahap pemulihan
Konsep Asepsis
1. Medical asepsis (teknik bersih)
Meliputi prosedur yang dilakukan untuk menurunkan dan mencegah penyebaran
mikroorganisme
• Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti
linen
• Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat
pathogen. Misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai, kasa yang basah.
2.    Surgical asepsis (teknik steril)
• Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area
• Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah : sterilisasi
• Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang
tidak steril. Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril
tersentuh tangan.
Proses Keperawatan dalam Pengendalian Infeksi

a. Pengkajian
Perawat mengkaji mekanisme pertahanan, kerentanan dan
pengetahuan klien mengenai infeksi.
1. Status mekanisme pertahanan
Tinjauan ulang dari temuan pengkajian fisik dan kondisi medis
klien mengungkapkan keadaan mekanisme pertahanan normal
melawan infeksi. Misalnya setiap luka pada kulit atau mukosa
merupakan tempat untuk infeksi.
2. Kerentanan klien
• Usia : Respons terhadap imun berbeda dari bayi sampai
lansia
• Status nutrisi: Jika diet yang buruk dan penyakit yang
melemahkan mengakibatkan asupan protein tidak adekuat
• Stress: Tubuh berespons pada stress emosi atau fisik melalui
sindrom melalui sindrom adaptasi umum
• Hereditas: Kondisi hereditas tertentu mengganggu respon
individu terhadap infeksi
• Proses penyakit
• Terapi medis
Perawat mengkaji riwayat klien untuk menentukan apakah
klien di rumah memakan obat yang meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.
Lanjut . . .
b. Diagnose keperawatan
Setelah pengkajian dilakukan, perawat menginterpretasikan
data dengan teliti untuk mencari faktor resiko yang menciptakan
pola yang mengarah pada diagnosa keperawatan spesifik.
c. Perencanaan
Pembentukan rencana keperawatan termasuk praktik
pencegahan infeksi.
d. Implementasi
• Pencegahan penyakit: penggunaan alat-alat steril, barrier
pelindung dan mencuci tangan dengan tepat.
• Tindakan perawataan akut: Perawat dapat dengan tepat
memberi antibiotik dan tindakan pengobatan yang lainnya,
melihat reaksi yang berlawanan dan mengkaji kemajuan infeksi.
PPI (PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)

• Universal Precaution (Kewaspadaan Universal)


Definisi :
“ Universal Precautions “ atau Kewaspadaan
Universal adalah pengendalian infeksi sedehana yang
dilakukan oleh seluruh petugas kesehatan untuk
semua pasien, setiap saat pada semua tempat
pelayanan kesehatan dalam rangka mengurangi
resiko penyebaran infeksi ( Nursalam, 2007 ).
PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION

Secara singkat, kebijaksanaan pelaksanaan “UP” adalah seperti apa yang dikemukakan dibawah
ini :
1. Semua petugas kesehatan harus rutin menggunakan sarana yang dapat mencegah kontak kulit
dan selaput lendir dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari setiap pasien yang dilayani.
 Menggunakan sarung tangan bila :
- Menyentuh darah atau cairan tubuh, selaput lendir atau kulit yang tidak utuh.
- Mengelola berbagai peralatan dan sarana kesehatan / kedokteran yang tercemar darah atau
cairan tubuh.
- Mengerjakan fungsi vena atau segala prosedur yang menyangkut pembuluh darah. Sarung
tangan harus selalu diganti setiap selesai kontak dengan seorang pasien.
Menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah bila mengerjakan prosedur
yang memungkinkan terjadinya cipratan darah atau cairan tubuh guna mencegah terpaparnya
selaput lendir pada mulut, hidung dan mata.
Memakai jubah ( pakaian kerja ) khusus selama melaksanakan tindakan yang mungkin akan
menimbulkan cipratan darah atau cairan tubuh lainnya.
Lanjutan . . .
2. Tangan dan bagian tubuh lainnya harus segera dicuci sebersih mungkin bila
terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh lainnya. Setiap saat setelah
melepaskan sarung tangan, tangan harus segera dicuci.
3. Semua petugas harus selalu waspada terhadap kemungkinan tertusuk jarum,
pisau dan benda / alat tajam lainnya selama pelaksanaan tindakan, saat
membersihkan / mencuci peralatan, saat membuang sampah atau ketika
membenahi peralatan setelah berlangsungnya prosedur / tindakan.
4. Walaupun air liur belum terbukti menularkan HIV, tindakan resusitasi dengan
cara dari mulut ke mulut harus dihindari. Dengan demikian di setiap tempat
yang mungkin akan kedapatan kasus yang memerlukan resusitasi, perlu
disediakan alat resusitasi.
5. Petugas kesehatan yang sedang mengalami perlukaan atau ada lesi yang
mengeluarkan cairan misalnya menderita dermatitis basah harus menghindari
tugas – tugas yang bersifat kontak langsung dengan pasien ataupun kontak
langsung dengan peralatan bebas pakai pasien.
6. Petugas kesehatan yang sedang hamil tidak mempunyai resiko lebih besar untuk
tertular HIV bila dibandingkan dengan petugas kesehatan yang tidak hamil
Macam - macam Cairan Tubuh
• Darah dengan semua produknya
• Cairan vagina
• Cairan Semen
• Cairan otak dan sumsum tulang belakang
• Cairan rongga dada / pleura
• Cairan sekitar jantung / perikardial
• Air ketuban / amnion
• Air susu ibu
Standard Precaution ada 5:
1. Cuci tangan

2. Pemakaian alat pelindung

3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk


mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan


Standard Precautions
1.CUCI TANGAN
Sarana :
• Air mengalir
• Sabun / deterjen
• Larutan anti septic
Macam-macam cuci tangan :
• Cuci tangan rutin
• Cuci tangan aseptic
• Cuci tangan bedah
• Cuci tangan alternatif
KEBERSIHAN TANGAN
• Cara yang paling penting mengurangi risiko tranmisi
microorganisme dari seseorang kepada yang lain.

• Setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh , sekresi,


ekskresi dan barang yang terkontaminasi seperti sarung tangan

• Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.


INDIKASI CUCI TANGAN

• Sebelum melakukan tindakan

• Setelah melakukan tindakan


2. Pemakaian Alat Pelindung
a. Sarung tangan
• Menghindari kontaminasi bagi tenaga kesehatan dari
microorganisme dari satu pasien ke pasien yang lain
• Ganti sarung tangan setiap kali kontak dengan pasien
atau ketika melaksanakan prosedure tindakan.
• Cuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.
Bagan alur pemilihan jenis sarung tangan
Apakah kontak
Tanpa sarung
dengan darah atau Tidak
tangan
cairan tubuh ?
Ya
S.T rumah tangga
Apakah kontak atau
Tidak
dengan pasien ? sarung tangan bersih

Ya

Apakah kontak Sarung tangan bersih


dengan jaringan di Tidak atau
bawah kulit ? sarung tangan DTT

Ya
Sarung tangan steril
atau
sarung tangan DTT
b. Masker, kacamata, pelindung wajah, tutup
kepala

Tujuan melindungi mucous membranes mata,


hidung, mulut selama melaksanakan tindakan untuk
menghindari percikan darah, cairan tubuh, sekresi
dan ekskresi dan menghindari kotoran dari rambut.
c. Gaun Pelindung

• Celemek
• Apron
• Tujuan : melindungi kulit serta
melindungi pakaian selama
pelaksanaan tindakan yang
memungkinkan terjadi
percikan darah, cairan tubuh
sekresi dan ekskresi.
d. Alas Kaki atau Sepatu Boot

• Layak pakai
• Tidak bocor
• Tujuan : melindungi penularan melalui kaki terutama
yang luka dan menghindari kontak dengan darah dan
cairan tubuh yang lain
3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai

Dekontaminasi

Cuci bersih

Disinfeksi Tingkat
Sterilisasi
Tinggi

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai
4.Pengelolaan Alat/Benda Tajam
(Sharp Precautions)
• Pisau bedah, jarum suntik, pecahan
kaca, dsb
• Segera singkirkan ke dalam wadah
tahan tusukan oleh pemakai
• Wadah limbah tajam di tempat
strategis, anti tumpah
• Dilarang menyerahkan alat tajam secara
langsung
• Rekaping dengan satu tangan
5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan

• Limbah Cair

• Sampah Medis

• Sampah RT

• Insinerasi (membakar sampah

pada tungku pembakaran)

• Penguburan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai