Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

VERTIGO

Oleh:
dr. Harry Hardinata

Pembimbing:
dr. Muhammad Mafirah Dani

RS TANDUN PT NUSA LIMA MEDIKA


KABUPATEN KAMPAR
TAHUN
2020
Identitas :
• Nama : Tn. K
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Usia : 26 Tahun
• Alamat : Selebar
• No RM : 04.48.84
• Tgl Masuk : 12 Mei 2020 pukul 09.00
Keluhan Utama
Pusing Berputar

Riwayat Penyakit Sekarang


Pusing berputar yang di alami pasien tadi pagi 4 jam sebelum ke
Rumah sakit. Pusing dirasakan selama 5-10 menit, sebelumnya
pusing sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu, dirasakan hilang timbul
dimana lingkungan terasa bergerak .Pusing terjadi tiba-tiba, tidak
dipengaruhi rasa lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa
bertambah jika badan berubah posisi dan membaik jika pasien
berbaring dan menutup mata. Keluhan disertai mual. Tidak ada lemah
anggota gerak.Nyeri tengkuk (-) rasa tertimpa, telinga berdenging (-),
demam(-), nyeri telinga (-), mual (+) muntah (-) mulut mencong (-) dan
bicara pelo (-). Rasa kebas atau kesemutan di sekitar mulut (-), BAB :
Biasa, kesan cukup.BAK : Kesan Lancar .Rw. trauma kepala (-), Riw.
Infeksi telinga (-).
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
• Riwayat Hipertensi (-)
• Keluarga pasien belum
• Riwayat menderita
penyakit DM (-). pernah mengalami hal
• Riwayat Keluarga serupa sebelumnya.
yang menderita
penyakit jantung (-).
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Suhu : 36,50C
Nadi : teraba kuat, teratur, frekuensi 78 x/menit
Pernafasan : simetris, frekuensi 20 x/menit
Status Generalis
 Kepala : Tidak ditemukan kelainan
 Mata : pupil isokor Ø 3mm/3mm, RC +/+, RK +/+, gerakan bola mata
bebas ke segala arah.
 Leher: JVP 5+0 cmH2O
 Thoraks : Bentuk dan gerak simetris. Pernapasan Vesikuler antara
kanan dan kiri. Ronki -/-, Wheezing -/-. Bunyi Jantung I dan II
murni regular. Retraksi ICS (-)
 Abdomen: Perut supel, distensi abdomen (-), Bising usus (+) normal,
hepar-lien tidak teraba.
 Ekstremitas
Sup : Akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-), oedem (-)
Inf : Akral hangat, CRT <2 detik, sianosis ( - ), oedem ( - )
Pemeriksaan Neurologis
• Kepala : Pupil isokor 3 mm/ 3mm, Refleks
cahaya +/+, Refleks kornea +/+, Nervi craniales :
dalam batas normal
• Leher : Kaku kuduk (-), tanda rangsang
meningeal (-) Badan
• - Kolumna vertebralis : Dalam Batas Normal
• - Sensibilitas : Dalam Batas Normal
• - Vegetatif : Dalam Batas Normal
Pemeriksaan Khusus
• Romberg test : Positif (+)
Resume

Tn. K usia 26th Pusing berputar yang di alami pasien tadi pagi 4 jam sebelum ke Rumah
sakit. Pusing dirasakan selama 5-10 menit, sebelumnya pusing sudah dirasakan sejak 2 hari
yang lalu, dirasakan hilang timbul dimana lingkungan terasa bergerak .Pusing terjadi tiba-tiba,
tidak dipengaruhi rasa lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa bertambah jika badan
berubah posisi dan membaik jika pasien berbaring dan menutup mata. Keluhan disertai mual.
Tidak ada lemah anggota gerak.Nyeri tengkuk (-) rasa tertimpa, telinga berdenging (-),
demam(-), nyeri telinga (-), mual (+) muntah (-) mulut mencong (-) dan bicara pelo (-). Rasa
kebas atau kesemutan di sekitar mulut (-), BAB : Biasa, kesan cukup.BAK : Kesan Lancar .Rw.
trauma kepala (-), Riw. Infeksi telinga (-). TD: 130/90 mmhg , HR : 73x/i , RR: 20x/i , SpO2 :
98%
Diagnosis Klinis :Vertigo Perifer dd sentral
Diagnosis sekunder : Hipertensi stage 1
Penatalaksanaan

• Paracetamol 500mg 3x1 PO


• Betahistin 3x6 mg PO
• Amlodipin 1x5 mg
Tinjauan Pustaka . . .
Definisi

 Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar


serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa
berputar mengelilingi lingkungan sekitar.

Epidemiologi
Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu
dengan prevalensi sebesar 7 %.Beberapa studi telah mencoba untuk
menyelidikiepidemiologi dizziness, yang meliputi vertigo dan non
vestibular dizziness.Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang
paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar 20-30% dari
populasi umum.Dari keempat jenis dizziness vertigo merupakan yang
paling sering yaitu sekitar 54%.Pada sebuah studi mengemukakan
vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita disbanding pria (2:1),
sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren.
Etiologi
• Vertigo merupakan suatu gejala,sederet penyebabnya antara lain
akibat kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam,
obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan
lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan
keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga
bagian dalam.Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan
area tertentu di otak.Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak
dan di dalam otaknya sendiri.
• Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga
tengah dan mata. Penyebab umum dari vertigo:
• Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
• Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
• Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional
• vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
meniere,
• peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
• Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai
cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
• Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic
attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
• Penyebab vertigo dapat berasal dari perifer yaitu dari organ vestibuler
sampai ke inti nervus VIII sedangkan kelainan sentral dari inti nervus VIII
sampai ke korteks. Berbagai penyakit atau kelainan dapat menyebabkan
vertigo.
• Penyebab vertigo serta lokasi lesi :
• Labirin, telinga dalam
• vertigo posisional paroksisimal benigna
• pasca trauma
• penyakit menierre
• labirinitis (viral, bakteri)
• toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
• oklusi peredaran darah di labirin
• fistula labirin
• Saraf otak ke VIII
• neuritis iskemik (misalnya pada DM)
• infeksi, inflamasi (misalnya pada sifilis, herpes zoster)
• neuritis vestibular
• neuroma akustikus
• tumor lain di sudut serebelo-pontin
• Telinga luar dan tengah
• Otitis media
• Tumor
SENTRAL
 Supratentorial
• Trauma
• Epilepsi
 Infratentorial
• Insufisiensi vertebrobasiler
• Obat
Patofisiologi Vertigo Perifer
 Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan penyebab
utama vertigo. Onsetnya lebih sering terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh
pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini
terutama akan mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan gejala
klasik tapi ini juga dapat mengenai kanalis anterior dan horizontal.Otoli
mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang berasal dari
utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan
posisi dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) biasanya idiopatik tapi
dapat juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik telinga, operasi dan
neuritis vestibular sebelumnya, meskipun gejala benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV) tidak terjadi bertahun-tahun setelah episode.
 Ménière’s disease
• Ménière’s disease ditandai dengan vertigo yang intermiten
diikuti dengan keluhan pendengaran .Gangguan pendengaran
berupa tinnitus dan tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang
rendah, dan sensasi penuh pada telinga.
• Ménière’s disease merupakan akibat dari hipertensi
endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi dari membrane
labirin bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga dalam
dengan peningkatan volume endolimfe.Hal ini dapat terjadi
idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus atau bakteri telinga
atau gangguan metabolic.
• Vestibular Neuritis
• Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo,
mual, ataxia, dan nistagmus.Hal ini
berhubungan dengan infeksi virus pada
nervus vestibularis. Labirintis terjadi dengan
komplek gejala yang sama disertai dengan
tinnitus atau penurunan pendengaran.
Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus
vertigo otologik.
Patofisiologi Vertigo Sentral
 Vertebrobasilar insufficiency
• Vertebrobasilar insufficiency biasanya terjadi
dengan episode rekuren dari suatu vertigo dengan
onset akut dan spontan pada kebanyakan pasien
terjadi beberapa detik sampai beberapa menit. Lebih
sering pada usia tua dan pada paien yang memiliki
factor resiko cerebrovascular disease. Sering juga
berhungan dengan gejala visual meliputi
inkoordinasi, jatuh, dan lemah.Pemeriksaan diantara
gejala biasanya normal.
 Tumor Intrakranial
• Tumor intracranial jarang memberi manifestasi klinik vertigo
dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh secara lambat
sehingga ada waktu untuk kompensasi sentral. Gejala yang
lebih sering adalah penurunan pendengaran atau gejala
neurologis . Tumor pada fossa posterior yang melibatkan
ventrikel keempat atau Chiari malformation sering tidak
terdeteksi di CT scan dan butuh MRI untuk diagnosis. Multipel
sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan vertigo akut
dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat gejala
neurologia yang lain dan jarang vertigo tanpa gejala
neurologia lainnya.
Gejala Klinis
• Gejala primer berupa vertigo, impulsion, oscilopsia, ataxia,
gejala pendengaran.Vertigo, diartikan sebagai sensasi
berputa.Vertigo dapat horizontal, vertical atau rotasi.Vertigo
horizontal merupa tipe yang paling sering, disebabkan oleh
disfungsi dari telinga dalam. Jika bersamaan dengan
nistagmus, pasien biasanya merasakan sensasi pergerakan
dari sisi yang berlawanan dengan komponen lambat. Vertigo
vertical jarang terjadi, jika sementara biasanya disebabkan
oleh BPPV.Namun jika menetap, biasanya berasal dari
sentral dan disertai dengan nistagmus dengan gerakan ke
bawah atau ke atas.Vertigo rotasi merupakan jenis yang
paling jarang ditemukan.Jika sementara biasnaya
disebabakan BPPV namun jika menetap disebabakan oleh
sentral dan biasanya disertai dengan rotator nistagmus.
• Gejala sekunder meliputi mual, gejala
otonom, kelelahan, sakit kepala, dan
sensiivitas visual. Gejala nonspesifik berupa
giddiness dan light headness.Istilah ini tidak
terlalu memiliki makna pada penggunaan
biasanya.Jarang dignkan pada pasien dengan
disfungsi telinga namun sering digunakan
pada pasien vertigo yang berhubungan
dengan problem medic.
Diagnosis Penunjang
•  Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular
testing, evalusi laboratories dan evalusi radiologis,
• Tes audiologik tidak selalu diperlukan.Tes ini diperlukan jika pasien
mengeluhkan gangguan pendengaran.Namun jika diagnosis tidak jelas
maka dapat dilakukan audiometric pada semua pasien meskipun tidak
mengelhkan gangguan pendengaran.
• Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan keluhan
dizziness .Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang
jelas.
• Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan
vertigo yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk
terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi
struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white
matter, dan kompleks nervus VIII.
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis


dan pemeriksaan fisik.Sekitar 20 sampai
40% pasien dapat didiagnosis segera setelah
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis
juga dapat ditentukan berdasarkan komplek
gejala yang terdapat pada pasien (table dan
durasi gejala (table )
Penatalaksanaan
 Antihistamin
• Betahistin Mesylate (Merislon)
Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.
• Betahistin di Hcl (Betaserc)
Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam
beberapa dosis.
• Dimenhidrinat (Dramamine)
Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral (suntikan
intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet),
4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk
• Difhenhidramin Hcl (Benadryl)
• Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) –
50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral.Efek
samping mengantuk.
 Antagonis Kalsium
• Cinnarizine (Stugerone)
• Fenotiazine
 Obat Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo.Salah satunya obat
simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.
• - Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 – 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali
sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti
vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi)
dan menjadi gelisah – gugup.
 Obat Anti Kholinergik
Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem
vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.
• - Skopolamin
Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan
mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg – 0,6 mg, 3 –
4 kali sehari
Terapi Fisik Brand-Darrof
• Ambil posisi duduk.
• Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke
posisi kanan, kemudian balik posisi duduk.
• Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan
ke sisi kiri. Masing-masing gerakan lamanya
sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang
kali.
• Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin
lama makin bertambah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai