Anda di halaman 1dari 9

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Lupus

(Kulit)
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Hafizah Sururul Nur Rakhmawati

Ananda Kusuma Eka Pratiwi ‫ ׀‬191106001 ‫ ׀‬Semester 4


Erlangga Kurnia Putra ‫ ׀‬191106005 ‫ ׀‬Semester 4
nisi dari Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

yakit Lupus adalah penyakit inflamasi autoimun kronik


at sistem kekebalan tubuh mengalami kehilangan
ampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing
an sel dan jaringan tubuh sendiri
Penyebab SLE masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor
predisposi sebagai berikut:
Faktor genetik berperan dalam respon imun yang abnormal sehingga muncul autoantibodi
yang berlebihan (Greenberg, dkk, 2008)

Faktor imunologi berhubungan dengan hiperaktifitas dari sistem kekebalan dan produksi
autoantibodi menyebabkan peradangan multiorgan dan dapat resisten terhadap pengobatan
yang diakhiri dengan kerusakan pada organ (Bello, dkk, 2016)

Faktor hormonal pada wanita yaitu esterogen dapat meningkatkan autoimunitas dengan
cara meningkatkan produksi auto antibody, menghambat fungsi sel natural killer , dan
menyebabkan atropi pada kelenjar thymus (Wallace, 2007).
Penyebab SLE masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor
predisposi sebagai berikut:
Kadar esterogen tinggi pada saat usia produktif (15-44 tahun) adalah alasan utama banyak
wanita muda dengan rentan usia tersebut terserang SLE (YLI, 2011)

Faktor lingkungan seperti terpapar sinar ultra violet secara langsung menyebabkan sel di
kulit mengeluarakan sitokin dan zat nyeri prostlaglandin sehingga terjadi inflamasi di area
tersebut dan juga secara sistemik melewati pembuluh darah (Judha & Setiawan, 2015)

Faktor pengobatan yang dijalani penderita SLE yaitu 80% akan mendapatkan terapi
steroid yang lama dan berkepanjangan, hal tersebut secara tidak langsung akan
menimbulkan efek samping terhadap fungsi neutrofil (Kertia,2007)
Penyakit lupus bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Jenis Lupus Penjelasan
Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Jenis lupus yang paling sering terjadi. lupus ini bisa menyerang
Lupus Erythematosus /SLE) berbagai organ, tapi paling sering terjadi pada sendi, ginjal, dan
kulit. Gejala utama lupus sistemik ini adalah terjadinya inflamasi
kronis pada organ-organ tersebut

Lupus Eritematosus Kutaneus (Cutaneous Lupus pada kulit yang bisa berdiri sendiri dan merupakan bagian
Lupus Erythematosus/CLE) dari SLE. CLE bisa dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu acute
cutaneous lupus erythematosus (ACLE), subacute cutaneous
lupus erythematosus (SCLE), dan chronic cutaneous lupus
erythematosus (CCLE).
Lupus Eritematosus Neonatal Lupus eritematosus neonatal merupakan jenis lupus yang
menyerang bayi yang baru lahir. Lupus ini diakibatkan oleh
autoantibodi, yaitu anti-Ro, anti-La, dan anti-RNP.

Lupus Akibat Penggunaan Obat jenis lupus ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang
dengan sendirinya beberapa bulan setelah konsumsi obat yang
memicu gejala lupus tersebut dihentikan. Jenis obat yang bisa
menyebabkan jenis lupus ini, antara lain metildopa, D-
penicillamine (obat untuk mengatasi keracunan logam berat),
procainamide, serta minocycline (obat jerawat).
Patofisiologi

Pada SLE dijumpai kelainan yang menyebabkan apoptosis pada


limfosit T sehingga menyebabkan kapasitas limfosit T autoreaktif
meningkat yang menimbulkan terstimulasinya limfosit B
autoreaktif sebagai hasilnya menyebabkan peningkatan respon
terhadap stimulus sitokin dan prostlagandin juga meningkat.
Adanya limfosit T autoreaktif mengalami kesalahan dalam
mengenali antigen yang seharusnya diserang oleh limfosit B yang
justru akan menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh itu sendiri
seperti ginjal, hati, sendi, otot, sel darah, dan lain-lain (Suselo, dkk,
2016).
Manifestasi klinis:

• Nyeri dan kaku sendi


• Ruam di kulit, sering terjadi di pipi dan hidung
• Kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari
• Penurunan berat badan
• Demam tanpa sebab yang jelas
• Pucat pada jari tangan atau jari kaki
• Sariawan
Exercise therapy
Exercise therapy dirancang sesuai kebutuhan individual setiap penderita
dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja fungsi tubuh. Fungsi tubuh yang
dimaksud meliputi mobilisasi, fleksibilitas, stabilitas, kebugaran
kardiorespirasi, keseimbangan, kontrol motorik, kontrol neuromusculer, dan
kontrol postural (Arofah, 2010).
Untuk memberikan terapi latihan pada pasien SLE harus
menyesesuaikan dengan kondisi 7 fisiologis tubuhnya yang tidak dapat
ditebak karena suatu saat apabila mereka melakukan aktifitas fisik berlebihan
akan menimbulkan fatigue ekstrim sehingga justru akan berujung pada
penurunan kondisi pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai