Anda di halaman 1dari 30

PENCENGAHAN

INFEKSI

DEBORA SIMAMORA
 Pencegahan infeksi adalah bagian penting
setiap komponen perawatan pada bayi baru
lahir.
 Bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi

karena sistem imun mereka imatur, oleh


karena itu, akibat kegagalan mengikuti prinsip
pencegahan infeksi terutama sangat
membahayakan.
 Prinsip Umum Pencegahan Infeksi
Dengan mengamati praktik
pencegahan infeksi di bawah akan
melindungi bayi, ibu dan pemberi
perawatan kesehatan dari infeksi.
Hal itu juga akan membantu mencegah
penyebaran infeksi :
1. Berikan perawatan rutin kepada bayi
baru lahir.
2. Pertimbangkan setiap orang (termasuk
bayi dan staf) berpotensi menularkan
infeksi.
Cara Pencegahan Infeksi
1. Cuci tangan
Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol.
Pakai – pakaian pelindung dan sarung tangan.

Gunakan teknik aseptik.


Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan

bersihkan dan jika perlu sterilkan atau desinfeksi


instrumen dan peralatan.
Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara

rutin dan buang sampah.


Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah

infeksi nosokomial.
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan
cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi
 Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan

untuk memastikan bahwa petugas kesehatan


dapat menangani secara aman benda-benda
(peralatan medis, sarung tangan, meja
pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan
cairan tubuh.
 Cara memastikannya adalah segera melakukan

dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut


setelah terpapar/terkontaminasi darah atau
cairan tubuh.
4. Mencuci dan membilas
 Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan

yang dilakukan untuk m’ghilangkan semua darah,


cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran) dari
kulit atau instrumen.
5. Disinfeksi
 Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan hampir semua mikroorganisme


penyebab penyakit pada benda-benda mati atau
instrumen.
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang
dilakukan untuk m’ghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan
cara merebus atau cara kimiawi.
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
m’ghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri
pada benda-benda mati atau instrumen.
    Infeksi pada bayi cepat sekali meluas. Infeksi BBL
lebih sering ditemukan di RS daripada di rumah,
dari ibu, petugas kesehatan, (dokter atau perawat)
dan petugas kesehatan yang lain jga pengunjung
yang datang keruangan.

 Macam – macam infeksi pada neonatus


a)  Tetanus neonatorum
b)  CMV (Cytomegalovirus)
c)  Virus herpes simplex.
Penyebab :
Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961)
dan dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1. Infeksi intranatal
Kuman dari vagina naik dan masuk dalam rongga amnion
setelah ketuban pecah. Infeksi dapat terjadi walaupaun
ketuban masi utuh
Misalnya pada partus lama dan sering
dilakukan pemeriksaan dalam.
Janin terkena infekin karena inhalasi
likuor yang septik sehingga terjadi
pneumonia congenital/karena kuman
memasuki peredaran darahnya dan
menyebabkan seplikerta.
Infeksi intranatal dapat juga dengan
jalan kontak langsung dengan kuman yang
terdapat dalam vagina mis blenorea.
2. Infeksi antenatal melalui sirkulasi umbilikus masuk
ke janin.
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu
ke plaseta dan selanjutnya infeksi
 
3. Infeksi pascanatal
Infeksi terjadi sesudah bayi lahir lengkap, infeksi
terjadi akibat penggunaan alat-alat perawatan yang
tidak steril atau karena cross intection.
 Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti
yang terdapat pada bayi lebih tua sering kali tidak
ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan
yang cermat.
 Diagnosis ini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingka
laku bayi dapat merupakan tanda – tanda permulaan
infeksi umum.
Tanda infeksi pada bayi biasanya tidak khas seperti
yang terdapat pada bayi yang lebih tua, ada beberapa
gejala yaitu :
1. Malas minum
2. Gelisa

3. Frekuensi pernafasan meningkat


4. Berat badan turun

5. Pergerakan kurang
6. Munta

7. Diare
8. Odema

9. Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal


atau kurang dari normal.
Penatalaksanaan
1. Mengatur tidur (semi fowler) agar sesak
berkurang
2. Bila suhu tinggi lakukan kompres
3. Berikan asi
4. Apabila bayi munta lakukan perawatan munta
5. Apabila ada diare perhatikan personal hygiene
dan keadaan lingkungan
6. Rujuk segera
2.   PENATALAKSAAN
Subjektif :
a) Ibu mengatakan bayinya umur 15 hari, berat badan lahir :
3000 gr
b) Ibu mengatakan bayinya malas minum, gelisa, pergerakan
kurang, kadang munta dan demam

Objektif :
a) Keadaan umum : bayi lemah

b) Suhu : 39˚C

c) Pernafasan : 60 x/menit

d) Berat badan : 2600 gr


Assement :
Infeksi
 
Planning :
a)Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada orang tua bayi.

b)Menjelaskan pada orang tua bayi mengenai apa yang


dimaksuk dengan infeksi
c)Menganjurkan pada orang tua bayi untuk mengatur tidur
(semi fowler) bayi agar sesak berkuran
d)Menganjurkan pada orang tua bayi untuk melakukan
kompres
e)Menganjurkan pada orang tua bayi untuk memberikan asi
perlahan
f)Menjelaskan pada orang tua bayi apabila bayi munta maka
lakukan perawatan munta.
g)Menjelaskan kepada orang tua bayi jika keadaan bayi
memburuk akan segera dirujuk.
3.   PENCEGAHAN
I. Pencegahan infeksi pada tali
pusat
Upaya ini lakukan dengan cara
merawat tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut
tetap bersi, tidak terkena air
kencing, kotoran bayi atau
tanah. Pemakaian popok bayi
diletakan disebelah bawah tali
pusat.
Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan
air bersih yang mengalir dan sabun, segera
dikeringkan kain kasa kering dan dibungkus dengan
kasa tipis yang steril dan kering.
Dilarang membubukan atau mengoleskan ramuan
abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat,
sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang
dapat berakhir dengan kematian neonatal.
 Tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai,
antara lain kulit sekitar tali pusat berwarna
kemerahan, nanah dan berwarna busuk.
Mengawasi dan segera melaporkan kepada dokter,
jika tali pusat ditemukan pendarahan,
pembengkakan, keluar cairan tampak merah atau
berbau busuk.
     II.  Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencega terjadinya
infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi
lain adalah meletakan bayi didada ibu agar terjadi
kontak langsung ibu dan bayi sehingga
mengyebabkan kolonisasi mikro organisme ada
dikulit dan saluran pencernaan bayi dengan
mikroorganisme ibu dan cenderung bersipat non
patogen, serta adanya zat anti body bayi yang sudah
terbentuk dan terkandung dalah air susu ibu.
III. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
 Cara mencega infeksi pada mata bayi baru lahir

adalah merawat mata bayi baru lahir dengan


mencuci tangan terlebih dahulu, membersikan
kedua mata bayi segerah setela lahir dengan kapas
atau sapu tangan yang halus dan bersih yang telah
dibersikan dengan air hangat.
 Dalam waktu satu jam setelah bayi lahir berikan
salep atau obat tetes mata untuk mencegah
optalmia neonatorium (tertrasilin 1%, eritrozin
0,5% atau nitras argensi) biarkan obat tetap pada
mata bayi dan obat yang ada disekitar mata jangan
dibersikan setelah selesai merawat mata bayi cuci
tangan kembali.
 Keterlambatan memberikan salap mata misalnya bayi
baru lahir diberikan salep mata setelah lewat 1 jam
setelah lahir merupakan sebab tersering kegagalan
upaya pencegahan infeksi pada mata bayi yang baru
lahir
IV. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi secara umum
1. Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet waktu
memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit dengan kulit
bayi bersi dari darah dan cairan.
2. Bersikan darah dan cairan tubuh bayi lainnya dengan
menggunakan kapas yang direndam di dalam air hangat
kemudian keringkan.
3. Bersikan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap selesai
mengganti popok.
4. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat.

5. Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi


trauma pada payudara dan puting agar tidak terjadi mastitis.
6. Rungan perawat bayi resiko dari yang tidak terlalu banyak
dilewati orang dan jaringan masuknya terbatas.
Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang
efektif berdasarkan :
1.Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan)
harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi
yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
2. Setiap orang harus
dianggap beresiko
terkena infeksi.
3.Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan
benda-benda lain yang akan dan telah
bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput
mukosa, atau darah harus dianggap
terkontaminasi sehingga setelah selesai
digunakan harus dilakukan proses pencegahan
infeksi secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan,
peralatan atau benda lainnya telah diproses
dengan benar, harus dianggap telah
terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total
tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin
dengan menerapkan tindakan-tindakan
pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.
SEE y@u NeXt TOPIC… 30

Anda mungkin juga menyukai