Anda di halaman 1dari 17

PEMROSESAN ALAT

Achmad Syahbana, S.Farm, M.Farm., Apt


Pemrosesan Alat
Dekontaminasi alat
Pencucian/bilas
DTT/ sterilisasi
Dekontaminasi Alat
Cara Kerja :
Gunakan sarung tangan karet yg tebal /
sarung tangan yg terbuat dari lateks
Masukkan benda2 yg terkontaminasi ke
dlm larutan klorin 0,5% slama 10 mnit.
 pastikan alat/ benda terendam
seluruhnya
Rumus membuat larutan klorin

% larutan konsentrat
Jumlah bagian air = - 1
% larutan yg diinginkan

Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari serbuk kering

% larutan yg diinginkan
Gram/ liter = x 1000
% larutan konsetrat
Pencucian & Pembilasan
Alat & Bahan :
 sikat halus
 wadah plastik/ baja anti karat (stainless steel)
 air bersih
 bahan yg akn di cuci, spti sarung tangan karet
yg tebal/ sarung tangan rumah tangga dr lateks
 tabung suntik (min. uk 10 ml ) → kateter &
pnghisap lendir
 Sabun & deterjen
Cara Kerja :
Pakai sarung tangan yg tebal
 ambil peralatan bekas pakai yg sdh didekontaminasi
Agr tdk merusak benda2 yg trbuat dr plastik/ karet, jgn
dicuci secara brsamaan dgn peralatan yg trbuat dr logam
Lakukan pncucian benda tajam secara terpisah & hati2
Gunakan sikat dgn air & sabun u/ mnghilangkan sisa
darah & kotoran
Buka engsel gunting & klem
Lkkn pnyikatan terutama di bag. sambungan
Pastikan bersih tdk ada sisa darah & kotoran
Lkkn pncucian stiap benda minimal tiga kali (lbh jk
prlu) dgn air & sabun/ deterjen
Bilas benda2 tsb dgn air bersih
Ulangi prosedur tsb pd benda2 lain
Apabila akn di DTT scra kimiawi (spt dlm lar. klorin
0,5%) t4 kan prlatan dlm wdh yg brsih & biarkn
kering sblm mmulai proses DTT
Apabila akn di DTT dgn direbus, autoklaf/ oven
panas kering tdk prlu di keringkan dlu
 cuci sarung tngan dgn air & sabun kmudian dbilas
scra seksama dgn mnggunakan air bersih
Letakkan & gantungkan sarung tangan dgn cara
diangin2kan
DTT

1. DTT dgn cara rebus → 20 mnt stlh air


mndidih
2. DTT dgn cara uap panas → 20 mnt stlh air
mndidih
3. DTT dgn cara kimiawi → dgn klorin &
glutaraldehid slama 20 mnt.
Sterilisasi
1. Sterilisasi uap → dgn autoklaf suhu 121ºC
dan 106 kpa selama 20 mnt (u/ alt yg tdk
dbungkus kain) & 30 mnt (u/ alt yg dbungkus
kain).
2. Sterilisasi panas kering → suhu 170 0 C slma
1 jam, u/ alat tajam suhu 1600 C slma 2 jam
3. Sterilisasi kimia →dgn glutaraldehid 2-4 %
direndam slma 10 jam, atau formaldehid 8%
drendam slma 24 jam
INFEKSI NOSOKOMIAL
infeksi yang didapat seseorang  saat
mereka mendapat perawatan untuk
penyakit di luar infeksi tersebut.

Infeksi nosokomial dapat diperoleh di


manapun, seperti rawat inap rumah sakit,
rawat jalan, fasilitas cuci darah utnuk
penderita gagal ginjal, pusat rehabilitasi,
kamar operasi, dan perawatan di rumah.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi nosokomial antara lain:
Berhubungan dengan status kesehatan pasien
 Usia lanjut
 Malnutrisi (kekurangan gizi)
 Alkoholisme (kecanduan alcohol)
 Perokok
 Penyakit kronis, seperti penyakit paru kronis, kanker
 Diabetes mellitus (penyakit kencing manis)

Berhubungan dengan proses akut


 Operasi
 Trauma
 Luka bakar
Berhubungan dengan tindakan invasive
(tindakan yang memasuki tubuh pasien)
Intubasi trakeal (memasukan selang ke dalam
organ trakea untuk membantu pernafasan)
Pemasangan kateter pada pembuluh darah
sentral
Pemasangan kateter urin (ke dalam kandung
kemih untuk pasien dengan gangguan
berkemih)
Cuci darah
Tindakan invasif lainnya
Berhubungan dengan pengobatan
Transfuse darah
Pengobatan imunosupresi (penekanan sistem daya
tahan tubuh)
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat
mengakibatkan bakteri menjadi resisten atau kebal
terhadap antibiotik tersebut dan menghilangkan
bakteri “baik” di dalam tubuh
Posisi berbaring yang terlalu lama
Nutrisi parenteral (nutrisi yang diberikan melalui
pembuluh darah)
Lamanya perawatan di rumah sakit atau pelayanan
medis lain
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai