Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PENCERNAAN

Disusun Kelompok 3 :
1. Nailil Muna 2019012193
2. Puput Setia Widianingsih 2019012199
3. Santi Wahyu Ningtiyas 2019012205
4. Shofiyatun 2019 012209
5. Vita Mauiyatul Khasanah 2019012213
6. Zumrotus Zakiyah 2019012218
SISTEM PENCERNAAN
• Pengertian
Saluran gastrointestinal (GI) adalah jalur (panjang totalnya 23-26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esofagus,
lambung dan usus sampai anus.

• FUNGSI ESOPHAGUS
Fungsi esophagus, yaitu: saluran pencernaan yang menjadi distensi bila makanan melewatinya.

ULKUS PEPTIKUM
• Ulkus peptikum adalah eksvasi ( area berlubang ) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pylorus, duodenum
atau esophagus. Ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus lambung, duodenal atau esophageal tergantung pada
lokasinya ( Suddarth & Brunner. 2002. hal.1064).
• Etiologi
1. Asam getah lambung terhadap resistensi mukosa.
2. Golongan darah
3. Susunan saraf pusat
4. inflamasi bakterial
5. Inflamasi non bakterial
6. Infark
7. Faktor hormonal.
8. Obat-obatan (drug induced peptic ulcer).
9. Aspirin, alkohol, tembakau dapat menyebabkan kerusakan sawar mukosa lambung.
Dari sekian banyak obat-obatan, yang paling sering menyebabkan adalah golongan
salisilat, yaitu menyebabkan kelainan pada mukosa lambung. Phenylbutazon juga
dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik, seperti halnya juga histamin, reseprin
akan merangsang sekresi lambung.
10. Herediter.
11. Berhubungan dengan penyakit lain.
12. Faktor daya tahan jaringan.
• Patofisiologi
1. Penyebab Umum
Penyebab umum dari userasi peptikum adalah ketidakseimbangan antara kecepatan
sekresi dan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan oleh sawar mukosa
gastroduodenal dan netralisasi asam lambung oleh cairan duodenum. Semua daerah yang
secara normal terpapar oleh cairan lambung dipasok dengan baik oleh kelenjar mukus,
antara lain kelenjar ulkus campuran pada esophagus bawah dan meliputi sel mukus
penutup pada mukosa lambung: sel mukus pada leher kelenjar lambung; kelenjar pilorik
profunda (menyekresi sebagian besar mukus): dan akhirnya kelenjar Brunner pada
duodenum bagian atas yang menyekresi mukus yang sangat alkali (Guyton, 1996).
2. Penyebab khusus
a. Infeksi bakteri H. pylori
b. Peningkatan sekresi asam
c. Konsumsi obat-obatan.
d. Stress fisik yang disebabkan oleh syok, luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, dan kerusakan
susunan syaraf pusat
e. Refluks usus-lambung dengan materi garam empedu dan
enzzim pancreas yang berlimpah dan memenuhi permukaan
mukosa dapat menjadi predisposisi kerusakan epitel mukosa.

• Factor-faktor diatas menyebabkan kerusakan epitel mulai


dari erosi yang berlanjut pada ulkus akut, kemudian ulkus
kronis, dan terbentuknya jaringan parut; maka akan terjadi
penetrasi dari seluruh dinding lambung.
  PENGKAJIAN B. Integritas Ego

- Gejala :ketidak berdayaan, putus


1. Identitas Klien
asa
2. Keluhan utama/alasan masuk RS
-Marah ditekan
3. Riwayat kesehatan sekarang
-Tanda : Depresi, ansietas.
4. Riwayat kesehatan keluarga C. Eliminasi

5. Riwayat kesehatan dahulu -Gejala : diare Konstipasi

6. Data Dasar Pengkajian pasien: Nyeri abdomen tak jelas dan


disteres, kembung
A. Aktivitas/istirahat
Penggunaan laksatif/diuretic.
– Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise.
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.
– Tanda : periode hiperaktivitas, latiihan keras terus menerus.
 Pemeriksaan Fisik C. Kulit

A. Keadaan umum -Warna kulit (sianosis, ikterus, pucat,) : Pucat

– Penampilan umum :Klien tampak rapi -Kelembapan : kering


– Klien tampak sehat/ sakit/ sakit berat : sakit -Turgor kulit : baik
– Kesadaran : sadar -Ada/tidaknya oedema : tidak ada oedema
– GCS : E4V5M6
D. Mata
– BB : 50 Kg
-Fungsi penglihatan : baik
– TB : 165 cm
-Palpebra : terbuka / tertutup

-Ukuran pupil : .Normal


B. Tanda- tanda vital :
– TD : 120/80 mmHg Konjungtiva :

– ND : 80x/menit Sklera :
– RR : 20 x/menit Lensa / iris :
– S : 37 oC Oedema palpebra : Tidak ada oedema
 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri b.d iritasi mukosa lambung, perporasi mukosa, kerusakan jaringan lunak pasca operasi
2. Resiko Tinggi syok hipovolemik b.d penurunan volume darah sekunder akibat hematemesis dan melena massif
3. Resiko injuri b.d pascaprosedur bedah gastrektomi
4. Resiko ketidakefektifan jalan nafas b.d penurunan kemampuan batuk, nyeri pasca operasi
5. Resikotinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak adekuat
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d keluarnya cairan akibat muntah berlebihan, respon perubahan pasca
bedah gastreoktomi
7. Kecemasan b.d prognosis penyakit, kesalahan interprestasi terhadap informasi, dan rencana pembedahan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai