1. Alat Orthocross
tinggi lengkung gigi dan tinggi lengkung basal
Diskrepansi : ???
MetodeKorhaus
Keterangan : pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
anterior mengalami protraksi sebesar 1,5 mm
Kedalaman Palatum
Nilai > 40
Nilai < 27,9
Palatum Palatum Palatum
rendah sedang tinggi
(shallow) (medium) (deep)
Determinasi lengkung
Mengetahui diskrepansi ukuran mesiodistal gigi (kebutuhan ruang) setelah lengkung ideal
dirancang seideal mungkin dari lengkung mula-mula yang ada pada pasien.
Metode ini dikembangkan di klinik bagian ortodonsia FKG UGM, dan merupakan
penyederhanaan dari metode analisis Set up model yang dikemukakan oleh Kesling (1956)
Prinsip dasar yang sama dengan metode Kesling, yaitu menetapkan diskrepansi antara
lengkung gigi yang direncanakan dengan besar gigi yang akan ditempatkan pada lengkung
tersebut pada saat melakukan koreksi maloklusi.
Perbedaannya:
Metode Kesling dilakukan langsung pada model
memisahkan gigi-gigi yang akan dikoreksi: gergaji masing-masing mahkota gigi dari bagian
processus alveolarisnya (3 mm dari marginal gingiva)
menyusun kembali pada posisi yang benar
Plat gelas dipindahkan ke model rahang bawah. Plastik transparan dibalik, posisi basis
dipaskan pada posisi semula.
Tetapkan overjet akhir yang akan direncanakan dengan menetapkan posisi puncak
lengkung ideal rahang bawah di belakang puncak lengkung ideal rahang atas.
Tetapkan besar retrusi (mungkin juga protrusi) pada rahang bawah yang harus dilakukan
dengan mengukur jarak posisi titik puncak lengkung awal ke puncak lengkung ideal rahang
bawah.
Tetapkan beberapa titik posisi gigi lain yang dianggap normal (jika ada). Hubungkan titik
basis lengkung kanan dan kiri ke puncak lengkung ideal rahang bawah.
Pengukuran diskrepansi
Diskrepansi lengkung adalah perbedaan antara panjang lengkung ideal yang dirancang dengan jumlah lebar
mesiodistal gigi-gigi yang akan ditempatkan pada lengkung tersebut
Selisih antara tempat yang tersedia (Space Available/SA) dan tempat yang dibutuhkan (Space Required/ SR)
yang diukur berdasarkan model studi.
Space Available (SA) merepresentasikan lebar atau ukuran lengkung basal yang tersedia untuk
menampung lengkung gigi . Pengukuran dimulai dari mesial M1 permanen kiri- mesial M1 permanen kanan
melalui titik kontak proksimal atau fissure gigi posterior dan incisal edge gigi anterior.
Cara Pengukuran
Menggunakan Kawat Tembaga (Brass Wire)
Menggunakan calliper
dilakukan dengan membagi lengkung gigi menjadi beberapa segmen
Space Required (SR) jumlah atau total lebar mesiodistal dari gigi geligi di sebelah mesial molar pertama
permanen kiri sampai molar pertama permanen kanan, yang berarti jumah lebar mesiodistal gigi-gigi yang
diukur adalah gigi- gigi premolar, kaninus, dan insisif.
Cara pengukuran: Menghitung jumlah lebar mesio-distal pada lengkung yang terbesar gigi permanen
pengganti, yaitu dari mesial M1 permanen kiri sampai mesial M1 permanen kanan
ARCH LENGHT DISCREPANCY (ALD)= SPACE AVAILABLE (SA) - SPACE REQUIRED (SR)
Bolton analysis
Bolton (1958) informasi diskrepansi ukuran gigi antar lengkung geligi.
Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah terhadap ukuran gigi rahang atas dengan
keadaan oklusinya.
Analisis Bolton meliputi perbandingan antara jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
Tabel Bolton.
Digunakan mengetahui ukuran ideal enam
gigi anterior dan keduabelas gigi baik pada
rahang atas maupun rahang bawah
Tahap Analisis Bolton