Anda di halaman 1dari 68

BASIC OF EKG

By
Ns. Terry Skep
PENDAHULUAN
 Elektro : listrik
 Kardio : jantung
 ELEKTRKARDIOGRAF alat untuk merekam
aktivitas listrik jantung
 ELEKTRKARDIOGRAM grafik hasil perekaman
potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung
 ELEKTROKARDIOGRAFImempelajari aliran
listrik yang terbentuk selama aktivitas jantung
1. Mengetahui gangguan konduksi (aritmia)
2. Mengetahui daerah iskemik dan infark miokard
3. Mengetahui pembesaran/ hipertrofi atrium dan
1. Diagnostik ventrikel
4. Mengetahui efek obat-obatan, terutama digitalis
dan anti aritmia
5. Mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit,
khusus kalium
6. Mengetahui penilaian fungsi pacu jantung

sebagai sarana untuk menilai keberhasilan tindakan


pengobatan yang telah dibersihkan, dan sebagai
2. Evaluasi sarana evaluasi dari tindakan latihan yang telah
dilakukan.
E K G
1. Sistem 1. Anatomi 1. Perekaman &
Konduksi Sandapan EKG
Jantung
2. Sifat Khusus 2. Kertas EKG &
Otot Jantung 2. Sirkulasi Kurva EKG
3. Aksi sistemik &
3. Interpretasi
potensial Pulmonal
EKG
3. Sirkulasi
Koroner
Anatomy of Heart
Histology of myocard
Impuls listrik yang
ditimbulkan oleh jantung
sendiri ( autorhytmicity )
Potensial aksi ( aliran
ion positif dan negatif di
membran sel ) 
dihantarkan sepanjang
membran sel otot jantung
 jantung berkontraksi
secara ritmik
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
Cardiac Action Potential
PNa PX = Permeability to ion X 1. Fase 0 Na channel terbuka Na masuk
1
+20
2 PK and PCa  depolarisasi cepat  potensial
0 membran (PM) menca-pai + 20 mV
Membrane potential (mV)

-20 sebelum Na channel tutup


3 PK and PCa
-40 0 2. Fase 1 Na channel tutup, repola-risasi
-60 PNa
mulai K out
-80 4 4 3. Fase 2 K channel tutup PK, Ca
-100 channel buka PCa, K out sedikit dan
0 100 200 300
Time (msec) Ca influk banyak
Phase Membrane channels
4. Fase 3 Ca channel tutup, K chan-nel
0 Na+ channels open
1 Na+ channels close buka  PCa  dan PK 
2 Ca2+ channels open; fast K+ channels close
3 Ca2+ channels close; slow K+ channels open
4 Resting potential
ACTION POTENTIAL
SISTEM KONDUKSI
Conduction system of the heart
• S-A Node
 
• Atria
 
• A-V Node
 
• Bundle of His
 
• Purkinje Fibers
 
• Ventricles
Waves of
electrocardiogram
Electrocardiogram
• Menempatkan elektroda dipermukaan kulit
 aktivitas listrik jantung akan nampak
pada monitor  elektrocardiogram
SANDAPAN EKG
TERDAPAT 2 JENIS SANDAPAN ( LEAD ) PADA EKG.
•Sandapan Bipolar
Yaitu merekam perbedaan potensial dari dua elektroda, sandapan
ini ditandai dengan angka romawi ( I, II dan III )
•Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ektremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ektremitas,
elektroda ekplorasi diletakan pada ektremitas yg mau diukur.
Gabungan elektroda-elektroda pada ektremitas yg lain
membentuk elektroda indiferen ( potensial 0 )
( aVR, aVL, aVF )
SandapanUnipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda
eksplorasi yg ditempatkan di beberapa dingding dada. Elektroda
indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda
ektremitas. ( V1 s/d V9 dan V3R, V4R )
Sandapan Unipolar
Ektremitas
SEGI TIGA
EINTHOVEN
Unipolar Pre Cordial
Rekaman potensial (pada bidang
horizontal) dari satu titik di
permukaan dada
V1 : SIC 4 garis sternal kanan
V2 : SIC 4 garis sternal kiri
V3 : antara V2 dan V4
V4 : SIC 5 garis midclavicular
kiri
V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior
kiri
V6 : SIC 5 garis aksilaris media
kiri
12 SANDAPAN (LEAD) EKG

 Aktivitas listrik jantung


pada bidang frontal
•Bipolar standard lead (
I, II, III)
•Unipolar lead ekstremitas
(aVR, aVL, aVF)
 Chest lead (Precordial)
 Bidang horizontal
(V1, V2, V3, V4, V5,
V6)
Electrocardiogram
Augmented
Standard Limb Vector

FRONTAL CHEST
LEADS LEADS
Electrocardiogram
CONTOH EKG
KERTAS EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang
merupakan garis horizontal dan vertikal dengan
jarak 1mm ( kotak kecil ). Garis yang lebih tebal
pada setiap 5mm disebut ( kotak besar ) 0,04 dt

Garis horizontal => waktu. ( Detik ) 0, 20 dt


1mm = 1 KK = 0,04 dtk
5 KK = 1 KB = 0,20 dtk
= 5 KB = 1 dtk
= 30 KB = 6 dtk
1500 KK = 60 dtk = 300 KB
Garis vertical => voltage. ( mv )
1mm = 1 KK = 0,1 mv 0,1 mv 0,5 mv
5 mm = 5 KK = 0,5 mv
10 KK = 2 KB = 1 mv
20 KK = 4 KB = 2 mv

ISMAIL PRODUCTION
The Paper of EKG

Menentukan frekuensi jantung


A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R

B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )


Jml kotak kecil antara R – R

C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS


dan kalikan 10.

CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR.


RUMUS C UNTUK YANG TIDAK TERATUR.
KENAPA 1 KK kesamping = 0,04 Detik ?
Karena Standar perekaman EKG, menggunakan
kecepatan 25 mm/dt dan ukuran kertas EKG I KK =
1 mm
Jadi 1 / 25 mm/dt = 0,04 dt

KENAPA 1 KK ke Atas = 0,1 milivolt ?


Karena Standar perekaman EKG,
menggunakan voltage 10 mm/dt dan
ukuran kertas EKG I KK = 1 mm
Jadi 1 / 10 mm/mv = 0,1 mv
KURVA EKG
Bagaimana cara menilai gelombang
EKG

1. Buat Garis Isoelektrik


2. Depleksi positif pertama disebut Gel P
3. Depleksi negatif pertama Pada Kompleks QRS
disebut Gel q
4. Depleksi positif pada Kompleks QRS disebut Gel
R
5. Depleksi negatif setelah gel R melewati garis
isoelektrik disebut Gel S
6. Depleksi Positif Setelah Komplek QRS Gel T
Kurva EKG
GELOMBANG P
Gambaran yang ditimbulkan oleh
depolarisasi atrium
Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt Lebar
: < 0,12 detik Selalu
positif di L II Selalu negatif di aVR

Kepentingan
Mengetahui kelainan di Atrium

“Gelombang P Mitral”

“ Gelombang P Pulmonal “
GELOMBANG QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel
Normal : Normal gelombang Q
Lebar : 0,06 - 0,12 detik Lebar : < 0,04 detik
Tinggi : Tergantung lead Dalam : < 1/3 tinggi R
Gel R
defleksi positif pada pada Kompleks QRS. Gel R
umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6.
Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau
tidak ada
Gel S
defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead
aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam dari V2
ke V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang.
Kepentingan :
Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
Mengetahui adanya Bundle branch block
Terminologi morfologi QRS
qRs Rs R rS

QR Q/QS rR’ rSr’


Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan oleh repolarisasi ventrikel

Nilai normal :
* 1 MV di lead dada
* 0,5 MV di lead ekstrimitas
*Minimal ada 0,1 MV
T Normal
Kepentingan :
*Mengetahui adanya iskemia/infark
*Kelainan elektrolit

T Invertid
PR Interval
Diukur dari permulaan P s/d
permulaan QRS

Normal : 0,12 - 0,20 detik

Kepentingan :
Kelainan sistem konduksi
ST Segmen
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T

Normal : Isoelektris “Sejajar Garis


Isoelektrik”
Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut
Depresi Pada iskemia

Normal ST Elevasi ST Depresi


Tip Mudah mengingat Normal Gelombang
EKG
Gembang P
•Tinggi : < 0,3 ≤ 3 KK
mvolt
•Lebar : <
0,12 detik
3 - 5 KK
PR Interval
•0,12dt – 0,20 dt
1,5 - 3 KK
Komplek QRS
•0,06 dt – 0,12 dt
KESIMPULAN

Jika suami diikuti istri dan


Jika Ada Gelombang P anak kesan kita itu satu
diikuti QRS dan T keluarga
disebut Sinus
Axis Jantung

Axis jantung
singkatnya adalah
resultan dari seluruh
vektor dari arus
listrik jantung yang
menandakan arah
sebagian besar arus
listrik jantung berada
Normal Axis
How to read an ECG
1. Rhytm 6. Q Wave
( Reguler / Ireguler ) 7. QRS Complex
2. Rate ( QRS Lebar  aritmia
3. Axis ventrikel, RBBB, LBBB )
( NAD/RAD/LAD ) 8. QT Interval
9. ST Segment ( ST Elevasi/ ST
4. P Wave
Depresi )
( P Pulmonal/ P Mitral )
10.T Wave
5. PR Interval ( Hypercalemia/ Early
( AV Block ) STEMI )
BAGAIMANA CARA MENGINTERPRETASIKAN
EKG STRIP
1.Nilai Irama
2.Hitung HR
3.Menilai Gelombang P
4.Menilai PR Interval
5.Menilai Komplek QRS
6.Kesimpulan
EKG NORMAL
Kriteria irama Normal sinus Rhytm (NSR) adalah sbb :
1.Irama teratur.
2.pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari Nodus SA
3.Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
4.Gel P dng morfologi yang sama dalam setiap beat, PP interval yang sama dari
beat ke beat setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
5.Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
6.Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
7.P di lead II , III, aVF positif, P di lead aVR dan V1 negatif, P-P dan R-R interval
sama dan reguler
Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia atau
aritmia ( gangguan irama ).

NORMAL SINUS RHYTHM


Impulses originate at S-A node at normal rate
Perubahan gambaran :
•T menjadi lebih tinggi dan lancip
•R menjadi lebih pendek
•QRS menjadi melebar
•QRS bersatu dengan T, sehingga segmen ST menghilang
•P mengecil dan akhirnya menghilang
Pada hipokalemia atau kadar kalium darah menurun, akan tampak gambaran EKG antara lain:
•U menjadi prominen
•T semakin mendatar dan akhirnya terbalik
•Depresi ST
•Interval PR memanjang
• Kelainan EKG pada hiperkalsemia yang paling penting adalah interval
QT yang memendek
Pada hipokalsemia yang penting untuk diperhatikan adalah segmen  ST yang
memanjang sehingga interval QT memanjang.
How to read EKG
QRS komplek ( ada/tidak )
Tidak ada  Asistol/VF
QRS ada Cepat ( Tachycardia ) /lambat
( Baradicardia )
QRS Lebar atau sempit
QRS Regular/ireguler
Gelombang P
Gel P dan QRS berhubungan? 1 P diikuti 1
QRS, jarak antara gel.P dan QRS
OK, kita telah menganalisa EKG strip.
Apa yang perlu kita kaji lagi?

Apakah pasien stabil atau tidak stabil ?

 Sadar dan orientasinya bagus


 Kulit hangat dan kering
 Sesak ( saat istirahat atau aktifitas )
 Mengeluh dada terasa berdebar-debar ( apakah pulsasi lambat
atau cepat, regular/irregular).
 mengeluh pandangan kabur atau pusing

Monitoring hemodinamika vital sign


NORMAL SINUS RHYTHM
Kriteria Irama Sinus Rhythm
•Irama teratur
•Frekuensi jantung (HR) antara 60-100 kali/ menit
•Gelombang P normal (setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan gelombang T
•Interval PR normal (0,12 – 0,20 detik)
•Gelombang QRS normal (0,06 – 0,12 detik)
•Semua gelombang sama

Sinus Tahikardi
Irama Teratur
Frekuensi (HR) >100-150 kali/ menit
Gelomang P Normal, setiap gelombang P diikuti
gelombang QRS dan T

PR Interval Normal
Gelombang QRS Normal
Semua gelombang sama  
Sinus Bradikardia Sinus Aritmia
Irama Teratur
Frekuensi (HR) < 60 kali/ menit Irama Tidak teratur
Gelomang P Normal, setiap gelombang P Frekuensi (HR) Biasanya antara 60-100
diikuti gelombang QRS dan kali/ menit
T Gelomang P Normal, setiap gelombang
PR Interval Normal
Gelombang QRS Normal PR Interval Normal
Semua gelombang sama   Gelombang QRS Normal
Semua gelombang sama  

Sinus Arest
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS Atrial Ekstrasistol
dan T Irama Tidak teratur karena ada irama yang
Irama Tidak teratur, kecali pada yang
timbul lebih awal
hilang
Frekuensi (HR) Biasanya 60kali/ menit Frekuensi (HR) Terrgantung irama dasarnya
Gelomang P Normal, setiap gelombang
Gelomang P Bentuknya berbeda dari irama
PR Interval Normal
Gelombang QRS Normal dasarnya
Hilangnya gelombang P, QRS dan T tidak menyebabkan jarak PR Interval Normal atau memendek
antara R-R
Superventrikel Takhikardi Artial Fluter
Irama Teratur Irama Biasanya teratur, bisa juga tidak
teratur
Frekuensi (HR) 150-250 kali/ menit Frekuensi (HR) Bervariasi bisa normal, cepat
atau lambat
Gelomang P Sukar dilihat, kadang terlihat
Gelomang P Tidak normal seperti gigi
tapi kecil gergaji, teratur dan dapat
PR Interval Tidak dapat dihitung atau dihitung misalnya P:QRS= 2:1,
memendek 3:1 atau 4:1
PR Interval Tidak dapat dihitung
Gel. QRS Normal
Gelombang QRS Normal
Semua gelombang sama  

Atrial Fibrilasi (AF)


Irama Tidak teratur
Frekuensi (HR) Bervariasi bisa normal, cepat atau Junctional Rhytm
lambat Irama Teratur
Rafid respon HR ≥ 100 kali/menit Frekuensi (HR) 40-60 kali/ menit
Normo respon HR 60 – 100 kali/ menit
Gelomang P Terbalik di depan atau di
Slow respon HR ≤ 60 kali/ menit belakang gelombang QRS
Gelomang P Tidak dapat diidentifikasi, sering
PR Interval <0,12 detik atau tidak
terlihat keriting
terhitung
PR Interval Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS Normal
Gelombang QRS Normal
Junctional Ekstrasistol Irama Idioventrikuler
Irama Tidak teratur, karena ada gelombang Irama Teratur
yang muncul lebih awal
Frekuensi (HR) Tergantung irama dasarnnya Frekuensi (HR) 20 – 40 kali/ menit
Gelomang P Tidak ada atau tidak normal, sesuai Gelomang P Tidak terlihat
dengan letak impuls
PR Interval Tidak dapat dihitung atau memendek
PR Interval Tidak ada
Gelombang QRS Normal Gelombang QRS Lebar (>0,12 detik)

Junctional Takhikardi Ektrasistol Ventrikuler


Irama Teratur Irama Tidak teratur, karena ada gelombang
Frekuensi (HR) >100 kali/ menit yang timbul lebih awal
Gelomang P Tidak ada atau terbalik didepan atau
dibelakang gel. QRS Frekuensi (HR) Tergantung irama dasarnya

PR Interval Tidak dapat dihitung atau Gelomang P Tidak ada


memendek PR Interval Tidak ada
Gelombang QRS Normal Gelombang QRS > 0,12 detik
Ventrikel Takhikardia Ventrikel Fibrilari
Irama Teratur Irama Tidak teratur
Frekuensi (HR) Tidak dapat dihitung
Frekuensi (HR) > 100 kali/ menit
Gelomang P Tidak ada
Gelomang P Tidak terlihat
PR Interval Tidak ada
PR Interval Tidak ada Gelombang Tidak dapat dihitung,
Gelombang QRS Lebar (> 0,12) QRS bergelombang dan tidak teratur

Sinoatrial Blok Blok Atrioventrikuler Derajat I


Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, Irama Teratur
QRS, T menyebabkan kelipatan jarak antara R – R
Frekuensi (HR) Biasanya antara 60 – 100 kali/
Irama Teratur, kecuali pada yang hilang
menit
Frekuensi (HR) Biasanya kurang dari 60 kali/ menit Gelomang P Normal, selalu diikuti gel. QRS
Gelomang P Normal, selalu diikuti gelombang QRS
PR Interval Memanjang > 0,20 detik
PR Interval Normal
Gelombang QRS Normal
Gelombang QRS Normal
(AV Blok) Derajat II Mobitz 1 Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV Blok)
Irama Tidak Teratur Irama Teratur
Frekuensi (HR) 60 – 100 kali/ menit atau kurang dari Frekuensi (HR) Kurang dari 60 kali/ menit
60 kali/ menit
Gelomang P Normal, tetapi ada satu gelombang P Gelomang P Normal, tetapi gelombang P dan
yang tidak diikuti gelombang QRS gelombang QRS berdiri sendiri –
PR Interval Makin lama makin panjang sampai ada sendiri gelombang kadang diikuti
gelombang P yang diikuti gelombang gelombang QRS kadang tidak
QRS, kemudian siklus makin panjang
PR Interval Berubah – ubah
diulang
Gelombang QRS Normal atau lebih dari 0,12 detik
Gelombang QRS Normal

Right Bundle Branch Blok (RBBB)


AV Blok Derajat II Mobitz 2
Irama Umumnya tidak teratur, kadang bisa Irama Teratur
teratur Frekuensi Umunya normal antara 60
Frekuensi (HR) Biasanya lambat, <60 kali/ menit
(HR) – 100 menit
Gelomang P Normal, ada satu atau lebih gelombang P
yang tidak diikuti gelombang QRS
Gelomang P Normal, setiap
PR Interval Normal atau memanjang secara konstan gelombang selalu diikuti
kemudian ada blok gelomang QRS dan T
Gelombang QRS Normal
PR Interval Normal
Gelombang Lebar lebih dari 0,12
QRS detik
Left Bundle Branch Blok (RBBB)
Irama Teratur
Frekuensi (HR) Umumnya normal,60 – 100 kali/ menit

Gelomang P Normal, setiap gelombang P selalu diikuti


gelombang QRS dan T

PR Interval Normal
Gelombang QRS Lebar lebih dari 0,12 detik
Fase akut Umumnya gelombang Q patologis
disertai ST elevasi/ hanya berupa
elevasi segmen ST
Fase sub- Gelombang Q patologis disertai
akut/ recent gelombang T terbalik

Fase old Gambaran EKG berupa gelombang Q


patologis, segmen ST dan gelombang T
normal kembali

ST Segment Depression

Miocard Infark

Anda mungkin juga menyukai