Oleh:
Auda Humaira, S.Farm (2002045)
Dilla Aprilananda, S.Farm (2002047)
Edo Saputra Azra, S.Farm (2002050)
Felly Cahyana, S.Farm (2002052)
Firda Fitri, S.Farm (2002053)
Fitri Suryani, S.Farm (2002055)
Mozadian Pratiwi, S.Farm (2002068)
Nina Rishanti, S.Farm (2002071)
Sulastri, S.Farm (2002087)
Teannisaa Shaleha Tarif, S.Farm (2002090)
Dosen Pengampu:
Dr. apt. Gressy Novita, M.Farm
DEFINISI KRIM
• krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
FI III untuk pemakaian luar.
PENGGOLONGAN KRIM
M/A
A/M
KELEBIHAN SEDIAAN KRIM,
YAITU :
• Mudah menyebar rata
• Praktis
• Mudah dibersihkan atau dicuci
• Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
• Tidak lengket terutama tipe m/a
• Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
• Digunakan sebagai kosmetik
• Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.
KEKURANGAN SEDIAAN KRIM,
YAITU :
• Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas
• Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
• Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system campuran
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan
penambahan salah satu fase secara berlebihan.
FORMULA DASAR KRIM
Fase minyak
yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam
Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.
Fase air
yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Natr, Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH, gliserin, dll.
SIFAT KRISTAL
CHLORAMPHENICOL
• Amorf adalah zat padat yang tidak mempunyai struktur kristal yang dikenal
dengan sebutan zat amorphous atau zat amorf (a: tidak, morf: bentuk). Partikel- partikel dari
zat amorf tersebut tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak permanen.
Bentuk zat ini akan lebih cepat padaproses ketika absorpsi terjadi. Zat amorf memiliki kelaru
tan yang tinggi di banding dengan bentuk kristal.
PARAMETER YANG
MEMPENGARUHI ABSORPSI :
• Bahan aktif
• Konsentrasi bahan aktif
• Penggunaan bahan obat pada permukaan yang lebih luas
• Pembawa mudah menyebar
• Makin lama sediaan menempel pada kulit, makin banyak kemungkinan diabsorpsi
STABILITAS SEDIAAN KRIM
Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan
oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara
berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu
sama lain.
PEMERIAN BAHAN
2. As. Stearat
1. Kloramfenikol
C11H12Cl2N2O5 mempunyai berat molekul 323,13. Kloramfenikol Nama Lain : Acidum stearicum atau Asam oktadekanoat
mengandung tidak kurang 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C11H12Cl2N2O5 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Nama Resmi : Stearic Acid
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak Pemerian : Kristal tidak berwarna atau serbuk putih,
mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air Kelarutan : Satu gram larut dalam 2500 ml air dan
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian 1,5 ml alkohol atau 3 ml eter. Kegunaan : Sebagai
aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih. pengawet.
9. Air Suling
No 6.95 No 6.96
No 6.181 No 6.182
Produk jadi hendaklah dikarantina Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk
selama menunggu hasil uji mutu dan penentuan memastikan bahwa bahan yang diterima sesuai dengan
status dokumen pengiriman.
No 6.184
No 6.183 Bila identitas atau kondisi wadah produk antara,
Tiap wadah produk antara, produk produk ruahan dan produk jadi diragukan atau tidak sesuai
ruahan dan produk jadi yang diserahkan ke dengan persyaratan identitas atau kondisinya, wadah
area penyimpanan hendaklah diperiksa tersebut hendaklah dikirim ke area karantina. Selanjutnya
kesesuaian identitas dan kondisi wadah. pihak Pengawasan Mutu hendaklah menentukan status
produk tersebut.
ANALISIS FISIKO KIMIA ZAT AKTIF KLORAMFENIKOL
• Kloramfenikol aktif baik terhadap bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negatif . (Ian, 1995),
Rickettsia, Mycoplasma, Chlamydia, dan Chlamydophila spp (Anonim, 2009c). Kloramfenikol berbentuk serbuk
hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan,
stabil dalam larutan netral atau larutan sedikit asam (Anonim, 1995). Serapan 1cm tebal larutan dengan
konsentrasi 0,002 % b/v dalam air pada 278 nm adalah 0,58 sampai 0,61 (Anonim, 1979). Kloramfenikol
sangat larut dalam metanol dan setiap 2,5 mg kloramfenikol larut dalam 1 ml air (Anonim, 1989).
• Kloramfenikol memiliki berat molekul 323,1; pKa 5,5; kelarutan dalam alkohol 1 : 2-5; dalam air 1 : 400;
koefisien partisinya 12, memiliki pH antara 4,5-7,5. Larutan kloramfenikol stabil bila tidak terkena cahaya.
Kloramfenikol dalam etanol mempunyai ëmaks pada 271 nm (E 1%,1cm = 178) (Clarke, 1986). Proses
degradasi kloramfenikol yang sering terjadi adalah hidrolisis, terdegradasi oleh cahaya dan oksidasi (Boer
dan Pijnenburg, 1983). Penetapan kadar kloramfenikol dan produk hidrolisisnya pernah dilakukan oleh Khalil et
al. dengan menggunakan KCKT fase terbalik. Metode tersebut dikatakan lebih baik dari pada metode yang
disarankan oleh British Pharmacepoeia karena memiliki akurasi, presisi dan waktu analisis yang lebih singkat.
• Analisis kloramfenikol dalam berbagai bentuk sediaan obat pernah dilakukan dengan menggunakan
metode kolorimetri. Titanium (III) klorida digunakan untuk mereduksi kloramfenikol kemudian
senyawa hasil reduksi tersebut dikopling menggunakan p-dimetilaminobenzaldehid dan diukur pada
panjang gelombang 440 nm (Eboka et al., 2003).
FORMULASI
Klorampenikol 2%
Asam Stearat 15%
Cera Alba 2%
Vasilin Album 8%
TEA 1,5%
PEG 8%
Nipasol 0,12%
Nipagin 0,05%
Aquadest ad 10 gr
PERHITUNGAN
Peleburan bahan
Pencampuran dengan Pelarutan zat aktif
Dasar krim (Fase
Ultra turrax Pengawet (Fase cair)
minyak)
IPC
Pemerian
pH
Stabilitas krim
Pencampuran dengan
mixer
IPC IPC
Pemerian Karantina produk antara Pemerian
Identifikasi Bobot rata-rata
pH Koefisien farmasi
Kadar zat Pengisian ke tube
berkhasiat
Homogenitas Karantina produk
Koefisien variasi ruahan IPC
Pemerian
Pengemasan Identifikasi
pH
Kadar zat
Karantina produk jadi berkhasiat
Karantina produk jadi Homogenitas
Gudang obat jadi Koefisien variasi
EVALUASI KRIM
KLORAMFENIKOL
• Uji Homogenitas
• Pengujian homogenitas sediaan krim bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya
bahan-bahan sediaan krim, seperti zat aktif, fase minyak dan fase air (Juwita, 2013). Krim
yang memenuhi syarat homogenitas fisik yaitu tidak terlihat partikel kasar, yaitu jika
dioleskan pada sekeping kaca tidak adanya partikel dan pemisahan antara komponen
penyusun emulsi tersebut (Erungan, 2009)
• Uji pH
• Alat yang digunakan untuk mengukur pH ini adalah pH meter.
Pengukuran pH ini bertujuan untuk mengetahui apakah krim yang
telah dibuat bersifat asam atau basa karena pH kulit wajah memiliki
kriteria yaitu sekitar 4,5-6,5 sehingga aman dalam penggunaan dan
tidak mengiritasi kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
ALAT UJI PH METER
• Uji Organoleptik
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui, tidak digunakan penggunaan jangka panjang dan pada area luas
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan super infeksi. (ika hal ini terjadi maka pengobatan harus dihentikan dan diganti
dengan pengobatan lain yang tepat
Efek Samping : rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, dan hipopigmentasi
Kontraindikasi : Penderita dengan tuberkolosa kulit dan infeksi jamur (mikosis)
Simpan pada suhu kamar 26-30 terlindung oleh cahaya
No Batch : 1030321
No reg : . DKL 2100100229 A1
Mfg date : Maret 2021
Exp date : Maret 2023
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Diproduksi oleh :
PT. UNO PEKANBARU-INDONESIA
KEMASAN SEKUNDER (KOTAK OBAT)
KOMPOSISI INDIKASI
Tiap 10 gram mengandung : Mengobati infeksi pada kulit,
Kloramfenikol ……….. 2% % termasuk infeksi sekunder yang
umumnya menyertai radang kulit
Loramfen
Loramfen®
®
Loramfen®
4. KONTRA
INDIKASI Kloramfenikol KRIM DIPRODUKSI OLEH:
PT. UNO PEKANBARU-
1. ATURAN PAKAI Netto: 10 gram
INDONESIA
KETERANGAN LAIN LIHAT BROSUR
OBAT LUAR Reg No. DKL 2100100229 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER Bacth No. 1030321
Mfg. date : Maret 2021
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (26-30°C) Exp. Date : Maret 2023
DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA
3. ATURAN PAKAI
Oleskan kulit yang sakit 3-4 x
sehari
Jika dalam waktu 2-4 minggu tidak ada perubahan, maka pengobatan
perlu ditinjau kembali.
PROSEDUR REGISTRASI
OBAT
Yaitu obat yang diproduksi di dalam negeri a)Registrasi obat yang dilindungi paten hanya boleh
untuk diedarkan di luar negeri dilakukan oleh Industri Farmasi pemegang hak paten
(dibuktikan dengan sertifikat paten), atau Industri Farmasi
a)Pendaftar obat khusus eksport adalah lain atau Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh
pemilik paten (dibuktikan dengan surat pengalihan paten).
Industri Farmasi yang telah memenuhi b)Registrasi dapat diajukan mulai 2 (dua) tahun sebelum
syarat dari negara tujuan. berakhirnya perlindungan hak paten.
c)Dalam hal registrasi obat yang bersangkutan hanya boleh
b)Obat khusus untuk ekspor harus memenuhi diedarkan setelah habis masa perlindungan paten obat
inovator.
kriteria khasiat, keamanan, dan mutu
KATEGORI REGISTRASI OBAT
Registrasi baru
●
Registrasi baru dalah registrasi obat dengan zat akti baru, atau zat
tambahan baru, atau bentuk sediaan/cara pemberian, atau kekuatan baru,
atau kombinasi baru yang belum pernah disetujui di Indonesia
Registrasi baru
Registrasi variasi
●
Perubahan terhadap obat yang telah mendapat nomor izin edar harus
dilaporkan kepada Kepala Badan POM melalui mekanisme Registrasi Registrasi variasi
Variasi
Registrasi Ulang
Registrasi Ulang
●
Registrasi ulang adalah registrasi perpanjangan masa berlaku izin
edar. Pengajuan registrasi ulang dilakukan paling cepat 120 hari
TATA LAKSANA REGISTRASI
●
Permohonan pra-registrasi obat dilakukan untuk registrasi obat, penentuan
kategori registrasi, penentuan jalur evaluasi, penentuan biaya evaluasi, dan
Tahap praregistrasi ●
penentuan dokumen registrasi obat
Paling lama dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak diterimanya
permohonan, Kepala Badan POM memberikan surat Hasil Pra-Registrasi
(HPR) kepada pendaftar
●
Registrasi obat dilakukan setelah tahap pra-registrasi.
Permohonan pra-registrasi dan registrasi diajukan oleh
Tahap registrasi pendaftar secara tertulis kepada Kepala Badan POM dilampiri
dengan dokumen pra-registrasi atau dokumen registrasi
TATA CARA MEMPEROLEH IZIN EDAR
c) Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan terbatas hanya untuk keperluan evaluasi
d) Terhadap registrasi dikenakan biaya, Ketentuan tentang biaya sebagaimana dimaksud ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan;
e) Terhadap dokumen registrasi yang telah memenuhi ketentuan dilakukan evaluasi sesuai kriteria izin edar
IZIN EDAR • PEMBERIAN IZIN EDAR
• PELAKSANAAN IZIN EDAR edar berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Komite
1. Pendaftar yang telah mendapat izin edar wajib Nasional Penilai Obat, Panitia Penilain Khasiat-Keamanan
memproduksi atau mengimpor dan mengedarkan dan Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal
Kerasionalan Obat;
persetujuan dikeluarkan.
2. Kepala Badan melaporkan Izin edar sebagaimana dimaksud
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
kepada Menteri satu tahun sekali;
dilaporkan kepada Kepala Badan.
3. Dalam hal permohonan registrasi obat ditolak, biaya
1.EVALUASI
Terhadap dokumen registrasi obat jadi yang telah memenuhi kelengkapan dilakukan
evaluasi sesuai kriteria pendaftaran. Untuk melakukan evaluasi dibentuk :
a. Komite Nasional Penilai Obat (KOMNAS-POJ)
b. Panitia Penilai Khasiat-Keamanan
c. Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat
1.EVALUASI KEMBALI
Evaluasi kembali obat yang sudah beredar dilakukan terhadap :
• Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan efektifitasnya yang terungkap
sesudah obat dipasarkan.
• Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo.
Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi
PEMBATALAN IZIN EDAR
• Dengan tidak mengurangi ancaman pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang, Kepala Badan POM
1. Berdasarkan penilaian atau pemantauan dalam penggunaannya setelah terdaftar tidak memenuhi kriteria
pendaftaran.
Nomor pendaftaran untuk Obat terdiri dari 15 digit yaitu 3 digit pertama berupa huruf dan 12 digit sisanya berupa
angka
• Digit ke 1 menunjukkan jenis atau kategori obat,seperti : D = berarti Obat dengan merek dagang (Paten),
G = berarti obat dengan nama generic
• Digit ke 3 menunjukkan lokasi obat tersebut di produksi atau tujuan diproduksinya obat tersebut
• Digit ke 4, 5 menunjukkan tahun pendaftaran
• Digit ke 6, 7, 8 menunjukkan nomor urut pabrik
• Digit ke 9, 10, 11 menunjukkan nomor unit obat jadi yang disetujui untuk pabrik
• Digit ke 12, 13 menunjukkan bentuk sediaan
• Digitt ke 14 menunjukkan kekuatan sediaan obat
• Digit ke 15 menunjukkan perbedaan kemasan (kemasan pertama, kedua atau ketiga)
TERIMA KASIH